Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur pada Tanah Ekspansif di Bojonegoro terhadap nilai CBR, Swelling dan Durabilitas

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DENGAN LAMANYA WAKTU PERAWATAN (CURING) TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 15% Fly Ash

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM DAN 4% FLY ASH

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP TEGANGAN DAN PENURUNAN SUBGRADE TANAH EKSPANSIF PADA MODEL PERKERASAN LENTUR

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN BAHAN TAMBAH GIPSUM (STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI CANDI BLOK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KADAR AIR TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF ARAH VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASIR PENGARIAN KABUPATEN ROKAN HULU RIAU/2016

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

ABSTRAK. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 7, No ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

ANALISA PENGARUH ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

Puspita Anggraeni )1, Machfud Ridwan )2. Abstrak

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

Arif Rahman Putranto, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata kunci: Pendahuluan

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

PENGARUH ABU AMPAS TEBU PADA PERUBAHAN PERSENTASE PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG TANON

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN GARAM DAPUR (NaCl)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Daya Dukung Tanah Lempung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF BOJONEGORO

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

PENGARUH PROSENTASE PASIR PADA KAOLIN YANG DIPADATKAN DENGAN PEMADATAN STANDAR TERHADAP RASIO DAYA DUKUNG CALIFORNIA (CBR)

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh: Lestari

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

PERUBAHAN PERILAKU TANAH EKSPANSIF AKIBAT STABILISASI DENGAN DSM BERPOLA TRIANGULAR MENGGUNAKAN KAPUR KADAR 8%

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PENGARUH VARIASI KADAR AIR PEMADATAN TANAH EKSPANSIF TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN ARAH VERTIKAL DAN HORIZONTAL

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU GUNUNG VULKANIK DITINJAU DARI NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO

PENGARUH KADAR AIR DAN PERSENTASE STABILISASI DENGAN 10% KAPUR TERHADAP KEKUATAN TANAH EKSPANSIF NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PERUBAHAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG TANON YANG DITAMBAH ABU AMPAS TEBU

PERBANDINGAN MODULUS REAKSI SUBGRADE BERDASARKAN UJI CBR TERHADAP HASIL UJI BEBAN PELAT (STUDI KASUS: PERENCANAAN PERKERASAN KAKU)

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai, Swelling, dan Durabilitas Alesandro Anggara Putra, Yulvi Zaika, Harimurti Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: alessandro_anggara@yahoo.com ABSTRAK lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, sifat kembang susut yang besar dan plastisitas yang tinggi. Daerah Ngasem, Bojonegoro adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tanah lempung ekspansif. Stabilisasi pada tanah lempung ekspansif salah satunya adalah dengan menggunakan aditif. Semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu merupakan material-material yang dapat digunakan sebagai bahan aditif. Campuran bahan aditif semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu menggunakan kadar 4% semen, 4% semen + 6% abu sekam padi, 6% semen + 8% abu ampas tebu. Masing-masing campuran tanah mengalami siklus basah-kering sebanyak 1 periode, periode, dan 3 periode. 1 periode adalah 1 kali direndam selama 4 hari dan 1 kali dianginanginkan selama 4 hari. Pengujian dilakukan setelah siklus basah-kering berakhir sesuai ketentuan, sedangkan pengujian swelling dan durabilitas dilakukan selama siklus basah kering berlangsung. Hasil yang di dapat bahwa campuran terbaik adalah dengan semen 4%, nilai menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 857,3% pada periode pertama dan terus bertambah tiap periodenya serta nilai swellingnya mengalami penurunan secara signifikan sekitar 91,%, serta perubahan volumenya turun sekitar 8,86% dan perubahan beratnya turun sekitar 97%. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, semen, abu sekam padi, abu ampas tebu,, swelling, durabilitas Pendahuluan merupakan tempat dimana struktur akan didirikan, kondisi tanah yang kurang baik akan merugikan bangunan yang ada di atasnya. Salah satu jenis tanah yang kurang baik adalah tanah lempung ekspansif. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, salah satunya di Ngasem, Bojonegoro. lempung ekspansif memiliki daya dukung tanah yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, sifat kembang susut (swelling) yang besar dan plastisitas yang tinggi. Dengan kerugian dari akibat kembang susut tanah lempung ekspansif, maka diperlukan stabilisasi untuk mengurangi kembang susut dan meningkatkan daya dukung. Salah satunya dengan menggunakan aditif. Pada penelitian ini aditif yang digunakan adalah semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu. Kestabilan suatu struktur bangunan sangat dipengaruhi oleh pergerakan tanah dibawahnya yang disebabkan oleh faktor alam maupun karakteristik tanah tersebut. Perubahan kadar air dalam tanah lempung ekspansif disebabkan oleh perubahan musim, akan memicu pengembangan dan penyusutan secara ekstrim pada tanah tersebut, sehingga struktur bangunan diatas tanah tersebut akan mengalami kerusakan apabila terjadi secara terus-menerus. Beberapa tujuan yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbandingan, swelling, dan durabilitas tanah lempung ekspansif tanpa campuran dan dengan campuran semen, abu sekam padi dan abu ampas tebu dengan perlakuan siklus basahkering.. Untuk mengetahui campuran terbaik diantara ketiga campuran, yang dapat 1

Nilai menghasilkan yang maksimal, swelling terkecil dan perubahan durabilitas yang tidak signifikan pada tanah lempung ekspansif. Metode Penelitian Pengujian yang dilakukan meliputi uji (California Bearing Ratio), uji pengembangan (swelling) dan uji durabilitas. Digunakan kadar penambahan 4% semen, 4% semen + 6% abu sekam padi, 6% semen + 8% abu ampas tebu. Pengujian berdasarkan pada ASTM D-1883. Pengujian swelling berdasarkan pada ASTM D-4546-9. Pengujian durabilitas menggunakan siklus basah-kering. Masing-masing campuran tanah mengalami siklus basah-kering sebanyak 1 periode, periode, dan 3 periode, 1 periode adalah 1 kali direndam selama 4 hari dan 1 kali diangin-anginkan selama 4 hari. Pengujian dilakukan setelah siklus basah-kering berakhir sesuai ketentuan, sedangkan pengujian swelling dan durabilitas dilakukan saat siklus basah-kering berlangsung. Hasil dan pembahasan Uji Hasil dari pengujian, ditampilkan pada gambar 1 dan tabel 1. 45. 4. 35. 3. 5.. 15. 1. 5.. 4. 16.787 13.77 38.475 3.875 31.8 3.667 18. 19.6.57 1.844.154 1 e e 3 e Asli 4% Semen 4% Semen+ 6% abu sekam padi abu ampas tebu Gambar 1. Grafik hasil Uji Sampel Asli Semen 6% ASP Asli + 6% 8% AAT Tabel 1. Hasil Uji OMC 1 3 6,8,51 1,84,15 31, 4, 3,87 31,8 31, 16,78 38,48 3,66 3,5 13,7 18, 19,6 Dari gambar 1 dan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa nilai tanah asli sangat rendah yaitu,51% dan memiliki tren turun tiap periodenya. Penambahan semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu sesuai kadar yang ditentukan dapat meningkatkan nilai bahkan nilai dapat meningkat tiap periodenya. Pada campuran tanah asli dengan 4% semen nilai meningkat secara stabil dan mendapatkan nilai yang tinggi. Nilai pada periode pertama adalah sebesar 4%, meningkat sebesar 857,3% dari tanah asli pada periode pertama, pada periode kedua nilai sebesar 3,875%, meningkat sebesar 1574,35% dari tanah asli pada periode kedua, dan pada periode ketiga nilai sebesar 31,8 % menigkat sebesar 1376,3% dari tanah asli pada periode ketiga. Hal ini dikarenakan oleh mineral tanah lempung ekspansif diikat oleh semen sehingga tidak menyerap air secara berlebihan, sifat ekspansifnya hilang sehingga daya dukungnya dapat meningkat. Selain itu semen juga dapat merekatkan antar mineral satu dan mineral lainnya menjadi satu kesatuan sehingga sangat kuat.

Pengembangan Nilai tiap periode mengalami peningkatan disebabkan oleh karena proses hidrasi semen pada campuran tanah memerlukan air sampai mengalami pengerasan sempurna yaitu pada umur 8 hari, selain itu air juga dibutuhkan untuk memperlambat proses hidrasi itu sendiri. Jika hidrasi terlalu cepat maka campuran tanah bisa mengalami penyusutan maupun keretakan akibat proses hidrasi. Perlakuan siklus basah-kering justru memberikan keuntungan dalam hal ini. Pada campuran dengan tambahan abu sekam padi dan abu ampas tebu, walaupun campuran ini juga menggunakan semen namun nilai nya tidak sebaik dengan campuran yang hanya menggunakan semen saja. Hal ini bisa disebabkan oleh karena abu sekam padi dan abu ampas tebu mengandung silika (SiO) dalam jumlah yang tinggi. Silika bersifat pozzolan yaitu bila dicampur dengan semen dan air dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik, namun silika juga bersifat menyerap air. Sifat silika yang menyerap air ini bertolak belakang dengan sifat semen yang justru mencegah kelebihan air pada tanah, dan jika terlalu banyak air pada campuran semen maka campuran semen yang dihasilkan akan jelek dan juga semakin tinggi kadar air maka semakin kecil nilai dari tanah tersebut. Uji Swelling Pada uji swelling sampel tanah yang telah dipadatkan dengan kadar air optimum sesuai campurannya direndam di dalam air dengan penambahan beban sebesar,8 Kpa. Selama masa perendaman, perubahan tinggi sampel tanah tersebut diukur dengan dial untuk mengetahui seberapa besar pengembangan yang terjadi. Grafik hasil uji swelling ditampilkan pada gambar. 18 16 14 1 1 8 6 Grafik Swelling Tiap e 17.5 17.1 17.1 4 3.35 3.36.69 3.11 3.36.6 1.5 1.5 1.5 1 3 4 Waktu (Hari) Gambar. Grafik Uji Swelling Berikut ini adalah hasil uji swelling ditampilkan pada tabel. Sampel Asli Semen 6% ASP Asli + 6% 8% AAT Tabel Hasil Uji Swelling OMC Swell 1 Swell Asli Semen 4% 4% 6% ASP AAT Swell 3 6,8 17,5,7 31, 1,5 31,,6,63,4 3,5 3,35,1 Dapat dilihat pada gambar dan tabel bahwa nilai swelling tanah asli adalah sebesar 17,5%, setelah penambahan aditif nilai swelling dapat menurun, hal ini dikarenakan oleh penambahan zat aditif tersebut membuat rongga yang ada pada butiran tanah akan tertutup oleh zat-zat aditif tersebut, rongga-rongga butiran menjadi lebih padat dan rapat sehingga kemampuan tanah lempung ekspansif dalam menyerap air berkurang. 3

Penambahan Berat Perubahan Volume Campuran tanah asli dengan 4% semen mendapat hasil nilai swelling terkecil, dibandingkan campuran tanah asli dengan 4% semen + 6% abu sekam padi, dan campuran tanah asli dengan 4% semen + 8% abu ampas tebu. Abu sekam padi dan abu ampas tebu memiliki kandungan silika yang tinggi yang jika dicampur dengan semen maka akan memperkuat campuran tersebut, namun sifat silika adalah menyerap air, jadi semakin banyak kandungan silika maka air yang terserap juga semakin banyak. Nilai swelling campuran tanah asli dengan 4% semen mendapat hasil 1,5% pada periode pertama, menurun 91,% dari tanah asli pada periode pertama, dan pada periode kedua dan ketiga nilai swelling sudah tidak signifikan. Uji Durabilitas Pada uji volume dan berat ini sampel tanah yang telah dipadatkan dengan kadar air optimum sesuai campurannya direndam di dalam air tanpa penambahan beban. Selama masa perendaman, perubahan tinggi sampel tanah tersebut diukur menggunakan alat ukur untuk mengetahui seberapa tinggi pengembangan untuk mengukur penambahan volume yang terjadi, serta dilakukan penimbangan berat sampel menggunakan timbangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4. 18 16 14 1 1 8 6 4 Gambar 3. Grafik Perubahan Volume 14 1 1 8 6 4 Perubahan Volume Siklus Penambahan Berat Siklus Asli 4% Semen 4% Semen+ 6% ASP AAT Asli 4% Semen 4% Semen+ 6% ASP AAT Gambar 4. Grafik Perubahan Berat Saat perendaman periode pertama tanah asli mengalami penambahan volume sebanyak,65%, serta mengalami kenaikan berat yang sebanyak 131,8%, lalu setelah dikeringkan (diangin-anginkan) volume tanah hanya berkurang,45% dan berat tanah hanya berkurang,5%. Pada perendaman periode kedua dan ketiga perubahan volume dan berat tanah sudah tidak signifikan. Campuran terbaik adalah pada campuran tanah dengan 4% semen. 4

Selama mengalami tiga periode siklus basah-kering hanya mengalami penambahan volume tertinggi sebesar 3,54%, dari kondisi tanah sebelum direndam, menurun sekitar 8,86% dari perubahan volume tanah asli terbesar. Lalu penambahan berat terbesar adalah 3,8% dari kondisi tanah sebelum direndam, menurun sekitar 97% dari perubahan berat tanah asli terbesar. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data serta pembahasan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. lempung ekspansif di Bojonegoro mempunyai nilai yang sangat rendah yaitu hanya sebesar,51% pada periode pertama dan memiliki tren turun pada tiap periodenya, nilai swelling yang sangat tinggi yaitu sampai sebesar 17,1% serta perubahan durabilitas yang sangat signifikan, perubahan volumenya sampai sebesar,65% dan penambahan beratnya sampai sebesar 131,8%.. Setelah menambahkan campuran 4% semen nilai meningkat sebesar 857,3% pada periode pertama dan terus bertambah tiap periodenya serta nilai swellingnya mengalami penurunan secara signifikan sekitar 91,%, serta perubahan durabilitas menjadi tidak signifikan dilihat dari perubahan volumenya turun sekitar 8,86% dan perubahan beratnya turun sekitar 97%. 3. Setelah menambahkan campuran 4% semen + 6% abu sekam padi nilai meningkat sebesar 569,64% pada periode pertama dan memiliki tren naik pada tiap periodenya, nilai swelling-nya berkurang sekitar 87,93%, dan perubahan durabilitas menjadi tidak signifikan, perubahan volumenya turun sekitar 8% dan perubahan beratnya turun sekitar 94%. Hasil dengan menggunakan campuran ini tidak sebaik hasil campuran yang hanya dengan menggunakan semen 4%. 4. Setelah menambahkan campuran 6% semen + 8% abu ampas tebu padi nilai meningkat sebesar 447,55% pada periode pertama dan memiliki tren naik pada tiap periodenya, nilai swelling-nya berkurang sekitar 8,35%, dan perubahan durabilitas menjadi tidak signifikan, perubahan volumenya turun sekitar 75,7% dan perubahan beratnya turun sekitar 91%. Hasil yang didapat dengan menggunakan campuran ini merupakan yang paling minimum dibandingkan dua campuran lainnya. 5. Campuran terbaik adalah campuran tanah dengan 4% semen, dilihat dari nilai yang paling tinggi dan terus meningkat tiap periodenya, serta nilai swelling yang paling rendah serta perubahan durabilitas yang paling tidak signifikan. Daftar Pustaka Chen, F.H., 1975, Foundation on Expansive Soils, Developments in Geotechnical Engineering 1, Else- 5

Vier Scientific Publishing Company, New York. Craig, R.F., 4., Craig s Soil Mechanics, Seventh Edition., Spon Press Das, Braja M., Noor Endah, dan Indrasurya B. Mochtar. 1995. Mekanika (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: ERLANGGA. Herina, Silvia F. 5. Kajian Pemanfaatan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Stabilisasi Fondasi Ekspansif untuk Bangunan Sederhana. Bandung. Nugraha, P. A. 14. Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen terhadap Karakteristik Lempung Ekspansif di Bojonegoro. Skripsi, Program Studi Sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang. Widagdo, Y. E. 14. Pengaruh Lama Waktu Curing terhadap Nilai dan Swelling pada Lempung Ekspansif di Bojonegoro dengan Campuran 6% Abu Sekam Padi dan 4% Semen. Skripsi, Program Studi Sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang. Haryono, S. dan Sudjatmiko, A, 11, Kajian Kandungan Pozzolan Pada Limbah Abu Ampas Tebu (Baggase Ash) Dengan Suhu Pembakaran Secara terkontrol, Prosiding Simposium Nasional RAPI X, Fakultas Teknik, UMS. Hardiyatmo, Hary Christady. 13. Stabilisasi untuk Perkerasan Jalan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. L.D.Wesley (1977), Mekanika, cetakan VI, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Lumikis, Bretyndah Kezia., Monintja, S., Balamba S., Sarajar A. N. 13. Korelasi Antara Tegangan Geser Dan Nilai Pada Lempung Ekspansif Dengan Bahan Campuran Semen. Jurnal Sipil Statik Vol. 1 No. 6 6

7