I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

dokumen-dokumen yang mirip
Rusdani Hasibuan A SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. di bedakan dalam beberapa jenis kredit. Pembedaan jenis-jenis kredit sangat

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan bank yang diperoleh dari sektor perkreditan masih

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat terhadap produk pembiayaan seperti pembiayaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman atau kredit. Bank berperan sebagai perantara antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

I. PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi masih. belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta. memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membawa dampak yang serius terhadap perkembangan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan antara suku bunga pinjaman dan tabugangan. Karena selama ini yang

mempermudah dalam mengidentiflkasi suatu jenis usaha apakah tergolong UMKM atau usaha besar. Ada beberapa karakteristik UMKM, yaitu: 1.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan basis usaha rakyat. Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha kecil

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

Berbagai upaya pemulihan ekonomi di Indonesia pasca krisis telah. ditempuh dengan beberapa pembuatan kebijakan nasional baik yang

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah banyaknya kasus kredit yang bermasalah. Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. baik ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries) yang mengumpulkan dana. masyarakat dan menjaga perputaran perekonomian.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Saat ini keberpihakan pihak-pihak pemodal atau Bank baik pemerintah maupun swasta kurang memberi perhatian dalam membangun pondasi pendanaan bagi berkembangnya sektor di bidang pertanian. Sektor perbankan merupakan bagian lembaga pendukung dalam subsistem agribisnis. Kurangnya dukungan terhadap sektor pertanian khususnya dalam penyediaan pinjaman modal usaha, diduga menjadi salah satu faktor penyebab kurang majunya sektor pertanian yang ada di Indonesia selama ini. Selain itu, ketidaktahuan petani/pengusaha kecil mengenai prosedur peminjaman modal melalui lembaga keuangan membuat sektor pertanian semakin kesulitan dalam memperoleh modal. Pada tahun 2008, kredit perbankan yang telah disalurkan pada dunia usaha termasuk pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah Rp 1.032 miliar. Tabel 1 menyajikan data penyaluran kredit perbankan tahun 2003-2008. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun 2003-2008 (Rp Miliar). No Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 Pertanian 24.376 32.376 35.072 37.768 40.464 43.16 2 Pertambangan 5.061 7.73 9.429 11.128 12.827 14.526 3 Perindustrian 123.035 143.603 168.13 192.657 217.184 241.711 4 Perdagangan 84.257 111.035 129.278 147.521 165.764 184.007 5 Jasa-jasa 89.129 107.858 132511 157.164 181.817 206.47 6 Jasa lain 112.063 150.946 198.822 246.698 294.574 342.45 Jumlah 437.921 553.548 673.242 792.936 912.631 1.032.324 Sumber : Bank Rakyat Indonesia, 2008 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa penyaluran kredit pada sektor pertanian jauh lebih kecil dibandingkan dengan sektor lainnya kecuali sektor pertambangan. Dari total penyaluran kredit perbankan pada tahun 2008, hanya 4,2 persen yang disalurkan untuk sektor pertanian. Penyaluran kredit perbankan pada semua sektor secara umum mengalami peningkatan setiap tahun. Pada sektor pertanian, penyaluran kredit perbankan dari tahun 2003 sampai 2008 secara nominal 1

mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 79,82 persen. Pada tahun 2003 penyaluran kredit adalah Rp. 24,3 miliar meningkat menjadi Rp.43 miliar pada tahun 2008. Sesuai data dari BANK INDONESIA (BI), bahwa sekitar 30 juta pelaku usaha kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga saat ini belum terjangkau kredit Bank. Hal ini didasarkan bahwa nasabah UMKM yang memiliki rekening di Bank hanya sekitar 19 juta nasabah, dari total jumlah UMKM yang mencapai 48 juta, sehingga berimplikasi terhadap belum maksimalnya akses UMKM terhadap perbankan. Untuk merealisasikan dana yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha kecil maupun mikro maka diperlukan peranan dari lembaga keuangan, dimana fungsi dari lembaga financial adalah sebagai intermediasi yang menghubungkan peranan perbankan dengan unit-unit usaha mikro, kecil, menengah dan besar dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada sektor usaha yang produktif. Melalui fungsi tersebut dana yang tidak produktif diolah menjadi dana yang dapat meningkatkan produktifitas atau profit dari unit-unit usaha. Penghimpunan dana dari masyarakat dilaksanakan dengan cara menyediakan suatu deposito, tabungan, dan kredit sebagai suatu wadah penyaluran dana yang dialokasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana. Sejumlah bank, termasuk bank asing, kini memang fokus membidik segmen UMKM. Setelah PT Bank Danamon Tbk membuka Danamon Simpan Pinjam, BTPN, Rabobank, Bank Mega Syariah, dan Bank Mandiri juga makin gencar membuka unit usaha mikronya. Namun Bank tersebut meskipun kuat dalam permodalan dan pendanaan masih cukup sulit untuk menjangkau nasabah-nasabah di pelosok. Salah satu lembaga keuangan yang memiliki perhatian lebih besar terhadap usaha kecil dan mikro serta sektor pertanian adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Program unggulan BRI dalam rangka membantu penyediaan modal usaha mikro adalah Kredit Umum Perdesaan (Kupedes). Kupedes disalurkan melalui BRI Unit yang tersebar di desa maupun di kota diseluruh Indonesia agar mudah terjangkau oleh masyarakat dan usaha mikro. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu Bank yang memfokuskan pangsa pasarnya pada UMKM. BRI telah mendapatkan penghargaan The Best and 2

The Largest commercial Microfinance Program di dunia. BRI unit telah menjadi benchmark untuk perkembangan commercial microfinance yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip bisnis. Untuk tetap mempertahankan sustainability BRI mempunyai strategi khusus untuk membidik nasabah terutama lapisan bawah. BRI telah diakui secara internasional sebagai salah satu bank terbaik dan sukses dalam pelayanan yang terfokus pada keuangan mikro. Keberhasilan BRI tersebut ditunjang oleh jaringan yang kuat dengan keberadaan sebanyak 4049 BRI Unit pada tahun 2005 telah tersebar dipelosok perdesaan yang khusus melayani nasabah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sebanyak 800 kantor unit BRI yang ada sudah melakukan trensaksi secara online. Konsep BRI unit ini dimunculkan pada tahun 1970 dengan dasar pemikiran untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan program kecukupan beras dalam rangka mengatasi masalah kelaparan dan mengurangi kemiskinan. Total kredit BRI untuk UMKM mencapai Rp 10 triliun pada tahun 2003 dan Rp 13 triliun pada tahun 2004, merupakan nilai kredit paling tinggi yang diberikan sebuah Bank kepada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu produk dari BRI adalah kredit usaha pedesaan (Kupedes) yang diberikan kepada sektor UMKM. Dalam perjalanannya, kredit yang diberikan BRI melalui Kupedes tidak semuanya lancar. Sebagian para pengusaha kecil ada yang tidak mampu mengembalikan kredit tepat waktu (macet). Manajemen UMKM yang kurang baik dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan dalam pengembalian kredit. Menurut Hidayati (2003) pengusaha kecil mempunyai beberapa ciri antara lain umumnya masih belum profesional dan memerlukan bimbingan dalam segala bidang. Mereka biasanya belum atau bahkan tidak memiliki sistem informasi yang tertata dengan baik ataupun teratur, baik yang menyangkut masalah keuangan maupun manajemen. Ciri pengusaha kecil tersebut akan mempengaruhi pengelolaan perputaran uang dalam menjalankan usahanya. 3

1.2 Perumusan Masalah Penyaluran Kupedes oleh BRI dimulai setelah pemerintah menghentikan Bimbingan Massal (BIMAS) pada bulan April 1985. Berdasarkan data Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tahun 2006, jumlah usaha mikro mencapai 47 juta dan usaha menengah 106.000. Sektor UMKM selama ini belum banyak mendapatkan perhatian dari sisi pemodalan dari pihak perbankan. Hal ini dikarenakan sektor ini tergolong mempunyai resiko tinggi dengan tingkat pengembangan yang rendah sehingga pihak perbankan masih menganggap sektor ini kurang memberikan keuntungan. Pihak perbankan umumnya memandang pembiayaan ke sektor UMKM akan menimbulkan potensi kredit macet yang cukup besar, namun pada kondisi krisis ekonomi ternyata sektor inilah yang tetap bertahan dan justru semakin berkembang Dengan meningkatnya usaha-usaha mikro, kecil dan menengah mengakibatkan tumbuhnya persaingan yang ketat sehingga suatu perusahaan harus memiliki pondasi yang kuat seperti modal yang besar yang dapat digunakan untuk menjalankan perusahaan, serta mengembangkan dan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produk. BRI Unit Cijeruk sebagai lembaga perantara keuangan pedesaan telah menjalankan fungsinya melalui penyaluran Kupedes pada masyarakat. Pencapaiaan penyaluran kredit BRI Unit Cijeruk cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2002 penyaluran kredit melebihi target anggaran, namun pada tahun-tahun berikutnya BRI Unit Cijeruk tidak mampu mencapai target tersebut. Pencapaian penyaluran Kupedes BRI Unit Cijeruk tahun 2002-2007 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Pencapaian Penyaluran Kupedes BRI Unit Cijeruk Tahun 2002-2007 No Tahun Realisasi Penyaluran penyaluran Pencapaian (Rp) (Rp) (%) 1 2002 6.003.301.800 5.491.031.000 100.93 2 2003 6.836.173.450 7.523.124.000 90.86 3 2004 8.245.695.300 7.994.262.820 103.79 4 2005 7.947.826.400 9.520.000.000 83.45 5 2006 9.322.015.450 10.948.866.400 85.14 6 2007 10.792.183.000 11.373.000.000 94.89 Sumber : BRI Unit Cijeruk, 2008. 4

Penurunan pencapaian penyaluran kredit tersebut diduga karena ketidaklancaran pengembalian kredit. Pada tahun 2008 jumlah nasabah yang mengalami penuggakan kredit usaha pedesaan di BRI Unit Cijeruk mengalami peningkatan sebesar 9,7 persen yaitu dari 149 orang menjadi 165 orang. Semakin meningktnya jumlah permintaan kupedes, semakin besar resiko yang ditanggung oleh pihak BRI dimana kemungkinan terjadinya penunggakan dalam pembayaran angsuran yang akan mengakibatkan kredit macet (Non Performing loan). Tingginya persentase NPL akan membawa dampak negatif dalam perkembangan BRI, besar maksimal NPL adalah sebesar 3 persen. Di BRI unit Cijeruk NPL pada Oktober 2009 kup tinggi yaitu sebesar 3.5 persen. adanya peningkatan kredit macet, sehingga pihak BRI Unit Cijeruk lebih berhatihati dalam penyaluran kredit. Gambar I. Perkembangan jumlah penunggak kupedes BRI unit Cijeruk dari tahun 2004 sampai 2008. Sumber : BRI Unit Cijeruk, 2008 Kredit yang telah disalurkan akan mendapat pengawasan dari pihak pemberi kredit. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi setelah kredit tersebut disalurkan, yaitu pelunasan kredit, pengajuan tambahan kredit dan kredit yang bermasalah. Kinerja suatu BRI Unit dilihat dari tercapai atau tidaknya target-target yang telah 5

ditetapkan oleh masing-masing BRI Cabang. Target-target yang harus dipenuhi antara lain adalah target jumlah pinjaman, target jumlah simpanan. Besarnya Non Performing Loan (NPL) dan target Laba/Rugi. Non Performing Loan (NPL) adalah kredit yang tidak memberikan penghasilan bagi Bank yang merupakan suatu faktor yang mengindikasikan besarnya tunggakan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diperoleh perumusan masalah yang akan dibahas berkaitan dengan tingkat pengembalian kupedes BRI unit Cijeruk pada sektor agribisnis adalah: 1. Bagaimana karakteristik nasabah secara umum yang mengalami kemacetan? 2. Apakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit pada sektor agribisnis yang mengalami kemacetan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi karakteristik nasabah Kupedes secara umum pada sektor agribisnis yang mengalami kemacetan/penunggakan. b. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian Kupedes nasabah pada sektor agribisnis yang mengalami kemacetan/penunggakan. 1.4 Manfaat Penelitian Setelah melakukan penelitian penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi : 1. Kegunaan Teoritis : a. Pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Cijeruk, yakni sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan/gambaran tentang keadaan perkreditan khususnya serta bermanfaat dalam penentuan kebijakan selanjutnya. b. Bagi penulis, sebagai upaya untuk peningkatan wawasan, pengetahuan dan pengalaman praktisi dalam bidang perbankan. Serta sebagai bahan referensi dan studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai perkreditan usaha pedesaan, serta dapat dijadikan 6

sebagai gambaran bagi penelitian lainnya dalam penulisan skripsi yang sama. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu saran dan masukan sebagai dasar untuk perbaikan dan pengembangan terhadap kredit usaha pedesaan, serta untuk membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada PT. Bank Rakyat Indonesia. 1.5 Ruang Lingkup Keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian ini lebih mendalam, maka penelitian ini difokuskan untuk membahas mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian tunggakan Kupedes (kredit macet) pada sektor pertanian yang terjadi di BRI Unit Cijeruk. Sektor agribisnis yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi sektor pertanian on farm dan off far 7