dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

dokumen-dokumen yang mirip
(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

menyebabkan timbulnya faktor lupa meminum obat yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam efektivitas pengobatan. Permasalahan ini dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh: HADI CAHYO K

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh Windy Neri Lestari NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB II SISTEM MENGAPUNG (FLOATING SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

OPTIMASI PERBANDINGAN POLIMER HPMC K4M XANTHAN GUM

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING METFORMIN HIDROKLORIDA MENGGUNAKAN POLIMER GUAR GUM

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

OPTIMASIKOMBINASI MATRIKSHIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM ALGINAT UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING SKRIPSI

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING METFORMIN HIDROKLORIDA MENGGUNAKAN POLIMER HPMC K4M

Optimasi formula tablet lepas lambat kaptopril menggunakan metode desain faktorial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

Di Indonesia, penggunaan rosella di bidang kesehatan memang belum begitu popular. Namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella mulai banyak

OPTIMASI PERBANDINGAN POLIMER HPMC K4M GUAR GUM DAN KONSENTRASI ASAM TARTRAT DALAM TABLET LEPAS LAMBAT KAPTOPRIL MENGGUNAKAN METODE FAKTORIAL DESIGN

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1 1

Farmaka Suplemen Volume 14 Nomor 1 136

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

OPTIMASI NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT SEBAGAI KOMPONEN EFFERVESCENT PADA TABLET FLOATING NIFEDIPIN

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM KARBOKSI METILSELULOSA UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

sediaan tablet cukup kecil dan wujudnya padat sehingga memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya (Siregar, 1992). Telah diketahui bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING IBUPROFEN MENGGUNAKAN HPMC K4M AMILUM KULIT PISANG AGUNG DAN NATRIUM BIKARBONAT SEBAGAI FLOATING AGENT

UJI FISIK FORMULASI TABLET FLOATING TEOFILIN DENGAN MATRIK HPMC

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan,

FORMULASI TABLET FLOATING EFERVESEN RANITIDIN HCL DENGAN KOMBINASI POLIMER XANTHAN GUM GUAR GUM FENNY TENOJAYA

molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penghantaran obat tinggal di lambung sangat menguntungkan

PENGGUNAAN METIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL: STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

Penghantaran obat secara transdermal dibuat dalam bentuk patch. Dimana patch terdiri dari berbagai komponen, namun komponen yang paling penting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET KAPTOPRIL DENGAN MATRIKS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER SKRIPSI

FORMULASI TABLET FLOATING EFERVESEN RANITIDIN HCL DENGAN KOMBINASI POLIMER PEKTIN DAN XANTHAN GUM CHRISTIAN HELVIN GUNAWAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

Transkripsi:

2 BAB 1 PENDAHULUAN Pada umumnya kebanyakan orang dewasa dan lanjut usia sering mengalami penyakit darah tinggi (hipertensi). Hal ini tidak lagi hanya terjadi pada orang-orang dewasa atau lanjut usia saja, namun juga dapat menyerang anak-anak muda. Penyakit darah tinggi (hipertensi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik (bagian atas) dan angka diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah. Nilai normal tekanan darah seseorang adalah 120/80 mmhg. Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmhg, batasan tersebut diperuntukan bagi individu dewasa atau di atas 18 tahun. Dalam usaha pengobatan penyakit hipertensi sering kali terjadi kegagalan dalam pengobatan antara lain disebabkan karena kelalaian pasien dalam mengkonsumsi obat karena frekuensi penggunaan obat yang berulang kali dalam jangka waktu yang pendek. Untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas maka dikembangkan bentuk sediaan dengan ketersediaan hayati obat dalam darah dapat diperpanjang untuk mempertahankan kadar obat dalam darah sehingga memperpanjang masa kerja obat, sediaan ini dikenal dengan bentuk sediaan lepas lambat (Ansel, 1989). Kaptopril merupakan senyawa aktif yang berfungsi sebagai inhibitor Angiontensin Converting Enzyme (ACE inhibitor) yang banyak digunakan untuk pengobatan gagal jantung dan hipertensi karena efektif dan toksisitasnya yang rendah (Kadin, 1982). ACE inhibitor efektif untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat. Bahkan beberapa diantaranya 1

23 dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis sekali pakai 12,5-25 mg dua sampai tiga kali sehari, dosis maksimum 150 mg sehari. Kaptopril mudah larut dalam air dan mudah teroksidasi pada ph usus, sehingga perlu diperhatikan strategi pengembangan tablet kaptopril lepas lambat yang cukup kuat menahan pelepasan obat dan dapat bertahan dalam lambung dalam waktu yang cukup lama (Esti dkk, 2009), karena itu sediaan lepas lambat dari kaptopril dianggap dapat memberikan manfaat yaitu dapat mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga kepatuhan pasien dapat ditingkatkan, keefektifan pengobatan dapat tercapai, dan mengurangi efek samping. Sediaan lepas lambat dapat dibuat dengan sistem matriks. Sistem matriks mempunyai beberapa keuntungan antara lain murah, aman digunakan, dan pembuatannya sederhana. Salah satu matriks yang banyak digunakan adalah matriks hidrofilik. Matriks hidrofilik bila dikontakkan dengan media cair akan membentuk gel. Pelepasan obat dari matriks ditentukan oleh dua proses yaitu difusi dan erosi. Jika lapisan gel tidak dapat dipertahankan dalam waktu tertentu maka kecepatan pelepasan obat dari matriks ditentukan oleh proses erosi, jika lapisan gel dapat dipertahankan maka kecepatan pelepasan obat ditentukan oleh proses difusi (Aulton, 2002). Sistem matriks hidrofilik yang digunakan dalam penelitian ini adalah HPMC K4M dan xanthan gum dengan perbandingan yang akan ditetapkan. Xanthan gum dihasilkan dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri Xanthomonas campestris, bersifat anionik, mudah terhidrat dalam air baik air dingin maupun air panas (Anonim, 2005). HPMC K4M umum digunakan untuk sediaan tablet lepas lambat dengan sistem floating, yang mampu menahan lama sediaan tablet di dalam lambung selama ± 6 jam.

34 Untuk sedian tablet lepas lambat dengan sistem floating effervescent maka dibutuhkan bahan yang dapat menghasilkan gas, sehingga dapat memberikan kemampuan untuk mengapung. Hal ini dapat diberikan dengan penggabungan natrium bikarbonat dengan atau tanpa asam tartrat (Li and Jasti, 2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh Neelima Ashok Kottan dkk (2009) menggunakan HPMC K4M sebagai matriks tablet lepas lambat cephalexin dikombinasikan dengan xanthan gum atau guar gum yang membentuk gel pada media cair. Kombinasi perbandingan yang digunakan yaitu 1:1 dan 4:1. Serta menggunakan asam tartrat dengan konsentrasi 0% dan 3%. Optimasi formula dengan factorial design 2 3 menyatakan bahwa natrium bikarbonat dan asam tartrat memiliki efek yang dominan terhadap floating lag time yang akan meningkat dengan meningkatnya ratio antara HPMC K4M dengan xanthan gum. Floating lag time pada formula yang menggunakan xanthan gum (5,12 menit) lebih pendek dari pada formula yang menggunakan guar gum (55 menit). Pada kombinasi HPMC K4Mxanthan gum 1:1 dan 4:1 dapat disimpulkan floating lag time 1:1 lebih lama dari pada menggunakan 4:1, serta persen obat yang dilepas lebih sedikit dari pada menggunakan kombinasi 4:1. Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi dengan perbandingan proporsi campuran HPMC K4M - xanthan gum dengan kombinasi 1:1 dan 4:1 sebagai matriks tablet lepas lambat kaptopril dan konsentrasi asam tartrat dengan menggunakan metode factorial design. Satu persamaan yang ditentukan mewakili satu uji. Dalam penelitian ini yang akan ditentukan persamaannya yaitu respon dari beberapa uji sifat fisik tablet dan pola pelepasan obat, yang akan digunakan untuk menentukan proporsi campuran bahan tambahan terpilih pada formula tablet

54 sehingga menghasilkan formula tablet yang optimum yang memenuhi persyaratan. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh ratio polimer HPMC K4M : xanthan gum dan konsentrasi asam tartrat serta interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan kaptopril dari tablet lepas lambat, dan floating lag time. 2. Bagaimana rancangan komposisi formula optimum kombinasi ratio polimer HPMC K4M : xanthan gum dan konsentrasi asam tartrat yang secara teoritis memiliki sifat fisik massa tablet yang memenuhi persyaratan dan menghasilkan tablet dengan pola pelepasan obat menurut kinetika orde nol. Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan nilai ratio polimer HPMC K4M : xanthan gum dan konsentrasi asam tartrat, serta untuk mengetahui interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan kaptopril dari tablet lepas lambat, dan floating lag time. 2. Untuk mendapatkan rancangan komposisi formula optimum kombinasi ratio polimer HPMC K4M : xanthan gum dan konsentrasi asam tartrat yang secara teoritis memiliki sifat fisik massa tablet yang memenuhi persyaratan dan menghasilkan tablet dengan pola pelepasan obat menurut kinetika orde nol. Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah mengembangkan formula sediaan lepas lambat yang dapat mengurangi frekuensi penggunaan obat sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi

65 obat, sehingga efek farmakologi obat tercapai. Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai ratio polimer HPMC K4M : xanthan gum dan konsentrasi asam tartrat pada proporsi tertentu dapat berpengaruh dan berinteraksi terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan kaptopril dari tablet lepas lambat, dan floating lag time. 2. Rancangan komposisi formula optimum kombinasi ratio polimer HPMC K4M : xanthan gum dan konsentrasi asam tartrat secara teoritis memiliki sifat fisik massa tablet yang memenuhi persyaratan dan menghasilkan tablet dengan pola pelepasan obat menurut kinetika orde nol.