KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

dokumen-dokumen yang mirip
KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DISISI DALAM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG POSISI VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 10 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 2 CM TIAP JARAK 15 CM

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

Abstract. Abstrak. Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

SKRIPSI CHOMARUDIN HARIS SETIYAWAN I

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1CM TIAP JARAK 15CM

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 5 CM

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 2 CM DAN 3 CM

KUAT LEKAT TULANGAN POLOS BAMBU (ORI, PETUNG, WULUNG)

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG BERTAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM, PADA LEBAR TAKIKAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU ORI TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM. Shendy Nurcahyo Putro1), Agus Setiya Budi2), Endang Rismunarsi3)

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 6 CM DAN 7 CM

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 2 CM DAN 3 CM

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 5 CM

Jln. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN SEJAJAR

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 2 CM DAN 3 CM

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR

KAJIAN KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG POLOS (ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PLAT LANTAI)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG POLOS SKRIPSI

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN KUAT LEKAT DAN KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU ORI PADA BETON NORMAL SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 4 CM DAN 5 CM

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM PADA BETON NORMAL

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 6 DAN 7 CM

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

FRESTA OKTAVIANA NIM I

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU DENGAN BETON

PENINGKATAN KAPASITAS PENAMPANG BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TANPA PILINAN

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM, PADA LEBAR TAKIKAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM,PADA LEBAR TAKIKAN 1CM DAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANG BAMBU PETUNG POLOS

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT LENTUR DAN KUAT LEKAT BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG POLOS

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

Transkripsi:

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM Chomarudin Haris Setiyawan 1), Agus Setiya Budi 2), Supardi 3) 1) Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3) Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta 57126.Telp.0271647069. Email :chomarudin.hs@gmail.com Abstract Bamboo is one of alternative to replace steel reinforcement for simple residential construction. Bamboo is a renewable resource that can be found in various regions and bamboo is environmental friendly. This study was purposed to determine the flexural strength of bamboo petung reinforcement concrete beams with u-type vertical parallel notches width of 1 cm and 2 cm at 5 cm spaces between the notches. This research includes the preparation phase, preliminary testing stage, the stage of manufacture of the test object, and flexural strength testing phase. The dimension of bamboo used as reinforcement is 1650x20x5 mm. The dimension of beams are 1700x110x150 mm. Flexural strength testing refers to the SNI 03-4431-1997. The average flexural strength for bamboo reinforcement with 1 cm notches is 7.9679 N/mm 2 and bamboo reinforcement with 2 cm notches is 7.6972 N/mm 2. Keywords: flexural strength, bamboo reinforcement, bamboo reinforcement concrete beam, notches Abstrak Bambu merupakan salah satu alternatif pengganti tulangan baja untuk kebutuhan konstruksi rumah tinggal sederhana. Bambu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui yang keberadaannya mudah ditemukan di berbagai wilayah dan ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat lentur balok tulangan bambu petung vertikal dengan takikan sejajar tipe U lebar 1 cm dan 2 cm dengan jarak antar takikan 5 cm. Penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pengujian pendahuluan, tahap pembuatan benda uji, dan tahap pengujian kuat lentur. Dimensi bambu yang digunakan sebagai tulangan adalah 1650x20x5 mm. Dimensi balok adalah 1700x110x150 mm. Pengujian kuat lentur mengacu pada SNI 03-4431-1997. Nilai kuat lentur rata-rata dari pengujian untuk tulangan bambu dengan takikan 1 cm sebesar 7,9679 N/mm 2 dan tulangan bambu dengan takikan 2 cm sebesar 7,6972 N/mm 2. Kata kunci: kuat lentur, tulangan bambu, balok beton tulangan bambu, takikan PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini mengakibatkan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan baja sebagai tulangan konstruksi rumah tinggal. Peningkatan kebutuhan baja tidak diimbangi dengan persediaan baja di alam yang semakin menipis karena baja merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, oleh karena itu perlu adanya bahan alternatif pengganti baja sebagai tulangan. Para ahli struktur telah meniliti bahan alternatif untuk menggantikan baja sebagai tulangan. Morisco (1996) telah meniliti bambu untuk bahan alternatif pengganti baja pada struktur beton bertulang. Bambu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan ketersediaannya di alam sangat melimpah. Bambu mudah ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kuat lentur balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 10 mm dan 20 mm pada tiap jarak 5 cm. TINJAUAN PUSTAKA Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai ruas-ruas dan rongga pada batangnya. Bambu hampir terdapat diseluruh dunia kecuali eropa yang tidak mempunyai spesies bambu asli. Bambu dapat ditemukan di berbagai lokasi yang beriklim dingin, pegunungan sampai iklim tropis. Dari kurang lebih 1000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 spesies dari 20 genera ditemukan di asia tenggara (Dransfield dan Widjaja, 1995) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/288

Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK SNI T-15-1991-03). Beton banyak dimanfaatkan dalam konstruksi bangunan karena beton mempunyai keunggulan, antara lain: material penyusun beton mudah didapat, kemudahan dalam pembuatan dan perawatan, beton lebih tahan dengan kondisi lingkungan dan beton segar mudah dibentuk sesuai dengan rencana. Kuat lentur beton adalah kemampuan balok beton yang diletakan pada dua perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang diberikan padanya, sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-4431-1997). Gambar 1. Perletakan dan Pembebanan Balok Uji (Sumber: SNI 03-4431-1997) Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam metode pengujian kuat lentur beton dengan 2 titik pembebanan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian dimana patahnya benda uji ada di daerah pusat pada 1/3 jarak pada bagian tarik dari beton seperti Gambar 2 (a), maka kuat lentur beton dihitung menurut persamaan: 2. Pengujian dimana patahnya benda uji ada di luar pusat (diluar daerah 1/3 jarak ) di bagian tarik beton, dan jarak antara titik pusat dan titik patah kurang dari 5% dari panjang seperti Gambar 2 (b), maka kuat lentur beton dihitung menurut persamaan: Dengan: angka = Kuat lentur benda uji (MPa) P = Beban tertinggi yang dilanjutkan oleh mesin uji ( pembacaan dalam ton sampai 3 L b h a dibelakang koma) = Jarak (bentang) antara dua garis perletakan (mm) = Lebar tampang lintang patah arah horizontal (mm) = Lebar tampang lintang patah arah vertikal (mm) = Jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang terdekat, diukur pada 4 tempat pada sisi titik dari bentang (m). 3. Benda uji yang patahnya di luar 1/3 lebar pusat pada bagian tarik beton dan jarak antara titik pembebanan dan titik patah lebih dari 5% bentang, hasil pengujian tidak dipergunakan. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/289

a b Gambar 2. Daerah Patah Pada Balok Uji (Sumber: SNI 03-4431-1997) Penelitian yang dilakukan Pathurahman (2003), menunjukkan bahwa keruntuhan pada benda uji balok beton ukuran 150x200x2000 mm diawali dengan retaknya beton. Retak yang selalu terjadi pada awal proses keruntuhan adalah retak lentur ditandai dengan pola retak yang tegak lurus. Secara umum retak tersebut terjadi pada saat beban mencapai di atas 90% dari beban teoritis atau sekitar 78% dari beban runtuh. Retak awal biasanya terjadi pada daerah pembebanan di sekitar tumpuan rol, kemudian retak terjadi di daerah tengah bentang selanjutnya di daerah sekitar sendi, atau sebaliknya. METODE PENELITIAN Penilitian ini menggunakan balok beton dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Tulangan bambu yang ditanam ke balok beton mempunyai ukuran panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm dengan variasi takikan tipe U sejajar lebar 1 cm dan 2 cm pada tiap jarak 5 cm dengan detail penulangan seperti gambar 3. Masing-masing variasi berjumlah 6 buah dan akan diuji pada umur 28 hari. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/290

Gambar 3. Detail Balok Uji Tulangan Bambu e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/291

Penelitian dilakukan dalam lima tahap yaitu: 1. Tahap Persiapan dan Pengujian Bahan Persiapan benda uji bambu dilakukan dengan pemotongan bambu petung yang masuk ke spesifikasi rencanan yaitu berumur di atas 2,5 tahun. Bambu diambil pada bagian yang terletak 1,5 m dari permukaan tanah dan diambil sepanjang 4 m. Hal ini bertujuan agar didapatkan bambu dengan ruas nodia yang seragam. Pengujian bahan dilakukan pada agregat halus, agregat kasar dan bambu. Pengujian agregat halus meliputi uji gradasi, kadar lumpur, kadar zat organik, dan specific gravity. Pengujian agregat kasar meliputi uji gradasi, uji abrasi dan specific gravity. Pengujian karakteristik bambu meliputi pengujian kadar air, kerapatan, kuat tekan sejajar serat, kuat tarik sejajar serat, kuat geser sejajar serat, MOR (Modulus of Rupture) dan MOE (Modulus of Elasticity). 2. Hitungan Mix Design Metode dalam perencanaan mix design mengacu pada metode SK SNI 03 2834 2000. Hasil hitungan kebutuhan mix design dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Material untuk 1 m 3 Beton Berat (kg) Air Semen Pasir Kerikil 195 325 732 1098 3. Tahap Pembuatan Benda Uji dan Perawatan Tahap pertama pembuatan benda uji adalah bambu dipotong bilah dengan ukuran 1650x20x5 mm dan diambil bagian kulit luarnya. Bambu yang telah dipotong bilah lalu dilakukan pengawetan dengan perendaman ke dalam asam borak dan asam borik dengan perbandingan 3:2 konsentrasi 10% selama 5 hari, setelah 5 hari lalu bambu diangkat dan dikeringkan dengan diangin-anginkan selama 7 hari. Bambu dibuat takikan dengan variasi jarak 5 cm dengan lebar 1 cm dan 2 cm lalu dirangkai menjadi tulangan dan dimasukkan ke dalam bekisting. Proses pengecoran dilakukan dengan menyiapkan dan menimbang material campuran beton sesuai mix design. Material dimasukkan ke mollen dan diaduk hingga campuran homogen. Langkah selanjutnya melakukan uji slump. Beton segar dituang ke dalam bekisting kemudian dipadatkan. Bekisting dibongkar 24 jam setelah pengecoran. Perawatan balok beton dilakukan dengan cara menutup balok beton dengan karung goni dan dibasahi air selama 7 hari. Pemberian air dilakukan secara berkala sehingga karung goni tetap basah selama 7 hari., setelah perawatan selama 7 hari, beton didiamkan hingga berumur 28 hari. 4. Tahap Pengujian Kuat Lentur Balok beton dicat putih dan diberi tanda koordinat sebelum dilakukan pengujian kuat lentur. Pengujian kuat lentur menggunakan loading frame dengan setting up alat seperti gambar 3. Pengujian dilakukan pembebanan dengan interval 0,5 kn dan dicatat lendutan yang terjadi. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/292

5. Analisis Data dan Pembahasan Gambar 4. Setting Up Pengujian Kuat Lentur Analisis data dari hasil pengujian dilakukan sesuai SNI 03-4431-1997 dan dilakukan pembahasan hasil pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian berat jenis beton didapatkan rata-rata 2350 kg/m 3. Hasil slump adukan beton segar antara 9-10 cm dengan syarat slump antara 6-18 cm. Hasil pengujian kuat desak silinder beton sebesar 24,55 N/mm 2. Kuat desak tersebut memenuhi syarat kuat tekan beton minimum untuk tempat tinggal sederhana yaitu 17 N/mm 2. Hasil Pengujian karakteristik bambu didapat fy nodia rerata sebesar 93,14 N/mm 2 dan ft nodia sebesar 196,4914 N/mm 2. Hasil pengujian kuat lentur yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dirangkum dalam tabel 2 berikut. Hasil perbandingan kuat lentur balok tulangan bambu petung takikan lebar 10 mm dan 20 mm dapat dilihat di gambar 5. Tabel 2. Hasil Hitungan Kuat Lentur Balok No Kode Benda Uji Posisi Runtuh Beban Maksimum Kuat Lentur Balok Hasil Rerata (KN) (MPa) (MPa) 1 H1-A Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 11,5 6,7258 2 H1-B Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 15,5 8,6424 3 H1-C Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 13,5 7,8955 4 H1-D Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 12,5 7,3106 5 H1-E Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 11 6,1333 6 H1-F Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 18,5 11,1000 7 H2-A Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 12 6,7636 8 H2-B 1/3 bentang tengah 13,5 8,1818 9 H2-C Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 10 H2-D Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 11 H2-E Tepi 1/3 bentang tengah < 5% jarak 13 7,6030 13,5 7,6500 15 8,4091 7,9679 7,6972 e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/293

12 H2-F 1/3 bentang tengah 12,5 7,5758 Keterangan H1 (A-F) : Balok tulangan bambu petung takikan lebar 10 mm jarak 5 cm H2 (A-F) : Balok tulangan bambu petung takikan lebar 20 mm jarak 5 cm Gambar 5. Grafik Perbandingan Kuat Lentur Balok Tulangan Bambu Petung Takikan 10 mm dan 20 mm Berdasarkan hasil hitungan analisis didapatkan kuat lentur rerata balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 1 cm dengan jarak 5 cm sebesar 7,9679 N/mm 2 dan kuat lentur rerata balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 2 cm dengan jarak 5 cm sebesar 7,6972 N/mm 2. Kuat lentur balok tulangan bambu petung takikan 2 cm sebesar 96,6 % kuat lentur balok tulangan bambu petung takikan 1 cm. Pola keruntuhan balok beton tulangan bambu petung terjadi pada 5% diluar 1/3 bentang tengah dan runtuh pada 1/3 bentang tengah. Hal ini menandakan bahwa balok mengalami lentur murni. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian, analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kuat lentur rerata balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 1 cm pada tiap jarak 5 cm sebesar 7,9679 N/mm 2 dan kuat lentur rerata balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 2 cm pada tiap jarak 5 cm sebesar 7,6972 N/mm 2 2. Kuat lentur balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 2 cm sebesar 96,6 % kuat lentur balok tulangan bambu petung vertikal takikan sejajar tipe U lebar 1 cm. 3. Pola keruntuhan terbagi menjadi dua macam yaitu runtuh pada 5% diluar 1/3 bentang tengah dan runtuh pada 1/3 bentang tengah. Hal ini dapat menandakan bahwa balok mengalami lentur murni. REFERENSI Anonim, (1984). Penyelidikan Bambu Untuk Tulangan Beton, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Anonim, (1991). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03), Yayasan LPMB, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Anonim, (1997). Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan (SNI 03-4431-1997), Jakarta. Anonim, (2000). Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-2000), Jakarta. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/294

Anonim, (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002), Surabaya. Anonim, (2004). Bamboo Determination of Physical and Mechanical Properties (ISO 22157-1:2004), International Standart. Anonim, (2004). Semen Portland (SNI 15-2049-2004), Jakarta. Budi, AS. (2010). Kapasitas Lentur Balok Bambu Wulung dengan Bahan Pengisi Mortar, Jurnal Media Teknik Sipil.Vol. IX Juli. Dransfield S, Widjaja EA (1995). Plant Resources of South-East Asia No. 7 Bamboos, Backhuys Publisher. Fattah, AR. Dkk, (2014). The Effect of Chemical Substance and Immersion Time to Tensile Strength of Bamboo Betung (Dendrocalamus Asper) as Chemical Preservation Treatment, IPTEK, Journal of Proceeding Series, Vol 1. Frick, H. (2004). Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Pengantar Konstruksi Bambu, Kanisius, Yogyakarta. Istimawan, D. (1994). Struktur Beton Bertulang, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Janssen, J. (1987). The Mechanical Properties of Bamboo: 250-256, In Rao, A.N., Dhanarajan, and Sastry, C.B., Recent Research on Bamboos, The Chinese Academy of Forest, People s Republic of China, and IDRC, Canada. Kaware, Ajinkya, dkk (2013). Review of Bamboo as Reinforcement Material in Concrete Structure, International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology Vol. 2, Issue 6, June 2013. Morisco. (1996). Bambu Sebagai Bahan Rekayasa, Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala Madya dalam Bidang Teknik Konstruksi, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Morisco. (1999). Rekayasa Bambu, Nafiri Offset, Yogyakarta. Morisco. (2000). Sambungan Bambu dengan Celah dan Pengisi, Forum Teknik Jilid 24, No 1, Maret 2000, Yogyakarta Pathurahman (1998). Aplikasi Bambu pada Struktur Gable Frame, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Pathurahman, (2003). Aplikasi Bambu Pilinan Sebagai Tulangan Balok Beton, Jurnal Dimensi Teknik Sipil, Volume 5, No.1, Maret 2003, Halaman 39-44, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Sethia A, dan Baradiya V (2014). Experimental Investigation on Behavior of Bamboo Reinforced Concrete Member, IJRET: International Journal of Research in Engineering and Technology Volume 03 Issue 02, Feb-2014. Sunaryo. (2014). Kajian Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulangan Bambu Petung Takikan Tipe V Dengan Jarak Takikan 4 cm dan 5 cm, Laporan Penelitian, Fakultas Teknik UNS, Surakarta. Surjokusumo, S. dan Nugroho, N. (1993). Studi Penggunaan bambu Sebagai Bahan Tulangan Beton, Laporan Penelitian, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Susilaning, L, dan Suheryanto D. (2012). Pengaruh Waktu Perendaman Bambu dan Penggunaan Borak-Borik Terhadap Tingkat Keawetan Bambu, Prosiding SeminarNasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III, Yogyakarta. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/295