BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB IV. dijadikan obyek dari penelitian ini adalah tanah ladang, dengan tujuan di ambil

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS TERHADAP APLIKASI PEMBIAYAAN PLAY STATION DENGAN SISTEM MURA<BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PROLIMAN DALAM PENGAIRAN SAWAH DI DESA BEGED KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV ANALISIS DATA. kepustakaan baik yang diperoleh langsung dari kitab-kitab aslinya atau kitabkitab

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PEMBAYARAN DALAM PENGGILINGAN GABAH di DADAPMULYO KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan penelitian bab sebelumnya, maka peneliti dapat. menyimpulkan :

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULULOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIAN DI DESA GETASREJO

BAB IV ANALISA DATA. Daar Al-Fikri, 1989), h Pundi Akara, 2006), h Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia lahir ke dunia sudah memerlukan materi (harta) sebagai bekal

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TRANSAKSI SEWA JASA ANJING PEMBASMI HAMA TIKUS DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pelaksanaan Syirkah Antara Pemilik Kapal Dengan Nelayan Di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung Timur

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BAGI HASIL AKAD MUZARA AH DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS PRAKTIK BAGI HASIL HIBAH SAPI DI DESA MOJOMALANG KECAMATAN PARENGAN KABUPATEN TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BAGI HASIL USAHA WARUNG KOPI DI DESA PABEAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

JUAL BELI ONLINE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI HIGH YIELD INVESTMENT PROGRAM (HYIP) DENGAN SISTEM ONLINE

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO A. Tata Cara Sewa Tanah Tegalan Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Di dalam akad sewa menyewa ijab dan qabul adalah rukun dari sah dan tidaknya perjanjian sewa menyewa tersebut. Hukum akad itu sendiri adalah bermacam-macam menurut makna dan macam akadnya. Berdasarkan wawancara penyusun dengan penyewa tanah tegalan serta kelompok tani yang melakukan praktek sewa menyewa tanah dengan sistem undian di Desa Putat mengenai lafad-lafad yang dipergunakan, tidak ada lafad khusus yang dipergunakan, sepanjang dari lafad tersebut dapat difahami makna dan maksudnya oleh penyewa dan pemilik bangunan atau yang menyewakan walaupun lafad-lafad tersebut tidak menggunakan kata-kata sewa menyewa. 1 1 Observasi pada masyarakat Desa putat tangggal 27 Nopember 2002 56

57 Contohnya dengan menggunakan kata-kata sebagai berikut: misalnya dari pemilik bangunan Aku sewakan taah ku sekian, dengan harga sekian, tunai. Dan Penyewa menjawab: Aku terima dengan harga sekian tunai. Meskipun lafad di atas menggunakan kata jual namun pada hakekatnya adalah sewa menyewa. Mengenai ijab dan qabul yang dilakukan dengan cara demikian itu diperbolehkan. Sebab mengenai ucapan ijab dan qabul tidak ada hukum yang mengatur dengan menggunakan kata-kata khusus, karena ketentuan hukum ada pada akad dengan makna dan tujuan, bukan pada kata-katanya. Dan bentuk (sigat) akad itu dapat dilakukan secara lisan, tulisan maupun isyarat yang memberi pengertian dengan jelas tentang adanya ijab dan qabul dan dapat juga dengan perbuatan yang telah menjadi kebiasaan di dalam pelaksanaan ijab dan qabul. 2 Pada umumnya masyarakat Desa Putat dalam melakukan sewa menyewa bangunan dengan sistem gabungan, biasanya didahului dengan ijab dan qabul, mengenai bentuk sigat akad yang sering dipergunakan ialah secara lisan (katakata) dan tulisan. 2 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Mu amalah, hlm. 49.

58 Suatu akad dikatakan rusak apabila dilakukan oleh orang-orang yang memenuhi syarat-syarat kecakapan terhadap obyek yang dapat menerima hukum akad. Tetapi padanya terdapat hal-hal yang dilarang oleh syara. 3 Selanjutnya yang dimaksud dengan cacat pada akad yaitu hal-hal yang merusak terjadinya akad, misalnya tidak terpenuhinya unsur suka rela antara pihak-pihak yang bersangkutan, adanya unsur paksaan, kekeliruan dan penipuan. Jadi akad sewa menyewa itu harus dilakukan sesuai dengan rukun dan syaratnya untuk menghindari madarat yang dapat merugikan salah satu pihak. Hal ini merupakan salah satu pencerminan dari prinsip hukum Islam khususnya mengenai mu amalah yang dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan dari madarat dalam hidup bermasyarakat. 4 Analisis, sebagaimana telah dibicarakan pada bab II pada sub bab Hukum sewa menyewa, bahwa hukum sewa menyewa bangunan sarang walet merupakan suatu akad yang diperbolehkan oleh hukum Islam. Sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip keadilan, tidak akan menimbulkan persengketaan dikemudian hari, dan hak-hak kedua belah pihak dapat terpenuhi. Adapun mengenai hal-hal yang diperbolehkan di dalam sewa menyewa tanah tagalan adalah sewa menyewa yang mempunyai ketentuan-ketentuan yang jelas, misalnya pembayaran sewanya dengan sesuatu yang jelas seperti dengan uang tunai, emas atau perak. 3 Ibid. hlm. 74. 4 Asjmuni A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqhiyah, hlm. 85.

59 Mengenai hal-hal yang dilarang di dalam sewa menyewa tanah tegalan adalah sewa menyewa tanah yang tidak mempunyai ketentuan yang jelas misalnya pembayaran sewanya dengan sesuatu yang belum pasti berhasil dan tidaknya misalnya panen garbis tersebut cuma sedikit. Adapun di dalam sewa menyewa tanah tegalan dengan undian yang terjadi di Desa putat ketentuan-ketentuannya sebagaimana yang telah dibicarakan pada bab III di dalam sub bab akad dalam sewa menyewa tnah tegalan di Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran sewanya adalah dengan uang tunai yang dibayarkan di muka 2. Perhitungan batas waktu sewa menyewanya adalah tiga kali panen dihitung sekali sewa dan ditentukan oleh batasan waktu 1 tahun. 3. Mengenai pembayaran pajak tanah yang disetorkan kepada Pemerintah selama masa sewa berlangsung yang menanggung adalah penyewa kalau di dalam perjanjian yang akan menanggung bebas pajak adalah pemilik tanah sendirilah yang akan menanggung beban pajak tanahnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga sewa peroyod kalau harga sewanya tinggi atau di atas harga rata-rata maka yang menanggung adalah pemilik tanah. 4. Di dalam sewa menyewa tanah tegalan yang terdapat adanya unsur yang disebut dengan istilah undian yaitu mengenai penetuan tempat atau lahan bagi penggarap tanah tegalan di perbolehkan asal demi kemaslahatan umat.

60 Ketentuan ketentuan tersebut di atas diadakan atas dasar adat kebiasaan masyarakat setempat. Dari uraian-uraian di atas menurut penilaian penyusun bahwa akad di dalam sewa menyewa tanah tegalan yang di kelola oleh kelompok tani yang terjadi di Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo adalah sah. Karena telah memenuhi rukun dan syarat akad. Misalnya di dahului dengan akad atau ijab dan qabul atas dasar suka sama suka dan masing-masing memperoleh keuntungan yang mereka inginkan. Adapun mengenai ketentuan-ketentuan yang ada di dalam akad sewa tanah tegalan yang didasarkan pada adat kebiasaan masyarakat tersebut, tidak bertentangan dengan rukun dan syarat akad menurut hukum Islam, sebagaimana yang telah di bahas pada bab sebelumnya. B. Analisis Hukum Islam terhadap Sistem Sewa Tanah Tegalan Desa Putat Kecamatan Tanggulain Kabupaten Sidoarjo Keabsahan sahnya sewa menyewa tanah harus berlandaskan pada kerelaan kedua belah pihak sehingga tidak ada yang merasa dirugikan pada saat terjadinya sewa tanah tegalan. Akad sewa menyewa dinyatakan sah dengan Ijab Qabul. Akad menurut bahasa adalah ikatan dan persetujuan. 5 Sedangkan pengertian akad menurut istilah adalah merupakan ungkapan kata-kata antara pemilik tanah dengan 5 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 13, hal.49.

61 penyewa yang bertujuan untuk membuktikan kesepakatan antara pihak yang menyewakan tanah pertaniannya dengan pihak penyewa. Perjanjian sewa menyewa yang berlangsung antar hamba Allah adalah persoalan yang berdasarkan pada kerelaan jiwa yang tidak diketahui lantaran tersembunyi. Karena itu syariat menetapkan, ucapkanlah yang menjadi ungkapan apa yang terdapat didalam jiwa. Sewa menyewa berlangsung dengan ijab dan qabul. Pengertian dari ijab adalah ungkapan yang keluar terlebih dahulu dari dan salah satu dan pihak. Dan qabul, yang kedua. Dan ijab qabul tidak ada kepastian menggunakan kata-kata khusus, karena ketentuan hukumnya ada dalam akad dengan bertujuan dan mana bukan dengan kata-kata itu sendiri. Diperlukan adanya saling rida (rela), direalisasikan dalam bentuk mengambil dan member atau cara lain yang dapat menunjukan keridlaan dan berdasarkan mkna pemilik dan memperlikan, seperti ucapan pemilik tanah: Aku sewakan, aku berikan, aku milikkan, atau ini menjadi milikmu dan ucapan penyewa: Aku sewa, aku ambil, aku terima, aku rela, atau ambillah apa harganya dan sebaginya. Subyek sewa menyewa tanah tegalan di sini adalah pihak-pihak (orang) yang terlibat dalam pelaksanaaan akad sewa menyewa tersebut, yang secara umum di sebut pihak penyewa dan pihak yang menyewakan.

62 Akad sewa menyewa dipandang sah apabila para pihak yang melakukan akad atau subyek akad memenuhi syarat dan mempunyai kecakapan di dalam melakukan perbuatan hukum. Kecakapan melakukan tindakan hukum ada yang sempurna dan ada yang tak sempurna, sesuai dengan tahapan usia manusia, yang terdiri dari masa kanakkanak sebelum balig, dan masa balig sampai ia meninggal dunia, selain tahapan hidup manusia, faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu mengenai keadaan yang tengah dialami manusia di dalam hidupnya seperti keadaan sehat akal, sakit ingatan, amat dungu, di taruh di bawah pengampuan dan sebagainya. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi sempurna dan tidaknya seseorang untuk melakukan tindakan hukum. 6 Seseorang yang mempunyai kecakapan tak sempurna hanya dibenarkan melakukan tindakan-tindakan hukum yang mendatangkan keuntungan saja dan tidak mengandung resiko, anak-anak dalam masa tamyiz sampai usia balig dipandang telah mempunyai kecakapan hukum tak sempurna untuk melakukan perbuatan hukum. Akibat dari tindakan-tindakan hukum yang dilakukan dapat mendatangkan dua kemungkinan, mungkin mendatangkan keuntungan dan mungkin mengakibatkan kerugian, dan dapat dibenarkan melakukan tindakan hukum setelah mendapat ijin dari walinya. 6 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Fiqh Mu amalah. hlm. 18.

63 Orang yang sudah balig dipandang telah mempunyai pertimbangan akal yang sempurna, oleh karena itu ia dipandang telah mempunyai kecakapan sempurna untuk melakukan perbuatan hukum, dan ia dapat melakukan tindakantindakan hukum tanpa adanya ijin dari orang lain. Untuk kriteria kecakapan sempurna seseorang yaitu orang yang telah mempunyai kemampuan untuk menerima beban, baik kemampuan untuk menerima hak maupun kewajiban, yaitu kepantasan seseorang untuk diberi hak dan kewajiban maupun kemampuan untuk berbuat, maksudnya yaitu kepantasan seseorang untuk dipandang sah perkataan dan perbuatannya melakukan tindakan hukum. 7 Dalam kecakapan sempurna yang dimiliki orang yang telah balig itu ditekankan pada adanya pertimbangan akal yang sempurna, bukan pada usia saja. Oleh karena itu dapat dipertimbangkan kembali ketentuan mengenai kecakapan ini, sebab ada kemungkinan dalam lingkungan masyarakat tertentu banyak orang yang telah mencapai umur balig, tetapi belum cukup sempurna pertimbangan akalnya. 8 Menurut Abu Hanifah yang dikutip oleh Hasbi as-shiddieqy, apabila belum nyata tanda-tanda sampai umur balig, maka ditetapkan sampai umur 17 tahun bagi gadis, dan umur 18 tahun bagi jejaka. Menurut Dr. yusuf musa yang dikutip oleh Hasbi ash-shiddieqy juga, beliau berpendapat sampai umur 21 tahun, karena 7 Muhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Islam, hlm. 165. 8 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Mu amalah, hlm. 20.

64 pemuda sebelum itu biasanya pada periode belajar jadi kurang mempunyai pengalaman hidup. Dalam pada itu untuk beberapa urusan tertentu dapat diserahkan pada yang berumur 18 tahun. 9 Untuk dapat terjadinya suatu tindakan hukum atau akad yang mempunyai akibat hukum, maka orang yang melakukannya harus cakap melakukan tindakantindakan hukum dan mempunyai kekuasaan asli atas nama dirinya sendiri/sebagai wali atas diri orang lain. 10 Sebagaimana diuraikan pada bab III dalam sub bab Akad dalam sewa menyewa tanah tegalan yang di kelola kelompok tani di Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Bahwa subyek akadnya adalah kelompok tani dan pemilik tanah. Adapun mengenai persyaratan sah dan tidaknya di dalam sewa menyewa tanah tegalan yang di kelola kelompok tani tidak ada ketentuan peraturan secara pasti yang tertulis namun dari segi kondisi mental mereka yang melakukan perjanjian, telah memenuhi kriteria yang sah menurut syara untuk melakukan perbuatan hukum diantaranya yaitu telah baligh, sehat akalnya, dapat bertindak atas kemauan diri sendiri, tapi pada kenyataannya sewa yang di lakaukan masih ada keterpakasaan dari satu pihak untuk menyewakan tanahnya. Maka dari uraian tersebut di atas, penyusun dapat menyimpulkan bahwa hukum sewa tanah tegalan yang di kelola kelompok tani di Desa Putat 9 T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, II, hal. 241. 10 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Muamalat, hlm. 55.

65 Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, menurut hukum Islam adalah belum memenuhi syarat sah sewa meyewa.