1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: UII Press, 2004, h.72 2 Makhalul ilmu, Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press,2002,h.49.

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. 1 Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. misal; asuransi syari ah, pegadaian syariah, reksadana syari ah, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

1 Heri Sudarsono, Bank& Lembaga Keuangan Syariah,Yogyakarta:Ekonisi, 2003, 2, h.30.

BAB IV ANALISIS BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) AKAD WADIAH YAD DHAMANAH PADA KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG JUWANA

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV STRATEGI PROMOSI TASYQURO DALAM MENINGKATKAN NASABAH DAN IMPLIKASI DARI PELAKSANAAN STRATEGI PROMOSI TASYQURO

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, serta penetapan tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN SISWA PENDIDIKAN DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pemasaran KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP PRODUK SIMPANAN HARI RAYA IDUL FITRI DAN SIMPANAN HARI RAYA IDUL ADHA

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan dunia perbankan sangat pesat, hampir di semua tempat terdapat bank di perkotaan hingga di pedesaan, baik berupa bank pemerintah yang berskala besar maupun bank swasta yang berskala kecil. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana. Melalui kegiatan perkreditan, bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya, sedangkan dengan penyimpanan dana, bank berusaha menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dananya dengan jasa lain yang akan diperoleh. Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam. Selain itu bank syariah bisa disebut Islamic banking atau interest fee banking, yaitu suatu system perbankan dalam operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir), ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar). 1 Namun dalam operasionalisasi bank syariah belum mampu menjangkau masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan tambahan modal usaha, dikarenakan ketatnya penilaian bank terhadap pemberian fasilitas pembiyaan. Melihat kenyataan tersebut, maka muncul usaha mendirikan Lembaga Keuangan Syariah yang berbentuk bank terdiri dari Bank Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Lembaga Keuangan Syariah yang bukan bank meliputi Takaful (asuransi), Ijarah (leasing), Rahn (pegadaian), Redaksa Syariah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah dan Baitul Maal wa Tamwil atau BMT. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha 1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1 1

2 pengumpulan dan penyaluran dana non profit, seperti zakat, infak, dan shodaqoh. Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersil. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. 2 Salah satunya BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS). Di tengah ketatnya persaingan antar lembaga keuangan syariah ini, salah satunya BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) suatu lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah, berusaha mempertahankan eksistensinya di masyarakat dengan menarik perhatian nasabah dan berusaha meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui pemasaran (marketing). Marketing (pemasaran) adalah proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (exchange). 3 Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Ummat Sejahtera yang lokasinya di Jl. Bangunharjo No 58 Semarang yaitu suatu lembaga keuangan mikro syariah yang bertujuan untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk produk-produk syariah.salah satunya produk BMT BUS yaitu simpanan siswa pendidikan (Si Sidik). 4 Si Sidik merupakan simpanan untuk perencanaan biaya pendidikan siswa sekolah mulai dari umur 0 tahun sampai perguruan tinggi.simpanan ini berdasarkan prinsip wadhiah yadh dhamanah, yaitu shahibul maal menitipkan dananya kepada BMT, kemudian atas seijin shohibul maal BMT dapat memanfaatkan dana tersebut.si Sidik ada dua jenis produk simpanan yaitu Si Sidik Platinum dan Si Sidik Plus. Dari salah satu produk simpanan di KSPPS BMT BUS (BINA UMMAT SEJAHTERA) Cabang Semarang Kota, di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota penulis lebih tertarik memilih produk simpanan Si Sidik karena anggotanya lebih sedikit yang berjumlah 56 anggota Si Sidik dari tahun 2006 2 Heri Sudarsono, SE, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hlm. 96 3 Herry Sutanto, S.E., M.M.& Khaerul Umam, S.IP., M.Ag., Manajemen Pemasaran 4 Harnoko. Manager BMT BUS Cabang Semarang Kota

3 sampai 2017, ketimbang produk simpanan yang lainnya seperti Si Rela, Si Suka, dan Si Haji. Kegiatan pemasaran sejauh ini kurang maksimal di BMT BUS karena mahalnya biaya awal pendaftaran yang memberatkan anggota yang ingin menabung. Oleh karena itu diperlukan adanya strategi pemasaran BMT Bina Ummat Sejahtera dengan cara mempromosikan di sekolah dan di pasar supaya dapat menarik, minat, dan perhatian masyarakat disekitarnya. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai pemasaran produk simpanan Si Sidik di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota, sehingga penulis mengambil judul STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SIDIK KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) PADA CABANG SEMARANG KOTA. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan membahas pokok permasalahan yang berkaitan dengan judul diatas adalah : 1. Strategi pemasaran apa yang dilakukan oleh BMT BUS pada produk Si Sidik KSPPS BUS Cabang Semarang Kota? 2. Kendala apa saja yang dihadapi BMT BUS Cabang Semarang Kota selama memasarkan produk Si Sidik pada saat mempromosikan? 3. Solusi yang ditawarkan oleh penulis dalam memasarkan produk Si Sidik C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian Adapun tujuann yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk Si Sidik yang dilakukan pada KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA (BUS) Cabang Semarang Kota 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BMT BUS selama memasarkan produk Si Sidik pada saat mempromosikan dan apa solusi BMT BUS Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Bagi Penulis

4 a. Menambah wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai strategi pemasaran produk Si Sidik, serta kendala dan solusi saat dilapangan mencari anggota b. Memberikan kesempatan untuk mengetahui tentang dunia perbankan syariah atau lembaga keuangan syariah c. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan D3 Perbank Syariah 2. Manfaat Bagi KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota Memberikan masukan dan saran kepada KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota dalam hal strategi pemasaran produk Si Sidik, sehingga dapat tercapai tujuan yang optimal bagi KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota. 3. Manfaat Bagi Masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi yang lengkap mengenai KSPPS BMT BUS yang diharapkan masyarakat akan tergerak untuk bergabung atau menabung untuk menjadi anggota Si Sidik di KSPPS BMT BUS. D. Tinjauan Pustaka Sejauh ini ada beberapa penelitian yang hamper sama yang telah dilakukan terkait dengan judul peneliatian ini, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Kiky Suryaningtyas (2015) STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN SISWA PENDIDIKAN PADA BMT UMAT SEJAHTERA CABANG SEMARANG. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan sebagai berikut: strategi pemasaran yang diterapkan BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang dalam memasarkan Si Sidik plus yaitu melalui keunggulan produk, penetapan jumlah setoran awal dan tidak ada angsuran berikutnya serta melalui kegiatan promosi yang sudah dilakukan. Kendala yang dihadapi dalam memasarkan Si Sidik plus yaitu kurangnya sumber daya manusia, pandangan masyarakat terhadap pentingnya berinvestasi yang masih minim serta lokasi penempatan BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang yang kurang strategis. Pada tahun (2015)

5 menggunakana akad wadi ah sedangkang tahun (2017) menggunakan akad mudharabah. Dina Sekar Ayu (2015) Tugas Akhir dengan judul STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN SITAMPAN GUNA MENINGKATKAN JUMLAH NASAH DI KJKJS NUSA INDAH CEPIRING di latar belakangi oleh produk-produk dalam dunia bisnis yang selalu membutuhkan strategi pemasaran guna meningkatkan anggota atau nasabah. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi pemasaran Si-Tampan di KJKS Nusa Indah Cepiring sebagai berikut : 1. Strategi Produk a. Tabungan arisan bisa digunakan sebagai jaminan pembiayaan. b. Bebas biaya administrasi. c. Layanan jemput bola, anggota tidak perlu datang ke kantor hanya saja marketing yang mendatangi rumah anggota. 2. Strategi Price (harga) a. Bebas biaya administrasi. b. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,- yang dibayarkan hanya satu kali diawal. c. Setoran ringan setiap bulannya sebesar Rp.30.000,-, jadi anggota hanya menyisihkan uangnya Rp1.000/hari. 3. Strategi Place a. Letak kantor KJKS Nusa Indah Cepiring yang strategis di pinggir jalan utama Cepiring-Kendal, dapat dijadikan strategi dalam pemasaran produk Si-Tampan itu sendiri, jadi anggota tidak susah payah mencari letak kantor. b. Dan selain letak kantor yang strategis, tempat diadakannya pembukaan arisan perdana biasanya dilaksanakan di Rumah Makan Sari Rasa, Jenarsari, Pucangrejo, Gemuh, Kendal dengan hiburan organ tunggal, keterangan dari Bapak Anang selaku karyawan KJKS Nusa Indah Cepiring.

6 4. Strategi Promosi Karyawan KJKS Nusa Indah Cepiring melakukan promosi produk Si-Tampan dengan cara menyebar brosur ke berbagai tempat, misalnya ke pasar-pasar, perkampungan. Pada penelitian yang dilakukan Dina Sekar Ayu (2015) produk yang digunakan penelitian berbeda, tempat penelitian, dan akadnya berbeda. Akan tetapi strategi pemasaran yang digunakan sama menggunakan 4P (Strategi Produk, Strategi Price, Strategi Place, Strategi Promosi). Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Afrida Fajariyani (2016) STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI MAPAN (SIMPANAN MASA DEPAN) DI KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG COMAL PEMALANG Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka produk si mapan di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan menggunakan Mudharabah. Sebagai simpanan nasabah menitipkan dana kepada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan jangka waktu yang sesuai kesepakatan. Jangka waktu yang ditentukan minimal 5 tahun dan maksimal 30 tahun. Dan simpanan ini tidak bisa di ambil sewaktuwaktu. Untuk memasarkan produk si mapan tersebut, strategi pemasaran yang digunakan oleh KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan mengutamakan pasar sasaran dan juga Marketing Mix yakni 4P, produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Promosi yang dilaksanakan oleh KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu publisitas, penjualan perorangan dan juga face to face. Produk yang digunakan oleh Fitri Afrida Fajariyani menggunakan produk Si Mapan di BMT BUS Cabang Comal Pemalang sedangkan penelitian saya menggunakan produk Si Sidik yang ada di BMT BUS Cabang Semarang Kota. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Afrida Fajariyani (2016) STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI MAPAN (SIMPANAN MASA DEPAN) DI KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG COMAL PEMALANG Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka produk si mapan di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan menggunakan Mudharabah.

7 Sebagai simpanan nasabah menitipkan dana kepada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan jangka waktu yang sesuai kesepakatan. Jangka waktu yang ditentukan minimal 5 tahun dan maksimal 30 tahun. Dan simpanan ini tidak bisa di ambil sewaktuwaktu. Untuk memasarkan produk si mapan tersebut, strategi pemasaran yang digunakan oleh KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan mengutamakan pasar sasaran dan juga Marketing Mix yakni 4P, produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Promosi yang dilaksanakan oleh KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu publisitas, penjualan perorangan dan juga face to face. Produk yang digunakan yaitu menggunakan produk Si Mapan di BMT BUS Cabang Comal Pemalang sedangkan penelitian saya menggunakan produk Si Sidik yang ada di BMT BUS Cabang Semarang Kota. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif yaitu, data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. 5 Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian kualitatif yang secara langsung dapat diperoleh data-data dari lapangan dengan tempat atau lokasi penelitian di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penilitian yang di teliti penulis di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Cabang Semarang Kota di JL. Bangunharjo No 58. 3. Sumber Data hlm. 57 a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti atau ada hubungannya dengan obyek yang diteliti. 6 Dalam sumber data primer ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi 5 Prof. Dr Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi Bandung: Alfabeta, CV., h. 6 6 Mohpabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2006,

8 (pengamatan) dan wawancara. Peneliti mengamati langsung kinerja karyawan dalam melayani nasabah di BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang Kota. Dan peneliti melakukan wawancara kepada manager BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang Kota. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat public, yang terdiri atas: struktur organisasi dan kearsipan, dokumen, laporanlaporan serta buku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian ini. 7 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Teknik wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden. Teknik ini paling luas digunakan untuk memperoleh informasi dari responden/informan. Model wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan manager Cabang dan account officer b. Observasi Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan melihat langsung BMT BUS memberikan pelayanan kepada yang belum menjadi anggota BMT BUS Cabang Semarang Kota. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan data tambahan yang mendukung data utama yang didapatkan peneliti dari melihat, mendengar dan bertanya. 2010, h. 79 7 Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,

9 Dokumentasi merupakan sumber data tertulis. Data-data ini dapat peneliti dapatkan dari brosur, arsip, maupun berkas-berkas lain. 5. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripsi. Analisis deskripsi bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Data- data yang diperoleh kemudian penulis analisa dengan mengaitkan pelaksanaan bagaimana strategi yang dilakukan KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota dalam memasarkan produk Si Sidik. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan masalah dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang landasan teori mengenai strategi pemasaran produk Si Sidik KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Semarang Kota yang berisi tentang a. Pengertian strategi pemasaran b. Konsep Inti Pemasaran c. Strategi Marketing Mix d. Segmentasi Pasar e. Nasabah f. Akad mudharabah BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota Pada bab ini akan membahas tentang gambaran umum di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota yang terjadi meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, produk apa saja yang ditawarkan oleh KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota

10 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas tentang strategi pemasaran produk Si Sidik KSPPS BMT BUS pada Cabang Semarang Kota, kendala apa saja yang ada di BMT BUS dalam memasarkan produk simpanan Si Sidik dan solusi yang ditawarkan penulis. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan, saran, penutup yang didapatkan dari penelitian tersebut. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN