BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komitmen PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN PELAYANAN MANAJEMEN KEPENSIUNAN

PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum;

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2015 KEUANGAN. Tunjangan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK-BKN) TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang

PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 189 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENCAIRAN BELANJA HIBAH BERUPA UANG

BAHAN PANJA RUU Aparatur Sipil Negara, 29 FEBRUARI 2012 (Berdasarkan hasil rapat antar Instansi Tanggal 24 Februari 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

2016, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahara

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

profesional, bersih dan berwibawa.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN

Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini masih sedikit kajiannya. Terbukti dari Penelitian terdahulu seperti Penelitian Rachmad Hidayat, Adam Idris, dan Masjaya (2014) dalam ejournal Administrative Reform, Volume 2 Nomor 2: 1238-1250 berjudul Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau serta mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan peraturan pemerintah tersebut. Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hamdin Husin (2009) dalam Penelitian yang berjudul Implementasi Kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Lingkup Sekretariat Kabupaten Banggai berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 39 Ayat 2. Temuan atas penelitian ini menegaskan bahwa Implementasi kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah terhadap Motivasi kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Banggai

10 belum optimal meskipun sudah diberikan stimulus berupa tunjangan kinerja Daerah. Dari kajian pustaka diatas, maka penelitian tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini masih sedikit kajiannya, namun konsep dari beberapa penelitian terdahulu yang juga menganalisis tentang implementasi kebijakan peraturan ini dapat menjadi model acuan untuk mengkaji penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini lebih mendalam, agar nantinya peneliti mampu untuk melihat hasil dari implementasi kebijakan peraturan dari sudut pandang berbeda-beda. Selain itu, belum adanya penelitian yang menitikberatkan pada permasalahan mengenai kesejahteraan Pegawai Negeri terutama yang dikelola oleh Lembaga Negara yaitu PT. TASPEN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk langsung oleh pemerintah untuk mengelola kesejahteraan PNS khususnya pensiun menjadi hal yang penting untuk diteliti. Mengingat PT. TASPEN (Persero) tengah dihadapkan pada ragam regulasi tentang Manajemen Kepegawaian Sipil yang tercantum di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999. Dimana hal tersebut mengarah kepada salah satu kerangka besar reformasi birokrasi, yaitu salah satunya adalah tentang penataan pensiun termasuk pemberian kesejahteraan bagi Pegawai Negeri

11 Sipil. Hasil penelitian ini tentu akan menjadi bahan perbaikan dari kebijakankebijakan pemerintah terkait dengan pemberian kesejahteraan PNS kedepan termasuk pada pola pelayanan manajemen pensiun di PT. TASPEN (Persero), dimana perbaikan tersebut sangat mempengaruhi keberlanjutan dari Peraturan Direksi sebagai pedoman pelayanan pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua, Program Dana Pensiun dan Manajemen Data Peserta ini dan dari sanalah nantinya kita dapat mengetahui sejauh manakah keberhasilan implementasi dalam pencapaian Peraturan Direksi ini dan juga mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan Peraturan Direksi tersebut. 1.2 Kerangka Konseptual 2.2.1 Kerangka Konsep 2.2.1.1 Kebijakan Publik (Public Policy) Kebijakan publik merupakan suatu keputusan yang dibuat oleh Pemerintah yang berwenang untuk kepentingan rakyat yang menyangkut mengenai pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan, dan lain-lain. 2.2.1.2 Peraturan Pelayanan Peraturan Pelayanan adalah merupakan keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh individu maupun kelompok orang dalam suatu Badan/Lembaga Pemerintahan, guna untuk kebutuhan masyarakat secara luas. Peraturan Pelayanan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012 sebagai Pedoman Pelayanan Pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua, Program Dana Pensiun dan Manajemen Data Peserta yang

12 diterbitkan oleh PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar guna meningkatkan pelayanan kepada peserta yaitu Pegawai Negeri Sipil. Penelitian ini juga secara khusus ingin melihat bagaimana pelaksanaan implementasi tentang Peraturan Pelayanan yang ada di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar terkait dengan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan rekomendasi kedepan mengenai keberhasilan maupun kegagalan dari Peraturan Pelayanan tersebut. Kegagalan dan keberhasilan dalam konteks yang ditinjau adalah program yang dijalankan oleh PT. TASPEN (Persero) yang sejalan dengan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang tercantum dalam Pasal 21, yang menyatakan bahwa PNS memiliki hak untuk memperoleh Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua serta pada pasal 91 tentang syarat yang harus dipenuhi oleh PNS, seperti usia pensiun dengan masa kerja yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai dan syarat serta ketentuan lainnya yang mengatur. 2.2.1.3 Manajemen Kepensiunan Pensiun adalah kompensasi yang diberikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara juridis, pengaturan tentang kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil telah dimuat dalam Undang-Undang Kepegawaian, yakni Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

13 Pokok Kepegawaian, pada Pasal 1 disebutkan bahwa: Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan berupa tabungan hari tua dan pensiun, serta pemberhentian. Jadi manajemen kepensiunan ini masuk dalam ruang lingkup manajemen PNS, karena dalam melakukan manajemen PNS dibidang kepegawaian, haruslah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan PNS, baik PNS yang masih aktif dengan meningkatkan kesejahteraannya maupun bagi PNS yang telah memasuki masa usia pensiun (purna bakti) dengan memberikan tunjangan hari tua yang lebih layak. Secara spesifik, mengenai pemberian pensiun kepada PNS, terdapat proses dan prosedur yang harus dipenuhi sebagai syarat menerima hak pensiun, yaitu pegawai bersangkutan harus mengisi Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP) serta melampirkan kelengkapan pensiun lainnya. Selain itu, adapun syarat maupun ketentuan lain yang harus dipenuhi oleh peserta pensiun adalah telah mencapai usia pensiun minimal 50 tahun dan masa kerja minimal 20 tahun serta dinyatakan tidak dapat menjalankan pekerjaannya dikarenakan atau tidak oleh jabatannya menurut Peraturan tentang Pengujian Kesehatan Pegawai Negeri. Dasar pensiun yang digunakan adalah dari gaji pokok terakhir yang dikaitkan dengan masa kerja. Pendanaan terkait pensiun didapat dari iuran

14 wajib pegawai (IWP) setiap bulannya dan dana sumbangan dari Pemerintah yang dibebankan pada dana APBN. Maka dari itu, secara garis besar penelitian mengenai Tinjauan terhadap implementasi Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012 ini, dengan menitiberatkan pada manajemen PT. TASPEN (Persero) dalam mengelola dana pensiun dan memberikan pelayanan kepada peserta pensiun sangat berkaitan erat dengan ragam regulasi tentang Manajemen Kepegawaian Sipil. Dimana hal ini mengarah kepada kerangka besar reformasi birokrasi, yaitu salah satunya adalah tentang penataan pensiun termasuk pemberian kesejahteraan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2.2.1.4 New Public Service Menurut Denhardt and Denhardt (2003), ada delapan prinsip pelayanan yang harus dimiliki oleh Pemerintah agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat yaitu sebagai berikut: 1. Convenience adalah pelayanan dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mudah. 2. Security adalah pelayanan dapat memberi rasa aman kepada masyarakat. 3. Reliability adalah pelayanan dapat disediakan secara benar dan tepat waktu kepada masyarakat. 4. Personal Attention adalah pelayanan dapat diinformasikan oleh aparat dengan tepat kepada warga dan aparat dapat bekerjasama dengan warga untuk membantu memenuhi kebutuhannya.

15 5. Problem-Solving Approach adalah Pemerintah menyediakan informasi bagi warga untuk mengatasi masalahnya. 6. Fairness adalah Pemerintah dapat memberikan pelayanan yang adil bagi masyarakat. 7. Fiscal Responsibility adalah Pemerintah menggunakan uang publik secara bertanggungjawab. 8. Citizen Influence adalah peran serta masyarakat mempengaruhi pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah. 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Siklus Kebijakan Publik Menurut William Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik (1994), membagi siklus pembuatan kebijakan dalam lima tahap, yaitu: penyusunan agenda kebijakan, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, penilaian kebijakan. Untuk lebih jelasnya, siklus dalam proses pembuatan kebijakan: Gambar 2.1 Siklus Pembuatan Kebijakan Menurut William Dunn Siklus Pembuatan Kebijakan Menurut William Dunn Penyusunan Agenda Kebijakan Formulasi Kebijakan Adopsi Kebijakan Implementasi Kebijakan Penilaian atau Evaluasi Kebijakan Sumber: Pengantar Analisis Kebijakan Publik; William N. Dunn (1994)

16 2.3.2 Implementasi Kebijakan Menurut Pendapat Edward III, dalam bukunya yang berjudul Implementing Public Policy, menyatakan bahwa terdapat 4 variabel yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dari implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber daya (teknologi, keahlian, dana, prasarana). Disposisi atau sikap pelaksana merupakan komitmen pelaksana terhadap program. Struktur birokrasi didasarkan pada Standard Operating Procedure (SOP) yang mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan. 2.3.2.1 Model Implementasi Kebijakan Menurut Merilee S. Grindle (1980), terdapat 13 komponen variabel sumberdaya implementasi yang akan menunjang keberhasilan dari suatu implementasi kebijakan, yaitu (1) Isi pesan kebijakan, (2) Ketersediaan dana, (3) Adanya sanksi, (4) Tingkat kesukaran kebijakan, (5) Kredibilitas pesan kebijakan, (6) Kejelasan pesan kebijakan, (7) Konsistensi Kebijakan, (8) Frekuensi pengulangan kebijakan, (9) Penerimaan pesan, (10) Bentuk kebijakan, (11) Efficacy of the policy, (12) Partisipasi masyarakat, (13) Tipe kebijakan.

17 2.4 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Regulasi tentang Manajemen Kepagawaian Sipil Pegawai Negeri PNS TNI/POLRI OI Reformasi Birokrasi termasuk Penataan Pensiun dan Pemberian Kesejahteraan bagi PNS Komitmen Kerja dari PT.TASPEN (Persero) dalam mengelola manfaat dan pelayanan terhadap Program Dana Pensiun dan Program Tabungan Hari Tua Kebijakan mengenai Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012 tentang Pedoman Pelayanan Pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua, Program Dana Pensiun, dan Manajemen Data Peserta Pensiun Pegawai Negeri Sipil serta Tunjangan Keluarga Pelayanan belum optimal Permasalahan Bagaimana Implementasi Peraturan Direksi Nomor : PD-12/DIR/2012 yang diterbitkan oleh PT.TASPEN (Persero) Cabang Denpasar terkait dengan upaya reformasi birokrasi pasca kerja (pensiun) serta untuk mengetahui bentuk faktor penghambat dan pendukung dari ImplementasiPeraturan Direksi PT.TASPEN (Persero) Nomor : PD-12/DIR/2012. Rumusan Masalah Tujuan Untuk mengetahui dampak Implementasi Peraturan Direksi PT.TASPEN (Persero) Nomor : PD-12/DIR/2012 terhadap pelayanan yang diberikan kepada PNS terkait dengan upaya reformasi birokrasi pasca kerja (pensiun) serta mengetahui bentuk-bentuk hambatan dan tantangan.

18 Tinjauan Implementasi Kebijakan Peraturan Direksi Nomor : PD- 12/DIR/2012 Implementasi Kebijakan Pelaksanaan Program Dana Pensiun, Program Tabungan Hari Tua, dan Manajemen Data Peserta Pelayanan yang diberikan kepada PNS Kesimpulan dan Rekomendasi Deskriptif Kualitatif Tinjauan

19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Dimana penelitian ini berhubungan dengan ide persepsi, pendapat yang tidak bisa dihitung dengan menggunakan angka. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Denpasar karena PT. TASPEN (Persero) memiliki tugas untuk mengelola Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) kepada Pegawai Negeri Sipil. Mengenai waktu penelitian dimulai pada akhir bulan September hingga Februari. 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini menggunakan jenis data sebagai berikut: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari Informan. Untuk penelitian ini, data diperoleh dari hasil wawancara yang terkait langsung dengan pelaksanaan pelayanan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Denpasar.

20 b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Untuk data jenis ini diperoleh melalui media perantara seperti bukti, catatan, dokumen-dokumen resmi Instansi Pemerintah yang bersifat rahasia ataupun dipublikasikan. c. Data online, yaitu data yang diperoleh dari internet dengan tujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada peneliti kedepannya. 3.4 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah unit analisis berupa benda, yaitu kebijakan-kebijakan yang ada dalam Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar. Peneliti memilih penelitian ini karena kebijakan tersebut menjadi landasan hukum sekaligus pedoman pelaksana dari PT. TASPEN (Persero) dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Jaminan Sosial berupa Pensiun dan Tabungan Hari Tua kepada Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu, perlu dilakukan peninjauan terhadap implementasi kebijakan peraturan pelayanan ini, agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan maupun kegagalan dari kebijakan tersebut dalam mencapai tujuannya. 3.5 Teknik Penentuan Informan Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu Teknik Purposive, dimana informannya telah ditentukan serta Teknik Snowball yaitu teknik pengambilan sampel dengan arahan dari narasumber dan tidak menutup kemungkinan akan berkembang lagi sesuai arahannya.

21 3.6 Teknik Pengumpulan Data Tabel 3.1 Informan Penelitian No NARASUMBER KETERANGAN 1 Kepala Cabang PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar 2 Kepala Bidang Administrasi Keuangan dan Verifikasi SPJP PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar 3 Pelaksana Bidang Kepesertaan PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar 4 Pelaksana Bidang Layanan dan Manfaat PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar 5 Pensiunan Pegawai Negeri Sipil bertempat di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar a. Observasi, adalah mengamati langsung lokasi penelitian sekaligus memperoleh data terkait keakuratan dari penelitian tersebut. Dimana penelitian ini ingin meneliti mengenai pelaksanaan pelayanan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama Denpasar. b. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada informan. c. Studi dokumentasi, adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian. d. Uji Validitas Data, adalah menggunakan teknik triangulasi yang bertugas untuk memeriksa keabsahan data dan menguji pemahaman dari peneliti. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber, teknik triangulasi metode, teknik triangulasi teori. Sebagai penyelenggara operasional dan perencaan serta pengendalian kegiatan kantor cabang hingga pencapaian kinerja. Sebagai perencana dan pengendalian fungsi administrasi keuangan, pengadministrasian dan monitoring penerimaan iuran, penyelenggara kegiatan rekonsiliasi keuangan, serta verifikasi kelengkapan dan pengendalian bukti-bukti dokumen transaksi keuangan. Sebagai perencana dan koordinasi pelaksanaan kegiatan data peserta serta pengadministrasian, pemeliharaan, dan mutasi data peserta. Sebagai perencana dan koordinasi pelaksanaan kegiatan layanan dan manfaat, pengelolaan kegiatan layanan dan manfaat, serta perhitungan manfaat klim. Sebagai pengguna layanan penssiun dan tabungan hari tua di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar.

22 3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis model interaktif menurut Milles dan Huberman (1992) yang terdiri atas 3 bagian yaitu reduksi data, sajian data, dan kesimpulan yang akan dijelaskan melalui bagan: Gambar 3.1Teknik Analisis Data Pengumpulan data Penyajian Data Reduksi Data Kesimpulan (Sumber: Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 15-17) 3.8 Teknik Penyajian Data Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik penyajian data dalam bentuk teks, yaitu berupa kalimat.