BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. dan memanfaatkan peranan hidup secara tepat. Perkembangan pendidikan

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Overseas Publication Ltd, 1959), hlm 4. 1 Frederick Y. Mc. Donald, Educational psychology, (Tokyo:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikan, ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai diri sendiri, warga negara atau masyarakat. Pengertian pendidikan yang tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 1 ayat 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". 1 Salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan dapat diserap dengan baik adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus ditingkatkan dan diperhatikan. Ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan 1 Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Diadit Media, 2010), h. 2. 1

2 kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yakni : sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang profesional. 2 Guru yang profesional akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa akan berada pada taraf optimal. 3 Menurut Jurnal Education Leadership (Maret 1994), ada lima ukuran guru itu dinyatakan profesional: memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya, secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya, bertanggungjawab memantau kemampuan belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, seyogianya menjadi bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. 4 Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi dan hasil belajar yang baik. Ada beragam aspek yang berkaitan dan saling mempengaruhi untuk berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran. Banyak guru yang sudah bertahun tahun mengajar, tetapi sebenarnya kegiatan yang diberikan tidak banyak memberikan aspek positif dalam kehidupan siswanya. Sebaliknya, ada juga guru yang relatif baru, namun telah memberikan kontribusi konkret kearah perubahan dan kemajuan yang positif dalam diri para siswa. Mereka yang dapat memberikan 2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyanangkan), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet. ke 12, h. 3. 3 Omar Hamalik, Pendidikan Guru (Berdasarkan Pendekatan Kompetensi), (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), cet. ke 4, h. 36. 4 Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, (Bandung: Yrama Widya, 2009), cet. ke 1, h. 2.

3 pencerahan bagi para siswanya dapat dipastikan memiliki kompetensi guru yang profesional. 5 Dalam UU RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 6 Pendidik adalah bapak rohani (spirit father) bagi anak didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia dan meluruskannya. 7 Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (value) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Berkaitan dengan pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan, maka Ahmad Tafsir mendefinisikan profesionalme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang pofesional. 8 Setiap guru boleh saja memandang dirinya profesional, pagi hari berangkat ke sekolah, sore baru pulang. Setiap hari tampil di depan kelas, tak pernah absen. Mengajar dan mengajar adalah prioritas utama. Apakah guru tersebut profesional? 5 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa), (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 57. 6 Zainal Aqib, Menjadi Guru h. 23. 7 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Konsep, Strategi dan Aplikasi), (Yogyakarta : Teras, 2009), h. 72. 8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. ke 6, h. 107.

4 Profesional berasal dari kata profesi yang berasal dari kata profession yang berarti jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan khusus. Menurut Udin Syaefudin, profesi pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukan. 9 Seorang guru dapat dikatakan profesional apabila telah memiliki tiga aspek yang meliputi kualifikasi akademik, kompetensi, dan telah mengikuti sertifikasi. Sebagaimana disebutkan dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujdkan pendidikan nasional. 10 Profesionalisme guru dalam mengajar amat sangat diperlukan untuk dapat menjalankan tugas seorang guru dengan baik dan sesuai peraturan yang ada, sehingga dapat memberikan sokongan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di lembaga yang diampunya, serta dapat menjadikan lulusan yang mampu bersaing dan berkualitas baik. Profesionalisme guru dalam mengajar harus dimiliki oleh setiap guru, termasuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI), dalam hal ini berarti guru guru yang memegang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) meliputi pelajaran akidah akhlak, qur an hadits, fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dengan demikian diharapkan siswa mampu untuk menyerap materi pelajaran agama islam dengan baik, dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. 9 Amirulloh Syarbini, Buku Panduan Guru Hebat Indonesia (Rahasia Menjadi Guru Hebat dengan Keahlian Public Speaking, Menulis Buku & Artikel di Media Masa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), h. 31. 10 Zainal Aqib, Menjadi Guru h. 26.

5 Menurut Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum hukum agar Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran ukuran Islam. 11 Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa profesionalisme guru dalam mengajar harus dimiliki dan dilakukan oleh guru PAI, agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas lulusan yang unggul, guru PAI yang profesional harus memiliki kompetensi guru profesional, yaitu kemampuan, kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru yang diperoleh melalui proses pendidikan keguruan, pelatihan, dan pengembangan sejenis lainnya sehingga ia dapat dinyatakan sebagai guru yang kompeten/profesional. 12 Lembaga pendidikan yang memiliki tenaga pendidik profesional akan terbantu dalam peningkatan mutu pendidikan lembaga tersebut, baik pada lembaga pendidikan negeri maupun swasta. Seperti halnya di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Nurul Hidayah Bojonegara yang memiliki tenaga pendidik yang profesional menurut standard profesional guru yang tercantum dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 diatas. Guru PAI di MA Nurul Hidayah Bojonegara merupakan guru guru yang memiliki kemampuan dibidangnya masing masing, yang diperoleh melalui proses pendidikan keguruan, pelatihan, dan pengembangan lainnya, serta telah semuanya lulus sertifikasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru PAI baik guru mata pelajaran akidah akhlak, qur an hadits, fiqih, dan SKI merupakan guru guru yang profesional. 11 Enenng Muslihah, Ilmu Pendidikan h. 3. 12 Amirullah Syarbini, Buku Panduan Guru h. 33

6 Sekalipun demikian, masih saja terdapat peserta didik yang prestasi dan hasil belajarnya masih belum optimal. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti lingkungan, baik lingkungan belajar maupun lingkungan diluar belajar, atau mungkin faktor internal peserta didik seperti kesehatan dan lainnya, sehingga dapat mempengaruhi peserta didik dalam proses belajarnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan mengajukan skripsi dengan judul PENGARUH GURU PROFESIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PAI (Studi di MA Nurul Hidayah Bojonegara). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan yang telah penulis paparkan dalam latar belakang, maka penulis menyimpulkan beberapa masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini: 1. Hasil belajar mata pelajaran PAI siswa belum optimal 2. Rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran PAI 3. Kurangnya upaya yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa 4. Profesionalitas guru PAI masih belum optimal 5. Kurangnya kedisiplinan guru dan siswa 6. Pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI

7 C. Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori teori, dan supaya penelitian dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberikan batasan, meliputi : 1. Guru Profesional sebagai Variabel (X) 2. Prestasi belajar PAI sebagai Variabel (Y) 3. Madrasah Aliyah (MA) Nurul Hidayah Bojonegara sebagai tempat penelitian D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut, masalah masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana guru profesional di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah? 3. Seberapa besar pengaruh guru profesional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, tujuan utamanya adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui guru Profesional di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah

8 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah 3. Untuk mengetahui pengaruh guru Profesional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Akademis a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang profesionalitas guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa b. Untuk menambah wawasan dan informasi baru tentang profesionalitas yang harus dimiliki oleh seorang guru, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca 2. Secara Praktis a. Sebagai masukan bagi kepala madrasah untuk meningkatkan profesionalitas dan kinerja guru b. Melalui penelitian ini, diharapkan agar guru lebih meningkatkan kualitas profesionalnya sebagai seorang pendidik F. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, terbagi atas lima bagian (bab). Guna mempermudah memahami isi dari skripsi ini, maka penulis akan menguraikan tentang sistematika pembahasan skripsi ini. Bab satu : memuat tentang pendahuluan. Pada pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah,

9 rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. Bab dua : memuat kajian teoretis tentang guru profesional dan prestasi belajar PAI, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian. Pada kajian teoretis ini meliputi: guru profesional, kompetensi, dan tugas seorang guru, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan cara belajar yang efektif. Pengaruh profesional guru, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran serta hipotesis. Bab tiga : memuat tentang metodologi penelitian, meliputi : tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, teknik populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data. Bab empat : memuat pembahasan hasil penelitian, meliputi : deskripsi data, analisis data, dan interpretasi data. saran. Bab lima : memuat tentang penutup, meliputi : kesimpulan dan Adapun nantinya pada bagian terakhir skripsi adalah tentang daftar pustaka dan lampiran lampiran.