Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wujud tanggung jawab manajemen kepada investor. Investor pada

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA. Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih 1 I Made Sukartha 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Apabila audit report

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan beserta perubahannya, serta menunjukkan kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dari kinerja perusahaan (Hery, 2013:19). Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULAN UKDW. di bidang pemeriksaan. Perusahaan-perusahaan yang sudah go public di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan pasar bebas ASEAN, dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

Transkripsi:

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM : 1315351029 Abstrak Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Semakin pendek waktu antara penutupan buku hingga tanggal penerbitan laporan auditan, maka semakin besar manfaat yang diperoleh. Audit delay merupakan lamanya waktu penyelesaian proses audit yang dapat diukur dari tanggal penutupan buku akhir tahun hingga diterbitkannya laporan auditor independen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, debt-equity ratio, profitabilitas, anak perusahaan, ukuran KAP, fee audit, jenis industri serta pergantian auditor pada audit delay perusahaan di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan publikasian perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 75 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder yang diakses melalui www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda. Cara pengolahannya dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product Service Solution). Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif pada audit delay dan pergantian auditor berpengaruh positif pada audit delay. Sedangkan ukuran perusahaan, debt-equity ratio, profitabilitas, anak perusahaan, fee audit, serta jenis industri tidak berpengaruh pada audit delay. Kata Kunci : audit delay, ukuran perusahaan, debt-equity ratio, profitabilitas, anak perusahaan, ukuran KAP, fee audit, jenis industri dan pergantian auditor.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 10 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 14 2.1.1 Teori Keagenan... 14 2.1.2 Teori Sinyal... 16 2.1.3 Audit Delay... 18 2.1.4 Ukuran Perusahaan... 20 2.1.5 Debt-equity Ratio... 21 2.1.6 Profitabilitas... 22 2.1.7 Anak Perusahaan... 24 2.1.8 Ukuran KAP... 25 2.1.9 Fee Audit... 26 2.1.10 Jenis Industri... 27 2.1.11 Pergantian Auditor... 28 2.2 Hipotesis Penelitian... 29 2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay.. 29 2.2.2 Pengaruh Debt-equity Ratio pada Audit Delay... 30 2.2.3 Pengaruh Profitabilitas pada Audit Delay... 31

2.2.4 Pengaruh Anak Perusahaan pada Audit Delay... 32 2.2.5 Pengaruh Ukuran KAP pada Audit Delay... 33 2.2.6 Pengaruh Fee Audit pada Audit Delay... 34 2.2.7 Pengaruh Jenis Industri pada Audit Delay... 35 2.2.8 Pengaruh Pergantian Auditor pada Audit Delay... 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 38 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 39 3.3 Objek Penelitian... 39 3.4 Identifikasi Variabel... 39 3.5 Definisi Operasional Variabel... 40 3.6 Jenis dan Sumber Data... 43 3.6.1 Jenis Data... 43 3.6.2 Sumber Data... 43 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 43 3.7.1 Populasi... 43 3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 44 3.8 Metode Pengumpulan Data... 45 3.9 Teknik Analisis Data... 45 3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif... 45 3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 45 3.9.3 Uji Kesesuaian Model... 47 3.9.4 Koefisien Determinasi... 47 3.9.5 Uji Hipotesis... 48 3.9.6 Uji Regresi... 48 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 50 4.2 Hasil Penelitian... 51 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 51 4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 55 4.2.3 Uji Kesesuaian Model... 58 4.2.4 Uji Koefisien Determinasi... 58 4.2.5 Uji Statistik t... 59 4.2.6 Uji Regresi... 61 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 62 4.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay.. 62 4.3.2 Pengaruh Debt-equity Ratio pada Audit Delay... 63

4.3.3 Pengaruh Profitabilitas pada Audit Delay... 63 4.3.4 Pengaruh Anak Perusahaan pada Audit Delay... 64 4.3.5 Pengaruh Ukuran KAP pada Audit Delay... 65 4.3.6 Pengaruh Fee Audit pada Audit Delay... 66 4.3.7 Pengaruh Jenis Industri pada Audit Delay... 66 4.3.8 Pengaruh Pergantian Auditor pada Audit Delay... 67 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 69 5.2 Saran... 70 DAFTAR RUJUKAN... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 77

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 2.1 KAP Big Four dan Afiliasinya... 25 4.1 Tahap Pemilihan Sampel... 50 4.2 Hasil Statistik Deskriptif... 51 4.3 Uji Normalitas... 55 4.4 Uji Multikolinearitas... 56 4.5 Uji Heterokedastisitas... 57 4.6 Hasil Uji Kesesuaian Model... 58 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 58 4.8 Hasil Uji Regresi... 61

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Peningkatan perusahaan go public di BEI... 1 3.1 Kerangka konseptual... 38

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Daftar Populasi tahun 2011 hingga 2015... 77 2. Daftar Sampel di tahun 2011 hingga 2015... 84 3. Tabulasi Data Penelitian Tahun 2011 hingga 2015... 87 4. Analisis Statistik Deskriptif... 92 5. Hasil Uji Normalitas... 93 6. Hasil Uji Multikolinearitas... 94 7. Hasil Uji Autokolerasi... 95 8. Hasil Uji Heterokedastisitas... 96 9. Hasil Uji Regresi Linear Berganda... 97

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas di pasar modal ditunjukkan dengan semakin meningkatnya perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peningkatan jumlah perusahaan go public dapat dilihat melalui IDX Fact Book 2015 yang disajikan dalam bentuk grafik. Grafik dibawah ini menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan go public dari tahun 2009 hingga tahun 2015. 600 Peningkatan perusahaan go public di BEI 500 400 398 420 440 459 483 506 513 300 200 100 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 H1-2015 Gambar 1.1 Peningkatan perusahaan go public di BEI Sumber: IDX Fact Book yang diolah, 2015. Perusahaan go public yang terdaftar di BEI wajib melaporkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen guna meyakinkan

pengguna informasi bahwa laporan tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Auditing yang berlaku. Laporan keuangan yang berkualitas dan sesuai dengan standar-standar yang berlaku akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Kualitas informasi akuntansi yang disediakan bagi investor akan membantu menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan keuntungan untuk membenarkan pemberian pendanaan tambahan dan seberapa besar risiko operasi perusahaan untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk mengganti kerugian penyedia modal bagi resiko investasi (Stice, et. al 2009). Ketepatan waktu atas pelaporan laporan keuangan auditan oleh perusahaan go public yang terdaftar di BEI merupakan salah satu atribut kualitatif penting yang diinginkan dari setiap informasi akuntansi yang baik. Abdulla (1998) berpendapat bahwa semakin pendek waktu antara penutupan buku hingga tanggal penerbitan laporan auditan, maka semakin besar manfaat yang diperoleh. Ia menegaskan lebih lanjut bahwa penundaan dalam meriliskan laporan keuangan auditan memungkinkan meningkatnya ketidakpastian terkait dengan keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang terkandung dalam laporan tersebut. Penundaan atas laporan keuangan bisa berdampak negatif pada reaksi pasar. Pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif, sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menunjukkan hal sebaliknya (Chambers dan Penman, 1984). Perusahaan go public yang melewati batas waktu penerbitan laporan keuangan akan dikenakan sanksi dan denda yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berdasarkan Peraturan

Bapepam No. X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep- 346/BL/2011. Ketentuan III.1.6.2 Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, menyatakan laporan keuangan tahunan harus disampaikan dalam bentuk laporan keuangan auditan, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketentuan II.6.1 Peraturan No. 1-H menyatakan Peringatan Tertulis I akan diberikan kepada perusahaan yang terlambat sampai 30 hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan akhir tahun. Ketentuan II.6.2 Peraturan No. 1-H, Peringatan Tertulis II dan denda sebesar Rp50.000.000 akan diberikan apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan. Ketentuan II.6.3 Peraturan No. 1-H, bursa akan memberikan Peringatan Tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp150.000.000 apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagimana dimaksud dalam Ketentuan II.6.2 tersebut. Apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tidak kunjung memenuhi kewajibannya maka BEI akan mengganjar denda dan menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham perusahaan tersebut. Hal itu juga berlaku untuk perusahaan yang telah menyampaikan laporan keuangan, tetapi tidak membayar denda.

Meskipun Bapepam-LK telah menetapkan sanksi dan denda bagi perusahaan yang melanggar peraturan, masih terdapat perusahaan yang terlambat merilis laporan keuangannya ke publik. Hal ini dibuktikan oleh Peng-LK- 00004/BEI.PG1/04-2015 bahwa pada tahun 2014 terdapat 52 perusahaan yang melanggar aturan tersebut dan Peng-LK-00003/BEI.PP1/04-2016 menyebutkan bahwa terdapat 79 perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangannya per 31 Desember 2015. Perusahaan yang tidak kunjung melaporkan laporan keuangannya akan di suspensi oleh BEI. Hal ini dibuktikan dengan adanya 18 emitmen yang di suspensi oleh BEI karena belum menyampaikan laporan keuangan audit periode 31 Desember 2015. Ini mengisyaratkan bahwa perusahaan go public yang terdaftar di BEI masih mengalami masalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Audit delay merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan ketepatan waktu. Ashton et al. (1987) mendefinisikan audit delay sebagai lamanya waktu penyelesaian proses audit yang dapat diukur dari tanggal penutupan buku akhir tahun hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen. Banyak penelitian yang dilakukan terkait audit delay, hanya saja variabel yang diteliti berbeda-beda. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian mengenai audit delay perlu dikaji kembali. Penelitian ini akan meneliti faktor yang dipertimbangkan mempengaruhi audit delay antara lain: ukuran perusahaan, debt-equity ratio, profitabilitas, anak perusahaan, ukuran KAP, fee audit, jenis industri serta pergantian auditor.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay. Boynton dan Kell (1996:152) dalam Febrianty (2011) menemukan pengaruh positif audit delay pada ukuran perusahaan. Penelitian mereka menyatakan bahwa audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan semakin besar. Hal ini dikarenakan apabila ukuran perusahaan semakin besar, maka semakin banyak sampel yang harus diambil oleh auditor yang menyebabkan prosedur audit semakin luas. Penelitian yang dilakukan oleh Apadore (2013), Modugu et al. (2012) dan Puspitasari (2014) menemukan hasil sebaliknya, yaitu adanya hubungan negatif dari ukuran perusahaan pada audit delay. Perusahaan yang besar umumnya diawasi oleh investor dan kreditor sehingga perusahaan cenderung mempercepat perilisan laporan keuangannya. Sistem pengendalian internal yang dimiliki perusahaan besar umumnya lebih baik daripada perusahaan kecil sehingga memudahkan dalam proses audit. Al-Ajmi (2008), menyatakan bahwa perusahaan besar yang memiliki total aset yang besar cenderung akan dapat mempertahankan kualitas laporan keuangannya sehingga akan memperpendek audit delay yang dialami perusahaan. Faktor lainnya yang diduga mempengaruhi audit delay adalah debt-equity ratio (DER). Perusahaan dengan hutang yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan perusahaan dengan hutang yang kecil. Hal ini disebabkan perusahaan tersebut diawasi oleh kreditor sehingga memberikan tekanan pada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan lebih cepat untuk meyakinkan pemilik modal yang pada dasarnya ingin mengurangi tingkat risiko dalam pengembalian modal mereka. Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa perusahaan dengan debt-equity ratio yang lebih tinggi

akan menunda penerbitan laporan keuangan yang berisi berita buruk karena waktu yang digunakan untuk menekan debt equity ratio serendah mungkin. Hasil penelitian Abdulla (1996) dan Sutapa (2012) menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap audit delay, berbeda dengan hasil penelitian Putra (2016) dan Sari (2011) yang menunjukkan DER berpengaruh positif terhadap audit delay. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien (Petronila, 2007). Profitabilitas dianggap sebagai salah satu indikasi apakah good news ataupun bad news yang dihasilkan kegiatan tahun ini, dimana good news maupun bad news bisa dilihat melalui keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan laba akan merilis laporan keuangan secepat mungkin untuk menyampaikan berita baik tersebut. Sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangannya. Penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), Apadore (2013) dan Ariyani dan Budiartha (2014) menemukan hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay, sedangkan Alkhatib (2012) dan Angruningrum (2013) tidak menemukan pengaruh profitabilitas pada audit delay. Anak perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay. Anak perusahaan dari negara maju dan berkembang cenderung memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat daripada rekan-rekan lokalnya. Mereka harus mempersiapkan laporan keuangan auditan sesegera mungkin untuk tujuan konsolidasi. Jadi, sangat penting bagi anak perusahaan untuk mempersiapkan dan menyelesaikan audit dari laporan keuangan sedini mungkin. Hasil penelitian Bustamam (2010) menyatakan anak perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit

delay, sedangkan Che-Ahmad dan Abidin (2008), Izedonmi (2012) dan Sulistyo (2010) menyatakan hal sebaliknya. Adanya banyak wilayah perusahaan tersebut dalam menghasilkan barang dan jasa juga akan mempengaruhi auditor dalam melakukan proses audit. Ini disebabkan karena auditor harus mengaudit lebih banyak item-item dari perusahaan terebut. Kantor Akuntan Publik (KAP) diduga dapat mempengaruhi audit delay suatu perusahaan. KAP yang profesional memiliki insentif kuat untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat untuk mempertahankan reputasinya. Jika tidak, mereka mungkin kehilangan pengangkatan kembali sebagai auditor perusahaan klien pada tahun berikutnya. Menurut Yuliana dan Ardiati (dalam Lestari, 2010), KAP big four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar, baik itu dari segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non big four sehingga auditor big four dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien. Penelitian Al- Ghanem (2011), Onwuchekwa (2013) dan Angruningrum (2013) tidak menemukan hubungan antara ukuran KAP dengan audit delay. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Giling (1977) dan Kusuma (2016) menemukan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Fee audit dikatakan sebagai salah satu faktor yang mampu mempengaruhi audit delay. Fee audit merupakan imbalan berupa uang yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut. Auditor akan lebih termotivasi menyelesaikan

pekerjaan auditnya lebih cepat apabila fee audit yang diberikan semakin tinggi. Fee audit yang dikenakan akan semakin tinggi apabila pekerjaan audit oleh auditor yang berkualitas, karena auditor yang berkualitas akan mencerminkan informasi privat yang dimiliki oleh perusahaan. Putri (2016) menyatakan bahwa fee audit yang besar dapat mempengaruhi kinerja auditor dan menyebabkan hasil audit yang diberikan maksimal serta dapat menyelesaikan auditnya secara tepat waktu, sedangkan fee yang kecil dapat menyebabkan hasil audit yang diberikan kurang maksimal. Penelitian Modugu et. al (2012) serta Putri (2016) menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh terhadap audit delay. Jenis industri juga dipertimbangkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay. Pada umumnya jenis industri dibagi menjadi dua yaitu industri keuangan dan industri non keuangan. Sektor bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek/sekuritas dan asuransi merupakan jenis dari perusahaan industri keuangan sedangkan perusahaan manufaktur yang terdiri dari aneka industri, industri barang konsumsi, dan industri dasar dan kimia digolongkan dalam industri non keuangan. Industri keuangan pada umumnya mampu melaporkan laporan keuangannya lebih cepat karena memiliki aset moneter yang mudah diukur, dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih tersentralisasi dan terotomatisasi, berbeda dengan industri non keuangan yang memiliki banyak aset fisik seperti mesin dan peralatan untuk melangsungkan proses bisnisnya yang menyebabkan auditor lebih lama dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hal ini didukung oleh penelitian Ahmed dan Hossain (2010) yang menyatakan jenis industri keuangan berpengaruh negatif pada audit delay, sedangkan penelitian Al-Ghanem (2011)

Togaisma dan Christiawan (2014) tidak menemukan pengaruh jenis industri pada audit delay. Faktor lainnya yang diduga mempengaruhi audit delay adalah pergantian auditor (auditor switching). Perusahaan yang mengalami pergantian auditor akan mengangkat auditor yang baru, dimana butuh waktu yang cukup lama bagi auditor yang baru dalam mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada didalamnya (Tambunan, 2014). Pergantian auditor dapat dibedakan menjadi dua yaitu pergantian secara mandatory dan voluntary. Pergantian auditor secara mandatory telah ditetapkan oleh banyak negara dan dipelopori oleh regulator pemerintahan Amerika yang memuat aturan mengenai wajibnya perusahaan melakukan pergantian auditor. Pergantian auditor karena sukarela (voluntary), terjadi saat auditor mengundurkan diri ataupun dipecat oleh klien. Penelitian Putra (2014) dan Tambunan (2014) menyatakan bahwa auditor switching tidak berpengaruh pada audit delay. Berbeda dengan penelitian Rustiarini dan Mita (2013) serta Praptika (2015) yang membuktikan bahwa pergantian auditor menunjukkan pengaruh positif terhadap audit delay. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai audit delay, namun jenis variabel yang digunakan berbeda-beda satu sama lain. Audit delay masih menarik dan penting untuk diteliti karena masih terdapat kontradiksi dan inkonsistensi pada penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu umumnya meneliti audit delay pada satu jenis industri saja seperti perusahaan manufaktur maupun consumer goods. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang audit delay-nya lebih dari 90 hari periode 2011-2015. Oleh karena itu penelitian ini

dilakukan untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi audit delay menggunakan variabel ukuran perusahaan, debt-equity ratio, profitabilitas, anak perusahaan, ukuran KAP, fee audit, jenis industri serta pergantian auditor. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian antara lain sebagai berikut. 1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada audit delay? 2) Apakah debt-equity ratio berpengaruh pada audit delay? 3) Apakah profitabilitas berpengaruh pada audit delay? 4) Apakah anak perusahaan berpengaruh pada audit delay? 5) Apakah ukuran KAP berpengaruh pada audit delay? 6) Apakah fee audit berpengaruh pada audit delay? 7) Apakah jenis industri berpengaruh pada audit delay? 8) Apakah pergantian auditor berpengaruh pada audit delay? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay. 2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh debt-equity ratio pada audit delay. 3) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh profitabilitas pada audit delay.

4) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh anak perusahaan pada audit delay. 5) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran KAP pada audit delay. 6) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh fee audit pada audit delay. 7) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh jenis industri pada audit delay. 8) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh pergantian auditor pada audit delay. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis (1) Penelitian ini memperkuat teori agensi bahwa diperlukan pihak ketiga yaitu auditor independen untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dengan agen sehingga perusahaan mampu melaporkan laporan keuangannya ke bursa tepat waktu. (2) Penelitian ini juga memperkuat teori sinyal bahwa sinyal yang diberikan oleh perusahaan berupa ketepatan waktu penyajian laporan keuangan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yaitu.

(1) Bagi Manajemen Penelitian ini memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga termotivasi menyajikan laporan keuangan tepat waktu. (2) Bagi KAP dan Auditor Penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dari sisi auditor yang mempengaruhi audit delay sehingga auditor mampu mengoptimalkan kinerjanya agar tidak terjadi keterlambatan penerbitan laporan keuangan. (3) Bagi Regulator Penelitian ini dapat berfungsi menjadi suatu bahan pertimbangan bagi para regulator pasar modal dan lembaga-lembaga keuangan dalam membuat peraturan yang terkait dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. 1.5 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab yang diuraikan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan teori-teori atau konsep-konsep yang relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada serta hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan.