ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

Maria S. Rumampuk, Perbandingan Perhitungan Harga Pokok

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING CV PUTRA JAYA ROTAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

OLEH : SRI PRATIWI SUHARDI

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD. CAHAYA JATI PASURUAN

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI

Tria Tomayahu,. J.J. Tinangon. Analisis Perhitungan Harga

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (SISTEM ABC) (Studi Kasus pada CV. Indah Cemerlang Malang)

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

Management Analysis Journal

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Biaya Tradisional. sistem tradisional, penulis mengutip pengertian mengenai sistem

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost)

C.R. F.Worotitjan., J. Morassa. Penerapan Konsep Sunk ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MANADO NUSANTARA INFORMASI (KORAN SINDO)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENERAPAN ACTIVITY BASED BUDGETING SEBAGAI ALAT UNTUK MENGURANGI BIAYA PADA PERUSAHAAN ROKOK CENGKIR GADING NGANJUK. Oleh: Hany Cahya Oktavia ABSTRAK

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF LEMBAGA PENDIDIKAN PADA THE BRIDGE MANADO ABSTRACT

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Danang Rahmaji, Penerapan Activity Based. PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. CELEBES MINA PRATAMA

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

Diajukan oleh : Yunanto D

Analisis Perhitungan Kos Produk Kubah Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada UKM Bakat Jaya

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK RUSAK DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

Rebecca Kapojos., J.J. Sondakh., S.K. Waladouw Penerapan Metode Activity

BAB 2 TINJAUAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan) Jemy Hendra Widyanto 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta e-mail: 1) jemy_hw@yahoo.co.id 2) rispantyo@yahoo.co.id 3) djokokristianto@yahoo.co.id ABSTRACT This study uses the concept of a system of Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing System to make the activity as the central point of its activities. Information about the activity measured, recorded and provided in a shared database using Activity Based Costing system. It is based on the premise that the cause of the cost is the activities undertaken in a company, so naturally when allocating indirect costs is based on the activity. Based on the above definition of Activity Based Costing is a cost accounting system that will impose costs to products or customers based on the resources consumed by identifying the cost of each activity required to produce a product or service. Researchers used Putra Jaya Rattan as an object in this study because of Putra Jaya Rotan because in the calculation of factory overhead costs are still using traditional methods or conventional. In traditional or conventional whole system of indirect costs will be collected in a single grouping of cost (Cost Pool), then the total costs are allocated to the basic allocation to a cost object. Base allocation used in Traditional System is in the form of hours, direct labor, direct labor costs, raw material costs, the number of hours the engine, or the number of units produced. All this allocation basis is the cost driver is only related to volume or level of production that is used to allocate Factory Overhead. Results of determining the cost of production CV Putra Jaya Rattan using the traditional system of Rp1,500.000; per year for a total of Rp 3.600.000.000;. While using the ABC method obtained a price of Rp 1.102.287,59 per year with a total of Rp 2.645.490.216. The price difference using traditional methods and using the ABC method is Rp 397.712,41; whereas the difference in the total is Rp 954.509.784;. Keywords: implement activity based costing, cost of production. PENDAHULUAN Ketatnya persaingan dunia usaha mengharuskan setiap perusahaan untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas guna meningkatkan daya saing perusahaan. Dalam era perkembangan jaman yang modern terutama di bidang teknologi dan informasi, perusahaan harus menerapkan teknologi guna meningkatkan kualitas pelayanannya. Selain faktor kualitas dan pelayanan sebagai upaya dalam menjaga kepercayaan konsumen dan menarik minat para calon konsumen, terdapat faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor biaya. Menurut Simamora (2002: 36), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang 190 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 Edisi Khusus April 2017: 190 197

bagi organisasi. Ketidaktepatan dalam perhitungan harga pokok produksi membawa dampak yang merugikan bagi perusahaan, karena harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan harga jual dan laba, sebagai alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan proses produksi serta sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan. Selain itu dalam perhitungan harga pokok produksi, perusahaan cenderung menggunakan metode konvensional yang penentuan harga pokoknya mencerminkan aktivitas yang tidak spesifik karena banyaknya kategori biaya yang bersifat langsung dan banyaknya kategori biaya yang tidak langsung dan cenderung variabel. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk bisa menjalankan manajemen perusahaannya agar menjadi lebih efisien dan kompetitif. Sistem akuntansi yang tepat diperlukan perusahaan dalam mengendalikan biaya, khususnya perhitungan biaya guna menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat yang berhubungan dengan biaya aktivitas. Penelitian ini menggunakan konsep sistem Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing System menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang aktivitas diukur, dicatat dan disediakan dalam shared database melalui Activity Based Costing system. Menurut Horngren (2009: 266) mendefinisikan Activity Based Costing sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut. Berdasarkan definisi di atas Activity Based Costing adalah sistem akuntansi biaya yang membebankan biaya kepada produk atau pelanggan berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi dengan mengidentifikasikan biaya setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Peneliti menggunakan Putra Jaya Rotan sebagai objek dalam penelitian ini karena Putra Jaya Rotan karena dalam perhitungan biaya overhead pabrik masih menggunakan metode tradisonal atau konvensional. Dalam sistem tradisional atau konvensional seluruh biaya tidak langsung akan dikumpulkan dalam satu pengelompokan biaya ( Cost Pool), kemudian seluruh total biaya tersebut dialokasikan dengan satu dasar pengalokasian kepada suatu objek biaya. Basis alokasi yang digunakan dalam Sistem Tradisional adalah berupa jam, tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, jumlah jam mesin, atau jumlah unit yang dihasilkan. Semua basis alokasi ini merupakan pemicu biaya yang hanya berhubungan dengan volume atau tingkat produksi yang digunakan untuk mengalokasikan Biaya Overhead Pabrik. Apabila dalam suatu perusahaan pembebanan Biaya Overhead Pabriknya menggunakan basis alokasi suatu ukuran yang berkaitan dengan volume maka perhitungan harga pokok produksi menjadi tidak akurat dan akan mempengaruhi penentuan harga jual produknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efisiensi penerapan metode Activity Based Costing bila dibandingkan dengan metode konvensional dalam menghitung besarnya harga pokok produksi pada CV Putra Jaya Rotan Sukoharjo. Kerangka Pemikiran Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Analisis Penerapan Activity Based Costing System dalam (Jemy HW., Rispantyo, & Djoko K.) 191

Harga Pokok Produksi Metode Konvensional Metode Activity Based Costing Perbandingan Efisien / Tidak efisien Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dari penelitian yang penulis lakukan berisikan tentang pengaruh variabel independen yaitu Metode Activity Based Costing dan metode konvensional terhadap variabel dependen yaitu harga pokok produksi. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penerapan Metode ABC lebih efisien dalam menghitung besarnya harga pokok produksi pada Putra Jaya Rotan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan konsep sistem Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing System menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang aktivitas diukur, dicatat dan disediakan dalam shared database melalui Activity Based Costing system.. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut. Berdasarkan definisi di atas Activity Based Costing adalah sistem akuntansi biaya yang membebankan biaya kepada produk atau pelanggan berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi dengan mengidentifikasikan biaya setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Peneliti menggunakan Putra Jaya Rotan sebagai objek dalam penelitian ini karena Putra Jaya Rotan karena dalam perhitungan biaya overhead pabrik masih menggunakan metode tradisonal atau konvensional. Dalam sistem tradisional atau konvensional seluruh biaya tidak langsung akan dikumpulkan dalam satu pengelompokan biaya ( Cost Pool), kemudian seluruh total biaya tersebut dialokasikan dengan satu dasar pengalokasian kepada suatu objek biaya. Basis alokasi yang digunakan dalam Sistem Tradisional adalah berupa jam, tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, jumlah jam mesin, atau jumlah unit yang dihasilkan. Semua basis alokasi ini merupakan pemicu biaya yang hanya berhubungan dengan volume atau tingkat produksi yang digunakan untuk mengalokasikan Biaya Overhead Pabrik. 192 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 Edisi Khusus April 2017: 190 197

HASIL PENELITIAN Activity Based Costing merupakan salah satu upaya meningkatkan akurasi informasi biaya dari sistem akuntansi biaya konvensional. Horngren (2009: 266) mendefinisikan ABC sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sedangkan Simamora (2012: 117) ber pendapat bahwa sistem penentuan biaya pokok berbasis aktivitas (Activity Based Costing) adalah sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Langkah-langkah penerapan Activity Based Costing dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi aktivitas Dalam konsep ABC System dari aktivitas yang didapat ada beberapa aktivitas yang dihilangkan. Aktivitas yang dihilangkan mempuyai beberapa kriteria antara lain aktivitas tersebut seharusnya bisa dihindarkan agar tidak terjadi, aktivitas tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan, dan aktivitas yang sifatnya tidak rutin, sehingga dari aktivitas yang didapat diminimalis menjadi beberapa aktivitas. 2. Mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas ke dalam berbagai aktivitas a. Unit level activities merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk setiap unit produk yang dihasilkan secara individual. Aktivitas ini dilakukan setiap hari dalam menjalani pekerjaan di CV Putra Jaya Rotan. b. Batch level activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan sekelompok produk. Aktivitas ini tergantung pada jumlah Batch produk yang diproduksi. c. Product sustaining activities dilakukan untuk melayani berbagai kegiatan produksi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. d. Facility sustaining activities sering disebut sebagai biaya umum karena tidak berkaitan dengan jenis produk tertentu. Klasifikasi biaya berdasarkan kedalam berbagai aktivitas dapat dilihat dalam tabel 1 berikut: Tabel 1: Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas Level Aktivitas Komponen BOP Jumlah (Rp) Aktivitas Level Unit Biaya Bahan Penolong 95,800.000 Biaya Penyusutan 10.000.000 Biaya gaji staf 30.000.000 Biaya telepon 2,600.000 Biaya listrik 3,900.000 Aktivitas Level Batch Biaya Pemeliharaan Mesin 2,500.000 Biaya Perlengkapan/peralatan produksi 1,500.000 Aktivitas Level Produk Biaya Pengiriman 12.000.000 Biaya gaji staf penjualan 25.000.000 Aktivitas Level Fasilitas Biaya Perijinan 1.000.000 Total 184.300.000 Sumber: Data sekunder yang diolah Analisis Penerapan Activity Based Costing System dalam (Jemy HW., Rispantyo, & Djoko K.) 193

3. Mengidentifikasi cost driver Tahap yang dilakukan setelah seluruh aktivitas-aktivitas diidentifikasi sesuai kategorinya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas. Pengidentifikasian ini dimaksud dalam penentuan kelompok aktivitas dan tarif/cost driver dijelaskan dalam tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2: Penetapan Cost Drive No Elemen Biaya Cost Drive 1 Biaya Bahan Penolong Jumlah hari 2 Biaya Penyusutan Jumlah hari 3 Biaya gaji staf Jumlah hari 4 Biaya telepon Jumlah hari 5 Biaya listrik Jumlah hari 6 Biaya Pemeliharaan Mesin Jumlah hari 7 Biaya Perlengkapan/peralatan produksi Jumlah hari 8 Biaya Pengiriman Jumlah hari 9 Biaya gaji staf penjualan Jumlah hari 10 Biaya Perijinan Luas Bangunan Sumber: Data sekunder yang diolah Pengelompokan mengenai biaya dan cost driver dapat dijelaskan dalam tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3: Pengelompokkan Biaya Dan Cost Driver Cost Driver Level Jumlah Komponen BOP Aktivitas Banyaknya (Rp) Satuan Satuan Aktivitas Biaya Bahan Penolong Jumlah hari 306 95.800.000 Level Unit Biaya Penyusutan Jumlah hari 306 10.000.000 Biaya gaji staf Jumlah hari 306 30.000.000 Biaya telepon Jumlah hari 306 2.600.000 Biaya listrik Jumlah hari 306 3.900.000 Aktivitas Level Batch Biaya Pemeliharaan Mesin Jumlah hari 306 2.500.000 Biaya Perlengkapan/ peralatan produksi Jumlah hari 306 1.500.000 Aktivitas Biaya Pengiriman Jumlah hari 306 12.000.000 Level Produk Biaya gaji staf penjualan Jumlah hari 306 25.000.000 Aktivitas Level Fasilitas Biaya Perijinan Luas Bangunan 820 1.000.000 Sumber: Data sekunder yang diolah. Pada tabel 3 dapat diketahui pengidentifikasian cost driver dari setiap biaya yang terkait. Terdapat dua cost driver yang digunakan dalam menentukan Harga Pokok Penjualan Produk yaitu: jumlah hari kerja dan luas bangunan. Sehingga pada biaya bahan penolong, biaya penyusutan, biaya gaji staf, biaya telepon, biaya listrik, biaya pemeliharaan mesin, biaya perlengkapan/ peralatan produksi, biaya pengiriman dan biaya gaji staf 194 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 Edisi Khusus April 2017: 190 197

penjualan ditentukan pemicu biayanya adalah jumlah hari kerja karena aktivitas yang menjadi pemicu biayanya dilakukan setiap hari selama karyawan tersebut bekerja, sedangkan pada biaya perizinan pemicu biyanya adalah luas bangunan. 4. Menentukan tarif per unit cost driver Setelah mengidentifikasi cost driver, langkah selanjutnya menentukan tarif per unit cost driver karena setiap aktivitasnya mempunyai cost driver dengan cara membagi jumlah biaya dengan cost driver. Menurut Hansen dan Mowen (1999: 134), tarif per unit cost driver dijelaskan dalam tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4: Penentuan Tarif Per Unit Cost Drive No Elemen Biaya Jumlah Cost Driver Tarif / Unit 1 Biaya Bahan Penolong 95.800.000 306 313.071,90 2 Biaya Penyusutan 10.000.000 306 32.679,74 3 Biaya gaji staf 30.000.000 306 98.039,22 4 Biaya telepon 2.600.000 306 8.496,73 5 Biaya listrik 3.900.000 306 12.745,10 6 Biaya Pemeliharaan Mesin 2.500.000 306 8.169,93 7 Biaya Perlengkapan/ peralatan produksi 13.500.000 306 4.901,96 8 Biaya Pengiriman 12.000.000 306 39.215,69 9 Biaya gaji staf penjualan 25.000.000 306 81.699,35 10 Biaya Perijinan 1.000.000 820 1.219,51 Sumber: Data sekunder yang diolah. 5. Membebankan biaya ke dalam produk dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas Dalam tahap ini, menurut Hansen dan Mowen (1999: 138), biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas produk. Pembebanan biaya overhead kesetiap unit dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: BOP yang dibebankan = Tarif per cost driver X cost driver yang dipilih Dengan mengetahui BOP yang dibabankan ke masing-masing produk, maka dapat dihitung harga pokok produksi yang diharapkan. Menurut Mulyadi (1993) perhitungan tarif masingmasing biaya produksi dengan metode ABC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Harga pokok produksi = Biaya produksi + laba yang diharapkan Perhitungan harga pokok produksi pada CV Putra Jaya Rotan dijelaskan dalam tabel 5 sebagai berikut: Analisis Penerapan Activity Based Costing System dalam (Jemy HW., Rispantyo, & Djoko K.) 195

Tabel 5: Harga Pokok Produksi Putra Jaya Rotan Aktivitas Tarif Cost Jumlah Cost Drive Drive Total Biaya Bahan Penolong 313.071,90 306 95.800.001,40 Biaya Penyusutan 32.679,74 306 10.000.000,44 Biaya gaji staf 98.039,22 306 30.000.001,32 Biaya telepon 8.496,73 306 2.599.999,38 Biaya listrik 12.745,10 306 3.900.000,60 Biaya Pemeliharaan Mesin 8.169,93 306 2.499.998,58 Biaya Perlengkapan/ 4.901,96 306 1.499.999,76 peralatan produksi Biaya Pengiriman 39.215,69 306 12.000.001,14 Biaya gaji staf penjualan 81.699,35 306 25.000.001,10 Biaya Perijinan 1.219,51 820 999.998,20 Total Biaya 184.300.001,92 Jumlah Hari 306 Biaya Produksi 602.287,59 Sumber: Data sekunder yang diolah Pada tabel 5 dapat dapat diketahui hasil perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode ABC System. Dari perhitungan sesuai dengan tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan biaya produksi dengan Activity Based Costing adalah sebesar Rp 602.287,59. Hasil dari perhitungan tersebut belum selesai karena dari CV Putra Jaya Rotan sendiri menginginkan adanya laba yang diharapkan sehingga hasilnya dapat dilihat dengan perhitungan berikut: Harga Pokok Produksi = Biaya Produksi + Laba yang diharapkan = Rp 602.287,59 + Rp 500.000,00 = Rp 1.102.287,59 Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan sistem tradisional, maka Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih besar untuk produksi meja dan kursi pada CV Putra Jaya Rotan. Selisih perhitungan menggunakan sistem ABC dan menggunakan sistem tradisional adalah sebesar Rp 102.287,59. PEMBAHASAN Hasil dari perhitungan yang sudah dilakukan dapat diketahi bahwa terdapat selisih sebesar 39.7712.41 pada harga jual produk meja dan kursi dan diperoleh selisih total sebesar 954.509.784.00. Terjadinya selisih harga dikarenakan pada metode Activity Based Costing, pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode konvensional biaya overhead masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead, sedangkan pada metode Activity Based Costing biaya overhead produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga data metode Activity Based Costing telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Berdasarkan analisis perbandingan metode konvensional yang diterapkan oleh CV Putra Jaya Rotan Sukoharjo dengan metode Activiy Based Costing System dalam menentukan harga pokok produksi maka Hipotesis yang berbunyi perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Activiy Based Costing System lebih efisien dibandingkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode konvensional pada CV Putra Jaya Rotan Sukoharjo terbukti kebenarannya. 196 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 Edisi Khusus April 2017: 190 197

KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Penerapan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing lebih efisien karena dilakukan dengan beberapa tahap antara lain biaya ditelusuri ke aktivitas yang menimbulkan biaya dan tahap berikutnya membebankan biaya aktivitas ke produk. Hasil dari penentuan harga pokok produksi CV Putra Jaya Rotan menggunakan sistem tradisional sebesar Rp 1.500.000,00 dengan total harga per tahun sebesar Rp 3.600.000.000,00, sedangkan menggunakan metode ABC diperoleh harga sebesar Rp 1.102.287,59 dengan total per tahun sebesar Rp 2.645.490.216,00. Selisih harga pokok produksi menggunakan metode tradisional dan menggunakan metode ABC adalah sebesar Rp 397.712,41 sedangkan selisih totalnya adalah sebesar Rp 954.509.784;. DAFTAR PUSTAKA Datar, Srikant M., Foster, George., dan Horngren, Charles T. 2006. Akuntansi Biaya : Dengan Penekanan Manajerial. Edisi 12. Diterjemahkan oleh: Lestari, P.A., Erlangga, Jakarta. Dunia, Firdaus Ahmad., Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta Firdaus, Ahmad Dunia dan Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta. Garrison, Ray H, Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer, 2006. Managerial Accounting, Edisi Kesepuluh, Jilid 2, Salemba Empat. Jakarta. Alih Bahasa Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya. Halim, Abdul dan Bambang Supomo. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Halim, Abdul, 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Harnanto dan Zulkifli 2003. Manajemen Biaya, UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Hansen, Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen, Jilid I, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta. Horngren, Charles T. 2009. Pengantar Akuntansi Manajemen. Jilid 2. edisi 7. Salemba 4. Jakarta Machfoedz, Mas ud. 1996. Akuntansi Manajemen Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid 1. Bayumedia Publishing. Malang. Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan Manajerial. Erlangga. Jakarta. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga. STIE YKPN. Yogyakarta. Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta. Rahmaji, Danang. 2013. Penerapan Activity Based Costing System Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi PT. Selebes Mina Pratama. Jurna EMBA. Universitas Sam Ratulangi Manado. Volume 2 No. 1. Hal. 221-233. Suratinoyo, Ayu W. 2013. Penerapan Sistem ABC Untuk Menetukan Harga Pokok Produksi pada Bangun Wenag Beverage. Jurnal EMBA. Universitas Sam Ratulangi Manado. Volume 2 No. 4. Hal. 105-114. Simamora, Henry, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, STIE YKPN, Yogyakarta. Supriyono. 2007. Akuntansi Manajemen I, BPFE. Yogyakarta Supriyono. 1997, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok Produksi, BPFE. Yogayakarta. Tunggal, Amin Widjaja. 1992. ABC, Suatu Pengantar. Rineka Cipta. Jakarta. Analisis Penerapan Activity Based Costing System dalam (Jemy HW., Rispantyo, & Djoko K.) 197