TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

MODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

POKOK BAHASAN KERUSAKAN AKIBAT HAMA

MODUL-09 PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

TEKNIK PENDUKUNG DITEMUKANNYA PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) SEBAGAI INANG ALTERNATIF BAGI HAMA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (SCIRPOPHAGA INNOTATA)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGENDALIAN TERPADU HAMA PENGGEREK BATANG PADI DI KELURAHAN PENATIH, KECAMATAN DENPASAR TIMUR, KOTA DENPASAR

commit to users I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

PETUNJUK PENGAMATAN OPT PERKEBUNAN

3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG

TEKNIK PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN (PNH 3162, SKS 2/1) A. SILABUS

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DI BERBAGAI TIPE LAHAN SKRIPSI OLEH : ANNA SARI SIREGAR AGROEKOTEKNOLOGI

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP/SILABUS)

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PERTANIAN Jl. Astina Selatan No.3 Telp (0361) G i a n y a r

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KONTRAK PERKULIAHAN, GBPP, RPKPS, EVALUASI PBM SISTEM PERAMALAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.1 Hal , Januari-April 2014, ISSN

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

PETUNJUK PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN TERPADU

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Penentuan lahan pengamatan dan petak contoh Pengamatan hama

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

MANIPULASI HABITAT SEBAGAI SOLUSI TERJADINYA OUTBREAK WERENG COKLAT

KONTRAK PERKULIAHAN DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGT 216) SEMESTER GANJIL 2016/2017

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI OLEH : SITI HARDIANTI WAHYUNI / HPT

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ILMU HAMA HUTAN (KTB 316)

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta lokasi penelitian. loupe, kuas, sarung tangan, jaring serangga,

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

PENGARUH KERAGAMAN JAMUR Metarhizium anisopliae TERHADAP MORTALITAS LARVA HAMA Oryctes rhinoceros DAN Lepidiota stigma SKRIPSI. Oleh SYAFIRA ATHIFA

Mengapa menggunakan sistem PHT? Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Mengapa menggunakan sistem PHT? Mengapa menggunakan sistem PHT?

KONTRAK PERKULIAHAN DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGT 216) SEMESTER GANJIL 2012/2013

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Abstrak

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

Memahami Konsep Perkembangan OPT

DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN. (MK. Budidaya Tanaman Perkebunan Utama/LUHT 4345)

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082)

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

PENINGKATAN HASIL USAHATANI SAYURAN MELALUI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

PENGARUH PENGEMBALIAN BERBAGAI BIOMASSA TANAMAN TERHADAP SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG KEDELAI Agromyza sojae Zehntn

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus LINN) LAELA NUR RAHMAH

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

ANALISIS TINGKAT PENERAPAN DAN MANFAAT TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI LADA DI PROVINSI BANGKA BELITUNG

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) BAWANG MERAH

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA FASE VEGETATIF DAN GENERATIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI LAPANGAN SKRIPSI OLEH:

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

Transkripsi:

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-10 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic Jl. Prof. Herman Yohanes Penfui, PO Box 1152 Kupang East Nusa Tenggara Indonesia A. KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat: 1. Membedakan antara organisme bukan hama atau yang berperan sebagai musuh alami dan organisme yang berperan sebagai hama atau yang berpotensi menjadi hama. 2. Melakukan pengamatan populasi hama sesuai teknik/metode pengamatan OPT 3. Meramalkan tingkat kerusakannya serta membuat pelaporan hama dalam pengambilan keputusan tindakan pengendalian. B. DASAR TEORI Salah satu komponen penting Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) adalah pemantauan atau pengamatan atau monitoring. Pengamatan terutama digunakan untuk menganalisis keadaan populasi organisme pengganggu, dampak kerusakan, dan selanjutnya dapat digunakan untuk mengambil keputusan sebuah tindakan pengendalian. Dalam hal ini, pengamatan menjadi penting karena dapat digunakan untuk merancang sebuah upaya pengelolaan yang efektif dan efisien. Teknik pengamatan Di lapangan, populasi serangga berpengaruh pada kerusakan tanaman. Itulah sebabnya, pengamatan populasi hama penting dilakukan untuk menduga tingkat kerusakan tanaman, tentu saja dengan mempertimbangkan jenis hama dan tanaman. Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi. Populasi mutlak adalah jumlah populasi hama hasil pengamatan yang dinyatakan dalam unit satuan luas, unit habitat yang berupa tanaman, kelompok tanaman ataupun bagian tanaman, misalnya 10 ekor/rumpun. Populasi relatif adalah hasil pengamatan yang dinyatakan dalam unit

satuan usaha, misalnya oleh penggunaan jaring serangga dan penggunaan berbagai jenis perangkap, misalnya 25 ekor/10 kali ayunan jaring. Indeks populasi adalah pengamatan yang dilakukan tidak langsung pada individu hamanya, tetapi kepada hasil kegiatan yang dilakukan oleh hama tersebut, misalnya gejala kerusakan dan sarang yang dibuat oleh hama. Hasil pengamatan kemudian dianalisis, dan jika ditemukan bahwa populasi organisme pengganggu di atas Ambang Ekonomi (AE), maka pengendalian dengan teknik pengendalian yang mampu menurunkan populasi dengan cepat, misalnya dengan pestisida. Parameter AE dapat saja berupa data populasi ataupun data kerusakan. Data populasi hama dinyatakan dalam bentuk jumlah individu hama per satuan/unit sampel, sedangkan data kerusakan dinyatakan dalam persentase (%) serangan (intensitas kerusakan). C. ORGANISASI PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil (setiap kelompok 3-5 orang, tergantung jumlah mahasiswa). 2. Tiap-tiap kelompok mengisi form yang ada pada lembar kerja dan mendiskusikannya. 3. Dosen/teknisi membantu dalam melaksanakan praktek ini. D. ALAT DAN BAHAN Lahan pertanian, alat tulis menulis, panduan praktikum, botol penyimpan, alat-alat pengumpul serangga, alkohol 70%, patok kayu, tali rafia, dan lain-lain. E. PROSEDUR KERJA Kegiatan dilakukan di lahan padi dan palawija/sayuran untuk mengamati populasi organisme pengganggu dan tingkat serangan. 1. Pilihlah lahan yang akan diamati, dan ambillah 20 25 sampel tanaman secara acak mengikuti garis diagonal lahan. 2. Lakukan pengamatan jenis hama secara mutlak, yaitu pengamatan langsung pada individuindividu yang ditemukan pada setiap unit sampel (tanaman) pada saat itu juga, dan hitung jumlahnya. 3. Lakukan pengamatan secara relatif, yaitu dengan menggunakan alat pengumpul sampel, misalnya jaring serangga. Ayunkan jaring di bagian pucuk tanaman sebanyak 10 kali (lima kali ke kiri dan lima kali ke kanan), kumpulkan organisme yang tertangkap dan pindahkan ke dalam kantung plastik untuk pengamatan selanjutnya.

4. Dari masing-masing sampel yang Anda kumpulkan, pisahkan organisme yang berstatus Pengganggu (Hama), Bukan-Pengganggu (musuh alami), dan Organisme Lain. Catat persentase masing-masing dalam lembar pengamatan. 5. Lakukan pengamatan intensitas serangan akibat organisme pengganggu secara mutlak (misalnya serangan penggerek batang), yaitu dengan mengamati tanaman yang terserang penggerek batang sebanyak 20 rumpun (N=20) (dilaksanakan pada pertemuan tersendiri). Analisis, pembahasan, dan penarikan kesimpulan Silakan dicermati lembar kerja berikut, kemudian lakukan langkah-langkah berikut. 1. Isikan jumlah jenis-jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), organisme berguna (musuh alami), dan organisme lain pada kolom yang telah disediakan, dan hitung reratanya. 2. Tuliskan analisis Anda pada fakta tersebut. Misalnya, Anda menemukan fakta bahwa jumlah musuh alami relatif lebih tinggi daripada jumlah organisme pengganggu, maka Anda bisa merekomendasikan untuk menyerahkan pengendalian pada musuh alami. Demikian pula sebaliknya. 3. Isikan nilai Intensitas Serangan (dalam %) akibat kerusakan mutlak dan relatif pada tabel yang sudah disediakan. 4. Tuliskan analisis Anda pada fakta tersebut. Misalnya, Anda menemukan fakta bahwa intensitas serangan tinggi, maka strategi apa yang Anda rekomendasikan. 5. Terakhir, silakan Anda membuat simpulan yang menjelaskan tentang kondisi ekosistem secara keseluruhan. Misalnya, bagaimana kondisi musuh alami, sejarah pemakaian pestisida, penggunaan pupuk (nitrogen), dan data-data lain yang dapat Anda kumpulkan. Tuliskan pendapat Anda mengenai strategi yang tepat untuk ekosistem tersebut. F. EVALUASI 1. Jelaskan perbedaan antara organisme bukan hama atau yang berperan sebagai musuh alami dan organisme yang berperan sebagai hama atau yang berpotensi menjadi hama. 2. Jelaskan teknik/metode pengamatan OPT. G. DAFTAR PUSTAKA Afifah Lutfi. 2010. Pengendalian Terpadu Hama Dan Penyakit Tanaman. Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian: Bogor Campbell C.L., Madden L.V. 1990. Introduction to Plant Disease Epidemiology. John Wiley & Sons, NewYork. Danthanarayana W. 1975. Integrated Pest Management: Part 1, Population Ecology. Universitas Udayana, Denpasar.

Gerald G. Marten. 1998. Productivity, Stability, Sustainability, Equitability and Autonomy as Properties for Agroecosystem Assessment. Jurnal Sistem Pertanian Mangan J. 2002. Pedoman SL-PHT Untuk Pemandu. Proyek PHT-PR/IPM-SECP. Jakarta Mudita I.W. 2004. Analisis Agroekosistem. Materi Pelatihan Petugas Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu Tanaman Kakao dan Kelapa yang Diselenggarakan Dinas Perkebunan Provinsi NTT di Kupang pada 27 September-9 Oktober 2004. Natawigena H. 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Southwood T.R.E. 1978. Ecological Methods With Particular Reference to the Study of Insect Populations. John Wiley & Sons, New York. Tarumingkeng, R.C. 1994. Dinamika Populasi: Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. Untung K. 1984. Pengantar Analisis Ekonomi Pengendalian Hama Terpadu. Andi Offset,Yogyakarta. Untung K. 1993a. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Andi Offset, Yogyakarta. Untung K. 1993b. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta. Untung K. 2002. Penerapan Konsep Pengendalian Hama Terpadu Sebagai Proses Pemberdayaan. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Rapat Koordinasi Wilayah III Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia. Universitas Brawijaya, 18 Maret 2002. Wakman Burhanudin. 2005. Pengelolaan Hama dan Penyakit Jagung. http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/p3231042.pdf Willson H.R. 1990. Soybean Pest Management. The OHIO STATE University Extension. http://ohioline.osu.edu/icm-fact/fc-21.html

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM-01 Judul Praktikum : TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN Nama Mahasiswa : Hari/Tanggal : Tabel 1. Kelompok Organisme (Serangga dan hewan lainnya) sesuai Pengamatan pada Lampiran 2. Lahan Pengamatan : Luas Lahan : Lokasi : Kelompok Organisme Nama Jenis Organisme Jumlah (Rata-rata) Kelompok Serangga (Insekta) Kelompok Laba-Laba Arachnida) Kelompok Mamalia (Rodentia) Kelompok Keong/bekicot (Mollusca) Kelompok Organisme lainnya Jumlah Total

Tabel 2. Status Organisme Berdasarkan Hasil Pengamatan pada Tabel 8 Status Organisme Nama Organisme Jumlah Persentase (%) Penganggu tanaman (hama) Bukan hama (musuh alami) Total Organisme lainnya Total Total JUMLAH TOTAL Tabel 3. Intensitas Serangan Hama (serangan mutlak)

No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Jumlah tanaman, rumpun tanaman, atau bagian tertentu tanaman Rusak atau terserang Sehat atau tidak terserang Rusak + Sehat Keterangan N = Jumlah sampel tanaman atau bagian tanaman yang diamati = n = Jumlah sampel tanaman atau bagian tanaman yang rusak = PERHITUNGAN: IS = n N 100% ANALISIS, PEMBAHASAN, DAN PENARIKAN KESIMPULAN

Analisis terhadap Fakta pada Tabel 9 Analisis terhadap fakta pada Tabel 10 Kesimpulan Silakan Anda membuat simpulan yang menjelaskan tentang kondisi ekosistem secara keseluruhan. Misalnya, bagaimana kondisi musuh alami, sejarah pemakaian pestisida, penggunaan pupuk (nitrogen), dan data-data lain yang dapat Anda kumpulkan. Tuliskan pendapat Anda mengenai strategi yang tepat untuk ekosistem tersebut.

JAWABAN PERTANYAAN: Mengetahui Dosen/Teknisi Kupang, Praktikan Lampiran 1. Lembaran Pengamatan Komponen Organisme (Disiapkan sesuai jumlah sampel tanaman yang diamati)

Lahan Pengamatan : Luas Lahan : Lokasi : Nomor Tanaman Sampel : No. Nama Jenis Organisme Jumlah Keterangan Mengetahui Dosen/Teknisi Kupang, Praktikan