PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA MELALUI MODEL DL DAN PjBL. (Artikel Skripsi) Oleh: DITA WIDIASTUTI

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PJBL DAN DL

KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DAN JIGSAW PADA PELAJARAN IPS

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA ICT DAN MEDIA VISUAL. (Artikel Skripsi) Oleh DWI RAHMAWATI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAN MODEL KOTA JAMBI

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GOOGLE EARTH DAN MEDIA KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : AZHAR KHOIRUDDIN

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL PBL DAN PJBL DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN NHT DAN ST DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MELDA SARI SUPRIYADI A.

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI KAKAP

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PERBEDAAN MORALITAS SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN CM, MAM DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh SANDI EKA PUTRA SUPRIYADI RAPANI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, PEMANFAATAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Pemi Zurriyatina ( )

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENERAPKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION HILMARISA 2008/02393

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH, BUDAYA MEMBACA, KOMPETENSI GURU, TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PENGARUH STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Automotive Science and Education Journal

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh LENI SETIYAWATI RAPANI ASMAUL KHAIR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PS DAN PP DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.


STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Keyword: Index Card Match, Learning Interest, natural Science.

READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI ANTARA PBL DAN MAM DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN TGT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes, Building Construction

Transkripsi:

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA MELALUI MODEL DL DAN PjBL (Artikel Skripsi) Oleh: DITA WIDIASTUTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA MELALUI MODEL DL DAN PjBL Dita Widiastuti, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P.IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung This research aims to know the difference of students learning results in IPS Terpadu subject and the effectiveness of DL and PjBL in IPS Terpadu subject at the seventh grade students of SMP Negeri 1 Pagelaran. This research used experimental method method with a comparative approach. The population were 319 students and the sample was two classes which divided into 31 students of experiment class and 32 students of control class. The sample was taken by using cluster sampling. The data were collected by using interview, observation, documentation and test. The data were analyzed by using T-test Two Sample Independent and Formula of N-Gain. The result of this research showed that: (1) There is a difference of average of students learning results in IPS Terpadu subject who taught by using DL and students who taught by using PjBL, (2) There is a difference of effectiveness between the use of DL and PjBL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa dan efektivitas model pembelajaran DL dan PjBL pada mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pagelaran. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan komparatif. Populasi berjumlah 319 siswa dan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri dari 31 siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol. Sampel ditentukan melalui teknik cluster sampling. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data menggunakan T-test Dua Sampel Independen dan rumus N-Gain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajar menggunakan model DL dengan siswa yang diajar menggunakan PjBL, (2) Ada perbedaan efektifitas antara model DL dan model PjBL. Kata kunci: DL, hasil belajar, PjBL

Pendahuluan Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Proses pembelajaran dalam pendidikan formal menggunakan pendekatan, strategi, model pembelajaran, media dan juga metode sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Dewasa ini, proses pembelajaran diharapkan berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator dan pembelajaran yang bersifat tidak verbalisme. Namun, pada kenyataannya yang terjadi dalam proses pembelajaran di kebanyakan sekolah-sekolah formal adalah sebaliknya. Guru-guru masih banyak menggunakan model pembelajaran tradisional, seperti guru yang menjadi pusat pembelajaran dan pusat segala informasi. Proses belajar juga masih sekedar pembelajaran verbalisme, bukan konsep. Akibatnya hasil belajar para siswa tidak begitu baik, dimana hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Hal ini juga terjadi pada proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Pagelaran. Melalui wawancara yang dilakukan penulis dengan guru IPS Terpadu di sekolah tersebut, diketahui bahwa pada mata pelajaran IPS Terpadu, guru pengampu merasa kesulitan untuk menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa karena para peserta didik dirasa belum mampu untuk belajar mandiri seperti yang diharapkan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dikembangkan secara terpadu. Proses belajar ilmu pengetahuan sosial cenderung hanya tekstual dan menggunakan metode yang kadang membosankan sehingga untuk mengubah anggapan bahwa IPS dan dalam pembelajarannya membosankan perlu dilakukan inovasi agar dapat membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Beberapa faktor mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah: 1. faktor intern (dari dalam diri), meliputi: a. faktor jasmaniah: faktor kesehatan, cacat tubuh b. faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan c. faktor kelelahan 2. faktor ekstern (dari luar diri), meliputi: a. faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan

b. faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah. Standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah c. faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003: 54-71) Hasil belajar siswa yang belum optimal diduga dipengaruhi oleh model pembelajaran guru. Model pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bisa mengerti, untuk bisa membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka berpatisipasi untuk membangun sendiri pengetahuannya dengan diskusi, mengamati, menemukan dan memecahkan masalah atau menugaskan mereka membuat sebuah karya. Upaya yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi hal demikian adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa membangun sendiri pengetahuannya adalah Discovery Learning (DL). Fair dan Kachaturoff menyatakan sebagaimana dikemukakan oleh para ahli, pembelajaran ini kemungkinan adalah metode yang paling membantu dalam pembelajaran IPS dengan penelitian sebuah masalah yang memerlukan pembuktian secara ilmiah (dalam Ngalimun, 2014: 40). Model pembelajaran lain yang dapat membuat siswa membangun sendiri pengetahuannya adalah model Project-Based Learning (PjBL). Adanya perbedaan aktivitas antara siswa yang menggunakan model pembelajaran DL dan PjBL akan memberikan berbagai kemungkinan hasil belajar siswa. Perbedaan aktivitas dalam proses pembelajaran DL dan PjBL tersebut dapat memberikan hasil belajar IPS Terpadu yang berbeda yaitu diharapkan lebih tingginya hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diberi model pembelajaran DL dibandingkan model pembelajaran PjBL ataupun sebaliknya yaitu hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diberi model pembelajaran PjBL lebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi model pembelajaran DL. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas dan berjumlah 319 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster sampling. Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 10 kelas, yaitu VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, VII.5, VII.6, VII.7, VII.8, VII.9 dan VII.10. Berdasarkan penggunaan teknik clutser sampling dipilihlah kelas VII.6 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran DL dan VII.7 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model PjBL. Kelas VII.6 dan VII.7 merupakan kelas yang mempunyai kemampuan akademis yang relatif sama, karena dalam pendistribusian siswa tidak dikelompokan berdasarkan kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas yang satu dengan yang lain meskipun bukan dengan kelas yang bukan sampel.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang siswa yang tersebar kedalam 2 kelas yaitu kelas VII.6 sebanyak 31 siswa dan VII.7 sebanyak 32 siswa. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan teknik tes. Uji normalitas menggunakan uji Liliefors. Uji homogenitas menggunakan rumus t-test. Untuk pengujian hipotesis, hipotesis pertama diuji menggunakan t-tes dua sampel independen dan hipotesis kedua diuji dengan menggunakan rumus N-Gain. Hasil dan Pembahasan Hipotesis Pertama Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t-test dua sampel independent, maka hipotesis pertama t hitung 2,381 dan t tabel 1,999. Berdasarkan kriteria pengujian, karena t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. Dengan kata lain, hipotesis diterima. Oleh karena itu, rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran DL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan PjBL. Hipotesis Kedua Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus efektivitas N-Gain, perhitungan hasil efektivitas penggunaan media ICT dan media tradisional hasilnya adalah 1,279 yang artinya penggunaan model pembelajaran DL lebih efektif digunakan untuk pemberian materi pembelajaran IPS Terpadu daripada PjBL. Dengan kata lain, ada perbedaan efektivitas penggunaan model pembelajaran DL dan PjBL pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran. Pembahasan 1. Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa yang diberi perlakuan Model Pembelajaran Discovery Learning dan Project-Based Learning pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Project-Based Learning (kelas kontrol), terlihat pada hasil tes akhir kelas eksperimen yaitu 80,06 lebih tinggi dari hasil tes akhir kelas kontrol yaitu 75,19. Hal ini dikarenakan perbedaan perlakuan terhadap kedua kelas sampel tersebut. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui variasi nilai hasil belajar siswa pada tiap-tiap kelas sampel. Semakin kecil standar deviasi yang diperoleh maka semakin kecil keberagaman siswa dalam kelas. Standar deviasi nilai hasil belajar IPS Terpadu kelas eksperimen adalah sebesar 8,40 sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 7,85. Pemberian tes awal pada tiap-tiap kelas sampel dilakukan pada

pertemuan awal penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas memiliki rata-rata kemampuan yang sama dan juga untuk mengetahui efektivitas model belajar yang diberikan sebagai perlakuan terhadap masing-masing kelas sampel. Rata-rata hasil belajar pada tes awal di kelas eksperimen adalah sebesar 57,84 dengan standar deviasi 11,27, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh ratarata hasil belajar sebesar 57,78 dengan standar deviasi 13,57. Hasil belajar menggunakan model pembelajaran DL dibandingkan dengan model PjBL dapat dibuktikan melalui uji hipotesis. Ho ditolak dan Ha diterima dengan uji t-test rumus Pooled Varian diperoleh t hitung (2,381) > (1,999). Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar IPS Terpadu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan DL dan PjBL karena model DL memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, hal ini merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah. Penerapan model DL menuntut siswa aktif karena bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir. Siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan seperti menghimpun informasi, mengkategorikan, menganalisis serta mengorganisasikan. Siswa diarahkan untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, sesekali guru membantu siswa yang kesulitan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat konstruktif. Siswa juga dididik untuk lebih mandiri dalam menemukan pengetahuannya. Hal tersebut memungkinkan para siswa menemukan makna dari apa yang mereka pelajari, juga memungkinkan mereka memahami konsep, hubungan dan karakteristik suatu materi dalam bahasa yang mereka mengerti dan akhirnya mengambil sebuah kesimpulan dari proses pembelajaran. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Bruner (dalam Budiningsih, 2005: 41) bahwa hendaknya guru memberikan kesempatan pada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian atau ahli matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contohcontoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Pembelajaran dengan menggunakan model DL dimulai dengan situasi yang membingungkan. Hal ini bisa dilakukan dengan guru yang bertanya, menganjurkan siswa untuk membaca buku atau sumber belajar lain dan aktivitas-aktivitas yang mengarah pada proses pemecahan masalah. Setelah siswa menghadapi situasi yang membingungkan mengenai materi belajar, maka guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan yang relevan dengan bahan pelajaran kemudian merumuskannya dalam hipotesis atau jawaban sementara untuk pertanyaan. Setelah siswa merumuskan hipotesis, maka mereka kembali mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang relevan dengan bahan pelajaran untuk mencari tahu kebenaran hipotesis. Kegiatan

menggeneralisasi atau memberikan kesimpulan secara umum dilakukan setelah diketahui benar atau tidaknya hipotesis, dari kegiatan ini siswa akan mendapatkan pengetahuan baru mereka. Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan DL dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan proses kognitif. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide dengan lebih baik. Kelebihan lain yang akan diperoleh ketika menerapkan model DL ini adalah bisa mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja dengan secara ilmiah karena dituntut untuk mengamati, menanya, merumuskan hipotesis serta membuktikan hipotesis tersebut dan selanjutnya memberikan generalisasi untuk sebuah pengetahuan baru. Namun, selain memiliki beberapa kelebihan di atas, model ini juga memiliki beberapa kelemahan ketika diterapkan antara lain tidak menyediakan kesempatankesempatan berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. Sementara itu, model PjBL membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi karena dalam proses pembelajarannya, siswa tidak hanya belajar tentang suatu materi tetapi juga diharuskan untuk membuat sebuah hasil karya yang berkaitan dengan materi. Hal ini bisa menjadi sebuah hambatan dalam proses belajar apabila perhatian siswa terdistraksi pada mengerjakan proyek dan mengabaikan materi yang seharusnya dipelajari. Oleh karena itu, untuk meminimalisir distraksi yang disebabkan oleh pengerjaan proyek, maka guru menginstruksikan untuk mengerjakan hasil karya mereka di luar jam pelajaran dan untuk pengerjaan proyek pada jam pelajaran, guru hanya menuntun siswa mengerjakan proyek laporan hasil karya mereka. Namun, model ini juga memiliki kelebihan antara lain dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, memberikan pengalaman pada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain. Model ini juga membuat suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga baik siswa maupun guru dapat menikmati proses pembelajaran. Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi (2012) yaitu Peningkatan Hasil Belajar Metode Discovery Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya yang menyatakan bahwa model DL sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai evaluasi belajar pada siklus pertama sebesar 78,72 dan terjadi peningkatan setelah adanya perbaikan pembelajaran pada siklus ke dua menjadi 97,76. Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Sasmira (2009) yaitu Efektivitas metode Discovery Learning dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Sub Pokok Bahasan Mengenal Alat-Alat Kantor Kelas XI SMK Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tl to = 6,41 tt 5% = 2,00 dan t 1% = 2,65 karena to yang diperoleh lebih besar dari tt yaitu = 2,00 <6,41> 2,65 maka metode DL lebih efektif daripada metode diskusi.

Berdasarkan pembahasan hasil belajar IPS Terpadu dapat dikatakan bahwa kelas yang menggunakan model belajar DL memiliki rata-rata nilai lebih tinggi yaitu 80,06 dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model belajar PjBL yaitu 75,19. Hal ini juga dapat dilihat dari tingkat persentase ketuntasan siswa 77,42% setelah diberikan perlakuan model belajar DL dan 53,13% setelah diberikan perlakuan model belajar PjBL. 2. Model pembelajaran Discovery Learning lebih efektif dibandingkan model pembelajaran Project-Based Learning pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa terdapat perlakuan yang lebih efektif antara model pembelajaran DL dengan PjBL. Hal ini dibuktikan melalui uji hipotesis kedua dengan menggunakan rumus N-Gain, diperoleh N-Gain kelas eksperimen 0,527 > N-Gain kelas kontrol 0,412. Dengan demikian efektivitas antara kedua model pembelajaran tersebut adalah 1,279 (>1) maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan kualifikasi model DL lebih efektif dibandingkan dengan PjBL. Oleh karena itu, ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran Discovery Learning (DL) dan Project-Based Learning (PjBL) untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran pada materi Sumber Daya Alam di mana indikator pembelajaran antara lain pengertian, konsep dan contoh-contoh sumber daya alam Indonesia, sesuai dengan tujuan pembelajaran Discovery Learning yang dikemukakan oleh Kosasih (2014: 83) yaitu untuk menemukan pengertian, ciri-ciri, perbedaan, persamaan suatu benda, konsep, ataupun objek-objek pembelajaran lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam panduan mengajar dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa karakteristik yang paling jelas mengenai Discovery sebagai model belajar ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri (Kemdikbud, 2013: html). Hal di atas juga sesuai dengan pendapat Sardiman (2005: 145) bahwa dalam mengaplikasikan Discovery Learning, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Keunggulan pembelajaran DL terhadap PjBL adalah pada pelaksanaannya, semua kelompok mengamati, menanya, membuat hipotesis dan akhirnya membuat generalisasi dengan keseluruhan topik (topik yang sama), sedangkan pada PjBL di siswa sulit memahami topik secara keseluruhan karena topik yang diberikan kepada setiap kelompok berbeda.

Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarti, Suyudi dan Yogihati (2014) yang berjudul Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas X SMAN 8 Malang yang menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan nilai thitung adalah 9,023. Nilai thitung = 9,0230 > 1,668 (t (66;.05)), nilai rata-rata kemampuan memecahkan masalah siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran discovery learning sebesar 79,83, sedangkan nilai rata-rata kemampuan memecahkan masalah siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 64,09. Siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran DL ini memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena Bruner (dalam Budiningsih, 2005: 41), sang pencetus teori Discovery Learning mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contohcontoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Menurut Kosasih (2014: 84), peranan guru dalam DL tidak lagi sebagai penyuplai ilmu pengetahuan. Guru lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan kreativitas siswa. Dalam hal inilah peran guru sebagai motivator, fasilitator dan manajer pembelajaran sangat diharapkan. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah (2014), dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa yang menyimpulkan bahwa penerapan model guided discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, hal tersebut dapat ditunjukkan dengan persentase motivasi siswa pada siklus I (52,63%), pada siklus II (84,21%) meningkat sebesar 31,58%. Persentase hasil belajar kognitif siswa pada siklus I (63,16%), pada siklus II (84,21%) meningkat sebesar 21,05%, nilai rata-rata motivasi dan hasil belajar siswa menunjukkan kategori baik. Berdasarkan pembahasan hasil belajar IPS Terpadu dapat dikatakan bahwa kelas yang menggunakan model belajar DL memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model belajar PjBL. Terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan siswa sebesar 22,22% setelah diberikan perlakuan model belajar DL dan 17,41% setelah diberikan perlakuan model belajar PjBL. Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu dengan perlakuan model pembelajaran Discovery Learning (DL) dan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dimana hasil belajar IPS Terpadu pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran DL lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran PjBL pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2014/2015. 2. Ada perbedaan efektifitas antara model pembelajaran DL dan model pembelajaran PjBL pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran dimana model pembelajaran DL lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PjBL. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan: 1. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran dapat dimaksimalkan oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu dengan memperhatikan materi yang akan disampaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru, dalam menerapkan model belajar DL dan PjBL harus lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya dengan cara membimbing mereka melalui berbagai pertanyaan yang bersifat konstruktivisme. 3. Bagi siswa, dalam proses pembelajaran menggunakan model DL dan PjBL harus lebih aktif dalam bertanya, membaca sumber-sumber yang relevan serta mengamati lingkungan sekitar sehingga mampu menemukan pengetahuannya sendiri. 4. Model Discovery Learning dan Project-Based Learning dapat dijadikan alternatif bagi proses belajar-mengajar karena bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Indarti. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas XSMAN 8 Malang. Universitas Negeri Malang. Malang. Diakses 23 September 2014 dari http://digilib.unimal.ac.id Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Diakses 2 Maret 2015 dari https://docs.google.com/document/export?format=pdf Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No.20. Jakarta: Sekretariat Negara Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Sasmira, Nova. 2009. Efektivitas metode Discovery Learning dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Sub Pokok Bahasan Mengenal Alat-Alat Kantor Kelas XI SMK Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009. Medan. Universitas Negeri Medan diakses dari http://unimed.ac.id Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Supriyadi, Agus. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Metode Discovery Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya. Pontianak. Universitas Tanjungpura. Diakses dari http://unitan.ac.id