LAPORAN TUTORIAL BLOK MUSKULOSKELETAL SKENARIO II MENGAPA LUTUT NENEK NYERI DAN BENGKAK?

dokumen-dokumen yang mirip
Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean

MODUL SISTEM MUSKULOSKELETAL

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

Kelompok. Nama Anggota

Tindakan keperawatan (Implementasi)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Bab 1. Pendahuluan. A. Definisi Nyeri Orofasial Kronis

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury

BUKU PANDUAN MANUAL SKILL BLOK 18. SISTEM MUSKULOSKELETAL.

HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TENTANG NYERI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KUSUMA DESA PALUR MOJOLABAN SUKOHARJO

Bab 10 NYERI. A. Tujuan pembelajaran

e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan 1. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi yaitu kekuatan otot 1

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

MODUL-1 LUKA / TRAUMA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

riwayat personal-sosial

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas mengukur suhu tubuh pasien

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

badan 72 kg dengan tinggi badan 160 cm. Pada pemeriksaan fisik ditemukan krepitasi, keterbatasan gerak dan range of motion. Apa saran yang tepat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU HAK TINGGI TERHADAP POTENSI TERJADINYA VARISES PADA TUNGKAI BAWAH

PORTOFOLIO KASUS MEDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

B.Pemeriksaan Tanda Vital Keperawatan

Physical Modalities in the Mnagement of Pain

Transkripsi:

LAPORAN TUTORIAL BLOK MUSKULOSKELETAL SKENARIO II MENGAPA LUTUT NENEK NYERI DAN BENGKAK? KELOMPOK II AJENG APSARI UTAMI G 0013013 AKBAR DEYAHARSYA G 0013015 BAGUS HIDAYATULLOH G 0013055 ELIAN DEVINA G 0013085 FARIZCA NOVANTIA WAHYUNINGTYAS G 0013093 GITA PUSPANINGRUM G 0013103 HANI NATALIE G 0013107 I WAYAN RENDI AWENDIKA G 0013115 NAILA IZZATUS SA ADAH G 0013169 SHENDY WIDHA MAHENDRA G 0013217 SITARESMI RARAS NIRMALA G 0013219 STEFANUS ERDANA PUTRA G 0013221 TUTOR : RATNA KUSUMAWATI, dr., M. Biomed. SKENARIO II FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN MENGAPA LUTUT NENEK NYERI DAN BENGKAK?

Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan nyeri pada lutut kanan sejak enam bulan yang lalu dan semakin lama semakin bertambah nyeri. Sejak tiga hari yang lalu, pasien merasakan bengkak pada lutut kanannya. Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah, tetapi tidak terdapat riwayat jatuh. Pasien juga merasakan adanya benjolan pada pangkal ibu jari kaki kiri. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan hasil : tekanan darah 110/70 mmhg, temperatur 36,7 C, denyut nadi 78 x/menit, serta frekuensi napas 16 x/menit. Pada pemeriksaan lutut kanan didapatkan tanda tanda inflamasi dan keterbatasan ROM disertai krepitasi. Pada pemeriksaan punggung kanan ditemukan hump, bahu kanan tidak sama tinggi dengan bahu kiri, dan tidak ditemukan gangguan neurologis. Pada pemeriksaan dorsum pedis didapatkan tophus pada sendi metatarsophalangeal digiti I kiri. Dokter merencanakan pemeriksaan foto rontgen pada genu dexter, vertebra, dan pedis sinister. Dokter juga merencanakan pemeriksaan laboratorium dan BMD. Dokter memberikan obat analgesik anti inflamasi dan menyarankan perempuan tersbut pergi ke bagian Orthopedi dan Rehabilitasi Medik.

BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam berikut: skenario Dalam skenario kedua ini kami mengklarifikasi beberapa istilah sebagai 1. B. Langkah II: Menentukan/ mendefinisikan permasalahan Permasalahan pada skenario Mengapa Lutut Nenek Nyeri dan Bengkak? antara lain: 1. Mengapa pasien mengalami nyeri pada lutut dan punggung bawah meski tidak mengalami trauma? 2. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan pasien? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya tophus dan keterbatasan ROM? 4. Bagaimana mekanisme krepitasi, tanda-tanda inflamasi pada lutut kanan, dan hump? 5. Bagaimana mekanisme nyeri secara umum dari tubuh? 6. Mengapa pasien dibawa ke bagian Orthopedi dan Rehabilitasi Medik? 7. Mengapa tidak ditemukan gangguan neurologis? 8. Apa alasan dokter menggunakan pemeriksaan penunjang di skenario? Apa saja pemeriksaan muskuloskeletal? 9. Apa saja differential diagnosis dari skenario? 10. Bagaimana mekanisme produksi asam urat tubuh? 11. Mengapa dokter memberikan obat analgetik? 12. Bagaimana penatalaksanaannya? 13. Apa hubungan ROM dengan kerusakan neurologis? Bagaimana ROM aktif dan pasif? 14. Bagaimana mekanisme ekskresi asam urat? 15. Mengapa pengobatan tidak teratur dapat menimbulkan tophus? 16. Apa hubungan osteoarthritis (OA) dengan tophus? 17. Apa perbedaan OA akut dan OA kronis? C. Langkah III: Menganalisis permasalahan dan membuat pertanyaan sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah II) 5. Mekanisme nyeri secara umum

Nyeri adalah rasa tidak menyenangkan yang merupakan mekanisme perlindungan. Rasa nyeri dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu rasa nyeri cepat dan rasa nyeri lambat. Jenis rasa nyeri cepat ini akan terasa bila sebuah jarum ditusukkan ke dalam kulit, luka tersayat pisau,atau kulit terbakar secara akut. Rasa nyeri cepat-tajam tidak akan terasa disebagian besar jaringan dalam tubuh. Sedangkan nyeri lambat biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri ini dapat terasa di kulit dan hamper semua jaringan dalam atau organ. Mekanisme nyeri (Tabel 1) (Guyton,2007) berawal dari adanya rangsang yang bias berupa mekanis, suhu dan kimiawi. Rangsang suhu yang dapat menimbulkan nyeri adalah suhu diatas 45 C. yang termasuk rangsang kimiawi adalah bradikinin yang nanti ya akan menimbulkan rasa nyeri. Selain itu ada pula iskemia jaringan (jaringan yang kekurangan oksigen) dan spasme otot (kekakuan otot). Selanjutnya rangsang akan dilanjutkan oleh serabut perifer yang dibagi menjadi dua, yaitu serabut RANGSANG cepat (serabut kecil Aδ) dan lambat (serabut C). Kemudian akan sampai pada medulla spinalis dimana nanti akan menempati ruang yang berbeda. Untuk nyeri cepat akan menempati traktus neospinotalamikus dan nyeri lambat akan menempati traktus paleospinotalamikus. Selanjutnya akan diteruskan saraf motorik dan akan SERABUT timbul respon. NYERI PERIFER CEPAT SERABUT NYERI PERIFER LAMBAT SERABUT KECIL TIPE Aδ SERABUT C MEDULA SPINALIS TRAKTUS NEOSPINOTALAMIKUS TRAKTUS PALEOSPINOTALAMIKUS SARAF MOTORIK (RESPON)

Tabel 1. Mekanisme nyeri D. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah III E. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran (learning objectives) pada skenario kedua ini adalah 1. Mengapa pasien mengalami nyeri pada lutut dan punggung bawah meski tidak mengalami trauma?

2. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan pasien? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya tophus dan keterbatasan ROM? 4. Bagaimana mekanisme krepitasi, tanda-tanda inflamasi pada lutut kanan, dan hump? 5. Mengapa pasien dibawa ke bagian Orthopedi dan Rehabilitasi Medik? 6. Mengapa tidak ditemukan gangguan neurologis? 7. Apa alasan dokter menggunakan pemeriksaan penunjang di skenario? Apa saja pemeriksaan muskuloskeletal? 8. Apa saja differential diagnosis dari skenario? 9. Bagaimana mekanisme produksi asam urat tubuh? 10. Mengapa dokter memberikan obat analgetik? 11. Bagaimana penatalaksanaannya? 12. Apa hubungan ROM dengan kerusakan neurologis? Bagaimana ROM aktif dan pasif? 13. Bagaimana mekanisme ekskresi asam urat? 14. Mengapa pengobatan tidak teratur dapat menimbulkan tophus? 15. Apa hubungan osteoarthritis (OA) dengan tophus? 16. Apa perbedaan OA akut dan OA kronis? F. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru Masing-masing anggota kelompok kami telah mencari sumber sumber ilmiah dari beberapa buku referensi maupun akses internet yang sesuai dengan topik diskusi tutorial ini secara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya. G. Langkah VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh

BAB III KESIMPULAN Dari diskusi tutorial kali ini, dapat diambil kesimpulan bahwa

BAB IV SARAN Secara umum, diskusi tutorial skenario kedua blok muskuloskeletal telah berjalan dengan baik dan lancar. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki supaya dalam melaksanakan diskusi tutorial selanjutnya mahasiswa dapat melaksanakan diskusi tutorial secara efektif dan efisien. Pada diskusi tutorial skenario kedua ini, masih ada beberapa anggota kelompok yang kurang berpartisipasi secara aktif. Adanya beberapa anggota yang pasif dalam diskusi ini membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai, tetapi tidak merata. Selain itu, mahasiswa juga harus mencantumkan sumber yang dapat dipercaya setiap kali menyampaikan pendapat dalam diskusi tutorial. Saran untuk tutorial berikutnya adalah setiap anggota sebaiknya dapat menggunakan waktu secara efektif dan efisien, sehingga waktu yang dialokasikan untuk diskusi tutorial dapat dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya. Adanya tutor yang memandu diskusi telah membantu jalannya tutorial, karena tutor dapat mengarahkan mahasiswa dengan baik selama kegiatan diskusi tutorial berlangsung. Dengan demikian, mahasiswa menjadi mahir dalam menemukan serta memahami tujuan pembelajaran pada diskusi tutorial kali ini.

DAFTAR PUSTAKA