PENDAHULUAN BAB I. 1.1.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, akan tetapi hingga saat ini pun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam raport, indeks prestasi studi, angka dan predikat keberhasilan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan manusia seutuhnya merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pembangunan masyarakat di Indonesia secara keseluruhan. Faktor terpenting dalam pembangunan suatu negara adalah sumber daya manusia (SDM) sehingga manusia sekaligus menjadi sumber daya dalam pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan pengembangan dalam pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk mewujudkan dunia pendidikan di Indonesia dengan memberikan perhatian khusus dalam dunia pendidikan. Hal ini dilatar belakangi oleh karena pendidikan merupakan ujung tombak untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas disegala bidang kehidupan yang dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara ( Undang-undang RI No 23 Th 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Ada dua konsep dalam pendidikan yang salingberkaitan yaitu belajar dan pembelajaran Konsepbelajar berakar pada pihak pendidik. Tujuan pendidikan adalah membentuksumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampumenghadapai perkembangan zaman. Pemerintah dan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 menyatakan bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik, maka proses pembelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik

2 untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatvitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh sebab itu, sebelum memasuki tahap pembelajaran hendankya memilih strategi yang sesuai supaya dapat menciptakan siswa atau peserta didik yang aktif dengan melalui metodemetode pembelajaran. Sepertiyang diungkapkan oleh Slameto (2010: 65) bahwa guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Pemerintah dan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkatlokal, nasional maupun global. Keberadaan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada pendidikan dasar sebagai sarana dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana indvidu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu siswa dibimbing untuk mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang positif dan kritis terhadap yang negatif serta memiliki kepedulian terhadap kegiatan sosial, proses demokrasi, kegagalan ekologi, memberikan pengetahuan sosio kultural yang majemuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan hidup secara mandiri. Pembelajaran yang menggunakan strategi atau metode pembelajaran diperlukannya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif sehingga dapat mengkasilkan hasil belajar yang meningkat. Siswa dituntut untuk aktif dan berinteraksi dengan teman, guru maupun dengan lingkungan sekitar supaya dapat siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Bab XVI Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahuikeberhasilan belajar seseorang.

3 Seorang yang prestasinya tinggi dapatdikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Penyebab utamakesulitan belajar adalah faktor internal yaitu diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, dan keaktifan, sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan keaktifan belajar anak, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah keaktifan belajar. Dalam kegiatan belajar, keaktifan merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungandari kegiatan belajar. Keaktifan merupakan kesibukan dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang akan berhasil dalam setiap kegiatannya apabila melakukan kegiatan, baik kegiatan fisik maupun kegiatan psikis. Keaktifan adalah kesibukan yang dilakukan oleh sesorang. Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Sehingga keaktifan siswa menjadi sebuah Aktifitas yang penting karena kadang kala guru lebih menekankan pada aspek kognitif, dengan menekankan pada kemampuan mental yang dipelajari sehingga hanya berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan. Guru perlu menyadari bahwa pada saat mengajar, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Keaktifan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Dalam pembelajaran IPS keaktifan belajar siswa dapat dikatan rendah. apa bila keinginan siswa dalam belajar masih kurang, kegiatan belajar kurang menarik karena siswa cenderung pasif dan jarang mengajukan pertanyaan. Perhatian dan kemandirian siswa masih rendah karena siswa hanya bergantung pada apa yang diberikan oleh guru. Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan model pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam

4 mengajarkan pelajaran IPS di sekolah. Bahkan tidak jarang dijumpai proses pembelajaran IPS yang hanya berpusat pada guru. Pembelajaran yang dikembangkan guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode dan atau model pembelajaran konvensional yang hanya mengandalkan ceramah. Di mana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan ke dalam diri siswatanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, siswa belum memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai obyek sehingga siswa menjadi pasif dalam kondisi belajar yang kurang merangsang keaktifan belajar yang kurang optimal. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut, dengan guru sebagai penyampai materi atau penceramah dan siswa sebagai pendengar mempunyai kelemahan yaitu siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, tidak ada yang mau mencatat rangkuman materi dan siswa tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan kondisi yang seperti ini maka banyak waktu yang terbuang sia-sia, sedangkan materi yang ingin disampaikan guru tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam mengatasi masalah yang telah dikemukakan salah satunya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan assesmen (penilaian)melengkapi kalimat. Selain itu, assesmen (penilaian)melengkapi kalimat dapat menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkansehingga kegiatan pembelajaran yang umumnya monoton danmenjenuhkan tidak lagi monoton bahkan dengan adanya assesmen (penilaian)melengkapi kalimat akanlebih mudah dan menyenangkan.assesmen (penilaian) melengkapi kalimat merupakan metodeyang sangat baik di gunakan untuk melibatkan siswa beserta kelompok dalammempelajari materi yang telah disampaikan. Pembelajaran ini tepat digunakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung karena melihat karakteristik siswa SD yang masih suka berinteraksi, maka dalampembelajaran ini dibuat seperti sedang berinteraksi atau berbagi (sharing) dengan temanakan tetapi dengan cara

5 berkelompok sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan bisa terlibat keaktifan siswa karena mereka merasa tidak tertekan atau terpaksa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan pembelajaran ini siswa dapat meningkatkan keaktifan dalam belajar karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahuikeberhasilan dari belajar seseorang melalui assesmen atau penilaian. Seorang yang prestasinya tinggi dapatdikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Penyebab utamakesulitan belajar adalah faktor internal yaitu diantaranyaminat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, dan keaktifan, sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan keaktifan belajar anak, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah keaktifan belajar. Dalam kegiatan belajar, keaktifan merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungandari kegiatan belajar. Keaktifan merupakan kesibukan dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang akan berhasil dalam setiap kegiatannya apabila melakukan kegiatan, baik kegiatan fisik maupun kegiatan psikis. Keaktifan adalah kesibukan yang dilakukan oleh sesorang. Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Sehingga keaktifan siswa menjadi sebuah Aktifitas yang penting karena kadang kala guru lebih menekankan pada aspek kognitif, dengan menekankan pada kemampuan mental yang dipelajari sehingga hanya berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan. Guru perlu menyadari bahwa pada saat mengajar, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Tindakan ini didapatkan pada saat melakukan observasi di SD N Salatiga 01 kota Salatiga selama kurang lebih tiga bulan pada tahun ajaran 2012. Di tempat tersebutlah dapat melihat secara langsung bagaimana belajar

6 mengajar berlangsung yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Selama observasi berlangsung juga melakukan praktik belajar mengajar dengan siswa SD N Salatiga 01 kota Salatiga seperti halnya seorang guru. Dari melakukan pembelajaran tersebutlah dapat dilihat berbagai aspek yang dialami siswa dan guru dalam pembelajaran berlangsung. Dimulai dari cara menentukan materi, model pembelajaran, sampai pelaksanaan pembelajaran usai. Dengan adanya metode pembelajaran yang kurang diminati oleh siswa yang diberikan oleh guru, karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga menjadikan siswa tidakaktif dalam pembelajarannya, mereka hanya terpaku diam pasif takut akan ditanya oleh guru. Pada saat pembelajaran berlangsung diharapkan memiliki suasana yang dapat menyenangkan di setiap pembelajaran berlangsung khususnya dalam mata pelajaran IPS, dengan demikian siswa dapat terlibat secara langsung baik dalam intelektual, secara emosional, dan fisik. namun tidak demikian yang terjadi pada mata pelajaran IPS di kelas 4 SD N Salatiga 01 kota Salatiga. Guru masih mengeluh akan keaktifan siswa yang masih kurang untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan adanya : (1) kelas gemuk, dimana dalam satu kelas terdapat 47 siswa yang melebihi standar jumlah siswa dari biasanya yaitu hanya 35 orang, (2) keadaan siswa masih pasif, cenderung diam dan mendengarkan penjelasan guru karena takut akan pertanyaan guru, (3) kurangnya siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang jelas, (4) KKM pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah, (5) guru belum memaksimalakan penggunaan metode atau pun strategi pembelajaran dengan baik, hanya menggunakan metode ceramah saja.hal ini dapat menjadikan pemikiran utama untuk menyimpulkan dan mengangkat sebuah judul dalam penelitian yang berkaitan dengan assesmen (penilaian) melengkapi kalimat berdasarkan kenyataan yang ada terjadi di SD N 01 Salatiga Kota Salatiga. SD N 01 Salatiga merupakan sekolah yang terletak di kota Salatiga sendiri yang mana berkecamatan Sidoarjo kota Salatiga. SD N 01 Salatiga kelas yang akan menjadi obyek penelitian memiliki jumlah siswa yang gemuk yaitu berjumlah 47 siswa. Dengan adanya jumlah siswa yang

7 gemuk sudah pasti kelas tidak dapat belajar dengan kondusif apa bila hanya menggunakanmetode ceramah.dalam proses belajar mengajar khususnya di mata pelajaran IPS guru masih menggunakan metode cermah dan hanya berpusat pada guru. Selain itu, dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih sering menghadap buku pedoman, seperti yang telah diungkapkan Suryosubroto (2010 : 113) bahwa guru cukup mengajar sesuai dengan textbooks, secara teoretis verbalistis, kebanyakan dengan menggunakan metode ceramah. Pembelajaran dengan melalui asesmen melengkapi kalimat (Suryatno) dapat meningkatkan siswa untuk belajar secara aktif dan proses pembelajaran dikarenakan materi yang diajarkan dekat dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan pembelajaran tersebut dapat bermakna serta dapat memeprbaiki hasil belajar siswa yang memiliki rata-rata dibawah KKM.Berdasarkan pengamatan di atas maka dalam penelitian ini menentukan judul: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS melalui assesmen melengkapi kalimat Siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga Semester Genap 2012/2013. Guna mengetahui lebih lanjut mengenai pembelajaran assesmen melengkapi kalimat yang digunakan serta upaya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) diperlukan suatu penelitian. 1.2.Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas kenyataan yang terjadi di SD Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga yang berjumlah 47 siswa, pada saat observasi dapat dilihar dalam pembelajaran guru dalam proses belajar mengajar khususnya di mata pelajaran IPS guru masih menggunakan metode cermah dan hanya berpusat pada guru. Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih sering menghadap buku pedoman khususnya padamata pelajaran IPS. Hali ini menjadikan pembelajar kurang aktif siswa cenderung pasif seperti hanya mendengar penjelasan guru dan mencatat apa yang

8 dijelaskan oleh guru, serta adanya beberapa siswa yang rebut sendiri bahkan mengganggu teman sebangku. Guru juga belum menambahkan dalam pembelajaran dengan menggunakan ide kretifnya untuk menunjang keaktifan siswa pada saat pembelajaran, sehingga pembelajaran belum menarik dan kurang menyenangkan. Berdasarkan pemikiran awal pengamatan dapat diangkat menjadi sebuah judul penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran didasarkan pada kenyataan yang terjadi di SD negeri Salatiga 01 Kota Salatiga. Pemilihan dan penggunaan pembelajaran melalui pembelajaran yang kurang tepat di SD Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga diduga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas 4 khususnya pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar ini dapat dilihat dari hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga Semester genap tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan data nilai IPS siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 01 kota Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan KKM 70 untuk nilai UTS 27 siswa (57,44%) mencapai KKM dan 20 orang (42,54%) belum mencapai KKM dengan nilai maksimum 100 dan nilai minimum 60. Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Nilai Ulangan dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas 4 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Skor Ketuntasan Ketuntasan Jumlah Frekuensi % >KKM 70 Tuntas 20 42,54% KKM 70 Tidak Tuntas 27 57,44% Jumlah 47 100% Rata-rata 75 Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa belum seluruh siswa tuntas mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah. Masalah seperti ini tentu tidak bisa didiamkan saja, melainkan harus segera diselesaikan supaya mutu dan kualitas pendidikan semakin meningkat.

9 Permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPS adalah pada penggunaan pembelajaranyang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional, pembelajaran hanya terjadi satu arah (teacher center), sehingga terkadang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian terkait pembelajaran untuk mengetahui upaya meningkatkanpembelajaran terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa sekolah dasar. Penggunaan pembelajaran Asesmen Melengkapi kalimat akan menjadikan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa dapat terlibat langsung di dalam kegiatan pembelajaran, maka akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. 1.3.Pemecahan Masalah Berdasarkan pengamatan pada saat observasi yang telah dilakukan di SD N Salatiga 01 Kota Salatiga pada semester genap tahun 2012/2013 pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran metode ceramah yang kurang bervariasi dan monoton. Oleh karena itu, maka perlu pemilihan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami konsep yang sulit pada saat proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi hal tersebut adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Seperti diungkapkan oleh Lie (1999:73), bahwa pembelajaran kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan pembelajaran Asesmen Melengkapi kalimat. Pembelajaran Asesmen

10 Melengkapi kalimatadalah siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil dan mempresentasikan hasil diskusi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mengajukan berjudul Upaya Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui Asesmen Melengkapi Kalimat Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga Semester II Tahun 2012/2013. 1.4.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dirumuskan adalah: Apakah dengan menggunakan asesmen Melengkapi Kalimat dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 di SD Negeri Salatiga 01 tahun ajaran 2012/2013. 1.5.Tujuan Penelitian Tujuan merupakan suatu arah kegiatan untuk mencapai hasil yang jelas dan diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan secara teratur. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Upaya meningkatkan keaktifan siswa melalui assesmen melengkapi kalimat pada mata pelajaran IPS siswa kelas 4 SD N Salatiga 01 Kota Salatiga. 2. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui assesmen melengkapi kalimat pada mata pelajaran IPS siswa kelas 4 SD N Salatiga 01 Kota Salatiga. 1.6.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa serta masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan menggunakan Asemen Melengkapi kalimat pada mata pelajaran IPS si kelas 4.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS. 2) Mengurangi rasa bosan dan meningkatkan keaktifan siswa karena siswa merasa senang dengan metode yang bervariasi. 3) Dapat menumbuhkan semangat kerja sama antar siswa. b. Bagi Guru Dapat mendorong untuk memotivasi keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan assesmen Melengkapi kalimat supaya dapat digunakan sebagai peningkatan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS. c. Bagi sekolah Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan pembelajaran yang inovasi pada mata pelajaran IPS.