BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. (Undang Undang Sisdiknas tahun 2003) dari inilah maka, Pendidikan yang. bagaimana keberhasilan anak di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. (UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) pasal 1 ayat 14). Pendidikan anak usia dini sangat diperlukan dalam pemberian rangsangan atau stimulus pada anak agar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi anak akan sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Dalam pemberian pembelajaran bagi anak, guru harus memahami secara utuh hakekat, sifat dan karakteristik anak metode pembelajaran yang berpusat pada kegiatan anak, sarana belajar 1

anak yang memadai, tersedianya berbagai sumber belajar yang menarik dan mendorong anak untuk belajar, dan lain-lain. Tersedianya berbagai sumber belajar akan mendukung penciptaan kondisi belajar anak yang menarik. Terdapat beberapa aspek yang dikembangkan bagi anak usia dini, yaitu aspek fisik-motorik, kognitif, sosial-emosional, bahasa, serta moral dan agama. Sekalipun aspek-aspek tersebut dibahas secara terpisah-pisah, namun sebenarnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kesemua aspek tersebut sama-sama bernilai dan sangat penting. Salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan adalah aspek kognitif. Perkembangan aspek kognitif ini meliputi: pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk warna ukuran dan pola, konsep bilangan lambang bilangan dan huruf. Piaget dalam Hildayani (2007:33) menyatakan bahwa Perkembangan kognitif itu meliputi kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengingat, serta membuat alasan dan imajinasi. Menurut Suyanto (2005:83) pengenalan sains untuk anak taman kanak-kanak lebih ditekankan pada proses dari pada produk. Proses sains dikenal dengan metode ilmiah, yang secara garis besar meliputi: 1) observasi, 2) menemukan masalah, 3) melakukan percobaan, 4)menganalisis data, 5) mengambil kesimpulan. Untuk anak taman kanak-kanak keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda yang tidak hidup yang ada disekitarnya. Pembelajaran sains pada anak usia dini sangatlah penting, seharusnya guru mampu memfasilitasi dan mengenalkan sains secara benar. Menurut Sudono (2007 : 37) sains dapat mengembangkan keingintahuan anak tentang dunianya,memperluas keterampilan berfikir untuk 2

menyelidiki dunianya, memcahkan masalah dan membuat keputusan, meningkatkan pengetahuan anak tentang alam sekitar. Pembelajaran pengenalan sains yang diajarkan di PAUD meliputi : air,api dan udara. Pembelajaran diberikan kepada anak untuk mengenalkan anak tentang manfaat air dalam kehidupan sehari-hari,sifat-sifat air, dan bahaya air, kegunaan api dan bahaya api, dan manfaat udara. Sifat-sifat air yang akan dikenalkan kepada anak usi dini yaitu : air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang terendah, air mengikuti bentuk tempat wadahnya, air itu tidak berwarna, air tidak berbau, air ada yang jernih dan ada air yang keruh. Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK aisyiyah bustanul athfal No.20, kemampuan anak mengenal konsep sains sederhana masih sangat rendah, terutama dalam kemampuan mengenal sifat-sifat air. observasi ini dilakukan kepada duabelas anak yang terdiri dari lima anak laki-laki dan tujuh anak perempuan terdapat 40% yang berhasil mengenal konsep sains (sifatsifat air) ditandai dengan bulatan penuh ( ) dan 60% anak yang belum berhasil mengenal konsep sains (sifat-sifat air) ditandai dengan bulatan kosong ( ). Dari data yang disajikan diatas, dapat dijelaskan bahwa pengenalan sains kepada anak usia dini dalam hal mengenal sifat-sifat air masih kurang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru TK kelompok B dan kepala sekolah di TK aisyiyah bustanul athfal no.20 diketahuilah penyebab-penyebab rendahnya kemampuan anak mengenal sifat-sifat air, yaitu : 1) wawasan atau pengetahuan guru tentang pengenalan konsep sains dalam materi sifat-sifat air masih kurang, dan guru mengatakan bahwasanya alat yang digunakan sangat banyak dan sangat repot untuk dilakukan dalam kelas, guru juga kesulitan dalam mengkondisikan anak anak didalam kelas. 2) Penggunaan metode ceramah yang sering dilakukan dikelas sehingga membuat anak cepat bosan, anak menjadi ribut dan anak tidak akan fokus akan kegiatan yang dilakukan, 3

maka dari itu dibutuhkan metode yang lain dalam pembelajaran yang membuat anak jadi tertarik untuk melanjutkan pembelajarannya. pembelajaran yang menyenangkan akan memberikan dan menanamkan kesan yang positif terhadap aktivitas belajar dan menyukai proses belajar hingga mereka dewasa hal ini dikatakan oleh rahmawati dan kurniati ( 2010 : 41 ). 3) Pembelajaran satu arah (teacher center) dimana proses pembelajaran lebih berpusat pada guru yang hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi anak hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja tanpa melibatkan anak dalam keaktifan kegiatan pembelajaran. Out put yang dihasilkan oleh pembelajaran seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan anak yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajaran yang pasif dan miskin kreativitas. Menurut Suyanto (2005 : 83) semakin banyak keterlibatan indera pada anak, maka anak semakin memahami apa yang dipelajari. Berbagai penyebab yang melatar belakangi masalah didalam pengenalan sifat-sifat air, dapat dijelaskan bahwa penyebab dari permasalahan tersebut adalah pemilihan metode yang kurang tepat dalam melaksanakan pembelajaran tentang pengenalan sifat-sifat air. Apabila rendahnya kemampuan anak mengenal sifat-sifat air tidak segera diatasi maka anak akan sulit untuk melatih dan mengoptimalkan pengenalan sains didalam sikap ilmiah pada anak. Kekurangan dan kelemahan ini akan bisa diatasi dengan memberikan pelajaran yang menyenangkan. Metode yang akan dicoba didalam pembelajaran ini dan masih berkaitan dengan pengenalan sains sederhana dalam pembelajaran sifat-sifat air kepada anak adalah metode eksperimen. Menurut Sagala (2012 : 220) metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan mencoba membuktikan sendiri suatu 4

pertanyaan atau hipotesis yang sedang dipelajari. Dengan mencoba menggunakan eksperimen ini anak akan menemukan hal yang baru yang belum pernah ditemui sebelumya oleh anak. Penerapan metode eksperimen dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan sains anak. Peneliti menerapkan metode yang sama dengan permasalahan kemampuan mengenalkan kemampuan mengenal sifat-sifat air. Metode Eksperimen dapat membantu anak mengetahui cara dan proses terjadinya sesuatu, bagaimana sesuatu itu bisa terjadi, dan anak akan dapat memecahkan solusi yang ada, sehingga anak dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan menggunakan Metode Eksperimen anak dapat terlibat aktif didalam pembelajaran sehingga anak akan dapat memperoleh pengetahuan yang baru dengan caranya sendiri dan anak akan mencari sebab-akibat dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat mengasah kemampuan anak dalam mengenal sifat-sifat air. Bertolak dari permasalahan yang terjadi di TK Aisyiyah bustanul athfal No.20 dan memperhatikan keunggulan dari metode eksperimen, maka diajukan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Kemampuan Mengenal Sifat-Sifat Air pada anak kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal No.20 Medan Denai Tahun ajaran 2015-2016. 1.1 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu: 1. Pemilihan metode didalam pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga menjadi pelajaran yang monoton. 5

2. Terbatasnya alat-alat percobaan didalam kelas, apalagi dalam materi pengenalan sifatsifat air. 3. Wawasan guru tentang pengenalan materi sifat-sifat air masih sedikit. 1.2 Batasan masalah Berdasarakan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibataskan pada masalah pengaruh metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap pengenalan sifat-sifat air. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh Metode eksperimen terhadap kemampuan mengenal sifat-sifat air pada anak kelompok B di TK aisyiyah bustanul athfal no.20? 1.4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap kemampuan mengenal sifat-sifat air pada anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK aisyiyah bustanul athfal no.20 medan denai tahun ajaran 2015-2016. 1.5 Manfaat penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran di TK aisyiyah bustanul athfal No.20 medan denai, utamanya bagi anak, guru, pembelajaran,dan sekolah. 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan bagi referensi pendidik yang dapat digunakan memperoleh gambaran 6

mengenai sains dengan pengaruh penggunaan metode pembelajaran. b. Memberikan sumbangan untuk pendidikan,pengembangan dalam pembelajaran sains. c. Penelitian ini dapat memberikan kontrol metode mengajar pada anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Guru Guru dapat menerapkan pembelajaran metode eksperimen b. Manfaat bagi sekolah sekolah terampil menerapkan pembelajaran pengembangan kognitif sains dalam mengenalkan sifat-sifat air, terinspirasi untuk mengembangkan dan memvariasikan kegiatan. c. Manfaat bagi peneliti Sebagai pengalaman yang bermanfaat bagi masa sekarang dan yang akan datang, untuk menyusun strategi yang dapat mengembangkan sains anak. d. Manfaat bagi peneliti lain Membuka wawasan tentang pentingnya peranan mereka terhadap cara belajar anak, maksudnya pada saat guru menunjukkan ketertarikan dan keantusiasan terhadap apa yang sedang diamati ketika sedang melakukan percobaaan bersama anak, secara tidak langsung guru akan memberikan pesan penting pada anak tentang manfaat dan kesenangan melakukan kegiatan tersebut. 7