BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional)

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

2014, No Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Sejarah Singkat Berdirinya Badan Tenaga Nuklir Nasional

NUKLIR INDONESIA UNGGUL DI TINGKAT REGIONAL AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1980 TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA. Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

merupakan salah satu ujung tombak dari lembaga, organisasi, perusahaan untuk menciptakan untuk menciptakan keharmonisan dan pencitraan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. luas dengan sangat cepat. Penyebaran informasi yang begitu cepat tersebut

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1980 TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Program Kegiatan BATAN Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 82 TAHUN 1985 (82/1985) TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENSTRA PTLR

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5.

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 360/KA/VII/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) , , Fax. (+62-21) Po.Box Jkt Perijinan

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Peraturan Presiden Nomor 4

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR

BATAN. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 171/KA/VII/2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

HUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 98/KA/III/2000 TENTANG BADGE DAN KARTU ABSENSI DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

2017, No Nomor152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Un

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan PUSPITEK Serpong, Sub Bidang Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN). 1.1.1 Sejarah Perusahaan Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitas tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA,

2 Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN). Kemudian pada tahun 1998 berdasarkan Keputusan Presiden No. 10 tahun 1997 terjadi perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Bahan Tenaga Nuklir Nasional. BATAN merupakan lembaga pemerintah non kementrian yang juga memiliki kewenangan untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. Di bawah kewenangan BATAN pula Biro Pengawasan Tenaga Atom (BPTA) pada tahun 1997 melaksanakan riset dan mengawasi penggunaan tenaga nuklir di Indonesia. Secara singkat sejarah perkembangan Badan Tenaga Nuklir Nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.1 Sejarah singkat Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Uraian 1954 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet 1958 Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958) 1964 Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom 1965 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kw oleh Presiden RI sertaperubahan nama Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) 1966 Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat, Jakarta 1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta 1968 Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

3 1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung 1971 Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW 1972 Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN) 1979 Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kw di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI 1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 kev di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI 1987 Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan daya 30 MW dan Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong - Tanggerang oleh Presiden RI 1988 Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI 1989 Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden RI 1990 Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI 1992 Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI 1994 Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI 1995 Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan Whole Indonesian Core untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy 1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir 1997 Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir 1998 Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Keppres No.197 Tahun 1998)

4 2000 Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung oleh Wakil Presiden RI 2001 Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2003 Penyerahan hasil Comprehensive Assessment of Different Energy Sources for Electricity Generation in Indonesia kepada Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 kev, 10 ma di PPTN Yogyakarta: Pengoperasian Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel 2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir 2006 Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di seluruh Indonesia 2008 50 tahun BATAN Berkarya. 2012 Pencapaian 20 varietas unggul padi, 6 varietas unggul kedelai, 1 varietas unggul kacang hijau, dan 1 varietas kapas 54 tahun. Pemberian penghargaan berupa G.A. Siwabessy Award kepada tokoh atau figure yang dianggap berjasa dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia. Penghargaan G.A. Siwabessy Award diberikan kepada Ir. Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori Nuclear Lifetime Achievement. 2013 Peringatan 55 tahun BATAN Tetap Berkarya dan Penggantian logo BATAN yang memiliki makna BATAN adalah sebuah lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif, inovatif, mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk kesejahteraan bangsa. 2014 Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir (Outstanding Achievment Award) dunia, atas peran serta mendukung ketahanan pangan melalui radiasi dengan mengembangkan varietas benih unggul. Penghargaan disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada Duta Besar Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto (BATAN, n.d)

5 1.1.2 Lokasi Perusahaan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir PTBBN BATAN Gedung 20 atau 65 Kawasan Puspiptek Serpong, Tengerang Selatan. Telp. (021) 7560915, 7565826 Fax. (021) 7560909, 7560547 Email:ptbn@batan.go.id (PTBBN BATAN, n.d) 1.2 KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI BATAN Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN. 3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. (BATAN n.d)

6 1.3 Visi dan Misi BATAN 1.3.1 Visi BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa. 1.3.2 Misi 1. Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir. 2. Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. 3. Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara internasional. 4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pemangku kepentingan. 5. Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan menekankan pada asas kemanfaatan, keselamatan dan keamanan. 1.4 Tujuan BATAN Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran: 1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional 2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

7 1.5 Sasaran BATAN Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah : 1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan 2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat. 1.6 Prinsip, Nilai-Nilai dan Pedoman BATAN 1.6.1 Prinsip Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup. 1.6.2 Nilai-nilai Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai 1. Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable 2. Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab, Kreatif dan Kesetiakawanan 1.6.3 Pedoman 1. Berjiwa pionir 2. Bertradisi ilmiah 3. Berorientasi industri 4. Mengutamakan keselamatan 5. Komunikatif

8 1.7 Struktur Organisasi BATAN Gambar 1.1 Struktur BATAN 1.8 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bawah Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir (TEN), dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 46 tahun 2013 yang dijabarkan dalam Peraturan Kepala BATAN No. 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN. 1.8.1 Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN No. 14 Tahun 2013, PTBBN mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan di bidang pengembangan teknologi fabrikasi bahan bakar nuklir dan teknik uji radiometalurgi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, PTBBN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi serta pelaporan; b. Pelaksanaan pengembangan teknologi fabrikasi bahan bakar nuklir; c. Pelaksanaan pengembangan teknik uji radiometalurgi; d. Pelaksanaan pemantauan keselamatan kerja dan akuntansi bahan nuklir; e. Pelaksanaan jaminan mutu; f. Pelaksanaan pengamanan nuklir; dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir.

9 1.9 Visi dan Misi PTBBN-BATAN 1.9.1 Visi PTBBN unggul dan terdepan dalam inovasi litbangyasa teknologi bahan bakar nuklir 1.9.2 Misi 1. Menghasilkan teknologi bahan bakar nuklir yang bermutu, inovatif, dan berorientasi pada pelanggan (demand driven dan stake-holder satisfaction). 2. Mewujudkan pilar-pilar Science and Technology Base di bidang teknologi bahan bakar nuklir yang handal, berdaya saing, dan berkelanjutan 1.9.3 Struktur Organisasi PTBBN-BATAN Gambar 1.2 Struktur Organisasi PTBBN-BATAN.

10 1.10 Fasilitas di PTBBN-BATAN Fasilitas yang dimiliki dalam mendukung tugas dan fungsi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir meliputi Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) dan Instalasi Radio Metalurgi (IRM), yang terdiri dari : Laboratorium produksi bahan bakar nuklir, Laboratorium uji bahan dan bahan bakar nuklir pasca iradiasi, Laboratorium pengujian bahan dan produk pra iradiasi, Instalasi tata udara dan ventilasi, Instalasi pasokan energi dan media, Fasilitas keselamatan umum dan keselamatan radiasi, dan Fasilitas bengkel mekanik 1.10.1 Fasilitas Keselamatan Kerja dan Keteknikan Dilengkapi dengan peralatan polishing machine,survey meter/detektor radiasi, cutting device, mesin bubut serta fasilitas laboratorium keteknikan 1.10.2 Fasilitas Laboratorium Uji Pasca Iradiasi Fasilitas uji pasca Iradiasi terdiri dari 3 (tiga) hotcell besar ( 101, 102, dan 103), 7 (tujuh) hotcell kecil (104, 105,106, 107, 108, 109 dan 112) dan 2 (dua) hotcell sedang (110 dan 111). Untuk menangani pekerjaan didalam hotcell tersebut maka setiap hotcell dilengkapi dengan manipulator yang jumlah keseluruhannya ada 34 unit, power manipulator (1 unit) dan incell crane (5 unit). Transfer antar hotcell menggunakan dua jalur konveyor. Peralatan proses uji pasca Iradiasi terdiri dari berbagai peralatan, antara lain; can welding station, dismanling machine, ultrasonik, Eddy Current, Laser puncturing device, gamma scanning, peralatan preparasi sampel metalografi/ceramografi, mikroskop optk, uji tarik, uji impak, uji creep, peralatan preparasi uji kimia-fisika dan lainnya. (PTBBN, n.d)