Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROPINSI DKI JAKRTA

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

APLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

LAMPIRAN Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dan jenis polutan semakin meningkat seiring meningkatnya produksi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

PENDAHULUAN. Limbah domestik merupakan jumlah pencemar terbesar yang masuk ke perairan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat, sanitasi lingkungan yang tidak memadai serta air limbah yang langsung dibuang ke lingkungan adalah penyebab utama terjadinya pencemaran sungai-sungai di Jakarta. Upaya pengendalian pencemaran di Indonesia sampai saat ini masih mengalami banyak kendala. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain kurangnya kesadaran bahwa pengelolaan limbah merupakan investasi jangka panjang yang harus dilakukan, kurangnya informasi teknologi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang efektif dan efisien, kurangnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi pengolahan limbah serta terbatasnya dana yang tersedia. Khusus untuk daerah DKI Jakarta, sempitnya lahan juga merupakan satu kendala. Berdasarkan sumbernya, air limbah dikelompokkan menjadi 3, yaitu air limbah dari kegiatan industri manufakturing, air limbah dari rumah tangga (air limbah domestik) dan air limbah dari kegiatan industri komersial (perkantoran, perhotelan, restoran dan pertokoan). Jumlah dan komposisi masing-masing air limbah sangat berbeda pada tiap-tiap daerah. Sebagai gambaran, pada tahun 1989 DKI Jakarta setiap hari memproduksi air limbah sebanyak 1.316.113 m 3, dengan komposisi air limbah industri 105.437 m 3 /hari, air limbah domestik 1.038.205 1

m 3 /hari dan air limbah dari daerah komersial termasuk didalamnya gedung perkantoran sebanyak 448.933 m 3 /hari. Jumlah ini diperkirakan akan naik sampai 2 kali lipat pada tahun 2010. Dari total air limbah, air limbah domestik dari pemukiman mencapai sekitar 79%, dan perkirakan turun menjadi 73% pada tahun 2010. Namun sebaliknya air limbah komersial dan industri naik masingmasing dari 13% dan 8% pada tahun 1989 menjadi 17% dan 10% pada tahun 2010. Khusus untuk industri di wilayah Jakarta Timur, perkiraan jumlah air limbahnya naik hampir 3 kali lipat pada tahun 2010. Jumlah ini menempati urutan kedua setelah Jakarta Utara. Kenaikan jumlah air limbah yang cukup signifikat menggambarkan tingginya laju industrialisasi di wilayah ini dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Seperti diketahui, hampir semua air limbah di wilayah DKI Jakarta pada akhirnya mengalir ke sungai. Dengan meningkatnya jumlah limbah, maka beban pencemar yang diterima sungai-sungai di wilayah DKI Jakarta juga bertambah. Secara garis besar air limbah dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu air limbah industri dan air limbah domestik. Air limbah industri adalah air limbah yang berasal dari proses produksi dalam suatu kegiatan industri manufakturing atau pabrik. Sedangkan air limbah domestik, seperti terlihat pada Gambar 1.1, adalah air limbah yang dihasilkan dari aktifitas manusia sehari-hari, meliputi: toilet, dapur dan kantin, kamar mandi dan air pencucian pakaian. Tempattempat berkumpulnya orang banyak seperti gedung perkantoran merupakan sumber penghasil air limbah domestik dalam jumlah yang besar. Meskipun konsentrasi bahan pencemar (polutan) yang dikandung air limbah domestik tidak sebesar konsentrasi polutan air limbah industri tetapi karena jumlahnya yang sangat besar maka, 2

apabila tidak diolah dengan baik, tetap akan mencemari lingkungan, baik lingkungan perairan maupun lingkungan pemukiman. Gambar 1. 1. Sumber dan Komposisi Air Limbah Domestik Air limbah domestik maupun industri, sebelum dibuang harus dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu dan cara pengolahannya pun perlu disesuaikan dengan karakteristik dari polutan yang ada pada limbah tersebut. Pengolahan air limbah bertujuan untuk menghilangkan parameter pencemar yang ada di dalam air limbah sampai batas yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air sesuai dengan syarat baku mutu yang diijinkan. Tujuan pengolahan limbah adalah untuk menetralisir, menguraikan atau mengambil polutan-polutan yang ada didalam limbah. Pengolahan air limbah yang lazim digunakan adalah pengolahan secara biologis, secara fisika dan kimia-fisika. 3

Pengolahan air limbah secara biologis cocok untuk mengolah limbah-limbah organik seperti limbah domestik, industri makanan dan minuman, Tahu-Tempe dan juga limbah pemotongan ayam. Pada pengolahan biologis, polutan-polutan organik dalam limbah akan diuraikan secara biokimia oleh mikroba (mikroorganisme) menjadi senyawa sederhana seperti air (H2O), karbondioksida (CO2), metan (CH4) dan gas nitrogen (N2). Cara ini relatif lebih murah bila dibandingkan dengan pengolahan kimiafisika, karena tidak memerlukan bahan-bahan kimia. Disamping itu proses ini sangat bersahabat dengan lingkungan, karena produk akhirnya merupakan senyawa-senyawa kimia yang sudah stabil. Proses biologi dikelompokkan atas biologi anaerobik dan aerobik. Proses biologi anaerobik atau lebih populer disebut proses fermentasi metana banyak digunakan untuk mengolah limbah organik berkonsentrasi tinggi. Mikroba yang bekerja disini adalah jenis anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan udara dalam aktivitasnya, bahkan apabila lingkungannya terkontaminasi oleh udara mengakibatkan bakteri ini mati. Sebaliknya, biologi aerobik dipakai untuk mengolah limbah organik berkonsentrasi rendah dan mikroba yang berfungsi disini adalah bakteri aerob. Proses fisika atau kimia-fisika umumnya dipakai untuk mengolah limbah-limbah anorganik seperti air limbah industri pertambangan, pelapisan logam dan pemurnian logam. Proses ini lebih banyak memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh polutan limbah, seperti perbedaan berat jenis, ukuran partikel, dan titik didih. Beberapa contoh proses fisika dalam pengolahan limbah adalah proses pengendapan, penyaringan dan 4

penguapan. Pemakaian bahan kimia pada pengolahan kimia-fisika, seperti penambahan senyawa-senyawa koagulan dan flokulan sebelum proses sedimentasi dimaksudkan untuk membantu mengikat dan mengendapkan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah. Kapasitas pengolahan IPAL baru adalah sebesar 15 m 3 /hari, sesuai dengan jumlah air limbah yang dihasilkan setiap hari. Angka ini diambil dari data jumlah penggunaan air bulanan yang diperoleh dari manajemen PT. Sophie Paris Indonesia. Target air hasil olahan IPAL adalah dapat memenuhi Baku Mutu yang ditetapkan oleh pemerintah, sesuai dengan Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 122 tahun 2005 untuk limbah domestik komunal, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1.1 Baku Mutu Air Limbah Domestik* PARAMETER SATUAN INDIVIDUAL KOMUNAL ph - 6 9 6 9 KmnO4 mg/l 85 85 TSS mg/l 50 50 Amoniak mg/l 10 10 Minyak & Lemak mg/l 10 20 Senyawa Biru mg/l 2 2 Metilen COD mg/l 100 80 BOD mg/l 75 50 *Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 122 tahun 2005. 5