Analisis ekspor karet dan pengaruhnya terhadap PDRB di Provinsi Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis impor Indonesia dari Cina

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

KELAPA SAWIT: PENGARUHNYA TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAERAH RIAU. Abstrak

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

V. GAMBARAN UMUM EKONOMI KELAPA SAWIT DAN KARET INDONESIA

SENSITIVITAS PERTUMBUHAN EKONOMI SUMSEL TERHADAP HARGA KOMODITAS PRIMER; PENDEKATAN PANEL DATA

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

Analisis ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sejak awal pembangunan peranan sektor pertanian dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

ANALISIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PERKAPITA DI KABUPATEN BATANGHARI

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 4 Desember 2013 PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU. Nursiah Chalid

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

Pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan tahun 1983

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

KAJIAN DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. ABSTRAKSI Rita Yani lyan, Yusbar Yusuf Susi Lenggogeni

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

Transkripsi:

Analisis ekspor karet dan pengaruhnya terhadap PDRB di Provinsi Jambi Paula Naibaho Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) produksi dan ekspor karet di Provinsi Jambi; 2) pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi. Data yang digunakan adalah data sekunder Provinsi Jambi selama periode Tahun 2001 2103 yang mencakup: jumlah produksi karet, volume ekspor karet, nilai ekspor karet dan PDRB. Analisis dilakukan secara deskriptif.. Selanjutnya untuk menganalisis pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi digunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis menemukan: 1) Rata-rata produksi karet di Provinsi Jambi sebesar 270.841 ton pertahun dengan pertumbuhan 30,91 persen pertahun selama periode 2001-2013; 2) Volume ekspor karet mengalami pertumbuhan rata-rata 10,48 persen pertahun sedangkan dari sisi nilai ekspornya mengalami pertumbuhan rata-rata 30,93 persen pertahun; 3) Ekspor karet berpengaruh signifikan terhadap total PDRB di Provinsi Jambi. Kata kunci : ekspor karet, PDRB, produksi karet PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan PDB suatu negara atau daerah melebihi tingkat pertumbuhan penduduk dalam jangka panjang.tujuan pembangunan ekonomi adalah kenaikan pendapatan, perbaikan kondisi di luar aspek ekonomi dan meningkatkan kesejateraan masyarakat, bangsa dan negara.pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan pendapatan perkapita, karena kenaikan pendapatan perkapita merupakan kesejateraan masyarakat sedangkan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa komponen salah satunya adalah perdagangan internasional (Sukirno, 1988) Ekspor adalah perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industriindustri pabrik besar, bersama dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain, ekspor mencerminkan aktifitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan intenasional, sehingga suatu negara yang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju. (Todaro 2003). Karet merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang memiliki peran cukup penting dalam perekonomian nasional. Sampai saat ini, permintaan akan hasil karet masih tinggi dikarenakan semakin meluasnya penggunaan karet sehingga permintaan terhadap bahan baku pun meningkat. Namun, perkebunan karet rakyat tidak dikelola dengan baik dan tanaman karet tua jarang diremajakan dengan tanaman baru.hal tersebut menyebabkan produktivitas perkebunan karet rakyat sangat rendah. 28

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki petani karet rakyat di daerah penelitian adalah keadaan iklim dan lahan, ketersediaan tenagakerja, pengalaman bertani petani, dan jarak tanam tanaman karet, kelemahan yang dimiliki petani karet rakyat adalah jenis bibit karet, jumlah modal yang dimiliki petani, pemeliharaan kebun karet, penyadapan tanaman karet, dan kelompok tani; peluang yang dapat dimanfaatkan petani karet rakyat adalah permintaan getah karet, harga getah karet, dan peran pemerintah, ancaman yang dihadapi petani karet rakyat adalah penyakit tanaman karet, ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit, dan getah karet milik pesaing. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani karet adalah dengan meningkatkan kualitas bahan olahan karet yang di hasilkan melalui perbaikan teknologi pengolahan bahan olahan karet.upaya perbaikan kualitas bahan olahan karet, selain didasarkan pada pertimbangan daya saing produk pasar internasional, juga ditunjukkan untuk meningkatkan pendapatan petani Swardin (1995) Negara tujuan ekspor dari Provinsi Jambi didominasi negara-negara dibenua Asia. Sebagian besar produk-produk dari Provinsi Jambi meluncur ke negara Singapura, Thailand, Jepang, Malaysia dan Cina. Karet merupakan produk unggulan dari Provinsi Jambi, perkebunan karet merupakan areal perkebunan pertama terluas di Provinsi Jambi memiliki potensi lahan yang cukup memadai untuk pembudidayaan perkebunan karet dan jumlah petani yang cukup besar yang menggantungkan kehidupannya dari perkebunan karet. Perkembangan perkebunan besar karet baik pemerintah maupun swasta telah berdampak terhadap perekonomian Daerah Provinsi Jambi secara umum, khususnya dilihat dari peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Disamping itu, perkembangan luas tanaman karet di Provinsi Jambi juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Permintaan akan tenaga kerja secara langsung dipengaruhi oleh PDRB sedangkan PDRB dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Oleh karena itu secara tidak langsung permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Karet merupakan produk unggulan dari Provinsi Jambi, perkebunan karet merupakan areal perkebunan terluas di Provinsi Jambi memiliki potensi lahan yang cukup memadai untuk pembudidayaan perkebunan karet dan jumlah petani yang cukup besar yang menggantungkan kehidupannya dari perkebunan karet.komoditi tersebut merupakan andalan ekspor yang mempunyai andil yang cukup baik dilihat dari kontribusinya terhadap total ekspor. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) produksi dan ekspor karet di Provinsi Jambi; 2) pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi, METODE Data yang digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Provinsi Jambi selama periode Tahun 2001 2103 yang mencakup: jumlah produksi karet, volume ekspor karet, nilai ekspor karet dan PDRB. Alat analisis Untuk menganalisis produksi dan ekspor karet dilakukan secara deskriptif. Selanjutnya untuk menganalisis pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi digunakan analisis regresi linear sederhana, dengan persamaan sebagai berikut: 29

Y = a + b + Dimana : Y = PDRB a = Konstanta b = Koefisien regresi = Ekspor karet = Faktor pengganggu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi dan ekspor Provinsi Jambi Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di wilayah Provinsi Jambi. Untuk menciptakan sektor pertanian yang berkemampuan dan memiliki kekuatan yang tangguh maka pembangunan di sektor pertanian harus diusahakan agar dapat membawa dampak yang positif dalam mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang. Salah satu komoditi pertanian (khususnya perkebunan) di Provinsi Jambi adalah komoditi karet. Selama periode Tahun 2001 2013, rata-rata produksi sebesar 270.841 Ton pertahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 30.91 persen. Tabel 1 Produksi karet Di Provinsi Jambi periode 2001-2013 Tahun Produksi Karet (ton) Pertumbuhan 2001 239.330-2002 239.625 0,12 2003 241.704 0,86 2004 236.317-2,22 2005 247.568 4,76 2006 266.263 7,55 2007 264.674-0,59 2008 271.752 2,67 2009 280.620 3,26 2010 288.981 2,97 2011 298.786 3,39 2012 322.044 7,78 2013 323.271 0,36 Rata-rata 270.841 30.91 Sumber : Statistik Perkebunan 2013. DISBUN Provinsi Jambi. Pertumbuhan produksi karet ini juga diikuti oleh pertumbuhan volume ekspor karet Provinsi Jambi. Meskipun volume ekspor mengalami fluktuasi yang signifikan, tetapi secara rata-rata mengalami pertumbuhan 10.48 persen pertahun. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan nilai ekspor memperlihatkan bahwa pertumbuhan tertinggi nilai ekspor karet terjadi tahun 2010 sebesar 157,21 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar -4,68 persen. Rata-rata pertumbuhan nilai ekspor yaitu 30,93 persen. 30

Tabel 2 Volume dan nilai ekspor karet Provinsi Jambi Periode 2000-2013 Tahun Volume ekspor Pertumbuhan Absolut (Ton) (%) Absolut (US$) Nilai ekspor Pertumbuhan (%) 2001 87.787.071,00-44.585.729,11-2002 82.259.652,70-6.30 56.504.159,83 26,73 2003 105.144.406,00 27.82 92.319.348,78 63,38 2004 127.432.918,00 21.20 142.987.229,12 54,88 2005 140.176.209,80 10.00 136.285.952.26-4,68 2006 127.684.936,00-8.91 222.171.758,64 63,01 2007 193.942.016,00 51.89 412.524.398,18 85,67 2008 188.359.660,00-2.88 421.988.483,71 2,29 2009 181.416.296,00-3.69 301.054.026,00-28,65 2010 292.004.560,00 60.96 774.357.592,00 157,21 2011 238.965.750-18.16 1.129.142.814,00 45,81 2012 190.975.540,00-20.08 617.936.563,00-45,27 2013 198.148.580 3.76 505.073.200,00-18,26 Rata-rata 165.715.199,7 10.48 3.631.265.617,00 30,93 Sumber : Statistik ekspor 2013, DISPERINDAG Provinsi Jambi. Pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi Hasil estimasi pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi diberikan pada tabel berikut: Tabel 3 Estimasi pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi Variabel Koefisien t statistik Sig Konstanta Ekspor karet 6,295 1,394 3,673 3,940 0,004 0,002 R = 0,765 R 2 = 0,585 T tabel = 2,200 F Hitung = 15,523 Sig F hit = 0,002 F tabel = 4,84 Sumber : Hasil Perhitungan (data yang diolah) Besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2). Nilai R2 dalam model regresi ini diperoleh sebesar 0,585. Hal ini berarti besarnya kemampuan variabel ekspor karet menjelaskan variasi (naik dan turunnya) variabel PDRB sebesar 58,5 persen sedangkan sisanya sebesar 41,5 persen di jelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam persamaan regresi ini. Hasil uji hipotesis nilai probabilitas 0,002. Pada taraf signifikansi 1%, artinya ekspor karet berpengaruh signifikan terhadap PDRB. Peningkatan ekspor karet akan meningkatkan PDRB. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Rata-rata produksi karet di Provinsi Jambi sebesar 270.841 ton pertahun dengan pertumbuhan 30,91 persen pertahun selama periode 2001-2013 31

2. Volume ekspor karet mengalami pertumbuhan rata-rata 10,48 persen pertahun sedangkan dari sisi nilai ekspornya mengalami pertumbuhan rata-rata 30,93 persen pertahun. 3. Ekspor karet berpengaruh signifikan terhadap total PDRB di Provinsi Jambi. Saran 1. Perkembangan produksi karet perlu diperhatikan baik karena akan mempunyai banyak manfaat terutama untuk meningkatkan penerimaan bagi suatu negara maupun daerah. Selain melakukan revitalisasi tanaman karet, sebaiknya ditetapkan sebagai standar mutu karet yang baik, sehingga harga karet ditingkat petani dapat dipertahankan. 2. Transportasi yang mendukung kegiatan ekspor jugaperlu di perhatikan. Nilai tambah akan lebih besar jika barang eskpor sudah berbentuk barangjadi tetapi karena teknologi dibidang pengolahan terbatas maka karet yang di ekspor masih dalam bentuk barang olahan karet. 3. Untuk meningkatkan produktivitas karet maka pelu dilakukan penyuluhan dan bimbingan teknis secara berkala kepada petani. DAFTAR PUSTAKA REFERENCES Angkouw, Junaedy. 2013.Perubahan Nilai Tukar Rupiah Pengaruhnya Terhadap Ekspor Minyak Kelapa Kasar Di Sulawesi Utara. Jurnal EMBA 981 Vol.1 No.3 September 2013. Ariansyah, M; Amir,A; Ahmad,E. (201 4). Tingkat ketergantungan fiskal dan hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah; 1(3). Astrini, Putri. 2014. Analisis Daya Saing Komoditi Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun 2001-2014. Jurnal Vol. 4. No. 1, Januari 2014. Badan Pusat Statistik. 2013. Jambi Dalam Angka 2013. BPS Provinsi Jambi. Jambi. Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Perdagangan Internasional. BPS Provinsi Jambi. Jambi. Bahrun,B; Syaparuddin,S; Hardiani,H. (2014). Analisis Pendapatan dan Pola Pengeluaran Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Sarolangun. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah; 2(1): 1-8. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2013. Statistik Perkebunan. DISBUN Provinsi Jambi. Jambi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi. 2013. StatistikEkspor 2013. DISPERINDAG Provinsi Jambi. Jambi. Hidayat, S. ( 2007). Revitalisasi perkebunan karet rakyat melalui pendekatan kawasan industri masyarakat perkebunan (KIMBUN). Eko-Regional; 2(1) Idris,K; Hodijah,S; Syaparuddin,S. (2014). Pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di Provinsi Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika; 9(1) Mayanti,A; Syaparuddin,S; Ahmad,E. (201 3). Analisis PDRB sektor primer dan kesempatan kerja di Kabupaten Bungo. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah; 1(1): 51-62. 32

Salvatore. 1997. Ekonomi Internasional Edisi Kelima Jilid 1. Penerbit Erlangga : Jakarta. Rahmadi, S. (201 1). Keterkaitan penerimaan daerah dan PDRB Propinsi Jambi (Pendekatan simultan). Jurnal Paradigma Ekonomika; 1(4) Suhartati, Tati. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Tan, Syamsurijal. 2013. Ekonomi Internasional. Citra Pratama, Jakarta. Yarsi, Asri. 2006. Analisis Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sistem Kemitraan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit. Skripsi FP ITB. Zulgani,Z; Syaparuddin,S; Parmadi,P. (2014). Analisis daya saing produk agroindustri perkebunan dalam perekonomian wilayah Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah; 2(1): 29-38. 33