LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2006
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Pengembangan Media Informasi 2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 3. Alamat : Jl. Lasoso No. 62 Biromaru 4. Penanggungjawab Kegiatan : a. Nama : A. Dalapati, STP b.jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa c.1 Struktural : - c.2 Fungsional : - 5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah 6. Status Kegiatan : Lanjutan (L) 7. Tahun Dimulai : Tahun Ke I 2003 II 2004 III 2005 IV 2006 8. Biaya Kegiatan TA 2006 : Rp. 109.827.000 (Seratus Sembilan Juta Delapan Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah) 9. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian T.A. 2006 Mengetahui : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, Penanggung Jawab Kegiatan, Dr. Ir. Amran Muis, MS A. Dalapati, STP NIP. 080 079 474 NIP. 080 133 896 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI Ringkasan Teknologi hasil penelitian dan pengkajian yang dihasilkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian belum diterapkan secara sempurna oleh petani di daerah poor farmers Kabupaten Donggala. Berdasarkan hasil PRA pada beberapa daerah poor farmers, kebutuhan teknologi yang dihimpun penyuluh di lapangan dan kebutuhan Pemerintah Kabupaten Donggala, maka di tahun 2006 telah dibuat bahan cetakan berbentuk folder 6 judul (Budidaya Cabai Besar dan Keriting, Budidaya Tomat, Peningkatan Rendemen dan Mutu Beras Melaui Perbaikan Konfigurasi Penggilingan Padi, Penanganan Jeruk Segar, Flu Burung, Bagan Warna Daun) petunjuk teknis dua judul (PTT Padi Sawah, Pemanfaatan Pekarangan dengan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan); poster dua judul (Pengendalian Parasit Cacing pada Kambing, dan Pemanfaatan Pupuk Organik Hasil Pengolahan Kotoran Ternak Sapi) dan video empat judul (Budidaya Kakao, Pengendalian Parasit Cacing pada Kambing, Konservasi Lahan, Pengendalian PBK dengan Sarungisasi). Sebelum bahan informasi dicetak dilakukan tes bahan informasi di Kabupaten Donggala. Penyaluran bahan informasi dilakukan melalui BPP, Desa Poor Farmers, Dinas/Instansi terkait. Telah dilaksanakan ekspose pertanian sebanyak empat kali, dengan persentase pengunjung tertinggi adalah masyarakat umum yaitu 46,9%. Kata kunci : teknologi, diseminasi, pengembangan media. 1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan pendapatan petani maka semakin meningkat pula tuntutan petani atas kebutuhan informasi mengenai teknologi untuk peningkatan usahataninya (Saleh, 2006). Oleh karena itu diperlukan usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif dari hasil kegiatan penelitian kepada petani. Sebagai tindak lanjut dari obyek hasil penelitian di suatu wilayah, maka perlu dilengkapi dengan alat bantu berupa publikasi. Publikasi dalam penyampaian informasi dapat berbentuk visual seperti tulisan-tulisan dan gambar-gambar dan berbentuk audio visual seperti video dan pameran. Menurut Gordon (1996) keunggulan penyampaian informasi berbentuk visual adalah mudah dalam penyebaran dan biaya relatif rendah. Sedang keunggulan penyampaian informasi berbentuk audio visual adalah memberikan gambaran yang lebih nyata dari unsur gambar dan gerak (Sumardi, 2005). 3
Informasi teknologi yang disampaikan selain harus jelas dan mudah dipahami juga harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan hasil PRA di desa poor farmers, kebutuhan teknologi yang dihimpun penyuluh di lapangan, kebutuhan pemerintah Donggala, dan hasil tes bahan informasi 2005, maka diperoleh materi teknologi yang diinginkan pengguna untuk diinformasikan. Peragaan teknologi merupakan kegiatan untuk mendemonstrasikan keunggulan teknologi yang didiseminasikan dibandingkan dengan teknologi yang ada. Teknologi diperagakan dengan bantuan gambar, grafik, data angka ataupun keragaan teknologi di lapangan. Salah satu peragaan teknologi yang dapat dilaksanakan untuk menunjang kegiatan diseminasi adalah melalui expose/pameran. Khairani (2005) melaporkan bahwa kegiatan ekspose yang dilaksanakan tahun 2005 dikunjungi oleh petani 23,8%, masyarakat umum 17,38%, pelajar/mahasiswa 13,76%, pengambil kebijakan/instansi terkait 12,59%, dosen/pengajar 12,24%, peneliti 11,02%, pengusaha 6,22%,penyuluh 2,01%, LSM 0,49% dan media massa 0,49%. Dari data diatas terlihat keanekaragaman pengunjung, dan petani memiliki persentase yang tertinggi yaitu 23,8%. Hal ini menunjukkan bahwa, kegiatan ekspose merupakan metode yang efektif untuk menyampaikan teknologi kepada pengguna dalam waktu yang relatif pendek. 2. Tujuan 2.1 Menyusun dan menyebarkan informasi teknologi usahatani lahan kering sebagai alat bantu penyuluhan dalam bentuk tercetak sebanyak 10 judul (enam judul berbentuk folder, dua judul berbentuk petunjuk teknis dan dua judul berbentuk poster) serta empat judul berbentuk video. 2.2 Mengekspose hasil penelitian dan pengkajian lahan kering sebanyak satu kali kepada ± 200 orang pengunjung. 4
3. Keluaran 3.1 Tersebarnya paket teknologi tercetak sebanyak 10 judul dan empat judul berbentuk video. 3.2 Tereksposenya hasil penelitian dan pengkajian lahan kering sebanyak satu paket kepada ± 200 orang pengunjung. 4. Tinjauan Pustaka Penyerapan informasi yang bersifat audible atau informasi yang dapat didengar langsung maupun tidak langsung (melalui radio atau telephone) adalah 20%. Penyerapan informasi yang bersifat audio visual atau informasi yang dapat didengar dan dilihat (melalui televisi atau video) adalah 60%. Sedang penyerapan informasi yang bersifat visual atau informasi yang dapat dilihat, berbentuk tulisan ataupun gambar adalah 75% (Sumardi, 2005). Gordon (1996) menyatakan keunggulan penyampaian informasi secara tercetak adalah mudah dalam penyebaran dan biaya relatif rendah. Penyebaran informasi melalui media cetak dapat menjangkau pengguna yang tersebar, jauh, dan lebih banyak dibanding komunikasi tatap muka. Media cetak juga dapat dibaca ulang sehingga lebih memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang dikandungnya. Walaupun demikian, sering media cetak yang disediakan tidak mencapai sasaran karena penyajiannya tidak sesuai dengan kemampuan pengguna yang dituju, misalnya informasi untuk petani disajikan menggunakan bahasa ilmiah. Media cetak tidak bermanfaat jika topik yang disajikan tidak sesuai dengan kebutuhan pembaca (Badan Litbang Pertanian, 2001). Melalui pameran pemahaman masyarakat umum tentang tugas, fungsi, program dan kegiatan unit kerja litkaji beserta hasil-hasilnya dapat meningkat. Selain itu informasi mengenai hasil-hasil litkaji dapat disosialisasikan dan dipromosikan. Dengan pemahahaman ini diharapkan dukungan instansi terkait, pemerintah daerah dan masyarakat umum terhadap unit kerja litkaji dapat meningkat (Badan Litbang Pertanian, 2001). Sumber Teknologi yang utama bagi penyuluh dan petani adalah BPTP dimana 81% penyuluh dan 73% petani menerima teknologi dari BPTP sedangkan 5
sumber lain yaitu swasta, dinas, perguruan tinggi serta media massa lain relatif kecil (Fauziah, 2000). 5. Pelaksanaan Kegiatan 5.1 Lokasi dan Materi Kegiatan 5.1.1 Media Informasi Pelaksanaan dipusatkan di BPTP sedang pengumpulan bahan dan pengambilan gambar dilakukan di sentra produksi sesuai materi pengembangan media. Materi informasi Tahun Anggaran 2006 adalah : a. Folder a.1 Budidaya Tomat a.2 Budidaya Cabai Besar dan Keriting a.3 Bagan Warna Daun a.4 Peningkatan Rendemen dan Mutu Beras Melaui Perbaikan Konfigurasi Penggilingan Padi a.5 Penanganan Jeruk Segar a.6 Flu Burung b. Juknis b.1 PTT Padi Sawah b.2 Pemanfaatan Pekarangan dengan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan c. Poster c.1 Pengendalian Parasit Cacing pada Kambing c.2 Pemanfaatan Pupuk Organik Hasil Pengolahan Kotoran ternak Sapi d. Video d.1 Budidaya Kakao d.2 Pengendalian Parasit Cacing pada Kambing d.3 Konservasi Lahan d.4 Pengendalian PBK dengan Sarungisasi 6
5.1.2 Ekspose Pelaksanaan ekspose dilakukan di Gorontalo, Palu, dan Makassar, sedang pengumpulan bahan serta pengambilan foto pada sentra produksi/lokasi penelitian dan pengkajian di Kabupaten Donggala sesuai materi ekspose. Materi kegiatan ekspose adalah hasil-hasil pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah dan komoditi unggulan Sulawesi Tengah. 5.2 Prosedur Kegiatan 5.2.1 Media Informasi Prosedur kegiatan media informasi berbentuk folder, juknis dan poster adalah : a. Kegiatan ini dimulai dengan identifikasi masalah agar pesan yang disampaikan tepat sasaran, tepat waktu dan sesuai kebutuhan pengguna. b. Menentukan pokok-pokok materi berdasarkan hasil PRA dari beberapa desa poor farmers, kebutuhan teknologi yang dihimpun oleh penyuluh di lapangan, kebutuhan pemerintah Kabupaten Donggala dan hasil tes bahan informasi tahun 2005. c. Pengumpulan bahan hasil pengkajian dan penelitian yang sesuai pokok materi. d. Penulisan konsep materi yang dilakukan oleh penyuluh dan peneliti BPTP yang berpedoman kepada penulisan media informasi yang ada. e. Penyempurnaan konsep, dimana konsep akan diperiksa oleh tim evaluator f. Tes bahan informasi, konsep disebarkan pada penyuluh di Kabupaten Donggala untuk mengetahui apakah isi dari folder, petunujk teknis, dan poster tersebut dapat dimengerti. g. Pencetakan dan perbanyakan folder, juknis dan poster. 7
h. Penyebaran bahan informasi melalui BPP, Desa Poor Farmers, dan Dinas/Instansi terkait sedang pengepakan dan pengiriman dilakukan oleh petugas perpustakaan. i. Evaluasi dan pelaporan hasil-hasil kegiatan tahun anggaran 2006. Prosedur kegiatan media informasi berbentuk video adalah : a. Penentuan Topik, berdasarkan hasil PRA dari beberapa desa poor farmers, kebutuhan teknologi yang dihimpun oleh penyuluh di lapangan, kebutuhan pemerintah Kabupaten Donggala dan hasil tes bahan informasi tahun 2005. b. Penulisan konsep naskah yang dilakukan oleh penyuluh dan peneliti BPTP yang berpedoman kepada penulisan media informasi yang ada. c. Penyempurnaan naskah sebelum pengambilan gambar ke lapangan. d. Pencarian lokasi (hunting lokasi), dilaksanakan demi untuk kelancaran pengambilan gambar e. Pengambilan gambar dilakukan oleh staf audio visual didampingi oleh penanggung jawab materi. f. Proses Editing g. Pengisian suara. h. Perbanyakan dan Pemutaran i. Evaluasi dan pelaporan hasil-hasil kegiatan tahun anggaran 2006. 5.2.2 Ekspose a. Penentuan topik pameran oleh penyuluh dan peneliti BPTP b. Pengumpulan materi pameran dilakukan oleh personil yang telah ditunjuk yaitu peneliti dan penyuluh serta petugas lainnya. c. Penyiapan tempat pengaturan materi pameran oleh personil dan pelaksana yang ditunjuk. 8
d. Pelaksanaan Pameran e. Evaluasi dan pelaporan hasil-hasil kegiatan tahun anggaran 2006. 6. Hasil dan Pembahasan 6.1 Media Informasi Sebelum bahan informasi dicetak dilakukan tes bahan informasi di Kabupaten Donggala untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap materi yang akan diinformasikan. Konsep bahan cetakan disebarkan pada penyuluh. Hasil tes bahan informasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Tes Bahan Informasi Jawaban Jawaban No. Pertanyaan Ya Tidak (orang) (orang) Ya (%) Tidak (%) 1 Materi yang 51-100 - disajikan sesuai kebutuhan pengguna 2 Materi yang 49 2 96 4 disajikan isinya dapat dimengerti 3 Bahasa yang 47 4 92 8 digunakan dalam materi dapat dimengerti 4 Gambar yang ditampilkan pada bahan cetakan telah cukup 38 13 75 25 Responden 100% menyatakan materi yang disajikan telah sesuai dengan kebutuhan, menurut Kartasapoetra (2004) suatu informasi akan dapat diterima, dimanfaatkan dan diaplikasikan oleh pengguna jika sesuai dengan kebutuhan, mudah dipahami, dan bersifat praktis. Responden sebanyak 4% tidak mengerti isi dari bahan cetakan tersebut disebabkan materi yang disajikan merupakan informasi baru dan belum pernah mereka lakukan. Responden sebanyak 8% tidak mengerti bahasa yag digunakan 9
karena dalam bahan cetakan terdapat bahasa ilmiah yang tidak diberi penjelasan. Untuk bahan informasi tercetak yang tidak menampilkan gambar maka responden mengusulkan agar ditampilkan gambar yang sesuai dengan materi. Responden juga menyarankan agar bahan informasi tercetak dapat dikirim secara rutin karena bahan informasi tercetak ini sangat mereka butuhkan. Sesuai dengan pernyataan Saleh (2006) bahwa semakin meningkat pengetahuan dan pendapatan petani maka semakin meningkat pula tuntutan petani atas kebutuhan informasi mengenai teknologi untuk peningkatan usahataninya. Setelah tes bahan informasi maka bahan cetakan dilengkapi kembali, seperti bahasa ilmiah yang terdapat dalam bahan cetakan diberi penjelasan dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan penambahan gambar. Tahun Anggaran 2006 telah dicetak 14 bahan informasi, 6 judul berbentuk folder, dua judul berbentuk poster dan dua judul berbentuk petunjuk teknis serta empat judul berbentuk video. Daftar bentuk, judul dan sasaran sebagai berikut : Tabel 2. Daftar Bentuk, Judul, dan Sasaran Bahan Informasi Bentuk Judul/Materi Jumlah Sasaran Folder 1. Budidaya Tomat 2. Budidaya Cabai Besar dan Keriting 3. Bagan Warna Daun 4. Peningkatan Rendemen dan Mutu Beras Melaui Perbaikan Konfigurasi Penggilingan Padi 5. Penanganan Jeruk Segar 6. Flu Burung 1000 eksemplar 1000 eksemplar 1000 eksemplar 1000 eksemplar 1000 eksemplar 1000 eksemplar Penyuluh, Petugas KID, FAD, FD, Ketua Kelompoktani Juknis 1. PTT Padi Sawah 500 eksemplar Penyuluh, Petugas KID, 10
Bentuk Judul/Materi Jumlah Sasaran 2. Pemanfaatan Pekarangan dengan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Poster 1. Pengendalian Parasit Cacing pada Kambing 2. Pemanfaatan Pupuk Organik Hasil Pengolahan Kotoran ternak Sapi Video 1. Budidaya Kakao 2. Pengendalian Parasit Cacing pada Kambing 3. Konservasi Lahan 4. Pengendalian PBK dengan Sarungisasi 500 eksemplar FAD, FD, Ketua Kelompoktani 500 eksemplar 500 eksemplar 10 buah 10 buah 10 buah 10 buah Penyuluh, Petugas KID, FAD, FD, Ketua Kelompoktani Penyuluh Penyaluran bahan informasi terbesar dilakukan melalui penyuluh di BPP. Hal ini disesuaikan dengan tugas penyuluh sebagai transfer teknologi atau menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran agar dapat mengadopsi inovasi/informasi teknologi yang disampaikan serta sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat sasarannya (Nuryanto, 2000). 6.2 Ekspose Pelaksanaan kegiatan ekspose dilakukan sebanyak empat kali yaitu satu kali di Gorontalo, dua kali dilakukan di Palu, dan satu kali di Makassar. Di Gorontalo pada Kegiatan Konferensi Kelapa Nasional ke VI tanggal 16 18 Mei 2006. Di Palu pada Kegiatan Perlindungan Varietas Tanaman di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian tanggal 24 Agustus 2006 11
dan pada Hari Pangan Sedunia yang dilaksanakan di Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sulawesi Tengah, tanggal 11-12 November 2006. Serta di Makassar pada Hari Pangan Sedunia tanggal 26 29 November 2006. Materi-materi yang dipamerkan adalah teknologi hasil pengkajian yang berbentuk folder, poster, brosur; pengolahan hasil dari komoditas unggulan palu (kakao, kelapa, bawang merah lokal palu, nangka); hasil dari KP Sidondo berupa entris klon unggul kakao, benih tomat, dan benih cabe. Jumlah dan persentase pengunjung pada kegiatan ekspose pertanian di Gorontalo, Palu, dan Makassar dapat dilihat pada tabel 3, 4, 5, dan 6. Tabel 3. Daftar Pengunjung Ekspose Pertanian pada Konferensi Nasional Kelapa Ke VI di Gorontalo No. Jenis Pengunjung Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Pengambil 25 36,2 Kebijakan/Instansi Terkait 2 Penyuluh 1 1,4 3 Dosen 2 2,9 4 Pengusaha 1 1,4 5 Masyarakat Umum 40 58 Jumlah 69 100 12
Tabel 4. Daftar Pengunjung Ekspose Pertanian pada Kegiatan Perlindungan Varietas Tanaman di Palu No. Jenis Pengunjung Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Pengambil Kebijakan/Instansi 52 86,7 Terkait 2 Penyuluh 3 5,0 3 Petani 1 1,7 4 Dosen 2 3,3 5 Pengusaha 1 1,7 6 Media massa 1 1,7 Jumlah 60 100 Tabel 5. Daftar Pengunjung Ekspose Pertanian pada Hari Pangan Sedunia di Palu No. 1 Pengambil Jenis Pengunjung Kebijakan/Instansi Terkait Jumlah (orang) Persentase (%) 11 17,2 2 Mahasiswa/Pelajar 3 4,7 3 Penyuluh 2 3,1 4 Petani 5 7,8 5 Dosen 1 1,6 6 Pengusaha 1 1,6 7 Masyarakat Umum 41 64,1 Jumlah 64 100 13
Tabel 6. Daftar Pengunjung Ekspose Pertanian pada Hari Pangan Sedunia di Makassar No. 1 Pengambil Jenis Pengunjung Kebijakan/Instansi Terkait Jumlah (orang) Persentase (%) 27 18,2 2 Mahasiswa/Pelajar 21 14,2 3 Penyuluh 11 7,4 4 Petani 5 3,4 5 Dosen 5 3,4 6 Pengusaha 1 0,7 7 Masyarakat Umum 78 52,7 Jumlah 148 100 Total jenis pengunjung terbesar dari keempat pelaksanaan ekspose adalah masyarakat umum yaitu 160 orang dan terendah adalah media massa yaitu 1 orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Badan Litbang Pertanian (2001) bahwa sasaran utama kegiatan pameran adalah masyarakat umum. Melalui pameran diharapkan pemahaman masyarakat umum tentang tugas, fungsi, program dan kegiatan unit kerja litkaji beserta hasil-hasilnya dapat meningkat. Selain itu informasi mengenai hasil-hasil litkaji dapat disosialisasikan dan dipromosikan. Pengambil kebijakan/instansi terkait merupakan jenis pengunjung terbesar setelah masyarakat yaitu 115 orang. Diharapkan setelah melihat informasi yang disosialisasikan maka dukungan dari pengambil kebijakan/instansi terkait terhadap kegiatan BPTP semakin meningkat. Pelaksanaan ekspose sebanyak empat kali dikunjungi oleh 341 orang. Pameran merupakan kegiatan yang efektif untuk menyampaikan informasi dalam waktu yang singkat dengan jumlah sasaran yang banyak (Lestari dkk., 2001). 14
7. Kesimpulan 1. Tahun Anggaran 2006 telah dibuat 14 bahan informasi, enam judul berbentuk folder, dua judul berbentuk poster dan dua judul berbentuk petunjuk teknis serta empat judul berbentuk video yang dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi penyuluh dan petugas di desa P4MI. 2. Telah dilaksanakan ekspose pertanian sebanyak empat kali di Gorontalo, Palu dan Makassar, dengan total jumlah pengunjung 341 orang dan jumlah pengunjung terbesar adalah masyarakat umum. Dengan demikian ekspose merupakan metode yang efektif untuk menyampaikan teknologi secara luas dalam waktu relatif singkat. 15
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian, 2001. Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Gordon, J.R., 1996 dalam Endang Lestari G. dan MA. Maliki, 2003. Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Fauziah, Sulaiman, 2000. Mekanisme Penyebaran Inovasi Pertanian Suatu Kajian Prosiding Lokakarya Nasional Pusat Perpustakaan Pertanian Bogor. Kartasapoetra, A. G., 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Khairani, Caya., 2005. Laporan Hasil Ekspose Pengembangan Teknologi Komoditi Unggulan, Balai Pengkajian Teknoligi Pertanian Sulawesi Tengah. Lestari, Sri Budhi., Susi Mindarti, Made Ratnada, Jon Husdi, Dasmin Sidu, Khadija El Ramija, L. M. Gufroni, 2001. Manajemen dan Komunikasi Penyuluhan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Maskar dan Sumarni, 2004. Beberapa Varietas Unggul Tomat di Dataran Rendah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Nuryanto, Bambang. 2000. dalam Ekstensia Volume 12 Tahun VII Sepetember 2000. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. Rodiah, 2006. Perakitan Materi Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Bogor. Saleh, Aminuddin, 2006. Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran Komunikasi Anggota Kelompok Peternak dalam Jaringan Komunikasi Penyuluh. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sumardi, 2005. Media Penyuluhan. Bahan Pengajaran pada Pelatihan Dasar Fungsional Bagi Penyuluh Pertanian. Pusat Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Bogor. 16