putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

dokumen-dokumen yang mirip
studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

santalin, angolensin, pterocarpin, pterostilben homopterocarpin, prunetin (prunusetin), formonoetin, isoquiritigenin, p-hydroxyhydratropic acid,

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

serta peningkatan jumlah dan jenis penyakit. Tumbuhan sebagai sumber senyawa bioaktif alami merupakan bahan baku yang potensial yang menunjang usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

Daun Yakon dan Diabetes Mellitus

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

Efektifitas Rebusan Daun Kersen (Muntingia calabura L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit (Mus musculus) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Tradisional Bagian Daun dan Buah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG FALOAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit menahun ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Sujatno, 2008). Penyakit DM ini digolongkan menjadi dua yakni diabetes mellitus tipe I dan diabetes mellitus tipe II, yang mana pada dasarnya DM tipe I disebabkan karena kerusakan pada sel β pankreas yang umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, sedangkan DM tipe II di samping disebabkan defisiensi insulin juga oleh karena hormon insulin penderita tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja dengan normal padahal insulin mempunyai peran utama dalam mengatur kadar glukosa darah (Katzung, 2007). Salah satu cara yang sering dilakukan untuk menurunkan kadar glukosa darah ini adalah dengan menggunakan obat-obat yang berkhasiat sebagai antidiabet. Antidiabet sendiri dapat diartikan sebagai obat yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yang meningkat (Katzung, 2007). Penggunaan obat antidiabet dalam jangka waktu lama merupakan masalah yang perlu diperhatikan efektifitas dan keamanan obat yang akan digunakan, sedangkan dari sisi non medis yang menjadi masalah adalah besarnya biaya pengobatan jangka panjang sehingga perlu dicari pengobatan yang relatif murah dan terjangkau. Sebagai salah satu alternatif adalah pemanfaatan obat tradisional yang telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia. Beberapa tanaman tradisional yang sering digunakan dalam penurunan kadar glukosa darah antara lain: alpukat, apel, jambu biji, buah naga, belimbing, pisang, semangka, bayam, buncis, lidah buaya, bawang 1

2 putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.) dan bagian yang digunakan adalah daunnya. Daun alpukat ini selain digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah, juga dapat dipakai untuk mengobati penyakit kencing batu, darah tinggi, sakit kepala dan nyeri lambung. (Wijayakusuma, 2004). Kandungan senyawa kimia dari daun alpukat ini di antaranya adalah saponin, alkaloid dan flavonoid (Anonim, 1991). Pada penelitian sebelumnya ekstrak metanol daun alpukat (Persea americana Mill.) dengan dosis 20 mg/kgbb dan 40 mg/kgbb dapat menurunkan nilai kolesterol total, trigliserida dan LDL secara signifikan bahkan mampu menaikan nilai HDL. Dosis 20 mg/kgbb penurunan kolestrol total, trigliserida dan LDL yakni: 54,2 %; 46,2 %; 65,6 % dan menaikan nilai HDL sebesar 60 %. Dosis ditingkatkan menjadi 40 mg/kgbb penurunan dari kolestrol total, trigliserida dan LDL juga semakin besar 60,4 %; 69,2 %; 87,5 % serta nilai HDL juga mengalami peningkatan yang besar menjadi 80 % (Kolawole et al.,2012). Penelitian lain dengan ekstrak metanol daun alpukat juga terbukti mengandung total fenolik dan flavonoid yang bermanfaat sebagai antioksidan (Edewor et al, 2013), selain itu ekstrak air dari daun alpukat (Persea americana Mill.) terbukti memiliki aktifitas analgesik dan antiinflamasi sebab mampu memberikan daya tahan pada tikus yang diinduksi rasa sakit dengan menggunakan formalin dan asam asetat (Adeyemi et al, 2002). Flavonoid digolongkan dalam beberapa golongan: flavones, flavonols, flavonones, katekin, anthocyanidins dan isoflavon. Contoh senyawa flavonols yaitu kamferol, kuersetin dan myricetin. Senyawa dari flavonols yang diduga memilki aktifitas dalam penurunan kadar glukosa darah adalah kuersetin. Dimana mekanisme kerja kuersetin dalam

3 menurunkan kadar glukosa darah yakni menjaga sel pankreas tetap bekerja secara normal (Gregory, 2011). Penelitian mengenai aktivitas daun alpukat ini sudah banyak dilakukan, salah satunya yang telah dilakukan adalah penelitian mengenai pengaruh ekstrak etanol daun alpukat terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dengan metode uji toleransi glukosa. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun alpukat tersebut ternyata memiliki khasiat dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan dosis 0,5; 1; 1,5 g/kgbb (Kristinawati, 2010). Penelitian yang telah dilakukan ini belum diketahui senyawa apa yang berkhasiat sebagai penurunan kadar glukosa darah. Dalam penelitian ini akan diteliti fraksi etil asetat ekstrak etanol yang berasal dari daun alpukat yang memiliki aktifitas dalam menurunkan kadar glukosa darah. Dari uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian aktivitas penurunan kadar glukosa darah dari daun tanaman alpukat (Persea americana Mill.) dengan menggunakan fraksi etil asetat ekstrak etanol. Hal ini dikarenakan kandungan senyawa kimia flavonoid yang diduga memiliki aktifitas dalam penurunan kadar glukosa darah adalah kuersetin, di mana kuersetin sangat mudah larut dalam alkohol (Gregory, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nickavar 2003 yang menggunakan fase etil asetat untuk menarik kandungan berkhasiat kuersetin dari tanaman Tanacetum balsamita L dan hasilnya kandungan kuersetin sangat signifikan tertarik pada fase etil asetat, oleh sebab itu penelitian ini menggunakan etil asetat untuk menarik kandungan berkahasiat tersebut. Pada penelitian ini, akan diuji efek penurunan kadar glukosa darah dari fraksi etil asetat daun alpukat esktrak etanol yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diberi glukosa dosis tertentu, sehingga

4 dapat diketahui pengaruh fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat terhadap penurunan kadar glukosa darah. Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah glibenklamid. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang timbul pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan? 2. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat dengan peningkatan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan? Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan, dan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat dengan peningkatan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. Hipotesis penelitian ini adalah pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan, dan terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat dengan peningkatan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. Dari penelitian ini diharapkan data ilmiah yang diperoleh dari aktivitas antidiabet dari fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bermanfaat dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Selain itu dengan adanya hasil dari penelitian ini,

dapat dikembangkan penelitian lanjutan menuju ke arah obat herbal terstandar dan fitofarmaka. 5