ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PATI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURAKARTA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA JAWA TENGAH ARTIKEL PUBLIKASI. Di Susun oleh: DWI SETYANINGRUM B

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

ARTIKEL PUBLIKASI. Disusun Oleh : A. ROHMAT SURYO D B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN

KAJIAN PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI. Oleh: N U R D I N Dosen STIE Muhammadiyah Jambi ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DIJAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

NOVI NURUL ALIYAH B

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

Salah satu pelayanan yang mendasar bagi pemerintah daerah adalah pelayanan di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan kepad

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1991-2012 ARTIKEL PUBLIKASI Di Susun Oleh : ERNA EFRIANA B 300 100 046 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1991-2012 Erna Efriana B 300 100 046 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak: Penelitian ini berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Surakarta Tahun 1991-2012. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto, pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk, laju inflasi, dan krisis ekonomi terhadap pendapatan asli daerah di kota Surakarta tahun 1991-2012. Variabelnya meliputi pendapatan asli daerah sebagai variabel dependen, sedangkan produk domestik regional bruto, pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk, laju inflasi, dan krisis ekonomi sebagai variabel independen. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) yang diperoleh dari badan pusat statistik (BPS) yang diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan metode Ordinary Least Squares (OLS). Guna menguji kevaliditasan model maka dilakukan pengujian yaitu uji spesifikasi model (uji ramsey-reset), uji normalitas u t, uji kepenuhan asumsi klasik (uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, uji autokorelasi), uji validitas pengaruh (uji t), uji F, dan koefisien determinasi R 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa model linier, dan berdistribusi asumsi klasik diketahui bahwa tidak ditemukan masalah multikolinieritas dan heteroskedasitas. Sedangkan uji autokorelasi berada pada daerah keragu-raguan. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) diketahui bahwa hasil ada dua variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota surakarta yaitu variabel produk domestik regional bruto (PDRB) pada α = 1% dan variabel jumlah penduduk pada α = 10%, sedangkan variabel pengeluaran pemerintah, krisis ekonomi dan laju inflasi secara statisik tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan asli daerah kota surakarta pada α = 10%.Sedangkan uji F menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk, laju inflasi dan krisis ekonomi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah pada α=1%. Nilai R 2 sebesar 0,978077 artinya 97,8% variasi variabel pendapatan asli daerah dapat dijelaskan oleh variabel pengeluaran pemerintah, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, kondisi krisis ekonomi dan laju inflasi, sisanya 2,2% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain diluar model yang diestimasi. Keyword : Pendapatan asli daerah (PAD), Ordinary Least Square(OLS), asumsi klasik, koefisien determinasi (R 2 ) iii

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Hal ini berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa (Siagian,1985). Pembangunan yang baik dan merata dapat meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitasnya. Umumnya tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumberdaya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri (Suparmoko, 1992). Otonomi daerah menurut undang-undang nomor 22 tahun 1999 adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan adanya sistem otonomi daerah maka pemerintah daerah akan lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakatnya sendiri. Proses politik dalam masyarakat dengan skala kecil akan cepat dan efisien daripada dalam masyarakat yang luas. Dengan pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakatnya akan lebih sedikit kekurangan atau kesalahan yang akan dibuat dalam mekanisme pengambilan keputusan. Dengan sistem otonomi daerah, masyarakat dapat menyediakan jaasa pelayanan yang berbeda-beda dengan tingkatan yang berbeda pula yang sesuai dengan prefensi masyarakat yang bersangkutan, penduduk akan bebas berpindah tempat 1

tinggal ke daerah yang sesuai dengan keinginannya (Suparmoko dan Irawan, 2003). Sejak disahkannya undang-undang otonomi daerah yang ditetapkan pemerintah pusat untuk lebih mengembangkan segala potensi yang ada di daerah. Pembangunan ekonomi daerah membutuhkan dana yang cukup besar. Dalam TAP MPR No. IV/MPR/2000 tentang kebijakan dalam penyelenggaraan otonomi daerah, ditegaskan bahwasanya kebijakan desentralisasi diarahkan untuk mencapai peningkatan pelayanan publik dan pengembangan kreativitas pemerintah daerah, keselarasan hubungan antara pusat dan daerah serta antar daerah itu sendiri dalam kewenangan dan keuangan untuk menjamin peningkatan rasa kebangsaan, demokrasi dan kesejahteraan serta penciptaan ruang yang lebih luas bagi kemandirian daerah. Sebagai konsekuensi dari pemberian otonomi yang luas maka sumber-sumber keuangan telah banyak bergeser ke daerah baik melalui perluasan basis pajak maupun dana perimbangan. Hal ini sejalan dengan makna desentralisasi fiskal yang mengandung pengertian bahwa kepada daerah diberikan (Haryanto,2006) : 1. Kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) yang sumber utamanya adalah pajak daerah dan retribusi daerah dengan tetap mendasarkan batas kewajaran. 2. Didukung dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Dalam rangka otonomi, daerah diberi kewenangan untuk dapat mengisi sumber dana yang ada sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing-masing sehingga nantinya dapat meningkatkan pendapatan daerahnya untuk kepentingan pembiayaan rumah tangganya sendiri. Pendapatan asli daerah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, merupakan sumber pendapatan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan serta mengelola sumber-sumber keuangan daerah sendiri (Arsyad,1992). Sumber perolehan dana bagi pemerintah daerah bermacam-macam. Undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah 2

menyebutkan bahwa sumber pendapatan asli daerah berasal dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang sah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan yang terdiri dari bagian daerah penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, penerimaan dari sumber daya alam, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus (Sukirno,1999). Pendapatan asli daerah kota surakarta pada tahun 2010 meningkat sebesar 11,7% atau dari 101,9 milyar menjadi 113,9 milyar dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah juga meningkat dari 51% menjadi 54%. Sementara itu dari sisi belanja daerah mengalami peningkatan sebesar 10,5%. Peningkatan terbesar terjadi pada belanja pegawai sebesar 26,8% dari 410 milyar menjadi 520 milyar. Realisasi PADS mengalami peningkatan dari 92% dari tahun sebelumnya menjadi 99% pada tahun 2010. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membuat skripsi yang berjudul Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta Tahun 1991-2012. 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis produk domestik regional bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah (PP), jumlah penduduk (JP), laju inflasi (INF) dan krisis ekonomi (KE) berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di kota surakarta tahun 1991-2012. LANDASAN TEORI 1. Otonomi Daerah Otonomi daerah menurut undang-undang nomor 22 tahun 1999 adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Melalui otonomi daerah diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan seluruh kegiatannya dan pemerintah pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu 3

memainkan peranannya dalam membuka peluang memajukan daerah dengan melakukan identifikasi potensi sumber-sumber pendapatannya dan mampu menetapkan belanja daerah secara ekonomis dan wajar, efisien, efektif, termasuk kemampuan perangkat daerah meningkatkan kinerja, mempertanggung jawabkan kepada pemerintah (Widjaja, 2001). 2. Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola pemikiran antara pemerintah daerah dengan sektor swasta, untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Dalam istilah lain, pembangunan ekonomi adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita dimana pembangunan ekonomi disamping meningkatkan pendapatan riil nasional juga meningkatkan produktivitasnya (Arsyad, 1999). 3. Pendapatan Asli Daerah Pengertian pendapatan asli daerah menurut undang-undang nomor 22 tahun 1999 adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya didalam undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, sumber pendapatan asli daerah sendiri terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, 4. Produk domestik regional bruto (PDRB) Produk domestik regional bruto merupakan penjumlahan dari semua barang dan jasa akhir (semua nilai tambah yang dihasilkan oleh daerah dalam periode waktu tertentu). Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang dihasilkan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu dapat digunakan tiga cara perhitungan. 5. Pengeluaran Pemerintah 4

Pengeluaran pemerintah yaitu meliputi semua pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan pemerintah. Pengeluaran pemerintah atau belanja negara dapat digolongkan menjadi dua yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. 6. Jumlah Penduduk Di negara yang sedang berkembang yang mengalami ledakan jumlah penduduk termasuk Indonesia akan selalu mengkaitkan antara kependudukan dengan pembangunan daerah. Akan tetapi hubungan antara keduanya tergantung pada sifat dan masalah kependudukan yang dihadapi oleh setiap negara. Dengan demikian setiap negara atau daerah akan mempunyai masalah kependudukan yang khas dan potensi serta tantangan yang khas pula (Wirosardjono, 1998) 7. Laju Inflasi Saat ini masalah inflasi nampaknya bukan lagi milik para ahli ekonomi saja tetapi sudah merupakan milik umum, masyarakat awampun telah sadar akan akibat yang ditimbulkan oleh adanya inflasi secara teori. Mereka mengetahui inflasi dari pengalaman yang dihadapi seperti penghasilan mereka yang lambat laun mulai menurun nilai riilnya. Hal ini mereka ketahui dari penghasilannya yang hanya memperoleh sejumlah barang lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun yang lampau (Nopirin, 2000). METODE PENELITIAN 1. Regresi linier berganda Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Analisis regresi merupakan studi dalam menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu peubah bebas (independent variable) dengan satu peubah tak bebas (dependent variable) dengan tujuan untuk mengestimasi atau meramalkan nilai peubah tak bebas didasarkan pada nilai peubah bebas yang diketahui (Gujarati, 1999) Metode regresi linier berganda dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh beberapa peubah penjelas atau peubah bebas terhadap satu peubah 5

tak bebas. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel pengeluaran pemerintah (PP), produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah penduduk (JP), laju inflasi (INF), dan krisis ekonomi (KE) terhadap pendapatan asli daerah. Krisis ekonomi digunakan sebagai variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang menjelaskan ada atau tidak adanya kualitas dengan membentuk variabel buatan yang mengambil nilai 1 atau 0 (Gujarati, 1999). Adapun formulasinya adalah : lnpad = β 0 +β 1 lnpp+β 2 lnpdrb+β 3 lnjp+β 4 KE+β 5 INF+U t 2. Uji asumsi klasik Untuk mengetahui apakah hasil estimasi ini dapat dipercaya dilakukan pengujian asumsi klasik danuji statistik yang meliputi uji spesifikasi model ((linearitas), normalitas, multikolinearitas, dan autokorelasi heteroskedastisitas. Uji tersebut dimaksudkan untuk memutuskan apakah taksiran-taksiran terhadap parameter sudah bermakna secara teoritis dan nyata secara statistik 3. Uji Validitas Pengaruh (Uji t) Untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t. Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara dua sisi (two tail). 4. Uji kebaikan model a. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis atau tidak b. Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan prosentase total variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. 6

ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Regresi linier berganda Hasil estimasi berdasarkan perilaku data time series dengan pendekatan model analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data menggunakan program komputer Eviews.Pembahasan dan analisis menggunakan uji secara statistik maupun secara ekonometri. Hasil analisis regresi tersebut bila ditulis dalam bentuk persamaan linier menjadi: LNPAD = -126.1902603** + 0.04764387129LNPP + 0.8753771247LNPDRB* + 9.817795558LNJP** - 0.2212184375KE - 0.006987788338INF Keterangan : * Signifikansi α = 0,05 ** Signifikansi α = 0,10 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey Reset) Uji linearitas model dalam penelitian inimenggunakan uji Ramsey Riset yang di kenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau general test of spesification error. Setelah diadakan perhitungan menggunakan komputer diperoleh F statistik sebesar 0,427914 dengan probabilitas 0,522918. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas dan F statistik lebih besar dari α=5% hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah linear. b. Uji Normalitas Ut Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Jarque Bera. Nilai χ 2 hitung < χ 2 (0,05 ; 2) yaitu 1,390 < 5,991 maka H 0 diterima, jadi distribusi Ut normal. c. Uji Multikoliniearitas Metode yang digunakan untuk melacak ada atau tidaknya masalah multikolinearitas dalam model penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode klein, Ringkasan hasil pengujian 7

multikolinearitas dengan bantuan komputer program Eviews dapat dilihat dalam tabel 1 Tabel 1: Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Ri 2 R 2 Kesimpulan LNPP 0.543673 0.978077 Tidak multikolinearitas LNPDRB 0.964526 0.978077 Tidak multikolinearitas LNJP 0.952394 0.978077 Tidak multikolinearitas KE 0.787592 0.978077 Tidak multikolinearitas INF 0.171758 0.978077 Tidak multikolinearitas Sumber :Data sekunder yang diolah Dari hasil estimasi diatas, terlihat bahwa semua variabel lolos dalam pengujian, artinya semua variabel dalam penelitian tidakterdapat masalah multikolinearitas. d. Heteroskedasitas Pengujian heteroskesdastisitas dengan menggunakan uji White menunjukkan bahwa pada estimasi jangka panjang tanpa cross term, nilai ( 2 ) hitung yang dihasilkan adalah sebesar 11,19223dan nilai ( 2 ) tabel sebesar 16,9190 ( = 5%). Dengan membandingkan nilai ( 2 ) hitung dengan ( 2 ) tabel, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat masalah heterokedastisitas. e. Autokorelasi Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan Durbin- Watson Test. Nilai DW hitung sebesar1,532311, dengan α = 5% diperoleh nilaid L = 0,86 dan d U = 1,94. Kesimpulannya nilai DW tersebut ada diantara d L dan d U yaitu berada pada daerah keragu-raguan. 3. Uji Validitas Pengaruh (Uji t) Uji t bertujuan melihat signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. - Variabel Pengeluaran Pemerintah (LNPP) Nilai t-hitung variabel LNPP sebesar0,631412ada diantara t tabel sampai t tabel, nilai t-tabel 2,120, berarti variabel pengeluaran pemerintah (LNPP) secara individual tidak berpengaruh signifikan 8

terhadap pendapatan asli daerah (LNPAD) kota Surakarta pada α = 10%. - Variabel Produk Domestik Regional Bruto (LNPDRB) Nilai t-hitung variabel LNPDRB yang sebesar3,651742lebih besar dari nilai t-tabel yang nilainya 2,583.Hal ini berarti variabel LNPDRB secara individual berpengaruh positif signifikan terhadap variabel LNPAD kota Surakarta pada α = 1%. - Variabel Jumlah Penduduk (LNJP) Nilai t-hitung variabel LNJP sebesar1,899991 lebih besar dari nilai t-tabel pada α = 10% sebesar 1,746.Hal ini berarti pada derajat kepercayaan 90% variabel jumlah penduduk (LNJP) secara individual berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan asli daerah (LNPAD) kota Surakarta. - Variabel Dummy Krisis Ekonomi Nilai t-hitung variabel dummy krisis ekonomi (KE) sebesar - 1,165745 ada diantara -t tabel sampai t tabel, nilai t-tabel sebesar2,120. Hal ini berarti variabel KE secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap besarnya pendapatan asli daerah (LNPAD)kota Surakarta baik sebelum maupun sesudah krisis pada α = 10%. - Variabel Laju Inflasi(INF) Nilai t-hitung variabel laju inflasi sebesar -1,131105 ada diantara - t tabel samapi t tabel. Dimana nilai t-tabelsebesar 2,120.Hal ini berarti variabel laju inflasi (INF) secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (LNPAD) kota Surakarta pada α = 10%. 4. Uji Kebaikan Model a. Uji F Selanjutnya dilakukan uji F untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai F-hitung sebesra 142,7662 lebih besar dari nilai F tabel 4,44 sehingga hipotesis nol(ho) ditolak dan 9

menerima hipotesis Altenartif (Ha) dengan derajat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan bahwa model tersebut eksis untuk digunakan, atau dengan arti lain bahwa variabel-variabel independen secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah (LNPAD) kota Surakarta. b. Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi merupakan range antara nol sampai satu. Jika R 2 sama dengan nol berarti garis regresi yang dicocokkan menjelaskan 100% variasi dalam variabel dependen. Sebaliknya, jika R 2 sama dengan nol, maka model yang digunakan tidak menjelaskan sedikitpun variasidalam variabel dependen. Dari hasil estimasi diperoleh besarnya koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,978077 yang berarti bahwa 97,8% variasi dari variabel pendapatan asli daerah (LNPAD) kota Surakarta dapat dijelaskan oleh variabel pengeluaran pemerintah (LNPP), pertumbuhan ekonomi (LNPDRB), jumlah penduduk (LNJP), kondisi krisis ekonomi (KE) dan laju inflasi (INF). Sedangkan sisanya yaitu 2,2% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain di luar model yang diestimasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis regresi dengan model analisis regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) tentang pengaruh pengeluaran pemerintah, produk domestik regional bruto, jumlah penduduk, krisis ekonomi dan laju inflasi terhadap pendapatan asli daerah di kota Surakarta Tahun 1991-2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: - Berdasarkan hasil pengujian Ramsey Reset tidak ditemukan masalah dalam spesifikasi model atau dengan kata lain model yang digunakan adalah linier. - Berdasarkan hasil pengujian Jarque Bera dapat disimpulkan bahwa dalam model mempunyai distribusi ut normal. 10

- Berdasarkan pengujian asumsi klasik untuk uji multikolinearitas dan uji heteroskesdastisitas tidak ditemukan adanya masalah. Sedangkan dalam uji autokorelasi ada pada daerah keragu-raguan. - Hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa hasil estimasi regresi menunjukkan ada dua variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota surakarta yaitu variabel produk domestik regional bruto (PDRB) pada level = 1% dan variabel jumlah penduduk pada level = 10%, sedangkan variabel pengeluaran pemerintah, krisis ekonomi dan inflasi secara statistik pada α = 10% tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta. - Dari uji regresi secara serentak (uji F) atau uji eksistensi model menunjukkan bahwa model yang digunakan eksis. Hal tersebut diperoleh dari semua nilai F hitung lebih besar F tabel pada tingkat keyakinan 99% atau pada = 1%, berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. - Untuk pengujian koefisien determinasi (R 2 ) diperoleh hasil sebesar 0,978077, yang berarti sebesar 97,8% variasi dari variabel Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta dapat dijelaskan oleh variabel Pengeluaran Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, Kondisi Ekonomi dan Inflasi, sedangkan sisanya yaitu sebesar 2,2% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain di luar model yang diestimasi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1991-2012. Surakarta Dalam Angka: BPS Surakarta Arsyad, Lincolin. 1992. Ekonomi Pembangunan. Edisi kedua. Yogyakarta. BP STIE YKPN Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. STIE YKPN. Davey, Kenneth. 1998. Pembiayaan Pemerintah Daerah. Jakarta. UI-Press. Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta. Erlangga. Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta Erlangga 11

Gujarati, Damodar. 2001. Ekonometrika Dasar. Jakarta Erlangga Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. UPP-AMP YKPN Hapsari, Rita. 2000. Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pengeluaran Pembangunan Daerah dan Investasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 1987-1997. Skripsi. UMS. Tidak Dipublikasikan. Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Reset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta Erlangga Mardiasmo. 2001. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah: Permasalahan dan Kebijakan. Batam. Sidang Pleno ke X ISEI. May, Yugaro Arisande. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Pati Tahun 1982-2007. Skripsi UMS. Tidak Dipublikasikan. Nopirin. 2000. Ekonomi Internasional. Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE UGM. Satria, Himawan Eka. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1981-2006. Skripsi. UMS. Tidak Dipublikasikan. Sukirno, Sadono. 1981. Pengantar Ekonomi Makro. Medan. Bina Grafika. Sukirno, Sadono. 1999. Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Kebijaksanaan. Jakarta. LPFE UI. Suparmoko. 1992. Ekonomi Pembangunan. Edisi kelima.yogyakarta. BPFE. UGM. Suparmoko. 1994. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta. BPFE. UGM. Suparmoko dan Irawan. 2003. Ekonomika Pembangunan. Edisi keenam. Yogyakarta. BPFE. UGM. Todaro, Michael P.2003. Pembangunan Ekonomi. Edisi sembilan.jakarta. Erlangga Undang-undang nomor 18 tahun 1997. Tentang pajak dan retribusi daerah. 12

Undang-undang nomor 22 tahun 1999. Tentang penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang nomor 25 tahun 1999. Tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. 13