BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. maju tingkat pendidikan seseorang,maka semakin siap pula menghadapi perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia (Syaefudin, 2005: 6).

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,maka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh pendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan hasil survei UNDP adalah akibat rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. bila peserta didik sebagai individu tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, kemampuan berpikir menjadi kemampuan yang sangat diperlukan agar

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. milenium ini merupakan hal yang sungguh disayangkan dan patut dipertanyakan.

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Supiyanto, 2006). Kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat mendidik. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur pendidikan untuk meningkatkan potensi belajarnya. Karena itu pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia, sosok manusia yang diharapkan adalah manusia yang mampu mandiri. Raka Joni (Margaretha Dhiu, 2012: 33) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha menyiapkan subyek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat, berlangsung seumur hidup dan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan dipandang sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat yang mempunyai arti dalam individu maupun masyarakat. Individu menjadi manusia karena proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini berarti bahwa perkembangan manusiawi hanya dapat terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Sebaliknya kehidupan masyarakat akan berkembang jika didukung oleh kemauan individi individu anggota. Dengan demikian, terdapat hubungan antara fungsional antara individu dan masyarakat, dan interaksi yang terjadi antara pendidik dengan subyek didik harus dilandasi sikap saling menghargai harkat dan martabat masing masing pihak. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki, bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak

hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik guru harus lebih bijaksana dalam memilih suatu model pembelajaran yang sesuai serta dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (Trianto, 2009: 8). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki guru harus memperhatikan standar nasional pendidikan. Ada beberapa standar yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajran meliputi: 1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tntang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar proses adalah standar nasional yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 3. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Dari standar-standar di atas, harus diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan tugasnya sebagai seorang pengajar, karena guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan pendidikan.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu. Djamarah S.B (Dakiah Darajat, 2010: 32) mengemukakan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Dengan segala kekurangan yang ada guru berusaha membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Menjadi seorang guru tidaklah mudah, karena menjadi guru berdasarkan tutuntan hati nurani tidak semua orang dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup dan kehidupannya mengabdikan kepada negara. Agar dapat melaksanakan tugas tersebut, guru harus memiliki empat kompetensi sebagai dasar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, yakni: (1) Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai seorang guru adalah menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik, menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar; (2) kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru adalah bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia, menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, dewasa, juju r dan wibawa, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, rasa percaya diri, menjunjung tinggi kode etik profesi guru; (3) kompetensi sosial yang harus dimiliki guru adalah berkomunikasi secara efektif, santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua dan masyarakat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain; (4) kompetensi profesional yang harus dimiliki guru adalah menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan, menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang diajarkan, mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Beringin Kupang merupakan sekolah yang memiliki kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran Fisika yaitu 70. Untuk mencapai ketuntasan itu bukan suatu hal yang mudah. Karena itu, guru harus bijaksana dalam menemukan cara yang terbaik dalam mengelola pembelajaran sehingga peserta didik dapat menggunakan dan mengingat lebih lama tentang materi yang diajarkan tersebut. Pada mata pelajaran IPA Materi Usaha dan Energi untuk kelas VIII semester I SMP swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2014/215 masih ada peserta didik yang tidak tuntas. Dengan jumlah peserta didik 21 orang jumlah skor 1189 dengan rata-rata KKM 56,6. Rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap materi Usaha dan Energi yang identik dengan perhitungan dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, dalam ulangan atau ujian hasilnya masih di bawah KKM. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masih banyak peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM yaitu 70. Diantara 21 peserta didik, yang nilainya mencapai KKM hanya 5 orang sedangkan 16 peserta didik lainnya masih dibawah KKM. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Swasta Beringin Kupang yang juga menerapkan KTSP mengindikasikan, bahwa:

1. Guru yang mengampuh mata pelajaran fisika bukan guru mata pelajaran fisika (guru biologi). Strategi pembelajaran yang digunakan adalah menggunakan pembelajaran langsung. Guru meggunakan perangkat pembelajaran yang mengacu pada standar proses. 2. Peserta didik jarang bahkan tidak melakukan praktikum/percobaan karena ketidaktersediaan alat-alat praktikum. Guru tidak kreatif untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Guru hanya menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. 3. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dapat dilihat dengan sebagian peserta didik yang terlibat aktif tetapi ada juga yang tidak semuanya aktif. Misalnya peserta didik jarang bahkan tidak bertanya meskipun ada materi pembelajaran yang belum dipahami. 4. Guru jarang menggunakan media, misalnya buku ajar atau bahan ajar saat proses pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik sulit memahami materi yang dipelajari. 5. Penilaian yang dilakukan oleh guru hanya pada aspek kognitif berupa ulangan atau tes dalam bentuk pilihan ganda. Hasil Ujian Nasional Pada tahun 2014/2015 peserta didik pada SMP Swasta Beringin Kupang belum memuaskan karena masih ada beberapa peserta didik yang nilainya dibawah 30. Hasil ujian Nasional SMP Swasta Beringin Kupang Tahun ajaran 2014/2015 dengan

jumlah peserta didik 24 orang nilai terendah 20,0 dan nilai tertinggi 55,0 rata-ratanya 36,98 dengan kategori D dan Standar Deviasi 7,94. Berdasarkan hasil observasi yang diuraikan maka peneliti memilih Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Beringin Kupang karena ternyata sebagian besar tidak sejalan dengan apa yang dihendaki oleh KTSP bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi harus adanya aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Materi pokok Usaha dan Energi adalah materi pokok yang secara KTSP terdapat dalam semester ganjil kelas VIII tingkat SMP. Dalam materi Materi pokok Usaha dan Energi berkaitan erat dengan kegiatan sehari-hari yang nyata dan dialami peserta didik. Konsep-konsep dan fakta-fakta dalam pembelajaran dapat ditemukan melalui percobaanpercobaan agar dapat dipahami oleh peserta didik, untuk itu guru perlu mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Salah satu cara yaitu memilih model, metode serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap materi pokok Usaha dan Energi, salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah Model Pembelajaran Langsung. Menurut Arends (Trianto, 2007: 29) Model Pembelajaran Langsung adalah salah satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Model pembelajaran langsung ini lebih mengutamakan pengetahuan deklaratif dan prosedural, sehingga peserta didik bisa memahami konsep materi pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA BERINGIN KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimana hasil penerapan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Ajaran 2015/2016? Secara terperinci rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016?

3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016? 4. Bagaimana respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun pealajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan umum penelitian ini adalah Mendeskripsikan hasil penerapan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Ajaran 2015/2016. Secara terperinci tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Mendeskripsikan ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Pealajaran 2015/2016.

4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik a. Meningkatakan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. d. Melatih peserta didik untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dalam kelompok. 2. Bagi guru a. Membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Fisika. b. Sebagai bahan informasi guru dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan aktivitas mental belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran Fisika. c. Guru dapat menjadikan model pembelajaran langsung sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Bagi sekolah

Memberikan masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti a) Mendapat pengalaman penerapan model pembelajaran langsung sehingga dapat diterapkan saat terjun langsung di sekolah. b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 5. Bagi LPTK Unwira Bagi LPTK UNWIRA penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran. Terutama Universitas ini memiliki tugas menghasilkan calon-calon guru profesional di masa depan dan dapat dijadikan bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah pembelajaran. E. Asumsi Penelitian Beberapa asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran peserta didik sungguh-sungguh mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Peserta didik mengerjakan tes awal dan tes akhir yang diberikan secara perorangan tanpa dibantu oleh pihak manapun, sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar mencerminkan kemampuan masing-masing peserta didik. 3. Pengamat berlaku obyektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti. 4. Pengamat/peneliti berlaku obyektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peserta didik.

5. Peserta didik memberikan informasi secara jujur dan benar tentang proses pembelajaran dengan menjawab pertanyaan/pernyataan pada lembar isian respon peserta didik. F. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan antara lain: 1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain Joice (Trianto, 2007: 5). 2. Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. 3. Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu usaha.