4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata Menurut Reza Moh dkk (1996), pengertian agrowisata adalah objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata atau agrotourism dapat diartikan juga sebagai pengembangan industri wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam. Industri ini mengandalkan pada kemampuan budidaya baik pertanian, peternakan, perikanan atau pun kehutanan. Dengan demikian agrowisata tidak sekedar mencakup sektor pertanian, melainkan juga budidaya perairan baik darat maupun laut. Baik agrowisata yang berbasis budidaya, maupun ekowisata yang bertumpu pada upaya-upaya konservasi, keduanya berorientasi pada pelestarian sumber daya alam serta masyarakat dan budaya lokal. Pengembangan agrowisata dapat dilakukan dengan mengembangkan kawasan yang sudah atau akan dibangun seperti kawasan agropolitan, kawasan usaha ternak maupun kawasan industri perkebunan. Jadi, pengembangan kawasan agrowisata berarti mengembangkan suatu kawasan yang mengedepankan wisata sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonominya. Industri wisata ini yang diharapkan mampu menunjang berkembangnya pembangunan agribisnis secara umum. Kawasan agrowisata sebagai sebuah sistem tidak dibatasi oleh batasanbatasan yang bersifat administratif, tetapi lebih pada skala ekonomi dan ekologi yang melingkupi kawasan agrowisata tersebut. Ini berarti kawasan agrowisata dapat meliputi desa-desa dan kota-kota sekaligus, sesuai dengan pola interaksi ekonomi dan ekologinya. Kawasan-kawasan pedesaan dan daerah pinggiran dapat menjadi kawasan sentra produksi dan lokasi wisata alam, sedangkan daerah perkotaan menjadi kawasan pelayanan wisata, pusat-pusat kerajinan, yang berkaitan dengan penanganan pasca panen, ataupun terminal agribisnis. Kawasan agrowisata yang dimaksud merupakan kawasan berskala lokal yaitu pada tingkat wilayah Kabupaten atau Kota baik dalam konteks interaksi antar kawasan lokal tersebut maupun dalam konteks kewilayahan propinsi atau pun yang lebih tinggi. Kawasan Argowisata modern yang saat ini banyak dikembangkan berorientasi pada pengembangan wisata edukasi. Hal ini membuat para pengelola 4
5 agrowisata menitikberatkan pada target pengunjung yang memiliki karakter usia pelajar. Oleh sebab itu pada kawasan agrowisata biasanya dilengkapi dengan fasilitas edukasi yang dikemas dengan konsep wisata alam. Seperti halnya pada kawasan wisata Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, di lokasi tersebut pengelola menyediakan wisata kebun yang berisi mengenai proses pembuatan kopi dari hulu ke hilir, mulai dari tata cara penanaman bibit kopi, perawatan tanaman kopi, pengolahan kopi hingga penyajian kopi yang sudah siap konsumsi. (Anonim, 2010). 2.2 Keputusan Pembelian Jasa Keputusan membeli merupakan hal yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk atau jasa tertentu. Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk atau jasa dengan merek tertentu. Keputusan atau niat untuk membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap kualitas produk atau jasa, dan menyebabkan menurun atau menaikkan keputusan untuk membeli dan menggunakan (Setiadi, 2003). 2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penggunaan Jasa Berry dalam Lupiyoadi (2004) menjelaskan pengertian faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam penggunaan jasa. Teori tersebut berhubungan dengan keputusan wisatawan menggunakan kereta wisata yang diteliti penulis. Faktor-faktor tersebut adalah bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan kepedulian. 2.2.1.1 Bukti Fisik Bukti fisik adalah kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak pelanggan eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Bukti fisik meliputi fasilitas fisik (gedung dan sarana tempat parkir kereta wisata), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya. 2.2.1.2 Keandalan Keandalan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan 5
6 sesuai yang diinginkan secara akurat dan terpercaya. Kinerja dalam dimensi keandalan (Reability) harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan dan proses pelaksanaan jasa dengan tingkat akurasi yang tinggi. 2.2.1.3 Daya Tanggap Daya tanggap adalah suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (Responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian tanpa adanya suatu alasan yang menyebabkan persepsi negatif terhadap kualitas pelayanan. 2.2.1.4 Jaminan Jaminan adalah pengetahuan dan kemampuan para pegawai perusahaan. Untuk menumbuhkan kepercayaan para pelanggan diwujudkan dalam bentuk kompensasi antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan kompetensi dan sopan santun. 2.2.1.5 Kepedulian Kepedulian adalah sikap yang ditunjukkan oleh seluruh pegawai atau pekerja dengan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan. Bentuk apresiasi kepedulian dalam upaya untuk memahami keinginan pelanggan. Perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. 2.2.1.6 Kepuasan Dalam Berkunjung Kotler (2003), menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan pembeli jika kinerja perusahaan atau penyedia jasa sesuai dengan harapan. Pelanggan merasa puas kalau harapan suatu produk terpenuhi, dan merasa amat senang jika harapan produk tersebut terlampaui. Dalam rangka menciptakan kepuasan konsumen, produk atau jasa yang ditawarkan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. 2.3 Hipotetis Dalam penelitian ini disajikan dugaan sementara atau hipotesis yaitu diduga bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, kepedulian dan kepuasan 6
7 berpengaruh nyata terhadap keputusan penggunaan kereta wisata. 2.4 Penelitian Terdahulu Daftar penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini akan disajikan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti dan Judul Penelitian 1. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian. (Citrawati dan Sulistiono 2014). 2. Analisis Pengaruh People, Physical Evidence, dan Product Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Comedy Kopi Surabaya Town Square (SUTOS). (Wijaya, 2013). 3. Logistik Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Kedatangan Pelanggan di Pusat Perbelanjaan X. (Hayati, 2014). Alat Analisis dan Korelasi. Analisa Statistik Deskriptif. Berganda. Logistik. Hasil Penelitian Faktor-faktor yang terbukti memberikan hasil pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian adalah Produk, Tempat, Promosi, Proses, dan Bukti Fisik. Sedangkan faktor Harga dan Orang memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengaruh yang paling kuat dan signifikan terhadap keputusan pembelian adalah People. Product memberikan pengaruh yang cukup terhadap keputusan pembelian. Sedangkan yang paling lemah dalam memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel Physical Evidence. Dari hasil analisis regresi logistik didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi kedatangan pelanggan adalah variabel kenyamanan area berbelanja, kelengkapan fasilitas dan harga produk. 7
8 8