I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dapat berasal dari modal milik perusahaan sendiri atau modal pihak ketiga, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /KMK.06/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

No. 7/58/DPBPR Jakarta, 23 Desember 2005 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 23 /PBI/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR V.D.10 : PRINSIP MENGENAL NASABAH. a. Bank Kustodian adalah Bank Umum yang mendapat persetujuan dari Bapepam sebagai Kustodian.

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : Kep- 2833/LK/2003 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P e d o m a n. Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA. Nomor : 3/10/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. usaha lembaga pembiayaan nonbank ini amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan


Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

No. 3/29/DPNP Jakarta, 13 Desember 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/23/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

BAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL. uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perputaran uang yang terjadi, hal itu akan semakin mendorong pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah pembiayaan semakin beragam pula produk bank yang di tawarkan,

Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT. Kunjungi Website Kami:

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN [LN 1992/31, TLN 3472]

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam

BAB I. KETENTUAN UMUM

Dalam penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan bisnis dan profit mereka (Arlan Rully, 2006)

Peraturan Perlindungan Data Pribadi Nasabah Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

ANALISIS RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI SAHAM PADA PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk. DAN PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB III METODE PENULISAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

- 1 - UMUM. Mengingat

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa. Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat akan kebutuhan barang dan jasa menyebabkan pengusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas barang dan jasa. Peningkatan kuantitas dan kualitas tersebut membutuhkan adanya tambahan modal sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai sumber modal dapat dipilih oleh pengusaha tergantung pada kebutuhan dan jaminan yang dimiliki. Sumber tambahan modal itu dapat diperoleh melalui lembaga resmi yang lahir berdasarkan ketentuan undang-undang yaitu lembaga keuangan. Lembaga keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Perbedaan kedua lembaga keuangan tersebut terletak pada bidang usaha yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta izin usahanya. Lembaga keuangan bank dapat melakukan usaha dengan menarik dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito dengan izin usaha pendiriannya oleh Bank Indonesia, lembaga keuangan non bank dilarang menarik dana dari masyarakat dalam bentuk

2 tabungan, giro, dan deposito, serta izin usahanya diterbitkan oleh Menteri Keuangan. Lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternatif sumber tambahan modal bagi pengusaha kecil dan menengah adalah lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan memiliki berbagai jenis bidang usaha, antara lain: modal ventura, leasing, factoring, dan pembiayaan konsumen. Bidang usaha tersebut dijalankan oleh perusahaan pembiayaan. Modal ventura merupakan salah satu bidang usaha perusahaan pembiayaan yang dapat menjadi solusi utama bagi para pengusaha kecil yang membutuhkan tambahan modal. Perusahaan pembiayaan yang menjalankan usaha modal ventura disebut perusahaan modal ventura, selanjutnya disebut PMV. Usaha modal ventura pertama kali dikenalkan di Indonesia pada tahun 1973, dengan didirikannya PT Bahana Pembina Usaha Indonesia, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973. Usaha modal ventura ini baru diperkenalkan melalui Kebijakan Paket Deregulasi tanggal 20 Desember 1988 (Pakdes 1988) yang diikuti dengan dikeluarkannya Keppres No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, selanjutnya disingkat Keppres No.61 Tahun 1988. Setelah dikeluarkannya Keppres No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, kemudian disusul dengan hadirnya Keputusan Menteri Keuangan RI No.1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, selanjutnya disingkat Kepmenkeu No.1251/KMK.013/1988. Pada Tahun 1993, PT Bahana Pembina Usaha Indonesia mendirikan PT Bahana Artha

3 Ventura, guna mendukung pengembangan modal ventura daerah di Indonesia. Satu-satunya perusahaan modal ventura yang berada di Provinsi Lampung adalah PT Sarana Lampung Ventura. Perusahaan modal ventura menurut Pasal 1 angka 11 Keppres No.61 Tahun 1988 adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan ( investee company) untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan modal ventura menurut Pasal 1 huruf (h) Kepmenkeu No.1251/KMK.013/1988 adala h badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Kelebihan dari pembiayaan modal ventura adalah perusahaan pasangan usaha, selanjutnya disingkat PPU, dapat memperluas jaringan usaha lewat partner baru yang dimiliki oleh PMV serta kelemahan dari pembiayaan modal ventura apabila dilihat dari segi jangka waktu yang panjang, pembiayaan lewat modal ventura dapat menjadi sangat mahal karena sistem bagi hasil yang diterapkannya. Pengembalian (return) yang diperoleh PMV dari PPU sangat besar terutama jika bisnisnya sukses. Dalam melaksanakan kegiatannya PMV wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah, hal ini dikarenakan PMV merupakan pembiayaan yang berisiko tinggi sehingga dibutuhkan kehati-hatian dalam melakukan kerjasama dengan PPU. Bantuan pembiayaan dengan modal ventura hanya dapat diberikan kepada PPU yang berprospek sangat baik dengan tujuan untuk mengurangi risiko kerugian terhadap modal yang telah diberikan PMV kepada PPU apabila usaha yang dijalankan oleh PPU mengalami kemunduran.

4 Kemudian pada tanggal 30 Januari 2003 Menteri Keuangan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No.45/KMK.06/2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank, selanjutnya disingkat Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003. Menurut Pasal 1 angka 5 Kepmenkeu No.45/ KMK.06/2003 prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan lembaga keuangan non bank untuk mengetahui identitas nasabah dan memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan. Berdasarkan Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 perusahaan diwajibkan untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah atau yang biasa disebut dengan Know Your Customer Principles (KYC) bagi lembaga pembiayaan non bank. Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan Menteri Keuangan tersebut salah satunya adalah sebagai upaya untuk menciptakan industri keuangan non bank yang sehat dan berstandar internasional serta terlindungi dari kemungkinan disalahgunakan untuk kejahatan keuangan termasuk pencucian uang, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan. Dalam rangka menerapkan prinsip mengenal nasabah sesuai dengan Pasal 3 Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 maka PMV memiliki kewajiban untuk: 1. menerapkan kebijakan penerimaan nasabah; PMV menyusun kebijakan dan prosedur penerapan prinsip mengenal nasabah yang dituangkan dalam pedoman pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah.

5 2. menerapkan kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah; Untuk menjadi nasabah PMV, calon nasabah harus melengkapi dokumendokumen sebagaimana yang ditentukan oleh PMV. 3. menerapkan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah; Dokumen yang berkaitan dengan identitas nasabah PMV disimpan sampai dengan jangka waktu 5 tahun sejak perikatan dengan nasabah diakhiri. 4. menerapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah. Berupa pengawasan oleh direksi atau komisaris atau pengurus dan pegawai lembaga keuangan non bank (management oversight), pendelegasi wewenang, pemisahan tugas, sistem pengawasan intern termasuk audit intern dan program pelatihan karyawan mengenai prinsip mengenal nasabah. Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 harus diterapkan pada setiap perusahaan lembaga keuangan non bank. Salah satu perusahaan lembaga pembiayaan yang harus menerapkan Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 adalah PT Sarana Lampung Ventura. PT Sarana Lampung Ventura adalah satu-satunya perusahaan modal ventura di propinsi Lampung yang merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada sektor penyertaan modal pada PPU dalam jangka waktu tertentu yang diprioritaskan untuk kalangan pengusaha kecil dan menengah di provinsi Lampung. Sebagai konsekuensi dari pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal maka pada hakikatnya PT Sarana Lampung Ventura turut menanggung risiko bisnis dari usaha yang dijalankan oleh PPU.

6 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan prinsip mengenal nasabah oleh perusahaan modal ventura dan menuangkannya dalam bentuk tulisan dengan judul Penerapan prinsip mengenal nasabah pada perusahaan modal ventura (Studi pada PT Sarana Lampung Ventura). B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah prinsip mengenal nasabah sebagaimana diatur dalam Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 telah diterapkan oleh PT Sarana Lampung Ventura? Merujuk pada permasalahan tersebut maka ditetapkan pokok bahasan yaitu: 1. penerapan kebijakan penerimaan nasabah; 2. penerapan kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah; 3. penerapan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah; 4. penerapan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah. 2. Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup pembahasan penelitian ini meliputi lingkup pembahasan dan lingkup bidang ilmu. Lingkup pembahasan adalah penerapan prinsip mengenal nasabah pada perusahaan modal ventura berdasarkan Kepmenkeu

7 No.45/KMK.06/2003 pada PT Sarana Lampung Ventura. Lingkup bidang ilmu dalam penelitian ini adalah hukum ekonomi khususnya hukum lembaga pembiayaan. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok bahasan di atas tujuan penelitian ini untuk menggambarkan secara jelas, sistematis dan rinci tentang penerapan prinsip mengenal nasabah sebagaimana diatur dalam Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 oleh PT Sarana Lampung Ventura yakni meliputi: 1. penerapan kebijakan penerimaan nasabah; 2. penerapan kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah; 3. penerapan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah; 4. penerapan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum ekonomi yang berkaitan dengan penerapan prinsip mengenal nasabah pada perusahaan modal ventura sesuai dengan Kepmenkeu No.45/KMK.06/2003 serta menambah pengetahuan bagi peneliti serta pembaca pada umumnya.

8 2. Kegunaan Praktis a. Sebagai informasi dan bahan kajian bagi masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan. b. Sebagai sumbangan pikiran pentingnya prinsip mengenal nasabah untuk diterapkan pada lembaga pembiayaan modal ventura. c. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.