setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Mendis et al, 2011). Berdasarkan data The World Health Organization. mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Hardjojo, 2012; WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM)

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

santalin, angolensin, pterocarpin, pterostilben homopterocarpin, prunetin (prunusetin), formonoetin, isoquiritigenin, p-hydroxyhydratropic acid,

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minuman yang dikonsumsi sebagian besar terbuang keluar karena tidak dapat

I. PENDAHULUAN. adanya peningkatan glukosa darah di atas nilai normal (Balitbang. Kemenkes RI, 2013). Menurut International Diabetes Federation (IDF),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010). Penyakit. secara absolut maupun relatif (Riskesdas, 2013).

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO, 2004 menyatakan Indonesia menempati urutan ke 4 di dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta. Diperkirakan pada tahun 2030, angka penderita diabetes di Indonesia mencapai 21,3 juta penderita, dengan peningkatan sebanyak 430 ribu penderita pertahun. Berdasarkan data, prevalensi dalam kasus diabetes ini berada pada rentan umur 18-69 tahun (Wild.S,2004). WHO memastikan peningkatan pada penderita Diabetes Melitus terutama tipe II paling banyak dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Angka prevalensi penderita diabetes tanah air berdasarkan data Departemen Kesehatan (2008) mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Yang mengejutkan, angka prevalensi pre-diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11% dari total penduduk Indonesia. Berarti, jumlah penduduk Indonesia yang terkena diabetes akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa waktu mendatang.

2 Diabetes mellitus merupakan penyakit yang banyak ditemui di Indonesia yang merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, bersifat kronik dan disertai komplikasi kronik ataupun akut (Sudoyo, 2006). Sebagian penyandang diabetes mellitus tidak menyadari dan tidak berobat secara teratur sampai saat timbul komplikasi (Suwondo, 2006). Tanaman obat dilaporkan lebih aman dibandingkan dengan obat sintetik (Javed I, 2009). Penggunaan tanaman obat tradisional sebaiknya perlu dipikirkan dalam penyembuhan diabetes. Daya tarik abadi dari tanaman obat tradisional dibandingkan dengan obat-obatan modern adalah tanaman obat tradisional memiliki sifat yang alamiah sehingga dianggap oleh masyarakat lebih aman dan baik. Obat tradisional mudah didapat karena tanpa resep dokter masyarakat dapat memilikinya. Selain itu, harganya relatif lebih murah dan memiliki efek samping yang minimal. Keuntungan tanaman obat lainnya adalah tanaman obat dapat ditemukan secara luas. Salah satu tanaman yang sedang dikembangkan penelitiannya adalah tanaman pisang (Imam, 2011). Di Indonesia, pisang merupakan jenis buah-buahan yang paling tinggi produksinya. Sekitar tahun 2006, total produksi pisang di Indonesia mencapai 5.037.472 ton dengan 10,6% nya berasal dari Provinsi Lampung (Hendra, 2008).

3 Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Jumlah limbah kulit ini mencapai sepertiga dari total produksi pisang yang dimanfaatkan (Nityasa, 2013). Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan (Susanti, 2006). Buah dari pisang ambon (Musa paradisiaca) telah dilaporkan mempunyai efek hipoglikemik karena stimulasinya terhadap produksi insulin (Ojewole and Adewunmi, 2003). Ekstrak metanol buah pisang ambon yang matang dan telah diinduksi diabetes dengan streptozosin pada mencit dengan memakai chlorpropamide sebagai anti diabetes agent (dengan dosis 100 800mg/kg) menunjukkan dosis yang signifikan, menurunkan konsentrasi glukosa darah, begitu juga chlorpropamie (Ojewole and Adewunmi, 2003). Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa kulit pisang memiliki potensi yang baik sebagai antioksidan. polyphenol 680 mg dan flavonoid sebesar 818,88 mg dalam ekstrak etanol per 100 g kulit pisang (Nagarajaiah dan Prakash, 2011). Flavonoid dapat mencegah reaksi pembentukan rantai AGE penyebab perubahan patologis pada keadaan hiperglikemi akibat DM, memblokade jalur sorbitol, dan menginhibisi aldose reduktase (Wijaya, 1999).

4 Dalam penelitian sebelumnya tentang pengaruh ekstrak etanol daun salam terhadap mencit yang diinduksi aloksan menunjukkan bahwa pemberian selama 7 hari dengan dosis 250 mg/kgbb dan 500 mg/kgbb hewan coba, efeknya setara dengan glibenklamid. (Caroline, 2007) kadar flavonoid yang terkandung dalam daun dalam berkisar 65 mg/g (Perumal, 2012). Dengan kadar flavonoid yang lebih tinggi pada kulit pisang yakni 818mg/100g (Nagarajah, 2011), diharapkan akan mempunyai pengaruh yang setara atau lebih terhadap penurunan glukosa tikus. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang Ambon terhadap kadar glukosa pada tikus. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan suatu masalah berupa apakah ada pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa paradisiaca.l) terhadap kadar glukosa pada tikus putih galur (Sprague dawley) yang diinduksi aloksan? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit pisang ambon (Musa paradisiaca.l) terhadap kadar glukosa darah pada tikus galur (sprague dawley) yang diinduksi aloksan.

5 D. MANFAAT PENELITIAN Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu: Untuk peneliti : 1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dimiliki untuk dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat. 2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai pengobatan atau terapi berbasis agromedicine. Untuk masyarakat : 1. Dapat memanfaatkan kulit pisang sebagai salah satu bagian tanaman yang dianggap kurang bermanfaat, menjadi bernilai ekonomis sebagai penurun diabetes. 2. Mengurangi efek samping dari penggunaan obat diabetes sintetik. Untuk pemerintah : 1. Memanfaatkan kekayaan alam wilayah setempat menjadi salah satu pengobatan herbal untuk antidiabetes. 2. Menambah kekayaan potensi alam yang dimiliki oleh Provinsi Lampung. E. KERANGKA TEORI Kulit pisang memiliki kandungan pholifenol dan flavonoid yang tinggi yang dapat menghambat produksi radikal bebas pada keadaan hiperglikemi (Caroline, 2007).

6 Diabetes melitus Hiperglikemik Aktivasi Radikal Bebas Dihambat oleh Antioksidan (flavonoid) Penurunan Kadar glukosa darah Gambar 1. Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca.l) Terhadap produksi Insulin (Caroline, 2007) F. KERANGKA KONSEP Variabel Independen : 250mg/kgBB Ekstrak etanol kulit pisang ambon Variabel dependen : Kadar glukosa darah Gambar 2. Kerangka konsep penelitian Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca.l) Terhadap kadar glukosa darah G. HIPOTESIS Ada pengaruh ekstrak etanol kulit pisang ambon berupa penurunan kadar glukosa darah tikus putih galur (Sprague dawley) yang diinduksi aloksan pada pemberian ekstrak etanol kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca.l).