Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH THIN CAPITALIZATION RULE PADA LEVERAGE PERUSAHAAN MASUK BURSA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. objek pajak melalui peningkatan jumlah PMA. Namun, dalam meningkatkan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang, saham

terhadap manajemen pajak (CETR) perusahaan manufaktur yang

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Subdirektorat Perjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional DIREKTORAT PERATURAN PERPAJAKAN II

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa insentif pajak berpengaruh positif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian atas Pengukuran profitabilitas perusahaan ini adalah jenis penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

UKURAN PERUSAHAAN STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAAN. Heince R.N. Wokas (

BAB V PENUTUP. data populasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan nasional atau internasional di perlukan dalam rangka

4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang

Berdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data,

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. deskriptif dengan menggunakan SPSS sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII). variabel harga saham dan volume perdagangan saham.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini mencoba menjelaskan apakah variabelvariabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Struktur Modal Perusahan Properti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN


BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, GCG DAN CSR TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang IPO pada tahun

ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees)

ABSTRACT. Keywords: Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), firm size, and Cash Effective Tax Rate (CETR).

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Perbandingan antara Utang dan Modal Perusahaan untuk Penghitungan Pajak Penghasilan sesuai PMK No. 169/PMK.010/2015

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO ( Fitch Ratings Indonesia (

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. Mengumpulkan data, dilakukan secara purposive sampling.

Evaluasi Pemanfaatan Fasilitas Pembebasan Pajak Penghasilan Atas Impor dan Pengaruhnya Terhadap Beban Pajak Pada PT. Indomobil Suzuki ABSTRAKSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Perpajakan internasional

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Adapun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI THIN CAPITALIZATION PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL DI INDONESIA

Tia Yuliawati Dosen Tetap Program Studi Manajemen FEB UNISBA ABSTRACT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan merupakan perusahaan yang go public

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris: PT. Mayora Indah, Tbk.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Pengaruh Thin Capitalization Rule pada Leverage Perusahaan di Indonesia: Studi Perbandingan antara Perusahaan yang Memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 dan kurang dari 4:1 Muhammad Rheza Ramadhan 1, Satria Agus Frandyanto 2, Riko Riandoko 3 1. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Jakarta Email : rhezakz@gmail.com 2. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Jakarta Email : satriafran@gmail.com 3. Politeknik Keuangan Negara-STAN Tangerang Selatan Email : riandoko@stan.ac.id ABSTRAK This research finds the effect of thin capitalization rule implementation to company leverage in Indonesia. This study used leverage data in 2015 (before the implementation) and 2016 (after the implementation). The data was seperated with the leverage above 4:1 and below 4:1. The data was processed using paired sample t-test. Based on hand-collected sample of 76 publicity- listed indonesian firms for the 2015 and 2016 year, we found that the thin capitalization rule significantly affected company leverage in both the sample with Debt to Equity Ratio above 4:1 and Debt to Equity Ratio below 4:1. Kata kunci: Debt to Equity Ratio, Leverage, Tax Aggressiveness, Thin Capitalization 1. PENDAHULUAN Dalam dunia bisnis, telah lama diketahui bahwa perusahaan multinasional dapat menggunakan hutang internal untuk menggeser laba dari negara dengan tarif pajak rendah ke negara dengan tarif pajak tinggi (Mardan, 2013). Oleh karena itu, banyak negara mencoba untuk melakukan pengaturan terkait thin capitalization untuk membatasi penggunaan hutang internal sebagai alat untuk melakukan penghindaran pajak (Buttner et al., 2012). Praktek adanya thin capitalization di Indonesia pun juga sudah disadari sejak lama oleh pemerintah Indonesia, terbukti, pada tahun 1983 dalam pasal 18 ayat 1 UU PPh telah terdapat general anti avoidance rule untuk thin capitalization yang kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya KMK-1002/KMK.04/1984 yang mengatur bahwa debt to equity ratio maksimal perusahaan adalah 3:1. Sayangnya, pemberlakuan aturan ini tertunda selama 30 tahun sehingga selama waktu tersebut, DJP tidak memiliki aturan teknis yang dapat menjerat wajib pajak yang menggunakan thin capitalization sebagai teknik penghindaran pajaknya. Hal tersebut menyebabkan praktik penghindaran pajak (salah satunya dengan skema thin capitalization) marak dilakukan oleh wajib pajak (khususnya Penanaman Modal Asing) di Indonesia. Seperti yang diliput oleh Liputan 6 (2016), Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijugiastiadi, menyatakan bahwa sebanyak 2000 PMA telah merugi selama 10 tahun. Mekar Satria Utama, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak, sebagaimana dikutip oleh CNN Indonesia (2016), menambahkan bahwa 2000 PMA yang merugi tersebut rata-rata menggunakan modus transfer pricing yang salah satu tekniknya dapat dilakukan dengan thin capitalization. 290 Muhammad Rheza, Satria Agus, Riko Riandoko

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS Pada tahun 2015, akhirnya keluarlah Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK- 169/PMK.010/2015 yang mengatur bahwa batasan debt to equity ratio maksimal 4:1. Hanya saja, keluarnya peraturan ini tidak lepas dari adanya kritik, salah satu kritik dikeluarkan oleh Darussalam dan Kristiaji (2015) yang mengatakan bahwa seharusnya peraturan mengenai debt to equity ratio harus mepertimbangkan arm s length transaction dengan melihat fakta bisnis sehingga mungkin saja wajib pajak dapat memiliki debt to equity ratio melebih 4:1 asalkan hal tersebut sesuai dengan fakta bisnis yang ada. Penelitian yang ada sebelumnya menyatakan bahwa adanya thin capitalization rule menyebaban perubahan struktur modal pada perusahaan di Amerika Serikat dengan berkurangnya hutang sebesar 43% (Blouin et. al., 2014). Menariknya, penelitian yang dilakukan oleh Buettner et al. (2012) menyatakan bahwa meskipun hutang internal (kepada pihak afiliasi) berkurang, namun hal ini menambah adanya hutang eksternal (non afiliasi) sehingga jumlah leverage menjadi tetap. Penelitian di Indonesia terkait pemberlakuan thin capitalization rule juga telah dilakukan oleh Ramadhan et al. (2017) dimana dalam penelitian itu disebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara leverage perusahaan sebelum dan setelah pemberlakuan thin capitalization rule di Indonesia. Hanya saja, dalam penelitian tersebut terdapat kelemahan dimana dalam Ramadhan et al. (2017) sampel tidak dipisahkan antara perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 dan kurang dari 4:1, padahal seharusnya terdapat perbedaan reaksi antara kedua kelompok perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh adanya thin capitalization rule terhadap leverage (yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio) pada perusahaan di Indonesia dengan memisahkan antara perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 dan kurang dari 4:1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan signifikan antara leverage perusahaan sebelum dan setelah adanya PMK-169/PMK.010/2015 pada perusahan yang memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 dan kurang dari 4:1. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Leverage Leverage dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan melunai hutang dengan menggunakan aset atau ekuitas yang dimilikinya. Karena adanya perbedaan antara perlakukan dividen dengan bunga dalam undang-undang perpajakan di Indonesia maka semakin besar leverage suatu perusahaan, perusahaan tersebut akan semakin mengambil keuntungan dari sifat alamiah utang untuk melakukan tax avoidance (Hines, 1996; Richardson, et. al., 1998; Newberry dan Dhaliwal, 2001). Hal ini dapat dilihat dalam perusahaan dengan debt to equity ratio tinggi yang lebih menerapkan tax aggresiveness dibandingkan dengan perusahaan dengan debt to equity ratio rendah (Bernard et al., 2006). 2.2. Pengaruh Thin Capitalization Rule terhadap Leverage Perusahaan Penelitian di Amerika Serikat menunjukan bahwa thin capitalization rule dapat menurunkan hutang perusahaan di Amerika Serikat sebesar 43% (Blouin et al., 2014). Adanya penerapan thin capitalization rule di Indonesia juga memiliki tujuan yang serupa dengan yang berlaku di Amerika Serikat yaitu agar perusahaan membatasi hutang dan mengganti struktur pembiayaan menjadi modal saham. Penelitian di Indonesia terkait pemberlakuan thin capitalization rule juga telah dilakukan oleh Ramadhan et al. (2017) dimana dalam penelitian itu disebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara leverage perusahaan sebelum dan setelah pemberlakuan thin capitalization rule di Indonesia. Hanya saja, dalam penelitian tersebut terdapat kelemahan dimana dalam Ramadhan et al. (2017) sampel tidak dipisahkan antara perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 dan kurang dari 4:1, padahal seharusnya terdapat perbedaan reaksi antara kedua kelompok 291

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice perusahaan tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan landasan teori di atas dan penelitian terdahulu yang ada, penulis membuat suatu hipotesis: H1: Adanya thin capitalization rule menyebabkan perubahan yang signifikan pada leverage perusahaan di Indonesia yang memiliki leverage lebih dari 4:1 H2: Adanya thin capitalization rule menyebabkan perubahan yang signifikan pada leverage perusahaan di Indonesia yang memiliki leverage kurang dari 4:1 3. METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mengambil objek penelitian seluruh laporan keuangan masuk bursa pada tahun 2015 dan 2016 dengan membatasi pada perusahaan yang laporan tahunannya telah terdapat dalam situs Bursa Efek Indonesia. 3.2. Teknik Pengumpulan Data Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan mengeliminasi perusahaan sebagai berikut: 3.1. Perusahaan yang laporan tahunan 2016-nya belum terdapat dalam situs Bursa Efek Indonesia; 3.2. Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio negatif; 3.3. Perusahaan yang termasuk dalam outlier. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil total nilai hutang dan ekuitas perusahaan sampel pada tahun 2015 dan 2016 menggunakan data laporan tahunan yang terdapat dalam situs Bursa Efek Indonesia. Data akan dipisahkan antara perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio di atas 4:1 dan di bawah 4:1. 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian yang penulis analisis adalah leverage. Variabel ini menggambarkan banyaknya utang yang dimiliki oleh perusahaan sebagai instrumen pendanaannya (Richardson et al., 2013). Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi variabel Debt to Equity Ratio hal ini disdasari oleh dipergunakannya Debt to Equity Ratio sebagai dasar dalam menghitung leverage perusahaan pada PMK-169/PMK.010/2015. 3.4. Teknik Analisis Prosedur analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda terhadap leverage tahun 2015 (sebelum pemberlakuan PMK-169/PMK.010/2015) dengan leverage tahun 2016 (setelah pemberlakuan PMK-169/PMK.010/2015). Alat statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t sampel berpasangan (paired sample t-test) (Ghozali, 2016). Pengujian dilakukan menggunakan aplikasi statistik SPSS 23. Sebelum dilakukan pengujian uji t, penulis juga melakukan analisis statistik deskriptif untuk melihat persebaran data. 292 Muhammad Rheza, Satria Agus, Riko Riandoko

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling sebagai berikut dan dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: 4.1.1 Kelompok 1: Perusahaan yang Memiliki Debt to Equity Ratio Tahun 2015 lebih dari 4:1 Untuk perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut: Tabel 1. Pemilihan Sampel Kelompok 1 Perusahaan masuk bursa tahun 2016 Perusahaan yang laporan tahunannya belum terdapat dalam situs bursa efek Indonesia Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio Negatif Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio kurang dari 4:1 Perusahaan yang termasuk dalam outlier Perusahaan sampel 537 Perusahaan 461 Perusahaan 5 Perusahaan 64 Perusahaan 2 Perusahaan 5 Perusahaan 4.1.2 Kelompok 2: Perusahaan yang Memiliki Debt to Equity Ratio Tahun 2015 kurang dari 4:1 Untuk perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio kurang dari 4:1 pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut: Tabel 2. Pemilihan Sampel Kelompok 2 Perusahaan masuk bursa tahun 2016 Perusahaan yang laporan tahunannya belum terdapat dalam situs bursa efek Indonesia Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio Negatif Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1 Perusahaan sampel 537 Perusahaan 461 Perusahaan 5 Perusahaan 7 Perusahaan 64 Perusahaan 293

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice 4.2. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dilakukan guna melihat persebaran data sampel. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 23 dengan melihat nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari perusahaan sampel. Hasil dari analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 sebagai berikut: Tabel 3. Statistik Deskriptif Kelompok 1 Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 DER2015 5,7196 5 1,83152,81908 DER2016 3,7730 5 1,34599,60195 Tabel 4. Statistik Deskriptif Kelompok 2 Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 DER2015 1,2327 64,93837,11730 DER2016 1,0692 64,81304,10163 Pada analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada kelompok 1 (Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1), nilai mean turun dari tahun 2015 ke tahun 2016 yaitu turun dari 5,7196 menjadi 3,7730 yang artinya pada tahun 2016 secara rata-rata nilai Debt to Equity Ratio telah kurang dari 4:1. Kemudian, pada kelompok 2 (Debt to Equity Ratio kurang dari 4:1), nilai mean juga menurun dari tahun 2015 ke tahun 2016 yaitu turun dari 1,2327 menjadi 1,0692. 4.3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired sample t test melalui aplikasi statistik SPSS 23. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan Null Hypothesis Significance Testing (NHST). Untuk menentukan apakah H0 diterima atau ditolak, penulis akan menggunakan p-value (dalam aplikasi IBM SPSS 23 tertulis sig) dengan asumsi H0 adalah benar (Field, 2013, 2.6.1.3). Oleh karena itu, parameter yang penting untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah pada signifikansi variabel yang diteliti. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% yang artinya H0 akan ditolak jika nilai probabilitas (sig dalam aplikasi IBM SPSS 23) bernilai lebih besar dari 0,05. Berdasarkan analisis paired sample t test didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 5. Paired Sample t-test Kelompok 1 t df Sig. (2-tailed) Pair 1 DER2015 - DER2016 6,480 4,003 294 Muhammad Rheza, Satria Agus, Riko Riandoko

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS Tabel 6. Paired Sample t-test Kelompok 2 t df Sig. (2-tailed) Pair 1 DER2015 - DER2016 1,914 63,060 Dalam tabel 5, terlihat bahwa nilai sig hasil Paired Sample t-test untuk kelompok 1 adalah 0.003 yang berarti H10 harus diterima pada tingkat kesalahan 5% yang artinya pada sampel perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio melebihi 4:1 pada tahun 2015, adanya thin capitalization rule dapat mengubah Leverage perusahaan secara signifikan dengan tingkat kesalahan 5%. Kemudian, pada tabel 6 terlihat bahwa nilai sig hasil Paired Sample t-test untuk kelompok 2 adalah 0.060 yang berarti H20 juga harus diterima pada tingkat kesalahan 10% yang artinya pada sampel perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio kurang dari 4:1 pada tahun 2015, adanya thin capitalization rule dapat mengubah Leverage perusahaan secara signifikan dengan tingkat kesalahan 10%. 4.4. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada bagian sebelumnya diketahui bahwa adanya thin capitalization rule dapat memberikan perubahan signifikan pada debt to equity ratio Perusahaan Masuk Bursa di Indonesia baik pada kelompok 1 (Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1) maupun kelompok 2 (Debt to Equity Ratio kurang dari 4:1). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Blouin et al. (2014) yang menyebutkan bahwa thin capitalization rule dapat menurunkan nilai hutang yang tentunya menurunkan nilai Debt to Equity Ratio perusahaan. Secara rata-rata, perusahaan pada kelompok 1 mengalami penurunan nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 yaitu dari 5,7196 menjadi 3,7730, hal ini menunjukan bahwa adanya thin capitalization rule dapat secara efektif menurunkan leverage perusahaan yang sebelumnya memiliki nilai leverage melebihi batas yang ditentukan pada PMK-169/PMK.010/2015. Menariknya, perusahaan pada kelompok 2 juga mengalami penurunan nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 yaitu dari 1,2327 menjadi 1,0692 yang artinya adanya thin capitalization rule juga mampu menurunkan leverage meskipun perusahaan memiliki nilai leverage di bawah batas yang ditentukan pada PMK-169/PMK.010/2015. 5. KESIMPULAN Dalam dunia bisnis, baik di Indonesia maupun di dunia internasional, perusahaan (terutama multnasional) cenderung memanfaatkan adanya perbedaan perlakuan perpajakan antara dividen dengan bunga untuk melakukan penghindaran pajak menggunakan skema thin capitalization. Oleh karena itu, banyak negara mengeluarkan peraturan mengenai thin capitalization rule. Indonesia, pada tahun 2015, juga telah mengeluarkan thin capitalization rule yaitu pada PMK-169/PMK.010/2015 yang membatasi nilai Debt to Equity Ratio menjadi 4:1. Berdasarkan uji paired sample t test pada yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 (Debt to Equity Ratio lebih dari 4:1) dan kelompok 2 (Debt to Equity Ratio kurang dari 4:1), diketahui bahwa adanya thin capitalization rule dapat memberikan perubahan signifikan pada debt to equity ratio Perusahaan Masuk Bursa di Indonesia. Hal ini juga diperkuat dengan adanya penurunan nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 yaitu dari 5,7196 menjadi 3,7730 pada kelompok 1 dan penurunan nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 yaitu dari 1,2327 menjadi 295

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice 1,0692 pada kelompok 2 yang menunjukan bahwa thin capitalization rule mampu menurunkan leverage perusahan masuk bursa pada tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian di atas penulis memberikan saran kepada berbagai pihak sebagai berikut: a. Bagi Direktorat Jenderal Pajak: Mempertahankan pemberlakuan PMK-169/PMK.010/2015 karena berdasarkan penelitian empiris mampu menurunkan leverage perusahaan di Indonesia secara signifikan. b. Bagi Peneliti Selanjutnya: 1. Penelitian dapat dilakukan kembali dengan sampel yang lebih banyak ketika seluruh data laporan tahunan tahun 2016 sudah terdapat pada situs Bursa Efek Indonesia; 2. Penelitian dapat dilakukan dengan metode yang lebih kompleks seperti difference in difference. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Bernard, A. B., Jensen, J. B., & Schott, P. K. (2006). Transfer Pricing by U.S.-Based Multinational Firms. NBER Working Paper 12493, http://www.nber.org/papers/w12493 [2] CNN Indonesia. (2016, Oktober 30). Retrieved from CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160328115246-78-119992/djp-bongkar-motif- 2000-perusahaan-yang-kemplang-pajak [3] Field, A. (2013). Discovering Statistc Using IBM SPSS Statistics (4th Edition). London: SAGE Publications. [4] Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. [5] Hines, J. R. (1996). Tax policy and the activities of multinational corporations. Working Paper, http://www.nber.org/papers/w5589 [6] Jennifer Blouin, e. a. (2014). Thin Capitalization Rules and Multinational Firm Capital Structure. CEFR Discussion Paper 9830, 1-2. [7] Liputan 6. (2016, September 19). Retrieved from Liputan 6: http://bisnis.liputan6.com/read/2469089/2000-perusahaan-asing-gelapkan-pajak-selama-10- tahun [8] Mardan, M. (2013). The Effects of Thin Capitalization Rules when Firms are Financially Constrained. Norwegian Center of Taxation. [9] Newberry, K. J., & Dhaliwal, D. S. (2001). Cross-jurisdictional income shifting by U.S. multinationals: evidence from international bond offerings. Journal of Accounting Research 39 (3), 643-662 [10] Ramadhan, Muhammad Rheza, Frandiyanto, Satria Agus, dan Riandoko, Riko (2017). Pengaruh Thin Capitalization Rule terhadap Leverage Perusahaan Masuk Bursa di Indonesia. Belum Dipublikasikan. 296 Muhammad Rheza, Satria Agus, Riko Riandoko

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS [11] Richardson, G., Hanlon, D., & Nethercott, L. (1998). Thin capitalization: an Anglo-American comparison. The International Tax Journal 24 (2), 36-66. [12] Richardson, G., Taylor, G., & Lanis, R. (2013). Determinants of Transfer Pricing Aggressiveness. Journal of Contemporary Accounting & Economics 9, 136-150. [13] T. Buttner, M. O. (2012). The Impact of Thin Capitalization Rules on The Capital Structure of Multinational Firms. Journal of Public Economics 96, 930-938 297