V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KIOS INFORMASI. Bermula dari Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt, botanis asal Jerman, yang berada di

BAB 4 GAMBARAN UMUM AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

BAB 3 PENDEKATAN LAPANGAN

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

-1- PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DISPERAKIMTAN

1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

ANALISIS PUBLIKASI KEBUN RAYA BOGOR TAHUN (THE ANALYSIS OF BOGOR BOTANICAL GARDEN PUBLICATION FROM )

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada peserta didik. Komponen dalam proses pembelajaran

S A L I N A N. No. 152, 2016 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 152 TAHUN 2016 NOMOR 152 TAHUN 2016 TENTANG

S A L I N A N. No. 151, 2016 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 151 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. aquarium, karantina, toxidemi dan ruang nokturama (binatang malam). KBS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 58 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Bandung. kemerdekaan di tahun 1945 adalah usaha Pemerintah Hindia Belanda untuk

Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Personil dan Keuangan

Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Personil dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0157 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

BAB II DATA DAN ANALISA

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

WALIKOTA TARAKAN PERATURAN WALIKOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2009 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BONE

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1 Profil Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan rekreasi sekaligus dalam satu tempat. Sebelum diberi nama KRB, kebun ini memiliki banyak nama lain yaitu Kebon Gede, Kebun Botani, S lands Plantentuin te Buitenzorg, Botanic Gardens of Indonesia, bahkan karena banyak di kunjungi oleh anak muda, masyarakat kota Bogor sering menyebutnya Kebun Jodoh. Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor dengan ketinggian 260 m dpl., dengan curah hujan yang tinggi antara 3000 4000 mm pertahun, sehingga kota Bogor dikenal dengan sebutan kota Hujan. Kebun Raya Bogor memiliki luas yang mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertamanan yang cukup indah. Untuk memudahkan pengenalan tanaman, oleh J.E Teysmann direktur kebun raya ketiga, sistem penanaman diatur berdasarkan family tanaman. Jumlah koleksi terakhir bulan Januari 2006 terdiri dari 222 family, 1.257 genera, 3.423 jenis dan lebih dari 13.684 spesimen tanaman hidup. Kebun Raya Bogor mengkoleksi tanaman dataran rendah beriklim basah tropis, untuk pengembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia. Beberapa cabang kebun raya, diantaranya : 1. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat, luasnya mencapai 120 ha dengan ketinggian 1400 m dpl., didirikan oleh Teysmann pada tahun 1852. Untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman negara sub tropis pada tahun 1981 dilengkapi dengan sebuah laboratorium untuk penelitian flora dan fauna. 2. Kebun Raya Purwodadi di Jawa Timur, didirikan tahun 1941, luasnya 87 ha dengan ketinggian 250 m dpl., didirikan untuk koleksi tanaman dataran rendah iklim kering daerah tropis. Pimpinan yang pertama adalah J. VIETS, yang diangkat pada tanggal 30 Januari 1941.

3. Kebun Raya Eka Karya Bali, didirikan tahun 1959, dengan luas mencapai 159,4 ha dan ketinggian 1400 m dpl., ditujukan untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering daerah tropis. 5.2 Sejarah Kebun Raya Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen, Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Kebun Botani ini didirikan di samping Istana Gubernur Jendral di Bogor pada tanggal 18 Mei 1817, kemudian dilakukan pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya Kebun Raya yang diberi nama Slands Plantentiun te Buitenzorg. Berdirinya Kebun Raya ini menandai tegaknya kekuasaan Belanda dengan dimulainya kegiatan ilmu pengetahuan Biologi, terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi. Setelah kemerdekaan, tahun 1949 Slands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya enam anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Museum Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Untuk pertama kalinya tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas. 5.3 Visi dan Misi Kebun Raya Bogor Visi KRB adalah menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata. Sementara misi KRB adalah melestarikan tumbuhan tropika, mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan tumbuhan tropika, mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai 52

KRB adalah mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbuhan tropika umumnya, melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka, memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex situ tumbuhan, meningkatkan jumlah dan mutu terhadap konservasi dan pendayagunaan tumbuhan, menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi ex situ tumbuhan, meningkatkan pendidikan lingkungan. 5.4 Struktur Organisasi Pusat Konservasi Bogor, LIPI dipimpin oleh seorang kepala pusat yang membawahi bidang manajemen konservasi Ex-Situ, kelompok peneliti dan bagian tata usaha. Bidang manajemen konservasi Ex-Situ dimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi empat kepala sub bidang, yaitu : 1. Pemeliharaan Koleksi 2. Registrasi Koleksi 3. Seleksi dan Pembibitan 4. Perbanyakan dan Reintroduksi Tumbuhan Kelompok peneliti (non struktural) dipimpin oleh seorang kordinator peneliti. Ruang lingkup kegiatan penelitian didasarkan pada tiga pendekatan yaitu konservasi, kajian potensi, pengembangan dan pendayagunaan. Bagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala bagian yang membawahi empat kepala sub bagian, yaitu : 1. Kepegawaian 2. Umum 3. Keuangan 4. Jasa dan Informasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Cibodas, Purwodadi dan Bali masing-masing dipimpin oleh seorang kepala UPT yang membawahi sub bagian tata usaha, seksi konservasi Ex-Situ dan kelompok jabatan fungsional. Bagan struktur organisasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 6. 53

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Bidang Konservasi Ex-Situ Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Tata Usaha Pemeliharaan Koleksi Kepegawaian Registrasi Koleksi Keuangan Reintroduksi Umum Seleksi dan Pembibitan Jasa dan Informasi Cibodas Purwodadi Eka Karya Bali Gambar 6. Struktur Organisasi Pusat Konservasi Bogor Sumber : laporan Tahunan Kebun Raya Bogor Tahun Anggaran 2008 5.5 Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai KRB terhitung sejak 1 Januari 2006 sebanyak 341 orang dengan rincian yaitu 260 orang PNS, 11 orang CPNS dan 70 orang tenaga honorer. Pengadministrasian urusan kepegawaian dilakukan oleh Kepegawaian yang berjumlah 6 orang. Klasifikasi pegawai berdasarkan pendidikan (selain honorer) yaitu S3 sebanyak 4 orang, S2 sebanyak 14 orang, S1 sebanyak 43 orang, S0 sebanyak 4 orang, SLTA sebanyak 115 orang, SLTP 54

sebanyak 23 orang, SD sebanyak 68. Penambahan pegawai dapat dilakukan melalui penerimaan pegawai baru dan pindahan dari instansi lain. Sedangkan pengurangan pegawai terjadi karena adanya pegawai yang meninggal, pensiun dan berhenti. 5.6 Sumber Dana Sebagai salah satu instansi pemerintah, dana pengelolaan KRB sebagian besar diperoleh dari pemerintah melalui APBN. Sumber pendapatan lain yaitu dari hasil penjualan karcis masuk KRB dan dana-dana yang dihasilkan dari kerja sama dengan pihak luar. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin, biaya pemeliharaan, pembangunan prasarana fisik, penelitian, publikasi, dokumentasi, pelayanan umum, perjalanan dinas dan lain sebagainya. 55