BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual dalam penelitian ini merupakan kegiatan praktikum yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Kelas X SMA Negeri 25 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 12 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa SMA Kelas X SMA Negeri 25 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang dipilh dengan cara purposive sampling. Kelas sampel untuk kelas eksperimen dengan model Learning Cycle 7e adalah kelas X-7 sedangkan untuk kelas kontrol dengan Group Investigation adalah kelas X-12. Pemilihan kedua kelas penelitian tersebut didasarkan pada alasan karena kedua kelas tersebut termasuk dalam kategori kelas yang heterogen (bukan kelas unggulan dan bukan kelas asor) berdasarkan data dari pihak sekolah dan kedua kelas tersebut memiliki jam pelajaran Biologi pada hari yang sama, sehingga kemungkinan kebocoran soal dapat diminimalisir. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian pretest-posttest control group design (Sugiyono, 2010). Kedua kelas yang digunakan diambil tidak melalui randomisasi, melainkan dengan purposive sampling. Mula-mula kedua kelas yang digunakan dalam penelitian diberi pretest terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa siswa. Selanjutnya diberikan perlakuan, dalam hal ini model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation (GI). Kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui hasil dari perlakuan yang telah diberikan. 24

25 Tabel 3.1. Desain Penelitian KELOMPOK PRETEST PERLAKUAN POSTTEST Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 1 X 2 O 2 Keterangan : O 1 : nilai pretest O 2 : nilai posttest X 1 : perlakuan dengan learning cycle 7E X 2 : perlakuan dengan Group Investigation (GI) C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy experiment (Sugiyono, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Learning Cycle 7E dan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan interpretasi siswa. D. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran yang berbeda terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian, maka diberikan penjelasan mengenai definisi operasional sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam kelas eksperimen adalah model pembelajaran Learning Cycle 7E yaitu model pembelajaran yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada siswa. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran Learning Cycle 7E antara lain : elicit, engage, explore, explain, elaborate, extend, dan evaluate. Pembelajaran pada kelas kontrol adalah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang terdiri dari enam tahapan, yaitu: grouping, planning, investigation, organizing, presenting, dan evaluating. 2. Keterampilan interpretasi yang akan diukur adalah kemampuan siswa dalam menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dari suatu seri pengamatan, dan menyimpulkan. Keterampilan interpretasi siswa nilai menggunakan tes tertulis berupa soal essay.

26 E. Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes keterampilan interpretasi siswa Instrumen dalam penelitian tes keterampilan interpretasi yang digunakan adalah soal essay dengan rubrik penilaian. Menurut Sukardi (2009) tes essay telah digunakan untuk mengungkapkan keterampilan menginterpretasi atas dasar kegiatan praksis maupun kegiatan eksperimen di laboratorium. Soal yang diberikan mencakup seluruh indikator keterampilan interpretasi yaitu: menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dari suatu seri pengamatan, dan menyimpulkan. Suharno (1984) menyatakan bahwa soal dalam bentuk essay menuntut kemampuan mengorganisir, menginterpretasi dan menghubung-hubungkan yang telah dimilikinya. Soal dan rubrik penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan interpretasi siswa sebelumnya telah melalui tahap judgment expert dari para dosen ahli. Soal kemudian diujicobakan dan dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, serta tingkat kesukarannya. 2. Angket Angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai. Pemberian angket ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan terhadap kemampuan interpretasi dan materi pencemaran. 3. Lembar Observasi Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil atau proses belajar, misalnya tingkah laku siswa saat belajar, tingkah laku guru saat mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga saat mengajar (Sudjana, 2010). Teknik observasi dilakukan setiap pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan unutk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi berbentuk format isian,

27 dimana observer hanya perlu membubuhkan tanda checklist ( ) jika kriteria dalam daftar cek sesuai dengan hasil pengamatan. F. Analisis Uji Coba Soal Setelah melakukan proses uji coba soal untuk instrumen, data yang diperoleh kemudian dianalisis. Analisis yang dilakukan antara lain uji keterbacaan soal, validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Untuk menghitung analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal hasil uji coba instrumen diuji dengan menggunakan software program ANATES Uraian 0.4.7 version. 1. Uji keterbacaan soal Soal yang baik adalah soal yang dapat dimengerti oleh siswa. Soal yang digunakan harus menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan tidak bermakna ganda. Uji keterbacaan soal dilakukan dengan menanyakan langsung pada siswa bila ada soal yang tidak dimengerti atau bermakna ganda. Pada saat proses uji coba, tidak ditemukan soal yang tidak dimengerti siswa atau bermakna ganda. 2. Uji validitas soal Sebuah tes dinyatakan valid bila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas menunjukan ketepatan sebagai alat ukur. Hasil uji validitas pada setiap soal dilihat pada kolom korelasi kemudian diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kriteria Validitas Soal RENTANG KLASIFIKASI 0,80-1,00 Sangat tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2009) Setelah soal diuji validitas dengan bantuan software program ANATES Uraian 0.4.7 version hasil interpretasi soal bervariasi ada yang cukup dan tinggi. Butir soal dengan kriteria validitas cukup dan tinggi dapat langsung

28 digunakan dalam penelitian. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6. 3. Uji reliabilitas Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau ketetapan soal. Suatu tes dinyatakan mempunyai reliabitas yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat langsung pada kolom reliabilitas kemudian diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas Soal RENTANG KLASIFIKASI 0,80-1,00 Sangat tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2009) Setelah soal diuji reliabilitas dengan bantuan software program ANATES Uraian 0.4.7 version hasilnya menunjukan angka 0,80 dengan kriteria tinggi. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6. 4. Daya pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedaka antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pintar atau berkemampuan rendah. Hasil uji daya pembeda dapat dilihat langsung pada kolom daya pembeda dalam bentuk persen (%) kemudian diubah kedalam bentuk desimal dan diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda RENTANG KLASIFIKASI 0,71-1,00 Baik sekali 0,41-0,70 Baik 0,21-0,40 Cukup 0,00-0,20 Jelek Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang) (Arikunto, 2009) Setelah soal diuji daya pembedanya dengan bantuan software program ANATES Uraian 0.4.7 version hasil interpretasi soal ada yang baik dan cukup. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6.

29 5. Tingkat kesukaran Soal essay hendaknya memperhatikan juga pada tingkat kesukaran soal. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Hasil uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada kolom reliabilitas dalam bentuk persen (%) yang sudah diinterpretasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran RENTANG KLASIFIKASI 0,71-1,00 Mudah 0,31-0,70 Sedang 0,00-0,30 Sukar (Arikunto, 2009) Setelah soal diuji tingkat kesukarannya dengan bantuan software program ANATES Uraian 0.4.7 version hasil interpretasi soal seluruhnya bertaraf sedang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu sulit. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal disajikan pada Tabel 3.6. Nomor Daya Soal Pembeda 1 0,34 2 0,27 3 0,31 4 0,47 (baik) 5 0,36 6 0,38 7 0,38 8 0,25 9 0,25 10 0,36 Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Kesukaran 0,67 0,61 0,52 0,60 0,63 0,62 0,69 0,67 0,62 0,68 Validitas Reliabilitas Keterangan 0,535 0,587 0,547 0,571 0,659 (tinggi) 0,614 (tinggi) 0,626 (tinggi) 0,427 0,537 0,452 Tinggi

30 G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data dilakukan denganmenggunakan tiga instrumen yaitu soal kemampuan interpretasi, angket, dan lembar observasi. Soal tes kemampuan interpretasi diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, lembar observasi digunakan untuk melakukan observasi terhadap siswa. Setelah pembelajara selesai siswa diminta mengisi angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 1. Pengolahan data hasil tes kemampuan interpretasi Tes kemampuan interpretasi dilaksanankan dengan pretest dan posttest. Setelah tes dilaksanakan, data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah: a) Uji prasyarat Uji prasayarat merupakan pengujian awal untuk menentukan apakah pengujian hipotesis dilakukan dengan uji parametrik atau non-parametrik. Uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat diolah dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang bias dalam penelitian, maka hasil pretest dan posttest diuji normalitasnya. Uji normalitas merupakan pengujian untuk mengetahui apakah suatu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikasi α = 0,05. Apabila data hasil uji normalitas menunjukan data berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui asumsi varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bila data hasil uji normalitas menunjukan data tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji non-parametrik. Uji non-parametrik dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney. b) Uji hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t independent dengan taraf signifikansi α = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka H 0

31 diterima dan H 1 ditolak, begitu pula sebaliknya. Jika H 0 diterima berarti tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika H 1 diterima berarti terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H 0 = tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H 1 = terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. c) N-gain Gain merupakan selisih nilai pretest dan posttest. Gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep, peningkatan kemampuan berpikir, maupun hasil belajar lainnya setelah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. N-gain merupakan nilai gain yang dinormalisasikan. Hasil belajar siswa dianalisis sebelum dan sesudah pembelajaran untuk melihat N-gain yang terjadi. Indeks gain dihitung dengan rumus: Untuk mengetahui kriteria peningkatan yang diperoleh, maka hasil perhitungan dari indeks gain diinterpretasikan sesuai dengan Tabel 3.7. Tabel 3.7. Kriteria Indeks Gain RENTANG KRITERIA Tinggi Sedang Rendah (Hake, 1999) 2. Pengolahan data lembar observasi Data yang diperoleh dari lembar observasi bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Data dari lembar observasi diberi skor satu bila indikator dalam pembelajaran

32 muncul dan nol bila indikator dalam pembelajaran tidak muncul. Skor yang diperoleh kemudian diolah dengan rumus: Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh SM = skor maksimum ideal yang diharapkan Hasil perhitungan kemudian diinterpretasi sesuai dengan kriteria pada tabel 3.8 untuk mengetahui persentase ketercapaian pembelajaran. Tabel 3.8. Kriteria Ketercapaian Pembelajaran. KETERLAKSANAAN (%) KRITERIA 87,6 100 Sangat baik 62,6 87,5 Baik 37,6 62,5 Sedang 25,0 37,5 Kurang 0,00 24,9 Sangat kurang (Arikunto, 2009) 3. Pengolahan data hasil angket Data yang diperoleh dari angket siswa bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Data dari angket siswa yang diperoleh kemudian diolah dengan rumus: Persentase yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.9.

33 Tabel 3.9. Kriteria Persentase Angket PERSENTASE KRITERIA 100% Seluruhnya 75% 99% Hampir seluruhnya 51% 74% Sebagian besar 50% Setengahnya 25% 49% Hampir setengahnya 1% 24% Sebagian kecil 0% Tidak seorangpun (Arikunto, 2009) H. Prosedur Penelitian Secara umum penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap persiapan yang meliputi melaksanakan kajian literatur yang relevan dengan penelitian, pembuatan RPP, pembuatan instrumen penelitian, uji coba instrumen dan analisis uji coba intrumen. 2. Tahap pelaksanaan yang meliputi pemberian pretest pada kelas eksperimen, kegiatan pembelajaran, serta pemberian posttest dan angket. 3. Tahap Pelaporan yang terdiri dari analisis data, penulisan laporan hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian. I. Langkah Pembelajaran Model pembelajaran Learning Cycle 7E dan Group Investigation memiliki beberapa sintaks atau tahapan-tahapan dalam pembelajarannya. Maka dari itu diperlukan penjabaran guna memperjelas rincian aktivitas pembelajaran yang digunakan dengan kedua model pembelajaran. Penjabaran langkah-langkah pembelajaran secara umum untuk setiap sintaks pada kedua pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.10.

34 Tabel 3.10. Langkah Pembelajaran EKSPERIMEN Kontrol (Learning Cycle 7E) (Group Investigation) A. Tahap Elicit: A. Tahap Grouping: Guru menggali pengetahuan Guru membagi siswa awal siswa dengan memberikan menjadi enam kelompok pertanyaan yang membuat siswa kecil. Guru memicu minat berpikir. siswa dan merangsang B. Tahap Engagement: keingintahuan siswa dengan Guru memicu minat siswa dan mempresentasikan merangsang keingintahuan siswa permasalahan dan isu dengan memberikan pertanyaan mengenai pencemaran. untuk penyelidikan dan B. Tahap Planning: menimbulkan keyakinan siswa Siswa diminta mengenai topik yang akan memformulasikan masalah dibahas. yang akan diteliti dan C. Tahap Explore: merencanakan bagaimana Siswa secara berkelompok cara melaksanakan diminta melakukan praktikum praktikum. sesuai dengan petunjuk pada C. Tahap Investigation: lembar kerja siswa. Siswa secara berkelompok D. Tahap Explain: diminta melakukan Guru dan siswa bersama-sama praktikum sesuai dengan mendiskusikan hasil pengamatan rancangan yang dibuat dari setiap kelompok. kelompoknya masingmasing. E. Tahap Elaborate: Guru dan siswa bersama-sama D. Tahap Organizing: membahas jawaban pertanyaan Guru dan siswa bersamasama membahas hasil yang tertera di LKS. F. Tahap Extend: pengamatan dari setiap Siswa secara berkelompok kelompok. melakukan diskusi mengenai E. Tahap Presenting: permasalahan yang diberikan Setiap perwakilan kelompok Guru dan mengaitkannya siswa maju untuk dengan disiplin ilmu lain. mempresentasikan hasil G. Tahap Evaluate: diskusi kelompoknya Guru memberikan post test pada mengenai jawaban LKS siswa. pada praktikum yang dilakukan sebelumnya. F. Tahap Evaluating: Selama siswa melakukan diskusi kelas dan diskusi kelompok Guru menilai aktivitas akademik siswa.

35 J. Alur Penelitian Adapun alur penelitian yang dilakukan sebagai berikut: Perumusan Masalah Draft Proposal Penentuan Subjek Penelitian Pembuatan Surat Ijin Penelitian Observasi Subjek Penelitian Seminar Proposal Penyusunan Instrumen Judgment Uji Coba Instrumen Revisi Instrumen Baru Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran pada Kelas Eksperimen dengan Model Learning Cycle 7E Pelaksanaan Pretest Pembelajaran pada Kelas Kontrol dengan Group Investigation Pelaksanaan Posttest Pengolahan Data dan Analisis Hasil Penyusunan Laporan Gambar 3.1. Alur penelitian.