BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. umat Islam, yaitu yang disebut dengan Rukun Islam. Rukun Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia yang berperan sebagai khalifah di muka bumi,

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

PERSETUJUAN PEMBIMBING

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

Bab 8. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka 1997,Hlm Bintang, cet VII, jakarta, 1995,h.10

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam kewajiban zakat memiliki makna yang sangat fundamental.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

DISTRIBUSI KEKAYAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL

BAB I PENDAHULUAN. karenanya dan sebaliknya, Kedudukan ini setara dengan perintah shalat, Islam untuk menunda zakat dan mengerjakan shalat.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam menunjang dan menjalankan pembangunan nasional tentunya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah agama yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat penting di zaman Nabi. Zakat sangat berpotensi menghilangkan konsentrasi kekayaan di kalangan elit ekonomi tertentu. Tidak hanya itu, ia juga berpotensi meningkatkan produktivitas masyarakat dan konsumsi total. Jika dikelola secara profesional, apalagi jika ada dukungan politik yang kuat dari pemerintah, instrumen ekonomi ini juga dipercaya mampu mengurangi tingkat pengangguran dan kemandirian ekonomi. Dalam genggaman ekonomi neo-liberal seperti saat ini, masyarakat muslim Indonesia seharusnya mampu mengoptimalkan pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umum. Sayangnya, pengelolaan zakat masih menyisakan beberapa kendala konseptual dan teknis. Salah satu akar persoalannya ada pada formalisme zakat. Artinya, zakat hanya diangap sebagai kewajiban normatif, tanpa memperhatikan efeknya bagi pemberdayaan ekonomi umat. Akibatnya, semangat keadilan ekonomi dalam implementasi zakat menjadi hilang. Orientasi zakat tidak diarahkan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, tapi lebih karena ia merupakan kewajiban dari Tuhan. Bahkan, tidak sedikit muzakki yang mengeluarkan zakat disertai maksud untuk menyucikan harta atau supaya hartanya bertambah (berkah). Ini artinya, muzakki membayarkan zakat untuk kepentingan subyek tivitasnya sendiri. Memang tidak salah, tapi 1

2 secara tidak langsung, substansi dari perintah zakat serta efeknya bagi perekonomian masyarakat 1. Zakat secara etimologi penyucian atau pengembangan. Pengeluaran harta, bila dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan agama, dapat menyucikan harta dan jiwa yang mengeluarkan serta mengembangkannya. Al- Qur an menggunakan kata ini dalam arti pengeluaran kadar tertentu dari harta benda yang sifatnya wajib dan setelah memenuhi syarat-syarat tertentu. Dalam surat At-taubah ayat 103 memerintahkan Nabi SAW, mengambil zakat harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat, demikian juga surat At-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang berhak menerima zakat dengan menggunakan kata sedekah dalam arti zakat wajib 2. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 267 Allah berfirman yang!"#! Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah yang baik-baik sebagian dari hasil apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. lalu nafkahkanlah darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, maha kaya lagi maha terpuji 1 Koordinator Lembaga Amil Zakat MIIAS (Masyarakat Islam Australia Selatan) Dani Muhtada 2006-2007, Internet 2 Shihab, Quraish. Menjawab Pertanyaan 1001 Tentang Keislaman yang Patut anda Ketahui, Lentera Hati. Jakarta: 2008.

3 Zakat yang merupakan salah satu dari rukun Islam yaitu rukun Islam yang ketiga, telah banyak di sebut-sebut dalam Al-Qur an bersamaan dengan sholat. Sehingga antara kewajiban mendirikan shalat dan kewajiban membayar zakat keberadaannya merupakan saudara kembar yang memiliki nilai serta kedudukan yang sama dan harus mendapatkan perhatian yang sama pula. Kenyataan sungguh memperhatikan sekali nasib rukun islam yang ketiga ini ( zakat) karena masih kurang mendapat perhatian yang serius dari umat Islam sebagaimana perhatiaan mereka terhadap shalat. seseorang yang telah membayar zakatnya, maka di samping berarti ia telah taat dan patuh perintah Allah, maka disisi lain ia berarti telah membantu sejumlah dhuafa yang ada dalam kesulitan ekonominya, untuk kemudian dengan dana zakat tadi dimana harapkan akan dapat meningkatkan kemaslahatan hidupnya. Namun demikian zakat tetap merupakan konsekuensi akidah, yaitu tata cara bagaimana manusia berkepercayaan kepada Allah SWT. Sehingga zakat yang diwujudkan dengan membayar sejumlah kekayaan belum berarti zakat yang sebenarnya apabila tidak didasarkan atas kepercayaan ( iman ) kepada Allah Swt. Dan belum juga bisa dinamakan dengan zakat yang sebenarnya apabila pelaksanaannya didasarkan atas tujuan-tujuan ekonomi, komersial atau harga diri Syariat zakat yang mulia ini hanya akan terlaksana dengan baik apabila didukung oleh adanya tiga unsur, yaitu adanya Mustahik, Muzakki dan amilin, saat ini keberadaan Mustahik dan muzakki telah tersedia dan siap menerima peran, namun unsur yang merupakan motor penggerak zakat (amil ) belum

4 dapat mengfungsikan diri dengan baik, terjadi demikian karena memang unsur inilah belum begitu mendapat perhatian yang serius dari ummat Islam, sehingga amanat mulia yang dibawa oleh syariat zakat (upaya) penanggulangan kemiskinan dan pemerataan kemakmuran belum dapat berhasil maksimal. Kurangnya perhatian dalam hal pelaksanaan syariat zakat lebih disebabkan karena pengertian akan hikmah kewajiban zakat sebagai rukun Islam serta kurangnya pengertian terhadap menejemen pengelolaan zakat, disamping masih adanya perbedaan pendapat dikalangan para ulama dalam memahami nash-nash tentang zakat. Beda pendapat dalam memahami syariat zakat dikalangan para ulama, memang sangat beralasan, karena secara umum Al- Qur an hanya menyebutkan beberapa jenis kekayaan saja yang wajib dikeluarkan zakatnya dan tidak menjelaskan bagaimana rincian pelaksanaannya. Hadist-hadist Nabi yang kedudukannya sebagai penjelas terhadap nash-nash Al Quran yang masih global itu terdapat beberapa riwayat yang saling berbeda, dalam hal demikian inilah yang menimbulkan perdebatan yang berkepanjangan. Selain dari pada itu, saat ini jumlah ummat Islam semakin luas teritorialnya dan jenis harta kekayaan manusiapun semakin berkembang, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Sehingga bisa berbalik dari apa yang dahulu pernah berpredikat sebagai jenis kekayaan berharga sekarang menjadi tidak dengan demikian tuntunan syariat zakat yang telah dicontohkan oleh Rasul dirasa perlu adanya dukungan ijtihad agar diperoleh suatu model yang

5 tidak menyimpang dari nash Al Quran maupu n Al-Hadist tetapi sesuai dengan kondisi sekarang, sehingga syariat zakat dapat direalisasikan. Cek mbon adalah salah satu desa tergolong berpenghasilan menengah keatas, mayoritas masyarakatnya petani sukses. Dalam keadaan demikian, penulis berpendapat sudah saatnyalah ummat Islam yang telah memiliki dasardasar pengetahuan yang luas baik dari kalangan ulama maupun cerdik cendikia, mencoba mengadakan pengkajian ulang dan meninjau konsep-konsep zakat terdahulu, selanjutnya menyusun konsep zakat yang baru yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat Islam saat ini, sehingga syariat zakat yang memang mulia itu akan dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Keberanian untuk melakukan ijtihad agar dapat memahami rahasiarahasia yang terkandung dalam nash ( Al-Qur an maupun Al-Hadist ) merupakan suatu keharusan. Bahwa belum terlaksananya syariat zakat dengan baik adalah disebabkan belum terungkapnya rahasia-rahasia hukumnya yang mengakibatkan berhentinya instrumen penggerak zakat secara keseluruhan. salah satu dari sekian banyak ulama dan cendikia yang telah berani mencoba mengadakan studi ulang terhadap konsep-konsep pelaksanaan zakat, dengan semangat ijtihad dengan maksud Li 'ilai kalimatillah dan dalam rangka terlaksananya syariat zakat, Dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan zakat ini telah menggunakan sebuah tuntunan konsep zakat yang merupakan konsep kajian ulang dari konsep-konsep zakat terdahulu. Berangkat dari latar belakang diatas penulis memberanikan diri untuk meneliti lebih jauh mengenai keberadaan zakat didesa cek mbon terutama

6 mengenai konsep zakatnya itu serta bagaimana pengelolaannya, sebagai skripsi dengan judul : Tinjauan hukum Islam Terhadap Pengelolaan Zakat Di Desa Cek mbon Kecamatan Peureulak.Kabupaten Aceh Timur Nanggro Aceh Darussalam 1. Pada dasarnya kesadaran ummat Islam untuk membayarkan zakat melalui lembaga zakat ( amil ) sudah cukup tinggi, hanya saja karena belum terbentuknya lembaga zakat yang dikelola secara profesional mengakibatkan mereka lebih cenderung menyalurkan zakatnya secara pribadi-pribadi. 2. Pembayaran zakat yang mereka lakukan lebih berdasarkan pada konsep ulama-ulama terdahulu dengan berbagai keterbatasannya itu, sehingga walaupun jenis kekayaan yang dimiliki cukup banyak tetapi zakat yang mereka bayarkan hanyalah sebatas jenis kekayaan yang telah ditentukan dalam konsep termaksud. 3. Adanya tinjauan hukum Islam terhadap pengelolaan syariat zakat pada Badan Pelaksana Urusan Zakat 4. setelah mengetahui pengelolaannya, menggugah penulis untuk mendiskripsikan dan selanjutnya melakukan analisa B. Penegasan Istilah Rumusan judul Skripsi Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Zakat Desa Cek mbon Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur Nanggro Aceh Darussalam Penulis perlu menegaskan beberapa

7 istilah yang merupakan kata-kata pokok dalam judul skripsi untuk menghindari adanya salah tafsir. Adapun istilah-istilah pokok yang penulis maksud adalah : 1. Tinjauan : Hasil meninjau, pendapat, pandangan sesudah menyelidiki, mempelajari. 3 2. Hukum Islam : kaidah, asas, prinsip, atau aturan yang digunakan untuk mengendalikan masyarakat islam. Baik berupa ayat Al- Qur an, hadits Nabi saw pendapat sahabat dan tabi in, maupun pendapat yang berhubungan disuatu masa dalam kehidupan umat islam. 3 3. Pengelolaan : kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusiaan serta pendayahgunaan zakat. 4 4. Zakat : Jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang islam dan diberikan kepada yang berhak menerimanya menurut yang telah ditentukan oleh syara (termasuk rukun Islam yang ketiga. 5 Istilah-istilah tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Zakat Di Desa Cek mbon Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur Nanggro Aceh Darussalam. 3 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta ; Bp., 1989) P.456 3 Abdul azis, ensiklopedi, PT ichtiar baru, 1997 4 Departemen agama, 2003. 5 WJS, Poerwa Darmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta ;Balai Pustaka, 1982.p,72.

8 Sebuah studi untuk mendiskripsikan dan menganalisa pemahaman ulang terhadap konsep zakat dan pengelolaannnya yang dilakukan oleh sebuah lembaga zakat yang bernaung dibawah organisasi masyarakat cek mbon kecamatan peureulak kabupaten aceh timur nanggro aceh darussalam. C. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pengelolaan zakat di desa Cek Mbon kecamatan peureulak kabupaten Aceh timur nanggro Aceh darussalam. D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah ; 1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan kepustakaan khususnya mengenai masalah zakat. 2. Dapat mendiskripsikan dan menganalisa bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan zakat di desa cek mbon kecamatan peureulak kabupaten aceh timur Nanggro Aceh Darussalam serta dapat mengetahui perkembangan pelaksanaannya. E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini pertama-tama penulis mengadakan kajian kepustakaan untuk membahas landasan teori dan penelitian kancah untuk mengumpulkan data kemudian disajikan dan dianalisa. Untuk dapat

9 menghemat waktu dan biaya, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sampling, mula-mula penulis mengumpulkan data kemudian diolah, dianalisa dan ditarik kesimpulan. Da1am mengumpulkan data peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut ; 1. Metode Dokumenter : adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara melihat suatu catatan ( dokumen ) mengenai obyek tertentu 6. Metode ini digunakan untuk melihat secara langsung dokumen-dokumen dari lembaga zakat Badan Pelaksana Urusan Zakat untuk mendapatkan data autentik. 2. Metode interview ( Wawancara ) dengan Aby Yusuf, Teuku Nara, Ustad Juned 6 : adalah suatu proses tanya jawab dalam dua orang atau lebih secara baik, yang satu dan yang lain dan dapat mendengar dengan telinganya sendiri 7. Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara lisan dari anggota amil zakat 3. Metode Observasi Langsung : dimana peneliti mengamati langsung terhadap gejala-gejala obyek yang diselidiki baik pengamatan itu dilaksanakan dalam situasi sebenarnya maupun dalam siatuasi yang diadakan 8. Sedang untuk menganalisa data penulis menggunakan analisa kualitatif meliputi : 6 wawancara dengan Aby Yusuf, Teuku Nara dan teuku junet 3 April 2010 Jam 09. 00. WIB di cek mbon 7 Winarno Surakmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung ; Tarsoto ; 1982) p.133 8 Sutrisno Hadi, Metodelogi research,( Yogyakarta Yayasan Fak. Psikologi UGM., 1984) II, P.192 8 Winarno, op.cit, I.P 162

10 1. Metode Induktif : Metode berfikir dengan cara mengemukakan pengertianpengertian atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus kemudian menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum atau menjadi kaidah umum 9. 2. Metode Deduktif : Yaitu cara berfikir dengan mengemukakan pengertian atau kaidah-kaidah yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan menjadi pengertian yang bersifat khusus 10. 3. Deskriptif : Penguraian secara teratur kosepsi mengenai topik atau pembahasan penelitian menurut al-qur an dan al-sunnah 11. F. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini terbagi dalam tiga bagian yaitu bagian muka, bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian muka skripsi yang biasa disebut dengan halaman formal terdiri dari ; halaman judul, halaman pengajuan skripsi, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman daftar tabel. Tiap-tiap - bab terdiri dari sub-sub bab; Bab I latar belakang masalah, terdiri dari ; judul, Penegasan istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Tinjauan Syar i Tentang Zakat, bab ini merupakan landasan teori yang terdiri dari ; Pengertian Zakat, Jenis dan Nisab Harta yang Wajib Zakat, Sasaran Zakat, Zakat Fitrah dan Amil Zakat. 9 Sutrisno,op.cit,,I.P 42 10 Ibib, P.36 11 Azzan, 1994: 54

11 Bab III Pemahaman Zakat dan Pelaksanaannya Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat. Bab ini merupakan laporan hasil penelitian yang terdiri dari ; Gambaran Umum, Pemahaman Filosofis Tentang Zakat, Pola Pengumpulan Zakat dan Pendayagunaan Harta Zakat. Bab IV Analisa Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Zakat Badan Pelaksana Urusan Zakat Di Desa Cek mbon kecamatan peureulak kabupaten Aceh timur Nanggro Aceh Darussalam, yang terdiri dari dua bagian yaitu ; Reinterpretasi Syariat Zakat dan Pola Menegemen Zakat. Bab V Penutup yang berisi Kesimpulan, Saran-saran dan Kata Penutup. Dan pada bagian akhir skripsi ini terdiri atas ; Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.