M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

2015 PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional befungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting dalam membina manusia yang memiliki pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu cara yang digunakan meningkatkan kualitas pendidikan. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Manusia pada dasarnya membutuhkan pendidikan agar melahirkan manusia yang baik dan bermanfaat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan atau kreativitas yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dengan pendidikan maka akan membuat manusia yang berkwalitas, pendidikan di mulai dari pendidikan sekolah dasar, dan pendidikan sekolah menengah pertama, lalu sekolah menengah atas, selanjutnya memasuki pendidikan di perguruan tinggi. Pendidikan di SMP adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukkan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar dan salah satunya yaitu kreativitas. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar. Selain itu kreativitas merupakan hal penting dalam pembelajaran agar pembelajaran tidak membosankan, apalagi pada usia bangku pendidikan sekolah menengah pertama, krestivitas sangatlah dibutuhkan untuk membentuk karakter anak sejak dini. Kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Kebutuhan akan kreativitas sangatlah terasa. Tidak berlebihan jika dikatakan

2 bila ancaman pendidikan sekarang menuntut semua untuk kreatif dalam pembelajaran. Kita menghadapi macam-macam tantangan, dalam bidang pendididikan. Kemajuan teknologi yang meningkat menuntut kita untuk beradaptasi secara kreatif dan mencari pemecahan yang imajinatif. Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kemauan kerja sama yang efektif. Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan bidang studi yang berisikan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, di Indonesia pelajaran ilmu pengetauan sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam ilmu pengetahuan sosial dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari ilmu pengetahuan sosial dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Somantri dalam Sapriya, (2008, hlm 9) menyatakan ilmu pengetahuan sosial adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Kebanyakan siswa tidak menyukai pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, karena mereka memandang pelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan pelajaran yang membosankan, membuat mereka mengantuk, dan sebagainya. Penyebab itu salah satunya berasal dari faktor guru maupun siswa itu sendiri. Kebanyakan guru mengajar masih menggunakan pendekatan konvensional. Siswa hanya menerima materi sebatas yang disampaikan oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan keaktifan siswa kurang diperhatikan. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya kreativitas siswa dalam belajar karena mereka tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Pembelajaran di Indonesia kebanyakan hanya ditekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan.

3 Proses-proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif seperti kemampuan siswa untuk menemukan ide-ide baru, memecahkan masalah, dan kreativitas siswa dalam bertanya jarang dilatih. Oleh karena itu tidak heran bila dalam suatu proses pembelajaran tidak ditemukan seorang pun siswa yang mampu mengemukakan ide-ide baru. Hal ini disebabkan karena siswa hanya pasif mengikuti pembelajaran, mereka tidak dilatih untuk mengembangkan daya pikir mereka untuk menjadi aktif dan inovatif. Disamping itu bila siswa dihadapkan pada suatu masalah, siswa tidak mampu memecahkan masalah tersebut dengan kritis, logis, dan tepat sehingga prestasi belajarnya pun juga rendah. Maka seharusnya pembelajaran dalam bidang studi apapun seharusnya dirancang semenarik mungkin menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran. Geanlach dan Ely dalam Komalasari (2011, hlm 21) menyatakan bahwa Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Apabila media itu membawa pesan-pesan informasi yang bertujuan atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Menurut Brigs dalam Sadiman (2002, hlm 6) menyatakan bahwa Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, jadi media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Menurut beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya, peneliti dapat menemukan garis besar, bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan sehingga dapat mendorong proses terjadinya pembelajaran. Apabila siswa dapat menggunakan media yang tersedia secara kreatif, maka pembelajaran akan berlangsung dengan menarik dan tidak membosankan. Dimana penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih banyak, memahami apa yang

4 dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan performensi mereka sesuai dengan tujuan yang igin dicapai. Permasalahan yang muncul di kelas yaitu siswa cenderung asal mengerjakan dalam pembuatan tugas, bahkan dalam melakukan presentasi siswa cenderung copy paste materi dari internet tanpa di edit kembali, penyampaian presentasi dirasa sangat membosankan, siswa membacakan materi yang akan disampaikan dengan membaca kertas yang cukup banyak. Menurut Ali, M (2005) penggunaan Media pembelajaran berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan. Namun apabila tidak ada media infokus pun bisa menggunakan media sederhana, media sederhana yang dibuat sendiri. Apabila siswa menggunakan media sederhana dalam persentasi, maka siswa di tuntut untuk kreatif, karena media sederhana adalah media yang di buat sendiri untuk menunjang pembelajaran. Kreativitas siswa di asah dalam membuat media sederhana. Menurut Munandar (1995, hlm 25) Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Creativity as a value, teaching students not only how to think, but also how to think about thinking. Tepper proposed a Creativity Index to measure what he identified as the five elements that encourage the creative process: collaboration, crosscultural experiences, interdisciplinary exchange, time and resources, and a climate that tolerates failure. Menurut para ahli yang mengemukakan pendapatnya, kreativitas merupakan salah satu cara untuk menciptakan hal yang baru dengan gagasan dan pemikiran yang ada, dengan kreativitas maka siswa akan mencoba hal yang baru dan menarik untuk pembelajaran dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki mereka.

5 Sebagai calon guru, kurang kreatifnya siswa dalam pembelajaran IPS di SMP merupakan hal yang serius yang perlu dikaji lebih dalam karena hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan IPS itu sendiri yaitu membina anak didik menjadi warga negara yang baik (good citizen ship) yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta kepedulian sosial yang berguna bagi masyarakat dan negara. Adapun penelitian terdahulu mengenai kreativitas dengan judul Pengembangan Keterampilan Berfikir Kreativ Melalui Metode Brainstroming dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas VII-I di SMPN 5 Bandung yang dilakukan oleh Widya Purwanti. Penelitian ini memunculkan hasil peningkatan yang cukup besar berupa peran penting kreativitas siswa penelitian yang dilakukan oleh widya purwanti menggunakan brainstroming.selain itu juga ada penelitian terdahulu mengenai kreativitas dengan judul Penerapan Metode Inkuiri untuk Mengingkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Pembelajaran Sejarah di SMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 3 Bandung), berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah dapat ditingkatkan melalui penerapan metode inkuiri. Hal tersebut terlihat dari proses kreatif berupa peingkatan aktivitas siswa salam proses tanya jawab, diskusi kelas dan peningkatan tingkat berfikir siswa. Selain itu produk kreatif sangat dibutuhkan dalam pembelajaran sejarah. Keterlibatan siswa secara aktif dikelas, motivasi dan dorongan yang diberikan guru juga meningkatkan semangat dan minat belajar siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan kreativitas siswa meningkat. Dengan adanya penelitian terdahulu menganai masalah kurang kreatifnya siswa, maka peneliti tertarik untuk mengambil masalah yang sama namun lebih fokus dalam kreativitas siswa dalam menyampaikan presentasi dengan melalui media flip chart. Mempelajari berbagai Penelitian Tindakan Kelas akan lebih lengkap bilamana disertai dengan kegiatan observasi. Oleh karena itu, sebagai kelanjutan dalam mempelajari berbagai Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan dalam perkuliahan, baik yang telah dilakukan melalui diskusi dan pembahasan bersama, maka dilaksanakan pula kegiatan observasi

6 pembelajaran. Kegiatan observasi dimaksudkan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran terkait permasalahan di kelas pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Berawal dari hasil observasi peneliti lapangan di SMP NEGERI 44 Bandung pada tanggal 03 Februari 2016, peneliti menemukan permasalahanpermasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Permasalahan yang muncul ketika siswa melakukan persentasi di kelas, dengan bahan-bahan persentasi yang mereka siapkan, dimana siswa yang persentasi terdiri dari 6-8 orang, setiap orangnya memiliki materi-materi yang akan di persentasikan kepada teman-temannya. Namun persentasi siswa kelas cenderung kurang kreatif dalam menyampaikan materi, dimana siswa hanya membacakan sebuah materi tanpa di bantu dengan media yang dapat menunjang mereka ketika persentasi berlangsung. Maka keadaan kelas ketika persentasi dirasa monoton, karena peserta didik yang tidak persentasi hanya mendengarkan saja. Bahkan ketika sesi tanya jawab peserta didik yang tidak presentasi sama sekali tidak ada yang bertanya mengenai materi yang di sampaikan, ketika ditanya mengapa tidak ada yang bertanya, hampir semua siswa mengatakan presentasi tidak menarik. Dengan kata lain maka materi yang di sampaikan kurang diterima dengan baik. Demikian masalah-masalah yang muncul ketika peneliti melakukan observasi lapangan. Untuk itulah penulis merasa perlu meneliti lebih lanjut bagaimana upaya untuk memberikan treatment terhadap permasalahan kreativitas dalam persentasi yang dialami siswa VII-D di SMP NEGERI 44 BANDUNG. Hal-hal seperti yang telah disampaikan menjadi hal yang melatar belakangi penelitian yang berjudul PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 44 Kota Bandung Kelas VII- D).

7 B. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang di atas penulis mengambil beberapa rumusan masalah, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chartpada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chart pada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung? 3. Bagaimana peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chart pada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung? 4. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chart pada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung? C. Tujuan Penulisan Tujuan umum dari penelitian ini adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan media flip chartpada pembelajaran IPS di kelas VII-D, SMPN 44 Bandung. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu, untuk : 1. Mengetahui perencanaan yang dilakukan dalam peningkatan kompetensikreativitas siswa melalui media flip chartpada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung. 2. Mengetahui pelaksanaan peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chartpada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung. 3. Melihat hasil peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chartpada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung. 4. Mengidentifikasi kendala - kendala yang terjadi selama proses peningkatan kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chartpada pembelajaran IPS di kelas VII-D SMPN 44 Bandung.

8 D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, sebagai berikut: a. Segi Teori Secara teori hasil penelitian ini dapat memperkaya materi Pendidikan IPS terutama dalam penerapan modelproject based learning melalui media flip chart untuk meningkatkan kreativitas siswa. b. Segi Praktis Secara praktis, peneliti mendapatkan referensi dalam melakukan penelitian mengenai model project based learning melalui media flip chart untuk meningkatkan kreativitas siswa. 1. Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran kompetensi kreativitas siswa melalui media flip chart diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih menarik, menyenangkan, apresiatif dan kreatif. 2. Peneliti Sebagai calon pendidik penelitian ini bermanfaat sebagai penambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kreativitas siswa dan dapat mengetahui seberapa efektifnya media flip chart untuk meningkatkan kreativitas siswa. 3. Sekolah Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Selain itu sebagai upaya untuk mengembangkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang mungkin bukan hanya dalam pemahaman namun juga dalam praktiknya.

9 4. Peserta Didik Peserta didik mendapatkan pengetahuan mengenai penerapan metode project based learning melalui media flip chart untuk meningkatkan kreativitas siswa. Sehingga siswa merasa tertarik untuk belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. c. Segi Kebijakan Secara kebijakan hasil penelitian ini menggambarkan beberapa pentingnya penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dilihat dari permasalahan yang peneliti temukan, permasalahan yang ada sangatlah kritis. Jika dibiarkan akan berdampak buruk pada peserta didik, dimana peserta didik tidak memiliki ketertarikan untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang dirasakan mereka mata pelajaran tersebut membosankan ketika penyampaian. d. Segi Isu serta Aksi Sosial Secara isu dan aksi sosial penelitian ini memberikan bantuan bagi pendidik untuk menyelesaikan masalahnya karena adanya penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga pendidik bisa memperbaiki cara mengajarnya supaya proses belajar mengajar lebih baik daripada sebelumnya. Selain itu peserta didik mendapatkan pengetahuan pemecaham masalah mengenai model project based learning melalui media flip chart untuk meningkatkan kreativitas siswa. E. Stuktur Organisasi Skripsi Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, dengan rincian sebagai berikut: BAB I Menjelaskan tentang permasalahan atau fenomena, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

10 BAB II BAB III BAB IV BAB V Menjelaskan tentang teori-teori yang menjadi salah satu tolak ukur terhadap kedudukan permasalahan yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Menjelaskan tentang penjabaran secara rinci dan terstruktur mengenai metode yang peneliti lakukan selama penelitian. Menjelaskan tentang bagaimana peneliti mengolah data atau informasi yang di dapat oleh peneliti yang diperoleh dari lapangan sampai memaparkan hasil pengolahan data tersebut. Menjelaskan tentang penarikan satu kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan rekomendasi untuk penelitian.