SURAKARTAA. Diajukan Untuk. Diajukan oleh F

dokumen-dokumen yang mirip
SURAKARTAA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

RATIH DEWI PUSPITASARI K

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA YANG BERASAL DARI PROVINSI X

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

The Relation Between Motivation Achievement with the Academic Achievement of University Students PG PAUD UNRI in Academic Year 2011 Pekanbaru

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN

PENGARUH MINAT DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SDN GESI 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

INDAH TRI SUBEKTI A

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

iii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ARIF HIDAYAT A

Dimas Qondias STKIP Citra Bakti, Jl. Bajawa-Ende, Malanuza, Mataloko, Flores

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ADVERSITY QUOTIENT PADA REMAJA

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Kata kunci : Efikasi Diri, Kemandirian Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Diajukan Oleh : INDRI AVISHA SETYANINGSIH A

DIAN TRI PRASETYOWATI A

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh MONA FATIA SARI RIYANTO M. TARUNA ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

KORELASI ADVERSITYQUOTIENT DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

Oleh : Rudi Irawan A

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP

: FETI UTAMININGSIH NIMK

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) ISSN Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Oleh: FARIDA RAHMAWATI A PUBLIKASI ILMIAH

RESSA TEJA ARIVIANTO A

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai gelar sarjana S-1. Pendidikan Matematika

ANALISIS JALUR TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA STATISTIKA UNDIP

Valeria Christy Octavia, Sulisetijono, dan Masjhudi Universitas Negeri Malang

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS UNY

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL SISWA KELAS X IPS SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

HUBUNGAN ANTARA RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS KARYA SEKADAU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTADI BELAJAR PADA SISWA KELAS TINGGI SDN 2 GEMBONG PATI TAHUN 2015/2016

Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani 2, Wahyudi 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIKK PADA AKTIVIS ORGANISASII KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana ( S-1) Psikologi Diajukan oleh : FIKRI YUMNA AQILA F 100 124 024 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : FIKRI YUMNA AQILA F 100 124 024 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 ii

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Yang diajukan oleh : FIKRI YUMNA AQILA F 100 124 024 Telah disetujui untuk dipertahankan Di depan Dewan Penguji Telah disetujui oleh : Pembimbing Skripsi, Susatyo Yuwono S.Psi, M. Si., Psi Surakarta, iii

PrusT^sI.zu,MxPIDAAI.rMsoicANIs6I rdd dfn ne6 d d@ DMi &Bji Peh@rr5rebd,0[ *-"'**'*ff--lsllhnqsfel,roda6

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITA MUHAMMADIYAH SURAKARTA Fikri Yumna Aqila Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Aktivis organisasi kemahasiswaan dalam memperoleh prestasi akademik yang tinggi tidaklah mudah. Hal ini ditunjukkan adanya mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi akademik yang rendah karena tidak mampu mempelajari materi perkuliahan dengan baik. Karena itu aktivis diharapkan mempunyai kecerdasan adversitas yang tinggi agar dapat bertahan dengan kesulitan yang harus dihadapi dalam bidang akademis maupun non akademis, sehingga mendukung dalam hal pencapaian prestasi akademik yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik, sumbangan efektif kecerdasan adversitas terhadap prestasi akademik, tingkat kecerdasan adversitas dan tingkat prestasi akademik. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan subjek penelitian berjumlah 80 mahasiswa yang menjadi pengurus dan anggota organisasi kemahasiswaan serta minimal menduduki semester 3. Metode pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan adversitas dan dokumentasi IPK. Sedangkan metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah jenis incidental sampling. Hasil uji normalitas pada variabel prestasi akademik memperoleh Kolmogorov-Smirnov Z = 0,563, dengan signifikansi = 0,909 (p > 0,05). Berdasarkan uji linier diperoleh nilai F pada Deviation from Linierity = 1,150 dan signifikansi (p) = 0,339; (p > 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan dengan product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,473; signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,01), artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan. Sumbangan efektif antara variabel kecerdasan adversitas terhadap prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan sebesar 22,4%. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa kecerdasan adversitas dan prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan tergolong tinggi. Kata kunci: Kecerdasan Adversitas, Prestasi Akademik v

THE CORRELATION BETWEEN THE ADVERSITY QUOTIENT AND THE ACADEMIC ACHIEVEMENT IN THE ACTIVISTS OF STUDENT ORGANIZATIONS OF PSYCHOLOGY FACULTY, MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA Fikri Yumna Aqila Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta ABSTRACT Activists of university student organizations are not easy to have a good academic achievement. It is proved by the presence of university students who have a low grade point average because of not being able to learn the lecturing materials well. Therefore, the activists are hoped to have a high adversity quotient in order to be able to stand the difficulties that must be faced in the academic or non academic aspects, therefore, it supports the attainment of a good academic achievement. The objectives of this research were to know the correlation between the adversity quotient and the academic achievement, the effective contribution of the adversity quotient on the academic achievement, the level of the adversity quotient and the level of the academic achievement. Hypothesis proposed was that there was a positive correlation between the adversity quotient and the academic achievement in the activists of university student organizations. The method in this research used the quantitative method. The amount of the research subjects was 80 university students who became the organizers and members of university student organizations who were minimally in the 3rd semester. The methods of data collection used the scale of adversity quotient and the documentation of the Grade Point Average (GPA). Meanwhile, the method of sampling used in this research was the kind of incidental sampling. From the result of the academic achievement obtained Kolmogorov- Smirnov Z = 0.563, with significance = 0.909 (p > 0.05). Based on the linear test, it was obtained F score in the Deviation from Linierity = 1.150 and significance (p) = 0.339; (p > 0.05). Based on the results of calculation using product moment, it was obtained the score of the coefficient of correlation (r xy ) as much as 0.473; significance (p) = 0.000 (p < 0.01), that meant that there was a positively significant correlation between the adversity quotient and the academic achievement in the activists of university student organizations. The effective contribution of the variable of the adversity quotient on the academic achievement in the activists of university student organizations was as much as 22.4%. From the results of this research, it was also known that the adversity quotient and the academic achievement in the activists of university student organizations were categorized as high. Keywords: Adversity Quotient, Academic Achievement vi

PENDAHULUAN Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan para pelakunya mau tidak mau, suka tidak suka pasti akan terkena imbas dengan era tersebut. Psikolog dan profesi lain yang bergerak dibidang jasa pelayanan di negara-negara ASEAN sudah mulai belajar bahasa Indonesia secara intens. Mereka menilai Indonesia merupakan pasar kerja yang potensial. Apabila kita sebagai insan psikologi tidak menyiapkan diri secara matang dan profesional, maka kita akan tergerus oleh dahsyatnya gelombang tenaga kerja dari negara ASEAN ke Indonesia. Upaya yang harus dilakukan seorang mahasiswa adalah dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri. Serta yang tidak kalah penting ialah upaya meningkatkan kualitas keilmuan, agar mahasiswa bisa tetap berkarya di negeri sendiri. Karena salah satu tugas perkembangan dari seorang mahasiswa adalah mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu bidang kehidupan ekonomi (Syah, 2014). Upaya untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kualitas keilmuan seorang mahasiswa dapat dilakukan melalui pendidikan. Secara detail, dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini tentu saja diperlukan usaha yang keras oleh seorang mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk mengetahui potensi yang ada didalam diri mahasiswa setelah proses belajar dilakukan, maka diperlukan suatu evaluasi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 1

2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi belajar mahasiswa dapat dilihat melalui prestasi akademik yang diraihnya. Prestasi akademik adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 2009). Prestasi akademik juga dapat mengetahui seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah perilaku para mahasiswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. Sanjaya (dalam Wardiana dkk, 2014) menjelaskan bahwa perubahan perilaku ini diakibatkan oleh adanya pengalaman dan latihan. Perwujudan bukti keberhasilan belajar tersebut dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes standar (Sobur, 2011). Keberhasilan mahasiswa dalam melalui tugas-tugas yang terstandar pada masa perkuliahan inilah yang mendorong mahasiswa mampu mencapai prestasi akademik yang baik, yang ditunjukkan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Bagi mahasiswa untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi tidaklah mudah. Permasalahan ini juga dialami mahasiswa yang aktif berorganisasi di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Data yang diperoleh dari masing-masing ketua organisasi kemahasiswaan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, tertanggal 21 November 2015 jumlah keseluruhan pengurus dan anggota yang aktif berorganisasi ialah 156 mahasiswa. Terdiri dari angkatan 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Kemudian berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademik (BAA) UMS tertanggal 21 Desember 2015 menyatakan bahwa rata-rata IPK mahasiswa yang aktif berorganisasi tersebut sebesar 3,075. Dengan IPK tertinggi sebesar 3,78 dan IPK terendah ialah 2,02. Dan yang memiliki IPK dibawah rata-rata 3,075 berjumlah 46,15% mahasiswa. Dengan demikian dapat dilihat variasi pencapain prestasi akademik 2

yang diperoleh mahasiswa yang aktif berorganisasi. Syah (2015) menjelaskan bahwa ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa yang aktif berorganisasi dalam mencapai prestasi akademik yang diharapkan. Faktor-faktor tersebut ialah faktor internal (kondisi fisik, inteligensi, sikap mental, bakat, minat, dan motivasi), faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Mengenai faktor internal, banyak orang yang berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang ialah taraf inteligensi (IQ) yang tinggi. Stotlz (dalam Efendi, 2005) menjelaskan bahwa IQ tidaklah cukup untuk mencapai kesuksesan, karena orang-orang yang ber-iq tinggi belum tentu dapat mewujudkan potensi yang ada dalam dirinya. Ada juga seseorang yang memiliki IQ yang disertai dengan komponen EQ tinggi, namun mereka gagal untuk mencapai kesuksesan. Hal ini dikarenakan seseorang tidak mampu bertahan dalam suatu kegagalan dan memilih untuk berhenti (Hema & Guptas, 2015). Oleh karena itu intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu kesuksesan dalam mencapai prestasi akademik. Tetapi perlu adanya kualitas diri yang baik serta ketahanan seseorang dalam menghadapi kesulitan. Maka dibutuhkan sikap mental dan motivasi yang kuat agar serasi dengan tuntutan hidup di dunia yang baru ini. Jawaban ini pun dapat diberikan karena mahasiswa yang aktif berorganisasi secara fisik dan kejiwaan seyogianya telah mencapai taraf kedewasaan atau kematangan rasional dan emosional untuk mendidik dan membentuk dirinya sendiri menjadi seorang ilmuwan atau intelektual. Dengan demikian mahasiswa yang aktif berorganisasi diharapkan mempunyai jiwa yang bebas terbuka, sikap yang aktif, kritis, dan kreatif terhadap segala hal (Salam, 2004). Untuk meningkatkan kualitas diri yang baik agar mencapai prestasi akademik yang baik pula, maka mahasiswa perlu memiliki sikap mental yang tangguh dan 3

motivasi yang baik terhadap situasi sulit dan menekan. Dalam ilmu Psikologi, kemampuan ini disebut dengan Adversity Quotient (AQ) atau kecerdasan adversitas. Menurut Stoltz (2004), kecerdasan adversitas dapat mengukur kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan hidup, dipandang sebagai individu yang memiliki kecerdasan adversitas yang tinggi. Kemudian individu yang mudah menyerah dan pasrah begitu saja pada keadaan, pesimistik, memiliki kecenderungan untuk senantiasa bersikap negatif dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki kecerdasan adversitas rendah. Stoltz (dalam Zahreni & Pane, 2012) mengemukakan bahwa semakin banyaknya kesulitan yang dihadapi individu maka semakin rendah intensi individu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Parvathy & Praseeda (2014) mengemukakan bahwa kecerdasan adversitas adalah kemampuan untuk menghadapi kesulitan hidup seseorang. Karena kecerdasan adversitas adalah ilmu ketahanan manusia yang memprediksi seberapa tahan seseorang dalam mengahadapi kesulitan yang dihadapi. Terdapat beberapa komponen yang digunakan dalam mengukur kemampuan seseorang untuk menghadapi kesulitan dalam hidup. Komponen tersebut mencakup sikap, kinerja, motivasi, pemberdayaan, kreativitas, produktivitas, dan belajar. Menurut Phoolka & Kaur (dalam Matore dkk, 2015), kecerdasan adversitas adalah kemampuan yang diperlukan untuk terus berjuang ketika mahasiswa menghadapi kesulitan dalam mencapai kinerja mereka. Pangman dkk (2009) menjelaskan bahwa mahasiswa akan belajar bagaimana menanggapi pertanyaan dan memecahkan masalah atau belajar untuk memiliki respon bagi beberapa masalah yang pernah dihadapinya. Pengalaman ini yang seharusnya ditingkatkan dan dikembangkan oleh seorang mahasiswa dalam 4

menghadai kesulitan dan tantangantantangan yang dihadapi. Menurut Vinas dan Malabanan (2015), kecerdasan adversitas bisa digunakan untuk membantu memprediksi siapa yang dapat berkembang dalam menghadapi kesulitan. Aulia (dalam Saidah & Aulia, 2014) menambahkan bahwa kecerdasan adversitas merupakan kemampuan untuk membangun karakter yang mencerminkan pribadi dan meningkatkan kepercayaan diri, serta kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang mengandung resiko dan keluar dari kondisi yang tidak menyenangkan. Fuziah (2014) menjelaskan bahwa kecerdasan adversitas adalah kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitankesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Kecerdasan adversitas mempunyai manfaat bagi seseorang, yaitu: a) mampu mengindikasikan atau menunjukkan tentang seberapa tabah seseorang dalam menghadapi sebuah kemalangan, b) memperkirakan seberapa besar kapasitas seseorang dalam menghadapi setiap kesulitan hidup dan ketidakmampuannya dalam menghadapi kesulitan, c) memperkirakan siapa yang dapat melampaui harapan, kinerja, serta potensinya, dan siapa yang tidak, d) dapat memperkirakan siapa yang putus asa dalam menghadapi kesulitan dan siapa yang akan bertahan (Stoltz, 2004). Mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi sudah diberikan bekal untuk membentuk kecerdasan adversitasnya. Dalam organisasi mereka diajarkan untuk menjadi seorang pemimpin, berani mengemukakan pendapat, berani mengambil keputusan dengan cepat, mengimplementasikan keputusan yang telah dibuat, kerjasama, dapat menjalankan administrasi dan manajemen, memiliki tingkat kecemasan yang rendah, memiliki interaksi sosial yang lebih baik, memiliki regulasi diri yang lebih tinggi, memiliki tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dan meraih prestasi yang tinggi (Dwika dkk, 2014) 5

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan adversitas ialah daya saing, produktivitas, kreatifitas, motivasi, berani mengambil resiko, perbaikan, ketekunan, belajar, merangkul perubahan, dan keuletan. Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi kecerdasan adversitas ialah control (pengendalian), origin ownership (asal-usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance (daya tahan) (Stoltz, 2004). Hipotesis penelitian ini menyatakan terdapat hubungan positif antara kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan. Semakin tinggi kecerdasan adversitas pada aktivis organisasi kemahasiswaan, maka akan semakin tinggi pula prestasi akademik. Begitu sebaliknya, semakin rendah kecerdasan adversitas pada aktivis organisasi kemahasiswaan, maka semakin rendah pula prestasi akademik. METODE Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mengetahui hubungan kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala untuk kecerdasan adversitas dan dokumentasi IPK untuk prestasi akademik. Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan incidental sampling, yaitu dalam menentukan atau memilih subjek penelitian dilakukan secara kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sampel bila orang tersebut cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya adalah aktif sebagai pengurus dan anggota organisasi kemahasiswaan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan minimal menduduki semester 3. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka digunakan alat ukur skala untuk mengukur kecerdasan adversitas. Kecerdasan adversitas ini akan diungkap dengan menggunakan skala yang dibuat berdasarkan empat aspek kecerdasan 6

adversitas dari Stotlz (2004), meliputi control (pengendalian), origin ownership (asal-usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance (daya tahan). Kemudian untuk prestasi akademik diukur melalui studi dokumentasi IPK mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisis product moment dari Carl Pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil koefisien korelasi r xy = 0,473 dengan sig. = 0,000; (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik. Artinya semakin tinggi kecerdasan adversitas maka semakin tinggi pula prestasi akademik, maka sebaliknya jika semakin rendah kecerdasan adversitas maka semakin rendah pula prestasi akademik. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa variabel kecerdasan adversitas dapat sebagai prediktor untuk memprediksi prestasi akademik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syah (2015), bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik pada mahasiswa, salah duanya ialah sikap mental dan motivasi. Sikap mental dan motivasi inilah yang menurut Stoltz (2004) dinamakan dengan kecerdasan adversitas. Hal ini berarti apabila seorang aktivis organisasi kemahasiswaan memiliki kecerdasan adversitas dalam meraih prestasi akademiknya, maka mahasiswa akan sanggup memperjuangkan citacitanya walaupun akan menemui kesulitan-kesulitan. Karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi tersebut dilihat sebagai tantangan yang harus diatasi, agar dapat mencapai prestasi akademik yang optimal. Penelitian yang dilakukan Stoltz (2004) menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kecerdasan adversitas yang tinggi mampu menciptakan peluang dalam kesulitan, artinya seseorang akan berupaya menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan segenap potensi yang dimilikinya. Selain 7

mampu menciptakan peluang, seseorang yang mempunyai kecerdasan adversitas yang tinggi juga mampu berpikir kreatif untuk tetap fokus belajar sehingga mendukung proses belajar berjalan lancar dan berdampak pada prestasi akademik yang meningkat. Kemampuan aktivis organisasi kemahasiswaan dalam menghadapi kesulitan dengan baik atau mempunyai kecerdasan adversitas tinggi dapat mencerminkan prestasi akademik yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyaningtyas (2011), yang menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas dapat menentukan prestasi akademik pada mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi mampu menghadapi kesulitankesulitan yang ditemuinya dalam proses belajar dan tidak mempunyai rasa untuk menyerah ketika mengalami suatu kegagalan. Sumbangan efektifitas kecerdasan adversitas terhadap prestasi akademik sebesar 22,4% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r 2 ) atau nilai R Squared sebesar 0,224. Berarti masih terdapat 77,6% faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik. Menurut Syah (2015) faktor lain selain kecerdasan adversitas (sikap mental dan motivasi) yang dapat mempengaruhi prestasi akademik ialah faktor internal, faktor eksternal (lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial), faktor pendekatan belajar (approach to learning), faktor lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan sosial sosial budaya), dan faktor instrumental (kurikulum, program, sarana, fasilitas dan dosen). Terkait faktor internal meliputi keadaan atau kondisi fisiologis dan psikologis mahasiswa. Kondisi psikologis mahasiswa meliputi tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan kemampuan kognitif. Hasil ini menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas dengan segala aspek yang terkandung didalamnya cukup memberikan kontribusi terhadap prestasi akademik, meskipun prestasi akademik tidak hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut. Hasil analisis menyebutkan bahwa variabel kecerdasan adversitas 8

mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 192,65 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 162,5 yang berarti kecerdasan adversitas termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil kategori skala kecerdasan adversitas diketahui dari 80 mahasiswa terdapat 0% (0 orang) yang memiliki kecerdasan adversitas sangat rendah, 0% (0 orang) yang memiliki kecerdasan adversitas rendah, 23,75% (19 orang) yang tergolong sedang kecerdasan adversitasnya, 68,75% (55 orang) yang tergolong tinggi kecerdasan adversitasnya, dan 7,5% (6 orang) yang tergolong sangat tinggi kecerdasan adversitasnya. Ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa aktivis organisasi kemahasiswaan mampu memenuhi aspek-aspek kecerdasan adversitas dari Stoltz (2014), yaitu control (pengendalian), origin-ownership (asal-usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance (daya tahan). Aspek control atau pengendalian, dimana subjek mampu mengendalikan dan mengelola sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan dimasa mendatang. Selanjutnya origin-ownership, artinya subjek mampu mencari tahu asal usul kesahalan atau kesulitan yang dihadapi, serta mampu mengakui akibat-akibat kesulitan dan mau bertanggung jawab atas kesulitan tersebut jika kesulitan itu memang bersumber dari diri subjek. Pada aspek reach, subjek mampu mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi agar tidak merambah pada aktivitas maupun segi-segi lain dari kehidupan subjek. Dan aspek endurance, dimana subjek mampu menemukan solusi dengan cepat dan tepat dalam memecahkan masalah, agar kesulitan yang dialami tidak berlangsung lama. Variabel prestasi akademik mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 3,057 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 2 yang berarti variabel prestasi akademik termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil kategori skor prestasi akademik diketahui dari 80 mahasiswa terdapat 0% (0 orang) yang memiliki prestasi akademik sangat rendah, 0% (0 orang) yang memiliki prestasi 9

akademik tergolong rendah, 3,75% (3 orang) yang memiliki prestasi akademik tergolong sedang, 61,25% (49 orang) yang memiliki prestasi akademik tergolong tinggi dan 35% (28 orang) yang memiliki prestasi akademik tergolong sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tertinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa subjek mempunyai IPK yang tinggi karena mampu mengikuti dengan baik seluruh program studi yang direncanakan (Salam, 2004). Menurut Syah (2015) prestasi akademik yang tinggi menandakan bahwa mahasiswa sudah berusaha dengan keras dalam belajar, mampu mendayagunakan kapasitas kognitif (kemampuan kecerdasan yang dimiliki) untuk keperluan belajar serta metode mengajar yang telah digunakan dosen dalam proses mengajar-belajar mampu diterima dengan baik oleh mahasiswa. Prestasi akademik yang tinggi tersebut, dapat digunakan untuk menjadi syarat dalam mencari suatu pekerjaan. Syah (2014) menjelaskan bahwa salah satu tugas perkembangan dari seorang mahasiswa adalah mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profresi) tertentu di bidang ekonomi. Pada bidang ekonomi sekarang ini terjadi persaingan yang semakin ketat, karena pada tahun 2016 sudah berlangsung pasar bebas ASEAN. Rata-rata dari perusahaan meminimalkan ketentukan IPK diatas 3,00. Berdasarkan standar penilaian dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, dapat dilihat variasi IPK yang didapat dari 80 mahasiswa terdapat 0% (0 orang) yang memiliki IPK sebesar 0 sampai 1, 0% (0 orang) yang memiliki IPK sebesar 1,1 sampai 2, 10% (8 orang) yang memiliki IPK sebesar 2,1 sampai 2,5, 30% (24 orang) yang memiliki IPK sebesar 2,6 sampai 3, 48,75% (39 orang) yang memiliki IPK sebesar 3,1 sampai 3,5 dan 11,25% (9 orang) yang memiliki IPK sebesar 3,5 sampai 4. Dari standar penilaian diatas, terdapat 48 mahasiswa yang mempunyai IPK diatas 3,00, sedangkan yang mempunyai IPK dibawah 3,00 sebanyak 32 mahasiswa. Apabila mahasiswa yang memiliki IPK diatas 3,00 mampu mempertahankan 10

bahkan meningkatkan IPK sampai dengan kelulusan, maka lebih mudah bersaing di bidang ekonomi. Sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK dibawah 3,00 harus lebih berusaha meningkatkan IPK sampai dengan kelulusan agar dapat bersaing di bidang ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan Fakultas Psikologi Universitas Muhammdaiyah Surakarta. Hal ini berarti bahwa kecerdasan adversitas dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi prestasi akademik, namun generalisasi dari hasil penelitian ini terbatas pada populasi ditempat penelitian dilakukan, sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian lagi dengan variabel-variabel yang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumya dapat disimpulkan bahwa: ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan adversitas dan prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan, sumbangan efektifitas atau peranan kecerdasan adversitas terhadap prestasi akademik sebesar 22,4% ini berarti masih terdapat 77,6% faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik, seperti: faktor fisiologis, faktor psikologis (tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan kemampuan kognitif), faktor lingkungan sosial, faktor lingkungan nonsosial, faktor pendekatan belajar, faktor lingkungan alami, faktor sosial sosial budaya dan faktor instrumental (kurikulum, program, sarana, fasilitas dan dosen), serta subjek penelitian memiliki kecerdasan adversitas yang tergolong tinggi, dan prestasi akademik yang tergolong tinggi pula. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh peneliti selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: bagi aktivis organisasi 11

kemahasiswaan, mengingat pentingnya kecerdasan adversitas, maka sebaiknya mampu mempertahankan kecerdasan adversitasnya seperti sekarang ini, dengan cara mempertahankan daya juangnya ketika menghadapi berbagi permasalahan hidup yang dimiliki sehingga mampu mengelola kesulitan menjadi sesuatu yang positif. Daya juang ini juga dapat membantu individu menghadapi kesulitan dalam belajar, karena daya juang yang dimiliki menjadikan individu lebih tangguh dalam menghadapi masalah atau kesulitan dan tidak patah semangat dalam mencapai prestasi akademik yang lebih optimal. Kemudian bagi pimpinan fakultas dan staff dosen, diharapkan dengan adanya penelitian ini, pihak pimpinan fakultas dan staff dosen dapat membantu para aktivis organisasi kemahasiswaan dalam meningkatkan kecerdasan adversitas dengan mengadakan training adversity quotient agar aktivis organisasi kemahasiswaan lebih mampu siap dalam menghadpi resiko dari keputusan yang dipilihnya, yaitu dengan tetap bertanggung jawab dalam bidang akademik dan organisasi yang diikutinya. Kemudian bagi orang tua, diharapkan mampu memberikan perlakuan yang dapat mendukung peningkatan kecerdasan adversitas pada aktivis organisasi kemahasiswaan, seperti verbal persuasion yaitu bujukan atau dorongan verbal dari orang lain yang dapat membuat individu melakukan sesuatu lebih baik dari biasanya. Dan bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih memperluas tinjauan teoritis yang belum terdapat dalam penelitian ini, lebih menyempurnakan alat ukur, memperluas populasi dan memperbanyak sampel sehingga lingkup penelitian dan generalisasi menjadi lebih luas serta mencapai proporsi yang seimbang dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik selain dari kecerdasan adversitas, seperti pengaruh pendekatan belajar, lingkungan sosial budaya, bakat, minat dan kemampuan kognitif. 12

DAFTAR PUSTAKA Dwika, D. Y., Zulharman, & Hamidy, M. Y. (2014). Hubungan Pengalaman Berorganisasi dengan Tingkat Adversity Quotient (AQ) pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau. JOM FK, 2 (1), 1-15. Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta. Fauziah, N. (2014). Emapati, Persahabatan, dan Kecerdasan Adversitas pada Mahasiswa yang Sedang Skripsi. Jurnal Psikologi Undip, 13 (1), 78-92. Hema, & Guptas, D. S. (2015). Adversity Quotient for Prospective Higher Education. Journal of Indian Psychology, 2 (3), 49-64. Matore, M. E., Khairani, A. Z., & Razak, N. A. (2015). The Influence of AQ on the Academic Achievement among Malaysian Polythechnic Student. International Education Studies, 6, 69-74. Pangman, R., Tayraukham, S., & Nuangchalerm, P. (2009). Causal Factors Adversity Quotient of Twelfth Grade and Third-Year Vacational Students. Journal of Social Sciences, 5 (4), 466-470. Parvathy, U., & Praseeda. (2014). Relationship Between Adversity Quotient and Academic Problems among Student Teachers. Journal Of Humanities And Social Science, 19, 23-26. Saidah, S., & Aulia, L. A. A. (2014). Hubungan Self Efficacy dengan Adversity Quotient (AQ). Jurnal Psikologi, 2 (2), 54-61. Salam, B. (2004). Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta. Setyaningtyas, E. (2011). Hubungan Adversity Quotient (AQ) dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas Sebelas Maret. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Stoltz, P. G. (2004). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo. Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Offset. 13

(2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Sisetem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003: Depdiknas. Vinas, D. K., & Malabanan, M. G. (2015). Adversity Quotient and Coping Strategis of College Students in Lyceum of the Philippines University. Journal of Education, Arts and Sciences, 2 (3), 68-72. Wardiana, P. A., Wiarta, I. W., & Zulaikha, S. (2014). Hubungan antara Adversity Quotient (Aq) dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD. Jurnal PGSD, 2 (1), 1-11. Winkel. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Zahreni, S., & Pane, R. S. (2012). Pengaruh Adversity Quotient terhadap Intensi Berwirausaha. Jurnal Ekonom, 15 (4), 173-178. 14