BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencari harta, hanya sekali saja ketika seseorang berhasil

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan tanggung jawab moral umat Islam dalam upaya menghapus

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada QS At Taubah : 60

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja atau sekitar 8 persen lebih menganggur. Apalagi, di negaranegara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah sendiri selama ini selalu memfokuskan program pembangunannya pada penanganan kedua masalah ini. Hasilnya memang belum sepenuhnya memuaskan. (Ragiman:2010) Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia pada Juni 2010 sebesar 234,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,33 persen per tahun. Dari jumlah itu, jumlah angkatan kerja kini mencapai 116 juta orang. Sebanyak 107,41 juta orang adalah penduduk yang bekerja. Sedangkan jumlah penganggur sebanyak 8,59 juta orang atau penganggur terbuka sebesar 7,41 persen. Memang itu mengalami penurunan apabila dibanding 2009 yang sebesar 8,14 persen. Penduduk miskin tahun 2010 berjumlah 31,02 juta orang atau sebesar 13,33 persen,mengalami penurunan 1,51 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 2009 (sebanyak32,53 juta) atau 14,15 persen. Kemiskinan yang terjadi di Negara Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Krisis ekonomi yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri ikut memengaruhi lamanya bencana kemiskinan yang menimpa Indonesia. Pemerintah 1

2 sebetulnya memiliki program-program yang telah digulirkan dalam rangka menanggulangi bencana ini, seperti PNPM Mandiri, pemberian subsidi (misal BBM dan Listrik), BLT, raskin, dan program-program lainnya. Allah telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk manusia. Ia pulalah yang telah menundukkan semuannya untuk dapat dimanfaatkan sebesarbesarnya oleh manusia secara bijak dan untuk menyejahterakan hidupnya. Allah berfiman dalam surat Luqman ayat 20: Artinya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

3 Harta yang Allah berikan kepada manusia dapat dipergunakan untuk mensejahterakan dirinya, keluarga, masyarakat sekitar, negara dan bahkan penduduk dunia. Sejahtera artinya hidup dengan harta yang berkah. Salah satu ciri harta yang berkah adalah halal dan baik cara memperolehnya, memanfaatkannya, dan penyalurannya. Harta yang baik dan berkah tidak saja menyejahtehkan individu pemilik harta tapi juga masyarakat secara keseluruhan. Salah satu kewajiban mereka yang memiliki harta adalah membayar zakat. Zakat adalah salah satu merupakan instrumen penting di dalam islam dalam mensejahterakan umat. Dan zakat, juga infak, shodaqah, dan wakaf (ZISWAF) apabila dikelolah dengan baik dan penyaluran yang merata akan menimbulkan kesejahteraan tidak saja pada individu, tapi juga umat dan negara. Oleh karena itu, jika substansi ini benarbenar diterapkan di Indonesia maka tentunya tidak akan terjadi ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin yang begitu dalam. Dengan zakat, infak, sedekah dan wakaf maka akan terwujud keseimbangan taraf hidup di antara anggota masyarakat. (Hafidhuddin, 2007: 2) Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim Indonesia sebenarnya memiliki potensi stratejik yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan, yaitu institusi Zakat, Infak dan Shodaqah (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam, dan secara kultural kewajiban zakat,

4 berinfak, dan sedekah di jalan Allah telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat muslim. Secara substantif, zakat, infak dan sedekah adalah bagian dari mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan. Dana zakat diambil dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan bagi orang yang kekurangan, namun zakat tidak dimaksudkan memiskinkan orang kaya. Hal ini disebabkan karena zakat diambil dari sebagian kecil hartanya dengan beberapa kriteria tertentu dari harta yang wajib dizakati. Oleh karena itu, alokasi dana zakat tidak bisa diberikan secara sembarangan dan hanya dapat disalurkan kepada kelompok masyarakat tertentu. (Heryani, 2005: 3) Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima, yang merupakan pilar agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini. Zakat hukumnya wajib ain (farduain) bagi setiap muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syariat. Dan merupakan kewajiban yang disepakati oleh umat Islam dengan berdasarkan dalil Al-Quran, hadis dan ijma. (Kurnia, 2008: 20) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan zakat menjadi gerakan yang terus ditingkatkan sehingga bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan. Presiden sudah melihat zakat sebagai gerakan yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan. Presiden optimistis, zakat yang maksimal bisa membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin di Indonesia yang saat ini sekitar 30 juta orang. (Hari Supriyanto: 2011)

5 Menurut Wapres, potensi zakat yang besar di Indonesia seharusnya bisa dijadikan solusi untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Terlebih, seiring dengan peningkatan pendapatan penduduknya, potensi zakat di Indonesia juga semakin meningkat. Hanya saja, potensi ini belum tergarap secara optimal. (Hari Supriyanto: 2011) Direktur Eksekutif BAZNAS Teten Setiawan mengemukakan ada dua faktor penyebab belum optimalnya zakat. Pertama, masih banyak orang kaya yang wajib berzakat tapi belum paham tentang zakat. Kedua, zakat di Indonesia masih bersifat sukarela seperti tercantum pada UU No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. (Dakwatuna.com: 2011) Menurut Didin Hafidhuddin, dkk (2008:97) bahwa zakat itu harus dikelolah oleh lembaga (amil) yang profesional, amanah, bertanggung jawab, memiliki pengetahuan yang memadai tentang zakat, dan memiliki waktu untuk mengelolahnya. Berkenaan dengan amil zakat pada firman Allah SWT terdapat dalam surat At-Taubah ayat 103:

6 Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Dalam surat ini dijelaskan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari orangorang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakki) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimannya (mustahiq), yang mengambil dan menjemput tersebut adalah para petugas (amil). Imam al-qurthubi menafsirkan ayat tersebut bahwa amil itu adalah orang-orang yang ditugaskan (diutus imam atau pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat zakat yang diambilnya dari para muzaki untuk kemudian diberikan kepada yang berhak menerimannya (mustahiq). Amil zakat adalah mereka yang menjelaskan segala kegiatan yang berkaitan dengan uruan zakat, mulai dari proses penghimpunan, penjagan, pemeliharaan, sampai ke proses pendistribusiannya, serta tugas pencatat masuk dan keluarnya dana zakat tersebut. (Hafidhuddin, 2007: 196)

7 Undang-undang RI Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat Bab III pasal 6 dan 7 menyatakan bahwa lembaga pegelola zakat di Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Badan Amil Zakat dibentuk oleh pemerintah, sedankan Lembaga Amil Zakat didirikan oleh masyarakat. Pengelolaan zakat sering kali tanpa bentuk manajemen yang jelas. Semua berjalan dengan instuisi masing-masing. Manajemen dalam arti sesungguhnya tidak dikenal. Pembagian tugas dan struktur organisasi hanya formalitas tanpa adanya alasan yang jelas. Struktur hanya disesuaikan dengan keinginan sang pengelola atau si pendiri bukan berdasarkan kebutuhan riil organisasi. Pembagian tugas juga belum sepenuhnya nyata dan dipahami anggota organissi. Efeknya, organisasi bisa berjalan namun lambat, biasanya hanya diawal saja oranisasi berjalan namun lambat laun akan timbul kejenuhan, kecemburuan kerja dan akhirnya yang bekerja hanya beberapa elintir orang saja karena yang lain mengundurkan diri atau sengaja tidak aktif. Sedihnya, kondisi ini tidak banyak yang memahami karena sikap egois masing-masing. Akhirnya, organisasi tanpa manajemen yang jelas akan mandeg atau berjalan ditempat. (Sudirman, 2007:75) Terkait dengan lembaga zakat profesional maka manajemen zakat sangat perlu diperhatikan. Manajemen menurut Sudirman (2007) dalam Eri Sudewo (2004) sebagai proses perencanaan, pengorganisasian pengarahan, dan

8 pengawasan usaha para anggota organisasi dengan menggunakan sumber dana yang ada agar mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Di dalam undang-undang nomer 38 tahun 1999 pasal (1) ayat 1 tentang pengelolaan zakat, dijelaskan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Sedangkan pengertian manajemen keuangan dalam OPZ adalah perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian dana untuk memenuhi ketentuan syar i dan pembatasan dari donatur serta terwujudnya efisiensi dan efektifitas dana. Dengan melihat definisi diatas maka fungsi manajemen pada pengelolaan zakat meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan oleh semua anggota dan pengurus lembaga untuk pencapaian tujuan organisasi. Pada pengelolaan manajemen zakat yang perlu diperhatikan adalah sisi penghimpunan dana dan pendistribusian dana dan pendayagunaan dana. Penghimpunan dana meliputi penyuluhan, edukasi dan lainnya. Sedangkan pendistribusian dan pendayagunaan dana meliputi pengumpulan dan pengolahan data. (http://www.pkpu.or.id/news) Yayasan Lembaga Amil Zakat, Infak, Shodaqah dan Wakaf (LAZIS) Sabilillah Malang merupakan lembaga yang menyalurkan dana zakatnya kepada mustahiq. Lembaga ini berdiri pada 31 Maret 2006, dan memiliki kegiatan

9 menyalurkan dana zakat kepada mustahiq yang disebutkan dalam Al-Quran (Qs- At-Taubah : 60) terdiri dari delapan kelompok (asnaf) yaitu: Fakir, Miskin, Amil zakat, Mualaf, Budak (riqab), Orang yang berutang (gharimiin), Untuk jalan Allah (fisabilillah), Musafir (ibnusabil). Lembaga ini satu-satunya lembaga zakat di Kota Malang yang relatif masih baru yang dapat mengoptimalkan fungsi masjid, yaitu lembaga zakat yangberbasis masjid yang menurut Fahrudin Ansori dalam Sulaiman, AP selaku wakil ketua LAZIS Sabilillah merupakan satusatunya di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Lembaga zakat ini menggunakan fungsi masjid karena fungsi masjid bukan hanya sebagai sarana ritual ibadah wajib sehari-hari yaitu sholat, tetapi fungsi masjid selain sebagai tempat sholat juga sebagai sarana sosialisasi bagi masyarakat terlebih mengenai Zakat, infak, shodaqah dan wakaf. (http://www.sabilillahmalang.org) Berdasarkan beberapa hal mengenai LAZIS Sabilillah beserta programprogram yang ada di dalamnya serta berbagai permasalahan mengenai zakat yang muncul baik permasalahan intern (kurangnya petugas amil) maupun ekstern (terbatasnya dana yang diperoleh) menurut Fahrudin Ansori dalam hasil penelitiannya akan memberikan dampak tersendiri dalam hal keuangan LAZIS tersebut. Dari uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai manajemen pengelolaan dana zakat, Infak, Shodaqah dan Wakaf yang terdapat

10 pada Yayasan Lembaga Amil Zakat, Infak, Shodaqah dan Wakaf Sabilillah Malang, dengan judul: Manajemen Pengelolaan Dana Zakat, Infak, Shodaqah, dan Wakaf (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat, Infak, Shodaqah dan Wakaf (LAZIS dan Wakaf) Sabilillah Malang) 1.2. Fokus Penelitian Dari uraian latar belakang penelitian di atas maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu: Bagaimana manajemen pengelolaan dana zakat, infak, shodaqah dan wakaf pada lembaga amil zakat, infak, shodaqah, dan wakaf (LAZIS dan Wakaf) Sabilillah Malang? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pengelolaan dana zakat, infak, shodaqah dan wakaf pada lembaga amil zakat, infak, shodaqah, dan wakaf (LAZIS dan Wakaf) Sabilillah Malang. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Bagi LAZIS dan wakaf Sabilillah Malang.

11 a) Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengurus amil zakat, infak, shodaqah, dan wakaf dalam mengelolah dana zakat dalam hal manajemen pengelolaannya. b) Memberikan solusi pemikiran dalam menghadapi masalah-masalah manajemen amil zakat, infak, shodaqah, dan wakaf dalam periode mendatang. b. Bagi peneliti a) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai manajemen pengelolaan dana zakat. b) Dapat mengamalkan pengetahuan mengenai manajemen penyaluran dana zakat. c. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan bagi akademisi mengenai manajemen pengelolaan dana zakat. Sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan praktek manajemen secara benar dan baik. d. Bagi Pihak lain Manfaat penelitian ini bagi pihak lain adalah untuk memberi informasi atau pengetahuan tentang manajemen pengelolaan dana zakat, serta dapat memberi masukan dan referensi untuk mengambil keputusan.

12 1.5. Batasan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul Manajemen Pengelolaan Dana Zakat, Infak, Shodaqah, dan Wakaf (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat, Infak, Shodaqah dan Wakaf (LAZIS dan Wakaf) Sabilillah Malang), peneliti membatasi hanya meneliti tentang manajemen pengelolaan dana zakat, infak, shodaqah, dan wakaf tahun 2009-2011.