BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu untuk menentukan maju

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

yang lebih baik dalam rangka mewujudkan SDM yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. namun tidak semua orang memiliki profesi keguruan. Karena itu dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

siswa, karena yang seharusnya siswa dapat memahami akan tetapi siswa hanya menghafal sehingga materi tidak dapat terserap dengan sempurna oleh otak.

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi juga dalam kemampuan (kompetensi) praktek yang menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. fenomena-fenomena dunia. Permasalahan pendidikan dewasa ini, terutama di

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia tidak akan pernah terlepas dari kegiatan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan dan masa depan suatu negara, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu negara akan maju. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, guru harus mampu dalam merencanakan pembelajaran serta mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus mampu dalam mengelola pembelajaran yang mencakup penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Jadi untuk melaksanakan tugasnya secara profesional seorang guru juga dituntut untuk dapat memahami dan memiliki keterampilanm yang memadai dalam mengembangkan media pembelajaran untuk mencapai pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik, dapat menimbulkan kesenangan tersendiri bagi siswa pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa serta dapat mengaktifkan alat indra siswa dengan maksimal yang berpusat pada diri siswa. Hamalik dalam Arsyad (2007:15) mengemukakan bahwa "pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan 1

2 dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa". Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Media memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan ilustrasi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata belaka saja, memberi variasi penyajian pengajaran sehingga mengurangi rasa jemu dan menciptakan suasana belajar yang menarik serta membantu memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang pada akhimya memberikan hasil belajar yang baik. Selanjutnya Djamarah (2010:120) mengemukakan bahwa "dalam proses mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara". Segala aktivitas dalam proses belajar mengajar berlangsung di semua jenjang pendidikan formal, salah satunya adalah jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, kreatif, dan siap kerja sesuai dengan bidang keteknikan yang dimiliki. SMK Negeri 5 Medan merupakan salah satu dari SMK yang terdapat di Sumatera Utara yang lulusannya diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Untuk mewujudkan harapan tersebut di SMK Negeri 5 Medan diajarkan beberapa bidang kompetensi keahlian, salah satunya adalah Teknik Kendaraan Ringan. Pada kompetensi ini terdapat mata pelajaran Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK).

3 Berdasarkan wawancara yang penulis laksanakan pada bulan Juli dengan salah satu guru mata pelajaran produktif di SMK Negeri 5 Medan bahwa sarana dan prasarana yang ada disekolah dapat dikatakan cukup mendukung guru dalam menggunakan media pada proses pembelajaran, namun kenyataannya guru masih jarang menggunakan media, khususnya dalam mata pelajaran Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK) sehingga menimbulkan rasa bosan pada siswa akibatnya siswa mengantuk dan bercerita satu sama lain sehingga siswa kurang mampu mencapai ketuntasan diatas rata-rata dengan hasil belajar yang rendah. Rendahnya hasil belajar terlihat dari data mentah nilai ujian siswa kelas XII program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Medan semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dan 2015/2016. Perolehan nilai hasil belajar Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK) siswa SMK Negeri 5 Medan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponenkomponennya (MOSPK) Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 2015/2016 XII TKR 2 Kelas Nilai Jumlah Siswa Presentase 75 13 54,16 XII TKR 2 76-79 6 25 90-89 3 12,5 90 2 8,33 Jumlah 24 100 75 19 59,375 XII TKR 3 76-79 8 25 90-89 2 6,25 90 3 9,375 Jumlah 32 100 75 16 53,33 76-79 8 26,66

4 90-89 4 13,33 90 2 6,66 Jumlah 30 100 75 19 65,51 XII TKR 3 76-79 7 24,13 90-89 3 10,34 90-0 Jumlah 29 100 Sumber : Nilai Mentah Guru Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SMK Negeri 5 Medan adalah 75. Namun berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2014/2015 sekitar 56,76 % dari 56 siswa tidak lulus atau hanya memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Sedangkan pada tahun ajaran 2015/2016, sekitar 59,42% dari 59 siswa juga belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Jika melihat hasil ini tentu saja hasil belajar MOSPK selama dua tahun terakhir tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi awal penulis di SMK Negeri 5 Medan, pada saat proses pembelajaran guru kurang dapat memvariasikan strategi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga kurang menarik minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Pembelajaran hanya berpusat pada guru, guru hanya memberikan penjelasan proses kerja sistem pendingin dan perbaikannya di depan kelas, sedangkan siswa yang duduknya dibelakang kelas sulit mengerti apa yang dipaparkan oleh guru. Proses pembelajaran yang terjadi hanyalah berupa penyampaian informasi satu arah dari guru kepada siswa. Dengan kata lain, guru sangat bergantung pada strategi atau metode itu-itu saja yaitu ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Pembelajaran cenderung

5 membosankan sehingga membuat suasana proses belajar mengajar menjadi pasif, tidak ada interaksi dan pada akhirnya siswa termenung, mengantuk, dan bahkan membuat keributan sehingga tidak semua siswa dapat mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Selain itu, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran juga masih kurang, dari observasi kedua, penulis menemukan bahwa respon siswa dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, memberi masukan atau pendapat serta sanggahan terhadap materi yang sedang dibahas sangat minim. Saat guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang diberikan, maka hanya siswa yang ditunjuk guru yang akan menjawab. Dan apabila guru memberikan kesempatan untuk bertanya, siswa terlihat hanya berbisik dengan sesama temannya. Siswa juga hanya akan mencatat materi yang disampaikan jika guru menginstruksikannya. Setelah penulis melakukan wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan bahwa mereka tidak berani bertanya dan memberikan pendapat karena memang mereka belum memahami materinya. Dengan begitu, apabila dibiarkan terus menerus maka dikhuatirkan kualitas belajar siswa akan memprihatinkan, mengingat mata pelajaran MOSPK membutuhkan penalaran dan alanisis di setiap sub kompetensi untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik. Maka dari itu agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, guru diharapkan dapat menggunakan media dalam proses belajar mengajar di kelas. Agar pesan atau materi yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa dapat lebih mudah dipahamai, lebih jelas, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

6 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah dengan menggunakan media audiovisual. Media audiovisual ini digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses dan keaktifan pembelajaran dua arah. Penerapan media audiovisual ini dapat ditampilkan melalui media komputer, media audiovisual adalah media yang terdiri dari proses mendengarkan sekaligus dengan penglihatan karena ditampilkan pada layar/monitor. Media Audiovisual ini bertujuan untuk menyajikan informasi atau isi pelajaran dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Penggunaan media ini diharapkan cocok untuk pembelajaran Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK), karena media ini dapat menggambarkan secara lebih jelas tentang sistem pendinginan pada mesin dan prosedur perbaikannya. Selain itu penggunaan media audiovisual akan menarik minat siswa karena proses pembelajaran berlangsung tidak membosankan. Dengan tingginya minat siswa untuk belajar maka diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik pula. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis perlu melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh manakah Pengaruh Media Pembelajaran Audiovisual (video) Terhadap Hasil Belajar Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK) pada siswa kelas XII SMK Negeri 5 Medan.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK) kelas XII SMK Negeri 5 Medan masih tergolong rendah. 2. Minat siswa yang rendah dalam mempelajari Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK). 3. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa terjadi karena guru kurang dapat memvariasikan strategi pembelajaran dengan menggunakan media, sehingga kurang menarik minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. 4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi ajar cara kerja komponen sistem pendingin dan prosedur perbaikannya. 5. Proses pembelajaran pasif, tidak ada interaksi dan pada akhirnya siswa termenung, mengantuk, dan bahkan membuat keributan. 6. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih minim, seperti mengajukan pertanyaan, memberi masukan, atau pendapat serta sanggahan terhadap materi yang sedang dibahas. C. Batasaan Masalah Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan penulis dalam hal kemampuan, waktu, maupun dana, maka penulis membatasi masalah yang

8 bertujuan agar permasalahan yang diteliti lebih terarah dan jelas. Dalam hal ini penulis membatasi masalah yaitu : 1. Pengaruh Media Pembelajaran Audiovisual (Video) Terhadap Hasil Belajar Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya Pada Kompetensi Dasar Ketiga yaitu Overhaul Komponen Sistem Pendingin Dan Komponen-Komponennya Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Hasil belajar yang diteliti ialah hasil belajar mata pelajaran MOSPK dimana cakupan hasil belajar hanya dalam ranah kognitif (pengetahuan). 3. Pokok bahasan pada penelitian ini tentang materi cara kerja, prosedur overhaul, dan analisa gangguan sistem pendingin. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan media ajar audiovisual (Video) terhadap hasil belajar Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponenkomponennya (MOSPK) pada siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Medan Tahun ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media ajar audiovisual (Video) terhadap hasil belajar Melakukan Overhaul Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya (MOSPK)

9 pada siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Medan Tahun ajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru guru SMK Negeri 5 Medan dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai, agar dapat membantu siswa dalam menciptakan aktivitas belajar yang baik, menarik, dan menyenangkan sehingga tercapai keberhasilan dalam belajar. 2. Bagi peneliti, sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan serta menambah wawasan, pengalaman dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan bidang kajian yang sama 4. Sebagai bahan masukan bagi para pengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan pengembangan IPTEK dalam penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.