BABI PENDAHULUAN A. LA TAR BELAKANG MASALAH Sebuah organisasi tidak akan berjalan mulus tanpa adanya manajemen, yang merupakan satu kelompok utuh dari pengelola organisasi, yang terdiri dari manajer, direktur, dewan direksi, dan sebagainya. Akuntansi manajemen merupakan salah satu jenis informasi yang dibutuhkan oleh manajemen. Informasi diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Akuntansi dapat dipandang dari dua sudut, yaitu akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Pemahaman yang baik mengenai karakteristik akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi akan membantu pemahaman karakteristik dan perekayasaan informasi akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi, akuntansi merupakan suatu sistem yang mengelola masukan yang berupa data operasi atau data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai Henry Simamora (1999:7) berpendapat bahwa informasi adalah fakta, data, observasi, persepsi, atau segala sesuatu lainnya yang menambah pengetahuan. 1
2 Ketika unsur dalam suatu badan usaha menjadi semakin kompleks, pihak manajemen membutuhkan informasi yang dapat mendukung dalam membuat putusan-putusan manajerial. Perubahan lingkungan juga memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Ketidakpastian lingkungan yang saat ini sedang melanda berbagai aspek kehiduapn, mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, menuntut manajer untuk menyiapkan diri dan perusahaan untuk menghadapi perubahan yang cepat. Dinamik Dari hasil peneliti~n Gul dan Chi (1994), Chia (1995), serta Nazaruddin (1998) menunjukkan bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel konstektual organisasi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh faktor ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik akuntansi manajemen (Gul & Chia, 1994; Chong, 1997 dalam Rahman, 2002). Hasil penelitian tersebut memberikan penjelasan bahwa ketersediaan informasi akuntansi manjemen yang andal akan dapat meningkatkan kinerja manajerial pada kondisi ketidakpastian lingkungan. Dampak interaksi karakteristik Sistem Akuntansi manajemen dengan desentralisasi berhubungan positif terhadap kinerja manajerial, artinya apabila dalam kondisi tingkat desentralisasi yang tinggi para manajer didukung dengan tingkat ketersediaan karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen yang semakin tinggi pula.informasi dalam sistem desentralisasi lebih banyak dibutuhkan dibanding dalam organisasi yang tersentralisasi.
3 Waterhouse dan Tieesan (1978), Galbraith (1973) rnenyatakan bahwa hal ini dikarenakan sistem sentralisasi manajer hanya menjalankan perintah atasannya saja. Sebaliknya dalarn sistern desentralisasi manajer mernerlukan informasi lebih banyak untuk membuat keputusan rnereka. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, bentuk struktur organisasi yang sesuai adalah desentralisasi (Burn dan Stalker, 1961; Govindarajan, 1986; Nazarudin, 1998 dalarn Rahman, 2002). Hal ini disebabkan karena dalarn kondisi ketidakpastian yang tinggi diperlukan suatu pengarnbilan keputusan dengan cepat dan segera. Desentralisasi menyebabkan rnanajer lini terdepan yang berhubungan langsung dengan pusat permasalahan akan memiliki otoritas untuk mengambil keputusan, sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat (Thomson, 1967). Desmiyawati (2001) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada interaksi antara karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi rnanajernen dan strategi bisnis akan rneningkatkan kinerja organisasi, dan adanya interaksi antara karakteristik informasi broad scope sistern akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan adalah positif dan signifikan yang berarti bahwa ada pengaruh antara karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja organisasi. Selain itu pula, pembebanan tugas yang dalarn hal ini dititikberatkan pada job description, dapat menjadi salah satu faktor penentu yang dapat mempengaruhi dalam menilai kinerja manajer.
4 Sifat-sifat perbedaan tugas dalam research & development secara potensial dapat mempengaruhi keefektifan bentuk pengendalian akuntansi karena sifatnya yang tidak rutin (Abernethy & Brownell, 1997). Dalam penelitian Keller (1994), Miller, Glick, Wang & Huber (1991) rutinitas didefinisikan sebagai suatu teknologi dalam melakukan tugas-tugas yang berulang-ulang dan yang dapat diprediksi. Model stuktur dan teknologi Perrow (1970) melihat rutinitas dari 2 dimensi, yaitu: task analyzability dan number of exception. Task analyzability adalah keberadaan suatu teknik yang dirancang dengan baik dan digunakan untuk melakukan suatu tugas. Sedangkan number of exception merupakan derajat variasi (pengecualianpengecualian) dalam melakukan suatu tugas. Task analyzability dan number of exception mengacu pada ketidakpastian tugas (task uncertainty). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk tugas-tugas dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi, bentuk pengendalian akuntansi kurang tepat untuk digunakan (Hirst, 1983; Brownell & Hirst, 1986; Brownell & Dunk, 1991). Namun buktibukti yang memperkuat hasil penelitian diatas untuk organisasi research & development. Faisal (2000) yang meneliti tentang Pengaruh Karakteristik Tugas terhadap Keefektifan Bentuk Pengendalian Akuntansi, Perilaku, dan Personal dalam Peningkatan Kinerja Manajerial, memberikan hasil bahwa untuk pengendalian akuntansi kurang cocok dalam organisasi research & development tetapi hasil penelitian tersebut diharapkan mempunyai beberapa implikasi.
5 Kebutuhan informasi dalam suatu organisasi tergantung pada beberapa faktor. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontijensi (Otley, 1980), bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi itu mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi, tetapi ada faktor penentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi akuntansi manajemen. Faktor-faktor tersebut antara lain: ketidakpastian lingkungan (Gordon dan Narayanan, 1984; Govindarajan, 1984), kompleksitas teknologi (Chenhall dan Morris, 1986), task uncertainty (Chong, 1996), strategic uncertainty (Riyanto, 1997), strategi (Govindaraja dan Gupta, 1985; Simons, 1987; Abernethy dan Guthrie,.1994; Chong dan Kar, 1997). Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik (seperti: pemerintah pusat dan daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga negara). Tuntutan akuntabillitas sektor publik terkait dengan perlunya dilakukan transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. Mardiasmo (2002) dalam Abdullah (2005) mengatakan bahwa dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah daerah berkewajiban melakukan dua jenis pertanggungjawaban. Pertama, pertanggungjawaban vertikal kepada pemerintah pusat. Kedua, pertanggungjawaban horizontal kepada DPRD dan masyarakat luas. Kedua jenis pertanggungjawaban
6 pemerintah daerah tersebut merupakan elemen penting dalam proses akuntabilitas. Menurut Mardiasmo (2002:8), perbedaan sifat dan karakteristik antara orgamsast publik dan organisasi swasta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabell Perbcdaan, Sifat, dan Karakteristik Antara Organisasi Publik dan Organisasi Swasta Pcrbcdaan Scktor Publik Sektor Swasta Tujuan Organisasi Nonprofit motive Profit motive Sumber Pendanaan Pajak, retribusi, utang, Pembiayaan internal: obligasi, laba modal sendiri, laba BUMN/BUMD, ditahan, penjualan penjualan asset negara, dll. aktiva. Pembiayaan eksternal: utang bank, obligasi, penerbitan saham. Pertanggungjawaban Kepada masyarakat Kepada pemegang (publik), parlemen saham dan kreditor (DPR/DPRD) Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan Fleksibel: datar, hierarkhis pyramid, lintas fungsional, dsb. Karakteristik Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik Anggaran Sistem Akuntansi Cash Accountinf? Accrual Accountinf? Sumber: Mardiasmo (2002:8) B. RUMUSAN MASALAH Penelitian ini dilakukan untuk meneliti apakah ada pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen desentralisasi, ketidakpastian lingkungan (perceived environmental uncertainty), dan pembebanan tugas
7 terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah informasi sistem akuntansi manajemen desentralisasi berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah? 2. Apakah informasi sistem akuntansi manajemen perceived environmental uncertainty berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah? 3. Apakah informasi sistem akuntansi manajemen pembebanan tugas berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah? c. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah informasi sistem akuntansi manajemen desentralisasi berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. 2. Untuk mengetahui apakah informasi sistem akuntansi manajemen perceived environmental uncertainty berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. 3. Untuk mengetahui apakah informasi sistem akuntansi manajemen pembebanan tugas berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah daerah.
8 D. MANFAAT PENELITIAN Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya berkenaan dengan adanya hubungan antara desentralisasi, ketidakpastian lingkungan (perceived environmental uncertainty), dan pembebanan tugas dengan karakteristik informasi akuntansi manajemen. 2. Untuk memperjelas faktor yang paling berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah. 3. Bagi para praktisi, diharapkan dapat memberikan informasi yang berarti mengenai perlunya perencanaan sistem control dalam suatu organisasi. Karena adanya perubahan dalam sistem kontrol organisasi, membutuhkan beberapa aspek lain dari struktur orgamsas1 sehingga dapat meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi. E. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Adanya perencanaan, pengendalian, serta pengambilan keputusan dalam suatu organisasi dibutuhkan adanya sistem informasi yang dapat memberikan masukan bagi perkembangan organisasi. Informasi merupakan pendorong utama yang membantu manajemen dalam bekerja. Kurangnya informasi dapat menyebabkan manajemen tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Dcwasa ini organisasi sektor publik dituntut untuk dapat memberikan informasi yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Penyampaian informasi
9 secara efektif dan efisien serta dilakukan transparan, setidaknya telah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam penelitian ini, hanya membatasi sistem informasi akuntansi manajemen desentralisasi, ketidakpastian lingkungan (perceived environmental uncertainty), dan pembebanan tugas serta pengaruhnya terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah.