FUNDAMENTAL NORM Konstitusi yg tertulis dimiliki oleh hampir sebagian besar negara modern dan konstitusi ada di seluruh negara yg demokratis. Eric Barendt dlm Bambang Wijayanto BASIC LAW Konstitusi menjadi dasar negara krn itu konstitusi memuat visi dan tujuan negara serta juga mengemukakan prinsip dan aturan dasar yg mengatur tata kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. 1
UUD1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam peraturan perundangundangan. HUKUM DASAR Mengatur secara tegas terhadap suatu substansi harus diatur dengan peraturan perundang-undangan. Menjadi dasar dalam pembuatan peraturan perundang-undangan, namun tidak secara tegas mendelegasikannya dgn jenis peraturan tertentu. Agenda utama proses reformasi hukum yang monumental adalah amandemen UUD 1945 qkonstitusi merupakan produk hukum yang tetap memerlukan penyesuaian dengan dinamika baik yang bersifat nasional maupun internasional, baik yang bersifat universal maupun partikularistik atas dasar tiga pendekatan yaitu (credibility and effectiveness; democracy and public engagement; dan trust and accountability). qamandemen UUD 1945 sebagai constitutional reform merupakan langkah strategis untuk reaktualisasi nilainilai dasar demokrasi yang di era sebelumnya banyak disalahgunakan oleh penguasa. 2
Metamoforsa Pertama : pada tanggal 17 Agustus 1945 Metamoforsa Kedua : terjadi pada tanggal 27 Desember 1949 Metamoforsa Ketiga : pada tanggal 15 Agustus 1950 Metamoforsa Keempat : 5 Juli 1959-1966 Metamoforsa Kelima : perubahan formal agar UUD 1945 lebih sempuna dan lebih modern. 1. DampakMetamoforsaPertama : penggantiankonstitusi dari konstitusi HindiaBelandayaitu Wet op de Staatsinrichting van Ned-Indie disingkatindische Staatsregeling(IS 1925) yang kemudian diganti dengan konstitusi NKRI yaituuud 1945. 2. DampakMetamoforsaKedua : DalamPasal 1 ayat (2) KRIS 1949 ditentukan : Kekuasaan berkedaulatanris dilakukanolehpemerintah bersamasama dengandpr dansenat. Artinyakedaulatan rakyat dilakukanolehpemerintah bersama-sama dengandpr dan Senat. 3
3. Dampak Metamoforsa Ketiga : Setelah RIS dibubarkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dan kembali menjadi bentuk negara kesatuan (NKRI) maka KRIS 1949 bermetamoforsa menjadi UUDS 1950. Sistem pemerintahan tetap sistem parlementer dengan demokrasi liberalnya yang multi partai. 4. Dampak Metamoforsa Keempat : 1. Era Orde Lama Setelah Dekrit dikeluarkan Presiden Soekarno selanjutnya Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden (PNPS) No. 1/1959 yang menetapkan bahwa : Sementara DPR belum terwujud sesuai dengan UUD 1945 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) UUD 1945, maka DPR yang dibentuk berdasarkan UU No. 7/1953 tentang pemilihan Umum menjalankan tugas DPR menurut UUD 1945. 2. Era Orde Baru Dalam rangka menegakkan kembali kehidupan konstitusional di awal pemerintahan Orde Baru, DPR GR mengeluarkan Memorandum tanggal 9 Juni 1966 yang berisi tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan RI dan Bagan Susunan Kekuasaan di dalam Negara RI yang dikuatkan dengan TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. 4
Bentuk Peraturan Perundang-undangan RI menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Dasar 1945 2. Ketetapan MPR(S) 3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-undang 4. Peraturan Pemerintah 5. Keputusan Presiden 6. Peraturan Pelaksana lainnya seperti : Permen, Instruksi Menteri, dll 5. DampakMetamoforsa Kelima: 1. DampakPerubahanMaterial UUD 1945 PadamasapemerintahanHabibie(1998-1999) dalamsidangistimewa MPR 1998 telahdihasilkan12 TAP MPR diantaranyayang berkaitan denganperubahansecaramaterial terhadapuud 1945 adalah: 1. TAP MPR No. VIII/MPR/1998 tentangpencabutantap MPR No. IV/MPR/1983 tentangreferendum. 2. TAP MPR No. X/MPR/1998 tentangpokok-pokok Reformasi Pembangunan DalamRangka Penyelamatandan Normalisasi KehidupanNasionalSebagaiHaluanNegara. 3. TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentangham yang kemudiandijabarkan dalamuu No.39/1999 tentangham yang substansinyasecaraprinsipil akandiangkatke BabHAM dalamperubahankeduauud 1945 tahun 2000. 4. TAP MPR No. XV/MPR/1998 tentangpenyelenggaraanotonomidaerah; Pengaturan, Pembagian, danpemanfaatansumberdayanasionalyang berkeadilan; sertaperimbangankeuanganpusatdandaerah dalam KerangkaNegara KesatuanRI. 5
2. DampakTerhadap Pembentuk Peraturan Perundang-undangan Berdasarkan uraian diatas maka pembentuk UU dalam arti formal dan material pasca 4 kali amandemen UUD 1945 ditambah dengan ditetapkannya TAP MPR No. III/MPR/2000 jotap MPR No. I/MPR/2003 dan jabarannya dalam UU No. 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan berbagai macam UU Organiklainnya adalah sebagai berikut : 1. Pembentuk UUD adalah MPR, dasar konstitusionalnya adalah pasal 3 ayat (1) dan pasal37 UUD 1945; 2. Pasca amandemen UUD 1945 tidak ada lagi Ketetapan MPR yang bersifat pengaturan (regeling); 3. Pembentuk UU adalah DPR dan Presiden, dasar konstitusionalnya adalah Pasal 5 ayat(1); 4. Pembentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Presiden, dasar konstitusionalnya adalah Pasal 22 UUD 1945; 5. Pembentuk Peraturan Pemerintah adalah Presiden, dasar konstitusionalnya Pasal 5 ayat(2) UUD 1945; 6. Pembentukan Peraturan Presiden, dasar konstitusionalnya adalah Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam UU No. 10/2004; 7. Pembentuk Peraturan Daerah (Perda) dan peraturan pelaksanaannya adalah pemerintah daerah. Dasar konstitusionalnya adalah Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 kemudian dijabarkan UU No.10/2004 dan UU No.32/2004. 3. Dampak Terhadap Proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pada era orde baru sebelum amandemen UUD 1945, sejak tahun 1970 proses dan prosedur pembentukan peraturan perundang-undangan tingkat Pusat di lingkungan pemerintah (eksekutif) diatur dalam Inpres No.15/1970 dan pada tahun 1998 diawal Pemerintahan Presiden BJ Habibie diganti dengan Keppres No. 188/1998. Sebagaimana diuraikan di atas, selama masa Orde Baru pembentuk UU yang utama adalah Presiden, sedangkan DPR hanyalah sebagai pembentuk UU. 6
4. DampakTerhadapTeknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Dalammetamoforsa kelimayang signifikandibentuknya Mahkamah Konstitusi (MK) yang dapatmengujiuu terhadapuud 1945. Demikianpula kewenangan Mahkamah Agung(MA) yang selamaordebaru hanyadidasarkan pada UU di era reformasiditingkatkan menjadi kewenangan kosntitusional. Dibentuknya MK dandiberikannya kewenangankonstitusional kepada MA mempunyai dampak tersendiribagipembentukperaturan perundang-undangan yang harusbekerjalebihkerasdan lebihhati-hati kalau tidak inginproduknyadibatalkan olehkeduapelaku kekuasaan kehakimantersebut. SEKIAN TERIMA KASIH 7