BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Menurut Slameto (dalam Pradhana, 2012), Keluarga adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang

BAB I PENDAHULUAN. persiapan pada bidang pekerjaan di waktu yang akan datang. Untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat memenuhi keutuhan atau tujuan yang dimilikinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung semester genap

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. orang, dibutuhkan wirausahawan minimal 4,7 juta orang. Kenyataanya, saat ini baru

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. suatu tujuan tertentu. Penguasaan substansi tidaklah cukup, jika metode yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan dalam keluarga mempunyai. ada pengaruh yang dapat mengubahnya (Arisman, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki karakteristik dan potensi termasuk kemandirian dalam belajar.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Nurjannah, 2013

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang besar, dan masing-masing individu itu sendiri harus memulai dan mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dan perkembangan suatu negara sangat bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan belajar manusia dapat berkembang dan berubah dalam sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ajaran_matematika/kegiatanbelajar1) menyatakan bahwa Matematika itu bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

ELSA YUNIAR PRAMITA DEWI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB IV ANALISIS DATA. menjelaskan dan memastikan kebenaran temuan penelitian. Analisis data

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan berfungsi sebagai penunjang pembangunan dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Menurut Slameto (dalam Pradhana, 2012), Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Di dalam keluargalah individu pertama kali berhubungan dengan orang lain dan di dalam keluarga pula awal pengalaman pendidikan dimulai. Pengalaman anak di dalam keluarga memberikan kesan tertentu yang terus melekat sekalipun tidak selamanya disadari oleh kehidupan anak dan kesan tersebut mewarnai perilaku yang terpencar dalam interaksinya dengan lingkungan. Pendidikan keluarga adalah dasar bagi pendidikan anak, selanjutnya hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu di sekolah maupun di masyarakat. Pendidikan anak dewasa ini semakin menjadi perhatian utama dan prioritas para orang tua. Karena bagaimanapun pendidikan adalah hal mutlak yang harus dijalani setiap manusia, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Pendidikan dimulai dalam lingkungan keluarga kemudian sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan unit sentral tersendiri menjadi pusat 1

2 lembaga yang dipercaya oleh orang tua untuk mendidikan anak-anaknya dalam jangka waktu yang cukup lama. Orang tua menyerahkan beban dan tugas pendidikan ke sekolah karena diyakini dapat membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dalam belajar. Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya berprestasi baik di sekolah, di tempat kursus dan lain sebagainya. Seiring dengan hal itu banyak pertanyaan yang timbul mengapa orang tua khawatir anak-anaknya tidak berprestasi, apakah motivasi belajarnya rendah yang mengakibatkan kurangnya tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri atau mutu pendidikan di sekolahnya kurang baik atau aktifitas orang tua yang terlalu sibuk sehingga sedikit waktu untuk belajar bersama mereka. Salah satu tugas orang tua dalam pendidikan adalah membantu anak mengatasi persoalan dalam belajar, sehingga anak dapat bertanya langsung mengenai persoalan belajar yang dihadapinya, dan orang tua dapat mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam belajarnya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Suryabrata (2008:6) bahwa, Perhatian orang tua terhadap anaknya akan lebih menambah keakraban kedua belah pihak dan menumbuhkan rasa kasih sayang dan anak akan merasa dirinya mendapat pembinaan dan perhatian. Perhatian orang tua pada anak sangat penting dalam membimbing anak agar bisa melakukan segala tugas dan kewajiban dengan kesadaran sendiri. Karena apa yang dilakukan oleh anak setiap harinya akan membentuk kepribadian seseorang, jika hal ini sudah terbentuk pada diri seseorang akan memudahkan

3 baginya dalam mengembangkan kemandirian dan prestasi belajar yang dimilikinya, sehingga hal ini menjadikan anak lebih dewasa dan mandiri. Kartono (dalam Kadir, 2011:50) menyatatakan bahwa, Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, pembatasan kesadaran terhadap suatu objek. Dari pengertian ini, maka perhatian orang tua dapat diartikan sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk memberikan bimbingan belajar di rumah, mendorong untuk belajar, memberikan pengawasan, memberikan pengarahan pentingnya belajar, dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan alat penunjang pelajaran. Bentuk perhatian orang tua terhadap anak dapat berupa bimbingan dan nasehat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak. Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kemandirian pada diri anak-anaknya, termasuk dalam kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Dengan kata lain, orang tua menjadi penanggung jawab pertama dan utama terhadap pendidikan anak-anaknya. Hubungan perhatian orag tua dengan kemandirian belajar ada pada pola pembinaan orang tua ketika memberikan arahan bagi anak-anaknya untuk memiliki sikap yang tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, mampu menemukan apa yang harus dilakukan dan bisa memecahkan permasalahannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

4 Menurut Ali dan Asrori (2004:114) bahwa, Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses realisasi kedirian dan menuju kesempurnaan. Kemudian Darajat (dalam Kadir, 2011:50) juga mengemukakan bahwa, Kemandirian adalah kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diingini tanpa minta tolong pada orang lain, juga dapat mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa kemandirian adalah kemampuan yang ada pada seseorang untuk memikirkan, merasakan, dan melakukan sesuatu dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, mengatasi masalah, dan bertanggung jawab. Asrori (2007:137) juga mengemukakan bahwa, Faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian yaitu gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di sekolah dan sistem kehidupan di masyarakat. Kemandirian belajar adalah perilaku yang ada pada seseorang yang belajar diwujudkan dengan adanya kreatif dalam belajar, kebebasan, dan keyakinan dalam bertindak sesuai nilai yang diajarkan. Kemandirian belajar juga merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Sugilar (dalam Tahar, 2006:92) menyatakan bahwa karakteristik individu yang memiliki kesiapan belajar mandiri dicirikan oleh: 1. Kecintaan terhadap belajar; 2. Kepercayaan diri sebagai siswa;

5 3. Keterbukaan terhadap tantangan belajar; 4. Sifat ingin tahu; 5. Pemahaman diri dalam belajar; 6. Menerima tanggung jawab untuk kegiatan belajarnya. Dalam kemandirian belajar, inisiatif merupakan indikator yang sangat mendasar. Dalam pengertiannya yang lebih luas, kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menentukan pendekatan strategi belajar, dan melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai. Oleh karena itu, kemandirian belajar menuntut tanggung jawab yang besar pada diri peserta ajar sehingga peserta ajar berusaha melakukan berbagai kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Menurut Tu u (2004:75), Prestasi belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa adalah intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa itu sendiri. Semakin sering orang tua memberikan nasehat, arahan dan bimbingan kepada anaknya maka dengan sendirinya kemandirian belajar anak dalam belajar akan semaikn tinggi sehingga presatasi belajar yang dicapainya semakin baik. Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPS pada ujian semester ganjil. Berdasarkan hasil observasi penulis, diperoleh informasi bahwa masih ada sebagian siswa yang menunjukkan sikap-sikap kurang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun

6 di lingkungan masyarakat. Di lingkungan sekolah misalnya, siswa terlambat datang ke sekolah padahal dari rumah berangkat pagi, tidak mengikuti pelajaran pada saat jam pelajaran, bila ada jam yang kosong tidak dimanfaatkan untuk belajar sendiri di kelas ataupun di perpustakaan, tetapi digunakan untuk santai, ngobrol dengan teman, mengganggu teman, ada juga yang tidur di dalam kelas, dan ada juga yang menggunakan jam pelajaran yang kosong untuk makan dan minum di kantin sekolah. Selain itu, hasil observasi yang dilakukan penulis di SMP Negeri 26 Medan, diketahui bahwa prestasi belajar yang dicapai sebagian peserta didik di sekolah tersebut masih rendah. Data terakhir memperlihatkaan bahwa nilai ujian semester siswa mata pelajaran IPS yang hasilnya masih rendah, diperoleh data jumlah siswa keseluruhan sebanyak 272 siswa, yang mencapai ketuntasan sebanyak 150 siswa (55,15%), dan yang tidak tuntas sebanyak 122 siswa (44,85%). Rendahnya nilai tersebut diduga karena kurangnya aktivitas peserta didik dalam belajar dan kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar peserta didik di rumah. Dugaan tersebut berdasarkan dari pernyataan beberapa orang peserta didik yang menyatakan bahwa orang tua mereka jarang mengawasi mereka pada saat belajar di rumah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai, Hubungan Antara Intensitas Perhatian Orang Tua Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Medan T.P. 2013/2014

7 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Sebagian siswa prestasi belajar yang dicapainya masih rendah; 2. Kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar siswa disebabkan sebagian besar orang tua siswa terlalu sibuk dalam pekerjaan mereka sehingga tidak ada waktu untuk memperhatikan belajar anak-anaknya; 3. Kurangnya kemandirian belajar dalam diri siswa; 4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Medan; 5. Bagaimana hubungan intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Medan. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Hubungan Antara Intensitas Perhatian Orang Tua Dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014.

8 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan antara intensitas perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014? 2. Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014? 3. Apakah ada hubungan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hubungan intensitas perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014? 2. Mengetahui hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014? 3. Mengetahui hubungan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 T.P 2013/2014?

9 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, antara lain: 1. Bagi Sekolah Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program-program sekolah dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa agar melibatkan peran orang tua dan menekankan kemandirian belajar dalam diri siswa. 2. Bagi Guru Dijadikan intropeksi bahwa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan kerjasama dengan orang tua dan penekanan kemandirian belajar dalam memperhatikan pendidikan dan belajar siswa. 3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar lebih patuh terhadap orang tua dan lebih mandiri dalam belajar agar tidak tergantung pada orang lain. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi sumbangan pikiran penulis untuk perkembangan dalam penelitian selanjutnya.