KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI. (Studi Terhadap Profil Perjanjian Jasa Laundry Di Surakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. iyah Surakarta. Oleh : NIM

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya

Azas Kebebasan Berkontrak & Perjanjian Baku

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. meluas dipergunakannya perjanjian baku/perjanjian standar (standard

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan transportasi. Setelah sampai pada tujuan, kendaraan harus diparkir.

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa, serta fasilitas pendukung lainnya sebagai pelengkap yang dibutuhkan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

Pedoman Klausula Baku Bagi Perlindungan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Kekomplekkan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat maka diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian dana yang

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara. Fungsi bank adalah menjadi intermediasi

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

HALAMAN PENGESAHAN PERLINDUNGAN NASABAH BANK TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK DI PT BANK BUKOPIN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang demikian cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai umatnya. Serta ayat-ayat Al-qur an yang Allah SWT. khaliknya dan mengatur juga hubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran agama Islam yang. menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah itjima iyah

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN [LN 1999/42, TLN 3821]

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERJANJIAN KREDIT BANK DIANA SIMANJUNTAK / D

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan pertumbuhan

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terbukti turut mendukung perluasan

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB II RUANG LINGKUP LARANGAN PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN YANG DIATUR DALAM PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan sampai meninggal dunia selalu hidup bersama-sama. 1 Untuk itu. menurut Roeslan Saleh, adalah Hukum Pidana.

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari suatu badan dengan nama Pos en Telegraafdients yang

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dasar berlakunya perjanjian sewa beli adalah Pasal 1338 ayat (1) KUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala

Transkripsi:

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI (Studi Terhadap Profil Perjanjian Jasa Laundry Di Surakarta) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: WAHYU KRISTININGSIH NIM: C 100.040.080 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Zaman sekarang sering disebut zaman instant. Zaman yang menuntut manusia untuk serba cepat dalam segala hal. Konsekwensinya, manusia berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk menciptakan peralatan yang dapat memenuhi hasrat hidupnya dengan cepat. Manusia yang terus menerus berkompetisi di segala bidang disamping berusaha Sebagai peralatan rumah tangga yang mempermudah dan mempercepat pekerjaan, masin cuci bukan lagi barang asing yang langka. Tidak sedikit keluarga di Indonesia mempergunakan mesin cuci, terutama keluarga kelas menengah keatas di perkotaan. Usaha laundry merupakan salah satu bidang usaha jasa yang semakin dibutuhkan, khususnya oleh masyarakat di perkotaan. Hal ini disebabkan karena aktivitas masyarakat yang tinggi, dan diiringi dengan tingkat pendapatan yang memadai mempengaruhi perilaku masyarakat yang cendrung menginginkan kebutuhan-kebutuhan tertentu agar dapat dipenuhi secara instant, dan meng-outsource kegiatan yang tidak perlu dilakukan sendiri karena pertimbangan efisiensi dan efektifitas. Dalam bisnis laundry, pengusaha laundry mencantumkan klausul eksonerasi atau klausul baku hal tersebut merupakan upaya dari pengusaha laundry untuk menimalkan tanggung jawab terhadap konsumen. Tentu saja hal 1

2 tersebut menjadi sebuah fenomena (konotasi negative), karena penggunaan klausul eksosnerasi atau klausul baku menyebabkan konsumen dalam keadaan terpaksa menerima klausul tersebut, tanpa mempunyai hak (kesempatan) untuk membicarakan (menegoisasikan) terlabih dahulu isinya, sehingga pelaku usaha dapat secara sepihak menentukan perjanjian yang akan diberlakukan bagi mereka Konsumen yang disodori salah satu atau beberapa syarat baku tersebut, pada umumnya hanya mungkin bersikap menerima sama sekali, kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau secara bersama-sama menentukan isinya sama sekali tidak ada. Sehingga tepatlah apabila Vera Bolger menamakanya sebagi take it or leave it contract. 1 Adanya keadaan diatas, untuk selanjutnya memunculkan asumsi bahwa, pihak konsumen yang tidak ikut serta untuk secara bersama-sama menetukan klausul perjanjian yang akan diberlakukan dan mengikat pada mereka tersebut, kemungkinan besar harus menanggung kewwajiban dan tanggung jawab serta kerugian, yang selayaknya tidak menjadi bebannya, karena sebagai mana lajurnya pada setiap pambuatan perjanjian yang semata mata berdasarkan pada asas kebebasan berkontrak, maka masing-masing pihak yang terlibat didalamnya, akan saling berusaha untuk merebut atau menciptakan dominasi terhadap pihak lainya. Dala hubungan hukum tersebut yang saling berhadapan adalah antara dua lawan janji, bukan mitra janji. Hal ini akan semakin terlihat, apabila didalam perjanjia baku tersebut, disertai 1 Kelik Wardiono. Seri Kuliah hokum Perlindungan Konsumen (Perjanjian Baku, Klausul Eksonerasi dan Konsumen: Beberapa Uraian Tentang Landasan Normatif, Doktrin dan Prakteknya. Surakarta; Fakultas Hukum UMS. Hal. 2

3 dengan syarat yang berisi pengecualian tanggung jawab atau kewajiban terhadap suatu peristiwa, yang seharusnya ditanggung oleh pihak yang secara sepihak telah menetapkan isi dalam perjanjian (klausul eksonerasi). 2 Masalah perlindungan hukum bagi konsumen pada akhir-akhir ini memang mendapat perhatian yang cukup luas baik dari pemerintah maupun masyarakat. Hal ini dikarenakan, masih begitu banya kerugian0kerugian yang dialami oleh konsumen, yang terlibat dengan perjanjian baku, terutama yang disertai dengan klausul eksonerasi. Penggunaan perjanjian baku dalam lalu lintas pergaulan manusia dan didunia bisnis pada khusunya sudah merupakan hal yang lazim. Namun penggunaan perjanjian baku ini terutama yang disertai klausul eksonerasi bukan tanpa menghadapi masalah-masalah hukum yang mendapat sorotan para ahli hukum. Tapi justru sebaliknya, begitu banyak masalah yang timbul, dari penggunaan perjanjian baku ini terutama yang disertai dengan klausul eksonerasi. Dari para pengusaha mungkin ini merupakan cara mencapai tujuan ekonomi yang efisien, praktis, dan tidak bertele-tele. Tetapi bagi konsumen justru merupakan pilihan yang tidak menguntungkan karena hanya dihadapkan pada satu pilihan, yaitu menerima walaupun dengan berat hati. 3 Ketentuan klausul baku diatur dalam UU No 8 Tahun 1999 Tentang Perlilndungan Konsumen pasal 18 yang berbunyi: 2 Ibid Hal. 3 3 Ibid Hal. 3-5

4 (1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan / atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan atau / perjanjian apabila : a. Menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha ; b. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen; c. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan / atau jasa yang dibeli oleh konsumen; d. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupu tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran; e. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen; f. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek jual beli jasa; g. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan / atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memenfaatkan jasa yang dibelinya; h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran. (2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti. (3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dinyatakan batal demi hukum. (4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan undang undang ini.dalm hal ini penulis tertarik untuk meneliti tentang Sehubungan dengan permasalahan diatas maka terlihat bahwa konsumen memiliki kekuatan tawar menawar yang tidak seimbang bila dibandingkan dengan pihak pengusaha laundry selaku pelaku usaha. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk menganalisa / mengkaji permasalahan

5 tersebut. Dengan judul KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI (Studi Terhadap Profil Perjanjian Jasa Laundry di Kartasura) B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana profil kalusul eksonerasi dalam perjanjian Laundry di Kartasura? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan profil kalusul eksonerasi dalam perjanjian Laundry di Kartasura. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan membarikan manfaat, diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritik a. Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya dibidang hukum perjanjian dan hukum perlindungan konsumen. b. Memberikan bahan perbandingan dan atau menambah kepustakaan dalam bidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum perlindungan konsumen pada khususnya 2. Manfaat Praktis

6 Hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis, serta sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana hukum UMS. E. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang penulis gunakan didalam rangka mendapatkan data untuk penulisan ini adalah : 1. Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat Yuridis Sosiologis maka metode pendekatan yang akan dipergunakan untuk memecahkan maslah dalam penelitian ini adalah Pendekatan doktrinal. Pendekatan doktrinal yaitu penelitian yang bersifat normatif kualitatif atau bisa juga dikatakan sebagai penelitian kepustakaan (library research). 4 2. Sifat Penelitian Dalam penelitian peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Karena penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas dan sistematis tentang profil klausul eksonerasi dalam perjanjian laundry dan bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen di Kartasura. 3. Sumber Data Adapun sumber data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Sekunder 4 Khudzaifah, Dimyati, Kelik Wariono, Metode Penelitian Hukum, Surakarta, fakultas Hukum.Hal. 7.

7 Yaitu data yang berupa dokumen perjanjian kredit dan publikasi dari lembaga lembaga yang terkait dengan objek penelitian. b. Data Primer Yaitu data data yang berupa keterangan keterangan yang berasal dari pihak yang terlibat dengan objek yang diteliti yang dimaksudkan untuk memperjelas data sekunder. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan membaca, mempelajari, dan menganalisis berbagai data sekunder yang berkaitan dengan obyek penelitian b. Wawancara Yaitu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang dipandang mengerti dan memahami objek yang diteliti yaitu dengan para pengusaha laundry. 5. Metode analisis data Setelah data terkumpul yang diperoleh dari metode pengumpulan data, maka dilakukan analisis data menggunakan metode normatif kualitatif. Analisis dilakukan dengan cara mengiventarisasi peraturan

8 perundang undangan, yurisprudensi dan doktrin yang kemudian akan didiskusikan dengan data yang diperoleh dari objek yang diteliti sebagai satu kesatuan yang utuh, sehingga pada tahap akhir dapat ditemukan hukum incroncreto-nya. 5 F. SISTEMATIKA PENULISAN HUKUM Dalam penulisan ini penulis membagi menjadi 4 ( empat ) bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN PENELITIAN D. MANFAAT PENELITIAN E. METODE PENELITIAN BAB II : LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Konsumen 1. Pengertian Konsumen. 2. Hak dan Kewajiban Konsumen. B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Asas-asas Perjanjian 3. Syarat Sahnya Perjanjian 4. Wansprestasi 5 Khudzaifah Dimyati, Kelik Wardiono, Metode Penelitian Hukum ( Buku Pengangan Kuliah ), Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : 2004, hal. 23

9 5. Overmacht 6. Subjek dan Objek Perjanjian 7. Jenis Jenis Perjanjian 8. Akibat Hukum Perjanjian 9. Berakhirnya Perjanjian C. Perjanjian Melakukan Jasa Tertentu D. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Baku 1. Pengertian Perjanjian Baku 2. Bentuk bentuk Perjanjian Baku 3. Keabsahan Perjanjian Baku E. Tinjauan Umum Tentang Klausul Eksonerasi 1. Pengertian Klausul Eksonerasi 2. Bentuk bentuk Klausul Eksonerasi 3. Pembatasan Dalam Pencantuman Klausul Eksonerasi 4. Ciri Ciri Klausul Eksonerasi 5. Kekuatan Mengikat Klausul Eksonerasi Yang Terdapat Didalam Perjanjian Baku BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil kalusul eksonerasi dalam perjanjian Laundry di Kartasura. BAB V : PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Saran saran DAFTAR PUSTAKA