PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

PENGARUH MASSASE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI UPTD PANTI TRESNA WERDHA LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I LATAR BELAKANG

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMIJATAN TUNGKAI DAN KAKI DENGAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. 1

Nyahmini Ambar Sari 1, Siti Sarifah 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

TINDAKAN SLOW STROKE BACK MASSAGE DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA TAHUN

DINI AFRIANI KHASANAH J120

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014


BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

KEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI MASASE DENGAN KINESIO TAPING DALAM PEMULIHAN CEDERA PERGELANGAN KAKI DERAJAT 1 PADA PEMAIN SEPAK BOLA MERAPI PUTRA SLEMAN

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA DUSUN BANARAN 8 PLAYEN GUNUNGKIDUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

PENGARUH AKTIVITAS FISIK SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN KELURAHAN TONJA

PENGARUH JUS KULIT MANGGIS DAN MADU TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN GAMPINGG LOR SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

Transkripsi:

1 PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO THE EFFECT OF MASSAGE EFFLEURAGE TECHNIQUE ON BLOOD PRESSURE TO THE HYPERTENSIVES IN KALIREJO VILLAGE, PURWOREJO DISTRICT Oleh: Dwi Prasetyo Ananto, Ilmu Keolahragaan dwiprasetyoananto@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh massage teknik effleurage terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain pre-experimental designs dengan rancangan penelitian one group pretest post test design. Massage teknik effleurage ini dilakukan selama tiga kali dalam satu minggu. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia laki-laki dengan hipertensi fase 1 yang berprofesi sebagai petani dan tinggal di wilayah Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo sebanyak 15 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis uji t dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian massage teknik effleurage pada bagian punggung, dan ekstremitas atas pada penderita hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo dapat menurunkan tekanan darah sistolik dari 156,60 mmhg menjadi 141,33 mmhg, dan tekanan darah diastolik dari 87,60 mmhg menjadi 81,20 mmhg dengan nilai p value = 0.000 (p < 0,05). Kata kunci: tekanan darah, hipertensi, massage teknik effleurage Abstract This research aims to determine the effect of massage effleurage technique on blood pressure to the hypertensives in Kalirejo Village, Purworejo District. This research used quantitative method with pre-experimental designs with one group pretest - post test design. Massage effleurage technique is was done for three times a week. The population in this research were 15 elderly men with phase 1 hypertension who work as farmers and live in the village of Kalirejo Purworejo District. The sample was taken by using purposive sampling technique. Data analysis technique used t test analysis with 5%. significance leve. The result of this research reveals that the treatment of effleurage technique on the back and upper extremity to the hypertensives in Kalirejo village, Purworejo regency is able to decrease systolic blood pressure from 156,60 mmhg to 141,33 mmhg, and diastolic blood pressure from 87,60 mmhg to 81, 20 mmhg with p value = 0.000 (p <0,05). Keywords: blood pressure, hypertension, massage effleurage technique

2 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan kunci pokok dalam melakukan aktivitasaktivitas hidup manusia. Tetapi manusia tidak akan selamanya mempunyai tubuh yang kuat dan sehat. Seiring bertambahnya usia manusia akan mengalami penurunan kemampuan pada fungsi tubuhnya, masa tersebut disebut dengan usia lanjut. Usia lanjut sangat berkaitan dengan berbagai perubahan akibat proses menua seperti perubahan anatomi/fisiologi dan berbagai penyakit atau keadaan patologik sebagai akibat penuaan. Salah satu perubahan karena perubahan fisik yang terjadi pada lansia adalah meningkatnya tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir diderita sekitar 25% penduduk dunia dewasa (Setyawati, 2015: 1). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya > 90 mmhg (Saputro, 2013: 2). Hipertensi bukanlah penyakit yang mematikan, tetapi penyakit ini dapat memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong penyakit mematikan seperti stroke. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak (stroke), ginjal, mata (retinopati), dan juga arteri perifer. Kerusakan organ-organ tersebut bergantung pada tingginya tekanan darah dan berapa lama tekanan darah tinggi tersebut tidak terkontrol atau terobati (Muhadi, 2016: 54). Menurut riset kesehatan dasar 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. Berdasarkan pengukuran tekanan darah menggunakan kriteria JNC VII cenderung turun dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2013 atau terjadi penurunan sebesar 5,9% (Muhadi, 2016: 54). Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang rendah, jumlah penderita hipertensi yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. Walaupun terjadi penurunan angka kejadian hipertensi dari tahun 2007-2013 tetapi angka tersebut masih tergolong tinggi dan mengingat bahwa tingkat kesadaran orang Indonesia yang masih rendah, sehingga kasus hipertensi ini masih menjadi masalah yang harus diatasi. Mengatasi hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan tekanan darah menurut Saputro (2013: 2) dapat dilakukan dengan terapi farmakologi yang biasanya diberikan dengan obat-obatan dan terapi non farmakologi yaitu terapi herbal, perubahan gaya hidup, kepatuhan dalam pengobatan, pengendalian stres dan terapi relaksasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis dapat dilakukan pada penderita hipertensi yaitu meliputi; teknik-teknik mengurangi stres, penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium, dan tembakau, olahraga atau latihan yang berefek meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi, dan relaksasi yang merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi hipertensi. Terapi relaksasi diperlukan pada penderita hipertensi agar membuat pembuluh darah menjadi relaks sehingga akan terjadi vasodilatasi yang menyebabkan tekanan darah kembali turun dan

normal. Untuk membuat tubuh menjadi relaks dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti terapi musik klasik, yoga, teknik nafas dalam, dan terapi masase (Muttaqin, 2009: 117). Sejumlah studi menunjukkan bahwa terapi masase/pijat yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar hormone stress cortisol, menurunkan kecemasan sehingga tekanan darah akan turun dan fungsi tubuh semakin membaik (Wahyuni, 2014: 5). Dalam masase terdapat banyak manipulasi/teknik yang bisa dilakukan, salah satu teknik yang paling umum dan mudah dilakukan yaitu teknik effleurage. Manipulasi massage teknik effleurage bertujuan untuk membantu melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening (cairan limpha), yaitu membantu mengalirkan darah di pembuluh balik (darah veneus) agar cepat kembali ke jantung (Priyonoadi, 2011: 8). Hasil observasi pada bulan Maret 2017 yang dilakukan penulis di pelayanan lansia Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo antara lain sebagai berikut: (1) banyak lansia di Desa Kalirejo yang mengalami hipertensi, (2) pemahaman lansia di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo tentang hipertensi masih kurang, (3) belum banyak warga yang mengetahui terapi hipertensi secara non farmakologis seperti menggunakan terapi masase dan banyak yang masih bergantung pada obat-obatan, (4) belum diketahuinya pengaruh massage teknik effleurage terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Massage Teknik Effleurage Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain pre-experimental designs dengan rancangan penelitian one group pretest post test design. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalirejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 April hingga 2 Mei 2017 atau selama 7 hari. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah lansia laki-laki yang mengalami hipertensi yang berprofesi sebagai petani dan tinggal di wilayah Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo sebanyak 25 orang. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling purposive atau penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015: 85). Pengambilan sampel menggunakan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi sampel, yaitu: 1. lansia laki-laki yang bersedia menjadi responden, 2. Lansia laki-laki yang berumur 55-65 tahun, 3. Lansia laki-laki yang berprofesi sebagai petani, 4. Lansia laki-laki yang mengalami hipertensi fase 1 (tekanan sistolik 140-159 mmhg atau diastolik 90-99 mmhg). Kriteria eksklusi sampe yaitu: 1. Lansia yang mengalami patah tulang, luka bakar, atau luka 3

terbuka pada daerah ekstrimitas atas dan punggung, 2. Lansia yang mengikuti perawatan alternatif semacam pijat lainnya seperti akupuntur. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sampel pada penelitian berjumlah 15 atlet. Prosedur Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan rancangan penelitian one group pretest post test design. Prosedur pelaksanaan dalam melakukan massage teknik effleurage secara singkat adalah sebagi berikut: 1. Effleurage pada bagian punggung dengan posisi tengkurap 2. Effleurage posisi duduk pada bagian tengkuk dan bahu 3. Effleurage posisi duduk pada bagian lengan dan tangan Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitin ini yaitu lembar observasional berisikan data responden dari hasil pengamatan selama penelitian, sphygmomanometer digital merk Medel dengan nomor seri 071505192 yang sudah di kalibrasi agar data yang dihasilkan akurat berguna untuk mengukur tekanan darah saat sebelum (pretest) dan setelah diberikan treathment (posttest) massage teknik effleurage. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga gelombang yaitu pretest, perlakuan (treatment) dan posttest, dengan rancangan penelitian one group pretest post test. Adapun prosedur pelaksanaan pretest dan posttest sama. Tes awal dilakukan dengan mengukur tekanan darah menggunakan spygmomanometer digital sebelum diberi perlakuan massage teknik effleurage pada subyek penelitian. Setelah di lakukan tes pengukuran tekanan darah selanjutnya dilakukan pemberian massage teknik effleurage pada bagian punggung, tengkuk dan bahu, dan ekstremitas atas selama 20 menit dengan setiap gerakan dilakukan sebanyak tujuh kali pengulangan, dan dilakukan tiga kali selama satu minggu. Teknik effleurage yang digunakan adalah teknik effleurage pada sport massage. Setelah dilakukan perlakuan, pada akhir pertemuan atau setelah perlakuan yang ke tiga dilakukan tes akhir pada tekanan darah subyek penelitian untuk mendapatkan data posttest sehingga dapat diketahui perubahan hasil data awal dan akhir. Saat melakukan pengukuran akhir (posstest) dilakukan dengan langkah yang sama seperti saat pretest. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan uji t (beda) berpasangan (paired t-test) menggunakan program komputer SPSS versi 22 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk (p > 0,05). 2. Uji homogenitas data menggunakan Levene test (p>0,05) 3. Uji t, setelah data tersebut dianalisa dengan uji pra syarat, selanjutnya data akan dianalisis menggunakan uji t. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan uji-t (beda) berpasangan (pired t- test) dengan taraf signifikasi 5 %. Uji-t menghasilkan nilai t dan nilai probabilitas (p) yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis ada atau tidak adanya pengaruh secara signifikan dengan taraf signifikasi 5 %. Cara menentukan signifikan tidaknya 4

Tekanan Darah (mmhg) adalah jika nilai (p < 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan, jika (p > 0,05) maka tidak ada perbedaan signifikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian Pengaruh Massage Teknik Effleurage Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada tabel persentase sebagai berikut: pengaruh massage teknik effluerage terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi, H1: Ada pengaruh massage teknik effluerage terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p) dengan α = 5%. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut: (1) apabila p > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak; (2) apabila p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Tabel 2. Hasil Uji t 5 Tabel 1. Data Rata-Rata Perbedaan Tekanan Darah Tek. Darah Pretest posttest penuruna n Tek. Darah Pre Post Sig. Sistolik 154.60 141.33.000 Diastolik 87.60 81.20.000 Ket. Sig. Sig. Sistolik 154.60 141.33 13.27 Diastolik 87.60 81.20 6.4 Penurunan Tekanan Darah 200 150 100 50 0 154.6 141.33 87.681.2 13.27 6.4 sistolik diastolik pretest posttest penurunan Gambar 1. Gambar Histogram Penurunan Tekanan Darah Pada tabel 1 dan gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 13,27 mmhg, dan diastolik sebesar 6,4 mmhg. Setelah data data diperoleh kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menyatakan ada pengaruh atau tidak dari hasil analisis, maka didefinisikan sebagai berikut: H0: Tidak ada Dari tabel hasil uji t diatas menunjukan bahwa nilai p (sig.) yang didapat adalah sebesar 0.000. nilai tersebut ternyata < 0.05, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada massage teknik effleurage terhadap penurunan tekanan darah hipertensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa massage teknik effleurage berpengaruh terhadap penueunan tekanan darah hipertensi. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh massage teknik effleurage terhadap tekanan darah penderita hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo. Pemberian massage teknik effleurage pada subyek dengan baik dan benar dapat membuat penurunan pada tekanan darah penderita hipertensi. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa massage teknik effleurage berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji t dengan nilai signifikan sebesar 0,000, hasil ini menunjukan lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan

pada pemberian massage teknik effleurage terhadap tekanan darah hipertensi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. 6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh massage teknik effleurage terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian massage teknik effleurage pada bagian punggung, dan ekstremitas atas pada penderita hipertensi di Desa Kalirejo Kabupaten Purworejo dapat menurunkan tekanan darah sistolik dari 156,60 mmhg menjadi 141,33 mmhg, dan tekanan darah diastolik dari 87,60 mmhg menjadi 81,20 mmhg dengan nilai p value = 0.000 (p < 0,05). Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat diharapkan agar dapat mengontrol tekanan darahnya terlebih pada penderita hipertensi untuk menggunakan terapi massage teknik effleurage guna menurunkan tekanan darah. 2. Untuk peneliti yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arif Muttaqin. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika. Freddy Dwi Saputro, dkk. 2013. Pengaruh Pemberian Masase Punggung Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Semarang: Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. Indah Setya Wahyuni. 2014. Pengaruh Massase Ekstremitas dengan Aroma Terapi Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Kelurahan Grendeng Purwokerto. Skripsi. Universitas Jendral Soedirman. Muhadi. 2016. JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa. Diakses dari http://www.cdkjournal.com/i ndex.php/cdk/article/downl oad/11/9. Pada tanggal 22 Juni 2017, jam 15.00 WIB. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tiara Setyawati. 2015. Pengaruh Pemiijatan Tungkai Dan Kaki dengan Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bambang Priyonoadi. 2011. Sport Massage. Yogyakarta:

7