II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertama kali mentimun dibudidayakan oleh manusia (seribu) tahun yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Mentimun. keluarga labu - labuan (Cucurbitaceae) yang sudah pupuler di dunia. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun sebagai berikut : Kingdom : Plantae ;

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. roots) yang berkembang dari radicle (akar kecambah) embrio. Akar sementara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2003), tanaman jagung diklasifikasikan dalam Kingdom:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom Plantae, divisio Spermatophyta, kelas Angiospermae, ordo Poales,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Mentimun Pertama kali mentimun dibudidayakan oleh manusia 1.000 (seribu) tahun yang lalu. Colombus disebut-sebut sebagai orang yang berjasa menyebarluaskan tanaman mentimun ke seluruh dunia. Di Cina mentimun mulai dikenal dua abad sebelum masehi. Tanaman mentimun juga menyebar di Timur Tengah kemudian meluas ke negara-negar lain di kawasan Asia, sedangkan penyebaran mentimun di Amerika adalah California, New York, Carolina Selatan, Texas dan Florida. Pembudidayaan mentimun meluas ke seluruh dunia, baik di daerah beriklim panas (tropis) maupun daerah beriklim sedang (sub-tropis) (Ashari, 2006). Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg posfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B 1, dan 0,2 IU vitamin B 2

7 Tanaman mentimun tidak memerlukan persyaratan khusus karena dapat ditanam dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun untuk memperoleh produksi optimal perlu diperhatikan beberapa persyaratan tumbuh tertentu. Tanaman mentimun akan tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada kondisi tanah dan iklim yang cocok dengan tanaman mentimun tersebut (Rukhmana, 1994). Klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) dalam tata nama tumbuhan adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Cucumis Spesies : Cucumis sativus L. Mentimun dapat tumbuh baik di dataran rendah. Syarat-syarat penting untuk bertanam mentimun yaitu tanahnya subur, terutama pada saat berbunga. Walaupun demikian, lahan untuk pertanaman tidak boleh mengalami penggenangan. Tanaman tidak tahan hujan lebat dan terus-menerus, tetapi lebih disenangi tempat terbukan dan cuaca yang cerah (Sutarya, 1995). Mentimun dapat ditanam sepanjang tahun, tetapi penanaman yang baik dilakukan pada akhir musim hujan (bulan Maret atau April) atau pada awal musim kemarau. Derajat kemasaman (ph) tanah yang dikehendaki antara 6-7. Pada tanah yang mengandung kadar garam tinggi (alkalin), rasa buahnya menjadi agak masam (Sutarya, 1995).

8 Untuk mendapatkan benih yang baik, biji diambil dari buah yang telah tua berwarna kuning atau kecoklatan dan tidak cacat. Biji tersebut harus bebas dari hama dan penyakit dan harus berasal dari varietas unggul yang dianjurkan. Biji dikeluarkan dari buah dan dikeringkan (dijemur) setelah dicuci terlebih dahulu (Sutarya, 1995). Pemberian pupuk buatan berikutnya dilakukan dua minggu setelah tanam dengan Urea dan KCl masing-masing sebanyak 180 dan 100 kg per hektar. Untuk tiap tanaman diberikan dua kali, yakni setengah dosis (7 gram per tanaman) dua minggu setelah tanam dan sisanya dua minggu kemudian (Sutarya, 1995). Menurut Sutarya (1995) tanaman mentimun akan berbunga pada umur 3-4 minggu setelah tanam. Bunga jantan biasanya muncul sekitar 10 hari mendahului bunga betina. Rasio antara bunga jantan dan betina antara 10:1, namun kadangkadang dapat 100:1 dan tampaknya rasio ini selain ditentukan oleh kesehatan tanaman juga oleh kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Rasio ini juga dapat berubah karena peran bahan kimia yaitu zat tumbuh (Ashari, 2006). Bunga mentimun muncul pada ketiak daun pada batang atau cabang. Bunga jantannya muncul secara berkelompok, masing-masing bunga mempunyai tungkai buah yang lunak. Sedangkan bunga betinanya tumbuh soliter pada tangkai buah yang kuat. Sebagaimana jenis famili Cucurbitaceae, bunga betina dapat dikenal oleh besarnya kantong embrio (ovarium) pada dasar bunganya (Ashari, 2006). Pembungaan, dalam hal jumlah dan jenis kelamin bunga yang terbentuk dipengaruhi oleh fotoperiod. Ada hari pendek, ada kecenderingan bahwa bunga betina terbentuk lebih dini dan lebih banyak, suhu rendah dapat memberikan

9 tanggapan yang sama. Sebaliknya suhu tinggi dan hari panjang merangsang terbentuknya bunga jantan (Rubatsky, 1999). 2.2 Morfologi Tanaman Mentimun Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak. Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya, dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007). Daun tanaman mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, berwarna hijau muda sampai hijau tua. selain itu daun bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun di atasnya (Sunarjono, 2007). Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet. Tanaman ini berumah satu, artinya bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang membengkok, sedangkan pada bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok. Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga (Sunarjono,

10 2007). Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. bentuk ukuranya bermacam-macam antara 8-25 cm dan diameter 2,3-7 cm, tergantung varietasnya. Kulit buah mentimun ada yang berbintik-bintik, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas. Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Sunarjono, 2007). 2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung berpasir yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan ph tanah di kisaran 6-7 dengan ketinggian tempat 100-1000 m di atas permukaan laut (dpl). Mentimun juga membutuhkan sinar matahari terbuka, drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon, semangka, dan waluh. Aspek agronomi penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim yang sesuai meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan. Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup dengan temperatur optimal antara 21 C 30 C. sementara untuk suhu perkecambahan biji optimal yang dibutuhkan antara 25 C 35 C.

11 kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 50-85%. Sementara curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 200-400 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga. 2.4 Pemuliaan Tanaman Pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai perpaduan seni dan ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia (Fehr, 1987 dalam Hikam, 2001). Pemuliaan tanaman pada dasarnya dimulai dengan kegiatan seleksi terhadap individu tanaman yang mempunyai sifat interest di dalam populasinya. Dengan demikian adanya ragam antar individu merupakan prasyarat sebelum seleksi dapat dilakukan. Tanpa ragam, seleksi tidak dapat dilakukan : sebaliknya semakin besar ragam, makin luas pola seleksi yang dapat dilakukan. Ragam fenotipe merupakan ragam yang paling mudah diamati dengan menggunakan panca indera (Hikam, 2001). Individu terseleksi dipisahkan dari individu-individu lainnya dalam populasi. Individu terseleksi ini pada umumnya mempunyai penampilan umum yang sama dengan individu lainnya di dalam populasi, tapi memunyai satu atau dua sifat yang lebih baik yang disebut sifat interest. Sifat interest adalah fenotipe yang disukai pada tanaman dan memiliki nilai komersiel. Minat konsumen terhadap sifat interest sangat dinamis (Hikam, 2001).

12 Gen adalah bagian dari Asam Deoksiribo Nuklead (ADN). Gen mengatur kinerja molekuler yang melaksanakan seluruh kegiatan yang menunjang kehidupan di dalam sel. Situs tempat bekerjanya gen adalah sel. Tanaman terbentuk dari banyak sel yang masing-masing sel memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan jaringanjaringannya. Contohnya, tanaman mempunyai sel yang membentuk akar tanaman dan sel lain yang membentuk daun, masing-masing fungsi sel di dalam suatu organisme ditentukan oleh informasi genetik yang dikode di dalam ADN. Asam deoksiribo nuklead membawa informasi pewarisan dalam bentuk yang dapat disalin dan diteruskan secara utuh dari generasi ke generasi. Proses biokimia yang terdapat di dalam kebanyakan gen dikenal sebagai kode genetik, menentukan struktur kimia suatu protein tertentu. Protein tersusun atas asam amino yang panjang dan urutan khas asam-asam amino ini mengatur fungsi dari setiap protein. Struktur ADN gen menentukan susunan asam amino pada protein yang akhirnya menentukan tipe dan fungsi protein yang dibuat (Hikam, 2009). Keragaman genotipe Keragaman atau variabilitas genotipe menunjukkan kriteria keanekaragaman genetik. Seleksi merupakan suatu proses pemuliaan tanaman dan dasar dari seluruh perbaikan tanaman untuk mendapatkan kultivar unggul baru. Keragaman genotipe yang luas merupakan salah satu syarat efektifnya program seleksi. Seleksi suatu karakter yang diinginkan akan lebih berarti apabila karakter tersebut mudah diwariskan (Murti dkk., 2002). Keragaman genotipe tersusun atas keragaman karena pengaruh gen aditif ( ), pengaruh dominansi ( ) dan pengaruh interaksi gen ( ) yang dapat dijabarkan sebagai berikut : = (Jambormias, 2004).

13 Menurut Gupta dan Singh (1969) dikutip oleh Hikam (2009) genotipe tertua yang digunakan dalam persilangan menentukan tinggi rendahnya keragaman genotipe pada populasi galur hasil persilangan. Karakter yang memiliki keragaman genotipe yang luas akan memiliki keragaman fenotipe yang luas. Namun, karakter yang memiliki keragaman genotipe yang sempit belum tentu memiliki keragaman fenotipe yang sempit (Syukur dkk., 2010). Keragaman fenotipe Penampilan fenotipe suatu tanaman merupakan interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Keanekaragaman fenotipe yang tampak dihasilkan oleh perbedaan genotipe dan atau lingkungan tumbuhnya. Keragaman fenotipe yang terjadi merupakan akibat adanya keragaman genotipe dan atau keragaman lingkungan. Keragaman fenotipe mencerminkan keragaman lingkungan (Murti dkk., 2002). Ragam fenotipe ( ) suatu sifat tanaman biasanya disusun oleh ragam genotipe ( ), ragam lingkungan ( ) dan adakalanya melalui interaksi antara ragam genotipe dan ragam lingkungan ( ). Ragam fenotipe dapat dituliskan sebagai berikut : = (Jambormias, 2004). Secara umum program pemuliaan tanaman terdiri atas tiga tahapan penting yaitu (1) menciptakan populasi tanaman yang memiliki keragaman genetik yang cukup besar, (2) menyeleksi genotipe-genotipe yang memiliki karakter khusus yang diinginkan pemulia, (3) melakukan pengujian dan evaluasi genotipe-genotipe terpilih tersebut (Dudley dan Moll, 1969 dalam Wibowo, 2002).

14 Tahapan dalam program pemuliaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Ras lokal Persilangan /Perkawinan Bioteknologi/ Rekayasa genetik Mutasi Introduksi Keragaman genetik Keragaman somaklonan Seleksi Uji daya hasil Varietas unggul Gambar 1. Tiga tahapan penting perakitan varietas unggul tanaman : penciptaan/perluasan keragaman genetik, seleksi, dan uji daya hasil. Dalam perakitan varietas galur murni, seleksi dapat dilakukan sebelum, bersamaan, atau setelah dilakukan silang dalam (inbreeding) (Utomo, 2012). Usaha-usaha dan penelitian untuk memperoleh varietas unggul dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu (a) introduksi atau mendatangkan varietas/bahan seleksi dari luar negeri, (b) mengadakan seleksi galur pada populasi yang telah ada seperti varietas lokal atau varietas dalam koleksi, dan (c) mengadakan program pemuliaan dengan persilangan, mutasi atau teknik mandul jantan (Mursito, 2003). Tersedianya keragaman genetik tanaman yang cukup besar untuk sifat-sifat tertentu merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan pemuliaan tanaman. Dengan tersedianya keragaman genetik maka seleksi akan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat. Keragaman genetik tersebut dapat diperoleh dengan cara introduksi tanaman, hibridisasi, mutasi

15 buatan, poliploidi, dan kultur in vitro (Makmur dan Sutjahjo, 1995 dalam Wibowo 2002). Keragaman genetik yang luas memberikan kesempatan kepada pemulia untuk dapat melakukan seleksi. Seleksi adalah proses pemuliaan tanaman dan perbaikan tanaman untuk mendapatkan kultivar unggul baru. Keberhasilan seleksi tergantung dari kemampuan pemulia untuk memisahkan genotipe-genotipe unggul dari genotipe yang tidak dikehendaki. Selain itu, cara membedakan antara genotipe unggul dan genotipe atas dasar penilaian fenotipe individu atau kelompok tanaman yang dievaluasi diperlukan pertimbangan tentang besaran beberapa parameter genetik. Beberapa parameter genetik yang dapat digunakan sebagai pertimbangan supaya seleksi efektif antara lain besaran nilai keragaman genetik, nilai tengah, heretabilitas, pola segregasi, jumlah gen, dan aksi gen pengendali karakter yang menjadi perhatian (Barmawi, 2007). Hasil akhir dari program pemuliaan adalah didapatkannya kultivar atau varietas unggul baru. Varietas merupakan sekelompok tanaman dalam satu spesies yang secara genetik memenuhi ktriteria DUS yaitu Distinct (berbeda), Uniform (seragam), dan Stable (stabil). Varietas budidaya (kultivar) yang memiliki sifat unggul bernilai ekonomi disebut varietas unggul. Jenis varietas unggul terdiri atas varietas galur murni (inbrida), hibrida, komposit, sintetik, multi galur, dan klon (Utomo, 2012). Dalam bukunya, Fehr (1987) menjelaskan tentang macam-macam varietas atau kultivar sebagai berikut :

16 1. Kultivar Klon Merupakan kultivar hasil persilangan yang diperbanyak dengan menggunakan klon. 2. Kultivar Galur Murni Kultivar yang dikembangkan dari satu galur murni homozigot yang mantap. 3. Kultivar bersari bebas dari tanaman menyerbuk silang Kultivar yang dikembangkan dari suatu populasi yang dibiarkan menyerbuk silang sehingga memiliki tingkat heterozigotas yang tinggi. 4. Kultivar Sintetik Kultivar yang dihasilkan oleh kombinasi galur atau tanaman terseleksi (klon maupun suatu varietas yang telah diketahui potensi genetiknya) dan dilanjutkan persilangan secara normal (khusus untuk tanaman menyerbuk silang). 5. Kultivar Hibrida Merupakan hasil persilangan dua tetua atau F1 yang mempunyai penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan penampilan rata-rata kedua orang tuanya (heterosis). 6. Kultivar F2 Kultivar F2 berasal dari penyerbukan sendiri atau penyerbukan bebas dari hibrida F1. 7. Kultivar Komposit Campuran beberapa galur harapan yang berdaya hasil tinggi dan masingmasing mempunyai sifat agronomis-morfologis yang sama. 8. Kultivar Multi-Lini

17 Kultivar yang tersusun oleh beberapa galur isogenik (beberapa galur homosigot yang sama, kecuali adanya perbedaan ketahanan terhadap ras penyakit yang berbeda). 9. Kultivar Trensgenik Merupakan kultivar hasil bioteknologi, yaitu suatu tanaman yang telah mengalami rekayasa genetika sehingga terjadi perubahan sifat secara genetik dan fisiologik. Saat ini varietas tanaman yang banyak beredar di pasaran adalah varietas hibrida. Secara khusus langkah-langkah pembuatan varietas hibrida, misalnya pada jagung, adalah sebagi berikut : 1. Memilih tanaman yang baik dari suatu populasi, kemudian dilakukan penyerbukan sendiri (selfing). Pada waktu panen, tongkol dari tanaman hasil selfing tersebut dipanen secara terpisah dan diberi nomor-nomor. 2. Pada musim berikutnya, nomor-nomor terpilih secara terpisah, kemudian dilakukan selfing kembali pada tanaman terpilih. Pemilihan dapat mendasarkan pada nomor atau antar-nomor. Demikian seterusnya sampai generasi selfing ke- 7 atau ke-8 (S7 atau S8). 3. Pada proses selfing dari generasi S1 dan seterusnya, pemilhan tanaman yang diselfing pada S1 sampai S3 umumnya hanya berdasarkan pada fenotipe (visual selection); sedangkan pada generasi S4 pemilihan sudah dimulai berdasarkan pada daya gabung umum (general combining ability). Pada generasi S6 dan seterusnya di samping berdasarkan pada daya gabung umum juga berdasarkan pada daya gabung khusus (specific combining ability).

18 4. Setelah diperoleh galur inbred, kemudian dilakukan pembuatan varietas hibrida. Berdasarkan jumlah galur inbred yang digunakan, dikenal adanya: a. Persilangan single cross, yaitu persilangan antara dua galur inbred; misalnya antara inbred A x inbred B; b. Persilangan three way cross, yaitu persilangan yang melibatkan iga galur inbred; misalnya persilangan (inbred A x inbred B) x inbred C; c. Persilangan double cross, yaitu persilangan yang melibatkan empat galur inbred; misalnya persilangan (inbred A x inbred B) x (inbred C x inbred D) (Mangoendidjojo, 2003). Tanaman mentimun merupakan tanaman menyerbuk silang. Arah pemuliaan mentimun adalah menghasilkan varietas hibrida. Langkah-langkah dalam pemuliaan mentimun sama dengan tanaman menyerbuk silang pada umumnya. Untuk memperoleh keragaman genetik dilakukan pembentukan populasi melalui introduksi, hibridisadi, seleksi setelah hibridisadi, selfing (penggaluran) dan pengujian. Pembentukan galur murni dilakukan dengan cara selfing hingga generasi ke-7 (F7). Selanjutnya galur-galur tersebut dievaluasi daya gabung umum dan daya gabung khususnya. Galur-galur yang mempunyai daya gabung khusus yang baik yang akan digunakan sebagai tetua pembentuk hibrida (F1) (Syukur, 2012). Introduksi merupakan proses mendatangkan suatu genotipe tanaman ke suatu wilayah baru. Hibridisasi bertujuan untuk memperoleh kombinasi genetik melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya, sedangkan seleksi merupakan pemilihan tanaman yang memiliki karakter-karakter unggul ataupun

19 karakter yang diinginkan. Daya gabung dapat diartikan sebagai kemampuan relatif suatu genotipe untuk memindahkan karakter yang diinginkan kepada keturunannya. Daya gabung umum (General combining ability), penampilan ratarata turunan suatu genotipe bila disilangkan dengan sejumlah genotipe lain. Daya gabung khusus (Specific combining ability), kemampuan suatu kombinasi persilangan untuk menunjukkan penampilan keturunan (Syukur, 2012).