V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1 Profil Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan rekreasi sekaligus dalam satu tempat. Sebelum diberi nama KRB, kebun ini memiliki banyak nama lain yaitu Kebon Gede, Kebun Botani, S lands Plantentuin te Buitenzorg, Botanic Gardens of Indonesia, bahkan karena banyak di kunjungi oleh anak muda, masyarakat kota Bogor sering menyebutnya Kebun Jodoh. Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor dengan ketinggian 260 m dpl., dengan curah hujan yang tinggi antara 3000 4000 mm pertahun, sehingga kota Bogor dikenal dengan sebutan kota Hujan. Kebun Raya Bogor memiliki luas yang mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertamanan yang cukup indah. Untuk memudahkan pengenalan tanaman, oleh J.E Teysmann direktur kebun raya ketiga, sistem penanaman diatur berdasarkan family tanaman. Jumlah koleksi terakhir bulan Januari 2006 terdiri dari 222 family, 1.257 genera, 3.423 jenis dan lebih dari 13.684 spesimen tanaman hidup. Kebun Raya Bogor mengkoleksi tanaman dataran rendah beriklim basah tropis, untuk pengembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia. Beberapa cabang kebun raya, diantaranya : 1. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat, luasnya mencapai 120 ha dengan ketinggian 1400 m dpl., didirikan oleh Teysmann pada tahun 1852. Untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman negara sub tropis pada tahun 1981 dilengkapi dengan sebuah laboratorium untuk penelitian flora dan fauna. 2. Kebun Raya Purwodadi di Jawa Timur, didirikan tahun 1941, luasnya 87 ha dengan ketinggian 250 m dpl., didirikan untuk koleksi tanaman dataran rendah iklim kering daerah tropis. Pimpinan yang pertama adalah J. VIETS, yang diangkat pada tanggal 30 Januari 1941.
3. Kebun Raya Eka Karya Bali, didirikan tahun 1959, dengan luas mencapai 159,4 ha dan ketinggian 1400 m dpl., ditujukan untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering daerah tropis. 5.2 Sejarah Kebun Raya Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen, Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Kebun Botani ini didirikan di samping Istana Gubernur Jendral di Bogor pada tanggal 18 Mei 1817, kemudian dilakukan pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya Kebun Raya yang diberi nama Slands Plantentiun te Buitenzorg. Berdirinya Kebun Raya ini menandai tegaknya kekuasaan Belanda dengan dimulainya kegiatan ilmu pengetahuan Biologi, terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi. Setelah kemerdekaan, tahun 1949 Slands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya enam anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Museum Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Untuk pertama kalinya tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas. 5.3 Visi dan Misi Kebun Raya Bogor Visi KRB adalah menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata. Sementara misi KRB adalah melestarikan tumbuhan tropika, mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan tumbuhan tropika, mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai 52
KRB adalah mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbuhan tropika umumnya, melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka, memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex situ tumbuhan, meningkatkan jumlah dan mutu terhadap konservasi dan pendayagunaan tumbuhan, menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi ex situ tumbuhan, meningkatkan pendidikan lingkungan. 5.4 Struktur Organisasi Pusat Konservasi Bogor, LIPI dipimpin oleh seorang kepala pusat yang membawahi bidang manajemen konservasi Ex-Situ, kelompok peneliti dan bagian tata usaha. Bidang manajemen konservasi Ex-Situ dimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi empat kepala sub bidang, yaitu : 1. Pemeliharaan Koleksi 2. Registrasi Koleksi 3. Seleksi dan Pembibitan 4. Perbanyakan dan Reintroduksi Tumbuhan Kelompok peneliti (non struktural) dipimpin oleh seorang kordinator peneliti. Ruang lingkup kegiatan penelitian didasarkan pada tiga pendekatan yaitu konservasi, kajian potensi, pengembangan dan pendayagunaan. Bagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala bagian yang membawahi empat kepala sub bagian, yaitu : 1. Kepegawaian 2. Umum 3. Keuangan 4. Jasa dan Informasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Cibodas, Purwodadi dan Bali masing-masing dipimpin oleh seorang kepala UPT yang membawahi sub bagian tata usaha, seksi konservasi Ex-Situ dan kelompok jabatan fungsional. Bagan struktur organisasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 6. 53
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Bidang Konservasi Ex-Situ Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Tata Usaha Pemeliharaan Koleksi Kepegawaian Registrasi Koleksi Keuangan Reintroduksi Umum Seleksi dan Pembibitan Jasa dan Informasi Cibodas Purwodadi Eka Karya Bali Gambar 6. Struktur Organisasi Pusat Konservasi Bogor Sumber : laporan Tahunan Kebun Raya Bogor Tahun Anggaran 2008 5.5 Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai KRB terhitung sejak 1 Januari 2006 sebanyak 341 orang dengan rincian yaitu 260 orang PNS, 11 orang CPNS dan 70 orang tenaga honorer. Pengadministrasian urusan kepegawaian dilakukan oleh Kepegawaian yang berjumlah 6 orang. Klasifikasi pegawai berdasarkan pendidikan (selain honorer) yaitu S3 sebanyak 4 orang, S2 sebanyak 14 orang, S1 sebanyak 43 orang, S0 sebanyak 4 orang, SLTA sebanyak 115 orang, SLTP 54
sebanyak 23 orang, SD sebanyak 68. Penambahan pegawai dapat dilakukan melalui penerimaan pegawai baru dan pindahan dari instansi lain. Sedangkan pengurangan pegawai terjadi karena adanya pegawai yang meninggal, pensiun dan berhenti. 5.6 Sumber Dana Sebagai salah satu instansi pemerintah, dana pengelolaan KRB sebagian besar diperoleh dari pemerintah melalui APBN. Sumber pendapatan lain yaitu dari hasil penjualan karcis masuk KRB dan dana-dana yang dihasilkan dari kerja sama dengan pihak luar. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin, biaya pemeliharaan, pembangunan prasarana fisik, penelitian, publikasi, dokumentasi, pelayanan umum, perjalanan dinas dan lain sebagainya. 55