BUPATI KEPULAUAN MERANTI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 9 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

NOMOR : 17 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2O15 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

Transkripsi:

[ BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 16 TAHUN 20112011 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN MERANTI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti tentang Keuangan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4968); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelengaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI dan BUPATI KEPULAUAN MERANTI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Derah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Meranti; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Kepulauan Meranti dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi da n tugas pe mbantu an d engan prin sip oton omi selu asluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti; 5. Bupati adalah Bupati Kepulauan Meranti; 6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Kepulauan Meranti;

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalah sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara unsur pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 10. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelengaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang di buat oleh BPD bersama Kepala Desa; 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dalam Peraturan Desa. 13. Kekayaan Desa adalah aset Desa yang bergerak dan tidak bergerak sebagai sumber penghasilan bagi Pemerintahan Desa; 14. Dana Perimbangan adalah pengertian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 15. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk desa yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan bagian dana perimbangan keuangan pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten Kepulauan Meranti; 16. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten adalah bantuan dana reguler untuk membangun dan memberdayakan usaha produktif. BAB II KEUANGAN DESA Pasal 2 Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa yang dinilai dengan uang termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Pasal 3 Pengelolaan keuangan desa adalah seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelayanan dan pertanggung jawaban serta pengawasan keuangan desa.

Pasal 4 Penggunaan dana dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. BAB III ANGGARAN PEDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 5 (1) Penetapan jumlah biaya dalam APBDesa adalah merupakan satu biaya maksimal yang bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh Pemerintahan Desa; (2) Rencana APBDesa dirumuskan setiap bulan Januari tahun berjalan; (3) Pengaturan mengenai penyusunan, perhitungan, pengelolaan dan perubahan APBDesa ditetapkan dalam Peraturan Bupati. Pasal 6 (1) APBDesa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja pegawai dan pembiayaan. (2) Penerimaan dari Pemerintah Kabupaten meliputi : a. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten; b. bantuan Pemerintah Kabupaten; c. bagian pendapatan lainnya meliputi : 1. sisa anggaran tahun lalu; 2. pendapatan asli desa; 3. penerimaan yang berasal dai Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten. d. bagian pengeluaran terdiri dari belanja aparatur dan belanja pelayanan publik; e. bahan penyusunan APBDesa meliputi, sisa lebih perhitungan APBDesa tahun lalu, realisasi pendapatan dan belanja tahun lalu, masukan dan pendapatan dari tokoh masyarakat dan perangkat desa, kebijakan pemerintah, Pemerintah Provinsi yang berkaitan dengan penyusunan APBDesa serta aspirasi masyarakat. Pasal 7 (1) Rencana APBDesa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa; (2) Hasil musyawarah sebagimana dimaksud dalam ayat (1) dibahas bersama oleh Kepala Desa dan BPD menjadi Rancangan Peraturan Desa; (3) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurangkurangnya memuat : a. struktur APBDesa yang meliputi pendapatan, belanja aparatur dan belanja publik. b. lembar persetujuan bersama antara Kepala Desa dan BPD.

Pasal 8 (1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disetujuai bersama, sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 (tiga) hari disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati untuk dievaluasi; (2) Hasil evaluasi Bupati terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kepada Kepala Desa; (3) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melalui batas waktu dimaksud. Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa. Pasal 9 (1) APBDesa baru dapat dilaksanakan setelah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa tentang Pelaksanaan APBDesa; (2) Dalam pelaksanaan APBDesa dapat terjadi perubahan penerimaan dan belanja desa, sehingga harus dilakukan perubahan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Pasal 10 (1) Struktur APBDesa merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan desa, belanja aparatur dan belanja publik; (2) Bagian dari pendapatan dalam struktur APBDesa meliputi : a. pos sisa anggaran tahun lalu; b. pos pendapatan asli desa; c. pos penerimaan, yang berasal dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten; d. pos pendapatan lain-lain; dan e. sumbangan atau bantuan dari pihak ketiga. Pasal 11 (1) Bagian belanja Aparatur dalam struktur APBDesa meliputi : a. pos belanja penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD; b. pos belanja barang dan jasa; c. pos belanja modal; d. pos belanja pemeliharaan; e. pos belanja dinas; f. pos belanja lain-lain; g. pos belanja tidak tersangka. (2) Bagian Belanja Publik dalam struktur APBDesa meliputi : a. pos prasarana pemerintah; b. pos sarana produksi;

c. pos prasarana perhubungan; d. pos pembangunan pemasaran; e. pos pembangunan prasarana sosial; f. pos peningkatan SDM; g. pos pembangunan lain-lain. Pasal 12 Pedoman penyusunan APBDesa sebagaimana dimaksud dalm pasal 9 diatur dengan Peraturan Bupati. BAB IV PELAKSANAAN ANGGARAN Pasal 13 (1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. (2) Dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangannya kepada perangkat desa. (3) Pengelolaan keuangan desa meliputi : a. pejabat pengelola keuangan desa; b. pemegang kas desa. Pasal 14 (1) Pejabat pengelola keuangan desa mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan belanja desa sesuai dengan peruntukannya. (2) Pemegang kas desa mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan pencatatan, pembukaan dan mempertanggungjawabkan kepada pejabat pengelola keuangan desa. Pasal 15 Untuk melakukan penatausahaan desa, Kepala Desa dapat mengangkat Pemegang Kas Desa, yang berasal dari warga desa yang mempunyai persyaratan sebagai berikut : a. berpendidikan minimal SLTP atau sederajat; b. umur minimal 17 tahun atau sudah menikah; c. sehat jasmani dan rohani; d. berkelakuan baik, jujur dan dapat dipercaya; e. bersedia menjadi pemegang kas desa; f. diutamakan mempunyai keahlian dibidang penatausahaan keuangan. Pasal 16 Pemegang kas Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 diberikan penghasilan tetap dan tunjangan sesuai kemampuan keuangan desa yang dicantumkan dalam APBDesa.

Pasal 17 (1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporan pengelolaan keuangan desa dalam bentuk laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati melalui Camat; (2) Laporan pertanggung jawaban keuangan desa memuat perhitungan APBDesa selama satu tahun anggaran. Jenis-jenis pendapatan adalah : a. pendapatan Asli Desa; b. Pajak Daerah; c. Retribusi Daerah; BAB V SUMBER PENDAPATAN DESA Pasal 18 d. bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten; e. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; f. bantuan, Hibah atau sumbangan Pihak Ketiga. Pasal 19 Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a merupakan pendapatan asli desa yang berasal dari pungutan desa dan hasil penerimaan dari kekayaan desa. Pasal 20 Pendapatan Desa dari Pajak Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b merupakan pendapatan yang diterima paling sedikit sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari pajak daerah yang wajib diberikan kepada Desa setelah dikurangi upah pungut, yang disetor ke rekening masing-masing Desa. Pasal 21 Pendapatan desa dari Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud pasal 18 huruf c merupakan pendapatan yang diterima desa paling sedikit sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari Retribusi Daerah yang wajib diberikan kepada Desa setelah dikurangi upah pungut, yang disetor ke rekening masing-masing Desa. Pasal 22 Alokasi Dana Desa yang merupakan pendapatan Desa yaitu bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf d paling sedikit 10 % (sepuluh perseratus) wajib diserahkan kepada Desa dan disetor ke rekening masing-masing Desa setelah dikurangi belanja pegawai. Pasal 23 Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf e merupakan pendapatan Desa yang diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten.

Pasal 24 Bantuan Hibah atau sumbangan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf f merupakan pendapatan Desa yang diberikan oleh pihak Ketiga. Pasal 25 Pembagian Alokasi Dana Desa berdasarkan azas adil dan merata, yaitu : a. azas merata, yaitu Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM) sebesar 60% (enam puluh perseratus) yang dibagi merata kepada seluruh desa yang ada di Kabupaten; b. azas adil atau proposional, yaitu Alokasi Dana Proposional (ADDP) sebesar 40% (empat puluh perseratus) yang dibagi secara adil atau proposional kepada Desa berdasarkan: 1. Variable independen, yaitu : a) Kemiskinan; b) pendidikan dasar; c) kesehatan; d) keterjangkauan Desa. 2. Variable tambahan yaitu : a) jumlah penduduk; b) luas wilayah; c) potensi ekonomi; d) partisipasi masyarakat; e) jumlah dusun, RW dan RT. Pasal 26 (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Alokasi Dana Desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (2) Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain : a. asas Pengelolaan Dana; b. pengelolaan; c. perencanaan dan Penggunaan; d. mekanisme Penyaluran dan Pencairan; e. pelaksanaan Kegiatan dan Mekanisme Pengendalian; f. pelaporan dan Pertanggung jawaban. BAB VI KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA Pasal 27 (1) Kepala Desa dan Perangkat Desa mendapat penghasilan tetap dan tunjangan lainnya.

(2) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari APBD Kabupaten. (3) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari APBDesa. Pasal 28 (1) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 mencakup: a. Kepala Desa; b. Sekretaris Desa ; c. Kepala Dusun ; d. Kepala Urusan ; e. Staf Sekretariat Pemerintah Desa. (2) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa yang ditetapkan dalam APBDesa. (3) Besarnya penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 29 Sekretaris Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil hanya menerima tunjangan lainnya dari Pemerintah Desa. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 30 (1) Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten meliputi : a. pemberian pedoman mengenai Pengurusan APBDesa; b. pemberian pedoman tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa; c. pemberian pedoman tentang Pengelolaan Kekayaan dan Aset Desa; d. melakukan bimbingan teknis terhadap pengelolaan keuangan desa; e. melakukan bimbingan teknis administrasi keuangan desa; f. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan Alokasi Dana Desa; g. melakukan pelatihan terhadap pemegang kas desa dalam pengelolaan keuangan desa; h. melakukan fasilitasi dalam rangka peningkatan pendapatan desa; i. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan APBDesa dan Aloksai Dana Desa. (2) Pembinaan dan Pengawasan Camat meliputi : a. memfasilitasi penyusunan dan perancangan APBDesa; b. memfasilitasi pengelolaan keuangan desa; c. memfasilitasi pengelolaan Alokasi Dana Desa;

d. memfasilitasi pengelolaan kekayaan dan aset desa; e. memfasilitasi penatausahaan pengelolaan keuangan desa; f. menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti. Ditetapkan di Selatpanjang pada tanggal 24 Oktober 2011 BUPATI KEPULAUAN MERANTI, ttd I R W A N Diundangkan di Selatpanjang pada tanggal 24 Oktober 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, ttd H. ZUBIARSYAH.MS, SH PEMBINA UTAMA MUDA NIP.19560712 198112 1 011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN 2011 NOMOR 16

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 16 TAHUN 2011001 TENTANG KEUANGAN DESA I. UMUM Dengan diberlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka Desa perlu menetapkan pengelolaan Keuangan dalam upaya peningkatan pelayanan Desa maka Pemerintahan Desa sebagai unit pemerintahan terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat perlu didukung dana dalam melaksanakan tugas-tugasnya dibidang Pemerintahan maupun pembangunan. Disamping itu pemberian alokasi dana desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti perubahan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi desa, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Peraturan Daerah tentang Keuangan Desa memuat hal-hal sebagai berikut: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; b. Pelaksanaan Anggaran; c. Sumber Pendapatan Desa; d. Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa; e. Pembinaan dan Pengawasan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Ayat (1)

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijasikan milik desa yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Ayat (2) Ayat (3) Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Yang dimaksud dengan hibah atau sumbangan dari pihak ketiga dapat berbentuk hadiah, wakaf dan atau lain-lain sumbangan serta pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang. Yang dimaksud dengan wakaf dalam ketentuan ini adalah perbuatan hukum wakaf yang memisahkan dan/atau menyerahkan sebahagian harta benda miliknya atau dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari ah. Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 06