BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memegang peranan penting agama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertama (SMP) atau sederajat. Jenjang pendidikan ini dimulai dari kelas X sampai kelas XII

BAB I PENDAHULUAN. Agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sebagai Sinode (dulu Rad - Rageng) pada tanggal 14 November Gereja ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Salah satu universitas swasta, yaitu Universitas Y, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. asuhan, sebagai figur identifikasi, agen sosialisasi, menyediakan pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi dari usia 18

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah hal yang penting sehingga harus tertanam kuat

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH?

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

GBI Keluarga Allah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia adalah agama. Terdapat enam

Ordinary Love. Timothy Athanasios

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan agama menurut

Prayer of Serenity. Time changed us to be the brigther, cause I learn from the best love you very much Mami & Papi

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #2 MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #2 LIVE TO PLEASE GOD HIDUP UNTUK MENYENANGKAN TUHAN

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

Roh Kudus GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA. Roh Kudus adalah satu pribadi. Pesan Gembala Minggu, 13 Mei 2012 Pdt Sutadi Rusli

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila, yaitu sila pertama,

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

Gereja Menyediakan Persekutuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 September 2016

RENUNGAN HARIAN S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

ALAT UKUR. Pengantar

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

RENUNGAN HARIAN S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT. Sembah Puji (20 Menit) 2 lagu Pengagungan - 2 Lagu sesuai tema Firman Tuhan (Silahkan pilih 2 lagu berikut):

2

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT. Sembah Puji (20 Menit) 2 Lagu Pengagungan; 2 Lagu sesuai tema Firman Tuhan (silakan pilih 2 lagu berikut):

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 25 Maret 2018

Hubungann Kita Dengan Orang Lain

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

9 JULI 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

26 FEBRUARI 2017 SKEMA PERJALANAN ROHANI JEMAAT KELUARGA ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

12 FEBRUARI 2017 SKEMA PERJALANAN ROHANI JEMAAT KELUARGA ALLAH

Bab I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

RENUNGAN HARIAN S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA

BAHAN SHARING KELOMPOK SEL KELUARGA ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

TATA IBADAH HARI MINGGU MINGGU I SESUDAH EPIFANIA

M1 (Menerima) Bacalah Injil Yohanes 11: 1-44 dengan hati yang haus sambil berdoa.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

RENUNGAN HARIAN S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA. Kamis, 25 Mei 2017.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Seorang Teman Untuk Berbicara (Seorang Teman Seperti Itu), 22 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Seorang teman untuk berbicara

GPIB Immanuel Depok Minggu, 23 Juli 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang mereka yakini. Setiap agama memiliki tata cara yang berbeda dalam pelaksanaan ibadah mereka masing-masing. Dalam agama Kristen, pada umumnya jemaat beribadah ke gereja pada setiap hari Minggu. Banyak orang yang menganggap bahwa ibadah berarti hanya pergi ke Gereja dan banyak diantara mereka juga menganggap bahwa bila telah pergi ke Gereja pada hari Minggu, berarti mereka telah melakukan ibadah. Dalam setiap agama, secara umum, ibadah merupakan suatu ungkapan rasa takut dan hormat serta syukur, pujian, dan sukacita kepada Tuhan sang Maha Esa karena Dia telah mengasihi, memelihara, dan menyelamatkan kita. Melalui ibadah, jemaat dapat berjumpa dengan Allah, mengenal apa kehendaknya dan mendekatkan diri kepadanya. Pada agama Kristen, ibadah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya seperti kebaktian baik sekolah minggu maupun dewasa, doa, retret, perayaan paskah dan natal serta perayaan gerejawi yang lainnya. Ibadah dapat dilakukan di mana saja dengan satu tujuan, yaitu ingin mengucapkan syukur dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Ada bermacam-macam organisasi gereja di Indonesia, salah satunya adalah organisasi GBI (Gereja Bethel Indonesia). Gereja Bethel Indonesia adalah suatu kelompok atau sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia yang bernaung di bawah Persekutuan 1

2 Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Selain PGI, GBI juga merupakan anggota dari Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI). Dalam perkembangannya, GBI telah memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan sampai keluar negeri. Di Kota Bandung pun terdapat beberapa gereja yang masuk dalam organisasi GBI, salah satunya adalah GBI Stairway From Heaven. Jaringan pelayanan GBI Stairway From Heaven telah melakukan berbagai program pelayanan, mulai dari Pastoral hingga pelayanan multimedia. Gereja ini telah menyusun berbagai macam program pembinaan jemaat terpadu untuk menolong umat Tuhan menjalani proses pendewasaan rohaninya. Semua media yang dapat dipergunakan untuk mendukung pelayanan, dipakai sebagai alat agar umatnya diberkati. Salah satu media yang mendukung pelayanan dalam GBI adalah komunitas sel (komsel). Komsel merupakan singkatan dari komunitas sel. Menurut Fidiakris, seorang pengurus komsel, komsel adalah sebuah komunitas kecil yang terdiri dari beberapa orang percaya, yang sifat keanggotaannya tetap. Secara umum definisi komsel adalah suatu komunitas kecil yang terdiri dari orang-orang yang ingin bersama-sama saling mendukung untuk bertumbuh dalam Kristus. Komsel biasanya terdiri dari 5-12 orang. Komsel dapat juga diartikan sebagai sebuah keluarga jemaat secara rohani, dengan Kristus sebagai kepala. Layaknya sebuah keluarga, komsel adalah tempat bagi jemaat untuk sharing atau berbagi, baik itu kesaksian, masalah ataupun beban pergumulan mereka, tanpa takut dihakimi. Komsel merupakan wadah untuk jemaat belajar mempraktikkan hubungan kekeluargaan berupa kepedulian terhadap satu sama lain, kasih persaudaraan, rasa saling memiliki, dan rasa saling menjaga. Dalam komsel, para anggota dapat saling memberikan semangat, motivasi, kekuatan, penghiburan, dan solusi untuk permasalahan hidup. Sharing atau berbagi adalah roda yang menghidupi Komsel. Melalui komsel, jemaat belajar menghargai pendapat orang, belajar

3 rendah hati, belajar memahami orang, belajar mengasihi, belajar mendengar, dan masih banyak lagi. Setiap anggota komsel dapat mengalami pertumbuhan rohani melalui kedewasaan dalam berpikir, berbicara, dan bertindak. Anggota komsel dapat mencapai kedewasaan dalam berpikir melalui kegiatan membantu memberikan solusi bagi permasalahan yang dialami oleh anggota komsel lainnya. Dalam berbicara, anggota komsel belajar untuk mengucapkan kata-kata yang bersifat memotivasi, bukan kata-kata yang ditujukan untuk menjatuhkan mental anggota komsel yang sedang menceritakan permasalahannya. Pada saat bertindak, anggota komsel diharapkan untuk dapat membantu anggota komsel lainnya, baik bantuan secara materi, maupun bantuan secara moril, sesuai dengan kapasitas masing-masing. Aktivitas yang dilakukan dalam komsel yaitu memuji dan menyembah Tuhan, mendengarkan sharing Firman Tuhan, memberikan kesaksian, saling mendoakan, dan berbagi cerita seputar kehidupan mereka sehari-hari. Hal hal tersebut berperan dalam memupuk kedewasaan berpikir, berbicara, dan bertindak para anggota komsel sehingga pada akhirnya, komsel menjadi kegiatan yang bermanfaat, tidak sekadar rutinitas. Sebagai contoh, pada saat sesi sharing Firman Tuhan, jemaat belajar untuk menyimak dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh anggota komsel lainnya. Selain itu, mereka juga belajar untuk membantu memberi saran dan solusi bila ada anggota komsel yang sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya. Mereka juga belajar bagaimana cara menyikapi perbedaan pola pikir dan perbedaan karakter antar jemaat dalam anggota komsel agar komsel dapat tetap berjalan dengan lancar dan dapat menyatukan beragam pola pikir dan karakter yang berbedabeda tersebut. Dengan adanya hal-hal tersebut, para jemaat dalam komsel juga turut merasakan dampak positif dalam kehidupan pribadi mereka masing-masing. Mereka dapat merasakan bahwa mereka tidak sendirian pada saat mengalami permasalahan kehidupan. Mereka juga dapat merasa dikuatkan secara iman melalui Firman Tuhan.

4 Di luar kegiatan komsel pun, para anggota komsel diharapkan untuk memiliki kedekatan dengan Tuhan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, mereka dapat menjadi panutan bagi para jemaat yang belum bergabung dalam komsel. Menurut Pdt. Susanti Elisabeth, seharusnya anggota komsel percaya pada penyertaan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Ada anggota-anggota komsel yang masih meragukan kuasa Tuhan. Hal ini terlihat dari ucapan mereka yang merasa kuatir terhadap berbagai permasalahan dalam hidup mereka sehari-hari. Mereka seolah-olah lupa bahwa mereka mempunyai Tuhan yang dapat menjadi tempat bersandar saat mereka memiliki beban permasalahan yang berat. Dalam beberapa kondisi, mereka bahkan lebih mengandalkan diri sendiri dan tidak berdoa kepada Tuhan saat mengalami masalah. Dalam bidang ilmu psikologi, kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan disebut attachment to God. Menurut Okozi (2010) attachment to God merupakan ikatan afeksi yang terjadi antara manusia dengan Tuhan sebagai sosok attachment (Beck & McDonald, 2004). Hubungan kedekatan dengan Tuhan dapat dilihat melalui kegiatan berdoa, memuji Tuhan dan menjalankan kegiatan keagamaan. Menurut Pdt. Albert Kereh, kegiatan berdoa dapat dilakukan secara rutin dan bukan hanya dilakukan jika dalam kondisi tertentu karena doa merupakan nafas hidup bagi umat Tuhan. Kegiatan memuji Tuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti bernyanyi dan menyembah Tuhan (praise and worship). Sementara itu, untuk menjalankan kegiatan keagamaan dapat dilakukan dengan cara berpartisipasi dalam suatu bidang pelayanan dan membantu jalannya acara-acara gereja. Kirkpatrick (1995) menyatakan bahwa teori attachment memberi informasi untuk memandang Tuhan sebagai figur attachment. Kirkpatrick (2005) membagi 4 model attachment to God, yakni secure, preoccupied, dismissing dan fearful. Para anggota komsel yang memiliki attachment to God yang secure

5 akan memiliki kepercayaan penuh kepada Tuhan untuk menentukan dan mengarahkan hidupnya, menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung yang pasti, mencari dan mengandalkan Tuhan ketika menghadapi permasalahan dengan berdoa dan memiliki gambaran Tuhan yang positif dan identitas diri yang dapat diterima oleh umatnya. Mereka akan hadir di komsel untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai Tuhan. Mereka mendengarkan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan memaknai Firman Tuhan tersebut dalam kehidupan mereka. Hal ini akan membentuk mereka menjadi pribadi yang beriman penuh kepada Tuhan. Pada saat mereka sendiri sedang mengalami permasalahan hidup, mereka tetap dapat memberi kesaksian positif yang menguatkan sesama anggota komsel yang lainnya. Mereka mengucap syukur atas apa pun yang terjadi dalam hidup mereka, sekalipun hal tersebut tidak sejalan dengan keinginan mereka karena mereka yakin dan percaya bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik untuk hidup mereka. Anggota komsel yang memiliki attachment to God yang preoccupied, menaruh kepercayaan kepada Tuhan secara tidak konsisten. Mereka merasakan cemas, bingung ataupun terpaku pada keinginan yang sangat besar untuk mendapatkan respon dari Tuhan ketika mereka menghadapi situasi yang tidak nyaman atau mendapatkan ancaman. Mereka akan melihat gambaran tentang Tuhan yang membingungkan, seperti terkadang Tuhan sangat baik kepada mereka dan mengasihi diri mereka namun terkadang Tuhan tidak mempedulikan ketika mereka mengalami masalah. Menurut pandangan mereka, Tuhan adalah pribadi yang baik jika Tuhan segera menjawab doa mereka. Mereka akan mengucap syukur dan memberikan kesaksian positif tentang Tuhan apabila mereka merasakan jawaban Tuhan atas doa-doa yang berisi permohonan mereka kepada Tuhan. Anggota komsel yang memiliki attachment to God yang dismissing memiliki kepercayaan akan Tuhan. Namun, mereka tidak nyaman dan tidak senang melakukan kegiatan rohani.kegiatan rohani yang dimaksud adalah kegiatan berdoa setiap hari, membaca

6 renungan atau Alkitab.Mereka juga jarang atau hampir tidak pernah mengikuti ibadah hari minggu maupun ibadah keluarga. Mereka datang komsel kemudian ikut memuji dan menyembah Tuhan karena merasa tidak nyaman apabila tidak turut serta. Mereka akan berdoa dengan sungguh-sungguh pada saat mengalami permasalahan saja. Diluar itu, mereka melupakan Tuhan. Pada saat kehidupan mereka baik-baik saja, mereka jarang datang komsel karena merasa tidak membutuhkan dukungan secara spritual. Anggota komsel yang memiliki attachment to God fearful akan menghindari Tuhan dan merasa tidak membutuhkan Tuhan. Mereka datang komsel karena merasa memiliki kewajiban untuk melayani dan merasa tidak enak hati apabila melepaskan tanggung jawab mereka tersebut. Pada saat sesi sharing Firman Tuhan, mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri sehingga tidak dapat memaknai Firman Tuhan yang disampaikan. Menurut mereka, Tuhan bukanlah sosok yang cepat tanggap untuk diandalkan. Berdasarkan data survei awal melalui wawancara yang dilakukan kepada 10 orang anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung diperoleh 6 orang (60%) anggota komsel yang memiliki kepercayaan yang penuh kepada Tuhan untuk menentukan dan mengarahkan hidup mereka yang dapat menjadikan dirinya semakin dekat dengan Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung yang pasti. Dekat dengan Tuhan dapat dilakukan dengan cara berdoa, membaca Alkitab dan merenungkannya. Mereka akan mencari dan mengandalkan Tuhan ketika mereka memiliki permasalahan dengan cara berdoa, membaca Alkitab dan merenungkan apa yang Tuhan inginkan dari dirinya. Oleh karena itu, mereka memiliki gambaran Tuhan yang baik dan menjadikan identitas dirinya baik karena mengikuti gambaran Tuhan. Selain itu, terdapat 3 orang (30%) yang memiliki perasaan memiliki kepercayaan kepada Tuhan namun masih ada perasaan cemas. Mereka membutuhkan Tuhan ketika terdapat permasalahan yang sedang dialaminya, namun mereka masih merasa cemas karena

7 mereka merasa Tuhan terkadang baik dan mengasihi dirinya akan tetapi terkadang Tuhan juga tidak memperdulikannya. Mereka tetap mengandalkan orang lain ketika mereka menghadapi masalah yang lebih berat karena mereka cemas akan Tuhan yang tidak memperdulikan permasalahan yang mereka hadapi. Permasalahan yang dihadapi mereka saat ini akan membuat para anggota komsel sangat khawatir tentang hubungannya dengan Tuhan akan menjadi rusak dan Tuhan akan meninggalkannya. Sementara 1 orang (10%) anggota komsel akan menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, namun ia masih merasa dirinya tidak nyaman dan tidak senang melakukan kegiatan yang rohani seperti berdoa setiap hari, membaca renungan atau Alkitab, tidak pernah mengikuti ibadah hari minggu atau ibadah keluarga dan tidak akan mencari Tuhan ketika menghadapi masalah. Mereka menentukan identitas dirinya sendiri menurut pemikiran yang baik tentang dirinya, bukan menurut kehendak Tuhan. Pada setiap komsel berlangsung, tugas anggota komsel antara lain dapat menyiapkan hati untuk melayani Tuhan dalam bentuk saling mendoakan, membawakan sebagian isi dari Firman Tuhan, memimpin pujian dan penyembahan kepada Tuhan, dan saling memberi motivasi bagi sesama anggota komsel yang sedang mengalami permasalahan tertentu. Beragam kegiatan dalam komsel tersebut akan membantu para anggota komsel untuk memperoleh pemahaman dan pengenalan yang lebih mendalam mengenai hubungan mereka dengan Tuhan. Kegiatan tersebut juga dapat mempengaruhi pola pikir anggota komsel pada saat menghadapi masalah. Komsel dapat menjadi media untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Ketika anggota komsel telah memiliki kedekatan dengan Tuhan, maka mereka akan mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek pada kehidupan mereka. Oleh karena itu, idealnya, model attachment to God yang dimiliki oleh setiap anggota komsel adalah secure. Namun, berdasarkan hasil wawancara pada survey awal, sebagian anggota komsel masih merasa cemas terhadap pandangan Tuhan mengenai diri mereka sebagai orang berdosa

8 dan merasa tidak layak menerima kebaikan Tuhan. Sebagian anggota komsel merasa takut jika Tuhan meninggalkan dan tidak menolong mereka, sehingga mereka memilih untuk mengandalkan diri mereka sendiri pada saat mengalami masalah. Selain itu, sebagian dari anggota komsel mengikuti kegiatan komsel karena mengikuti teman-teman mereka yang juga bergabung dengan komsel. Mereka berpikir untuk datang komsel, daripada merasa bosan saat berdiam diri di rumah. Berdasarkan fenomena yang didapat dari survei awal, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai model attachment to God pada anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung. 1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini adalah ingin mengetahui model attachment to God yang dimiliki oleh anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Ingin memperoleh gambaran tentang attachment to God pada anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Ingin mengetahui gambaran model attachment to God pada anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian

9 1.4.1 Kegunaan Teoretis 1. Kegunaan teoretis penelitian ini adalah memberikan informasi kepada bidang ilmu Psikologi Positif dan Psikologi Perkembangan mengenai gambaran model attachment to Godpada anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung. 2. Memberikan sumbangan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi teoretis dan empiris yang dapat menjadi penunjang untuk penelitian di masa yang akan datang. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Memberikan informasi kepada GBI Stairway From Heaven Bandung mengenai model attachment to Godyang dimiliki oleh para anggota komsel. Informasi ini dapat digunakan untuk membina para anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung agar dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. 2. Memberikan informasi kepada para anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung mengenai model attachment to God yang mereka miliki. Diharapkan para anggota komsel dapat meningkatkan kualitas pelayanannya dengan mempertahankan model secure atau mengubah model preoccupied/dismissing/fearful menjadi secure dengan mengembangkan internal working model of God. 1.5. Kerangka Pikir Secara umum definisi komsel adalah suatu komunitas kecil yang terdiri dari orangorang yang ingin bersama-sama saling mendukung untuk bertumbuh dalam Kristus.Komsel merupakan singkatan dari komunitas sel. Menurut Fidiakris, seorang pengurus komsel,

10 komsel adalah sebuah komunitas kecil yang terdiri dari beberapa orang percaya, yang sifat keanggotaannya tetap. Santrock ( 2002 ) mengatakan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Kenniston ( dalam Santrock, 2002 ) mengemukakan masa muda ( youth ) adalah periode kesementaraan periode ekonomi dan pribadi, dan perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat secara sosial. Sebagian dari anggota komsel telah bekerja. Sebagian lainnya telah menikah dan memiliki anak. Mereka mengharapkan kepada gereja adanya partisipasi aktif dalam setiap progam gereja bagi keluarga dari para anggota komselkarena para anggota komsel juga harus mampu membina keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan keteladanan hidup Kristen agar dapat menjadi contoh bagi jemaat yang belum menjadi anggota komsel. Keluarga merupakan salah satu faktor eksternal yang menentukan kedekatan para anggota komsel dengan jemaat lain yang belum menjadi anggota komsel. Saat kondisi dari para anggota komsel tidak sesuai dengan harapan dari jemaat yang belum menjadi anggota komsel, maka akan sulit bagi para anggota komsel untuk mengajak jemaat lain mengikuti kegiatan komsel. Dari penjabaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para anggota komsel, dibutuhkan adanyaattachment to God.Attachment to God merupakan derajat ikatan afeksi yang terjadi antara manusia dengan Tuhan sebagai sosok attachment (Beck&McDonald, 2004).Menurut Kirkpatrick (2005), Attachment to God diukur berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi avoidance dan dimensi anxiety. Dimensi avoidance merupakan keengganan untuk terlibat dalam komunikasi yang dalam dengan Tuhan, dan cenderung untuk mengandalkan diri sendiri. Dimensi anxiety merupakan refleksi dari preokupasi dan kecemasan mengenai cinta kepada Tuhan, perasaan takut ditolak oleh Tuhan, parasaan cemburu apabila Tuhan

11 memperlakukan orang lain dengan istimewa, perasaan marah dan tidak terima apabila ditolak atau diabaikan oleh Tuhan (Jenay, 2010). Anggota komsel dengan dimensi avoidance yang rendah, ketika menghadapi masalah dan kesulitan akan berusaha untuk bergantung kepada Tuhan dan meminta pertolongan Tuhan. Sebaliknya, anggota komsel dengan dimensi avoidance tinggi saat menghadapi masalah atau kesulitan akan menjauhi Tuhan dan merasa dirinya mampu untuk menghadapi masalah dengan kekuatannya sendiri. Anggota komsel dengan dimensi anxiety yang rendah percaya bahwa Tuhan akan ada untuk dirinyadan berbuat adil kepadanya. Berkebalikan dengan anggota komsel yang dimensi anxiety tinggi, ia akan merasa bahwa Tuhan lebih menyayangi umatnya yang lain dan merasa khawatir Tuhan akan meninggalkan dirinya. Hasil tinggi maupun rendah dari dimensi avoidance dan anxietyakan menghasilkan model Attachment to God pada anggota komsel GBI Stairway From Heaven Bandung. Kirkpatrick (2005) membagi 4 model attachment to God, yakni secure, preoccupied, dismissing dan fearful.model secureattachment to God diperoleh dari dimensi avoidance yang rendah dan dimensi anxiety yang rendah sehingga model secure ini mengacu pada kepercayaan anggota komsel yang penuh kepada Tuhan untuk menentukan dan mengarahkan hidupnya, menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung yang pasti, mencari dan mengandalkan Tuhan ketika menghadapi permasalahan dengan berdoa dan memiliki gambaran positif tentang Tuhan. Anggota komsel yang memiliki derajat secureakan menunjukkan kedekatan diri mereka yang cukup tinggi terhadap Tuhan. Mereka berdoa dan memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh dan merasa yakin bahwa Tuhan dapat menuntun mereka menuju jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Preoccupied diperoleh dari dimensi avoidance yang rendah dan dimensi anxiety yang tinggi sehingga model ini mengacu pada kepercayaan anggota komsel kepada Tuhan yang hanya sebagian, karena melihat gambar Tuhan yang tidak konsisten dan membingungkan,

12 seperti terkadang Tuhan baik dan mengasihi dirinya dan tidak mempedulikannya, mengandalkan Tuhan juga mengandalkan orang lain ketika menghadapi masalah karena cemas Tuhan atau orang lain tidak mempedulikannya, dan identitasnya pun menjadi membingungkan. Anggota komsel yang memiliki attachment to God yang preoccupied, menaruh kepercayaan kepada Tuhan secara tidak konsisten. Mereka merasakan cemas, bingung ataupun terpaku pada keinginan yang sangat besar untuk mendapatkan respon dari Tuhan ketika mereka menghadapi situasi yang tidak nyaman atau mendapatkan ancaman. Mereka akan melihat gambaran tentang Tuhan yang membingungkan, seperti terkadang Tuhan sangat baik pada mereka dan mengasihi diri mereka namun terkadang Tuhan tidak memperdulikan ketika mereka mengalami masalah. Ketika mereka mengalami masalah, mereka akan mengandalkan Tuhan namun mereka juga akan mengandalkan orang lain karena mereka cemas Tuhan tidak memperdulikannya. Mereka tetap berdoa pada Tuhan, namun mereka akan mencari bantuan lain dari sesama manusia. Dismissing diperoleh dari dimensi avoidance yang tinggi dan dimensi anxiety yang rendah mengacu pada anggota komsel yang memiliki kepercayaan akan Tuhan, namun tidak nyaman dan tidak senang melakukan kegiatan yang rohani seperti berdoa setiap hari, membaca renungan atau Alkitab, jarang mengikuti ibadah minggu dan tidak mencari Tuhan ketika menghadapi masalah. Anggota komsel yang memiliki attachment to God yang dismissing memiliki kepercayaan akan Tuhan, namun mereka tidak nyaman dan tidak senang melakukan kegiatan rohani.kegiatan rohani yang dimaksud adalah kegiatan berdoa setiap hari, membaca renungan atau Alkitab.Mereka juga jarang atau hampir tidak pernah mengikuti ibadah hari minggu maupun ibadah keluarga. Ketika mereka mengalami masalah, mereka tidak akan mencari Tuhan ataupun mengandalkannya. Para anggota komsel memiliki pemikiran tersendiri bagaimana gambaran Tuhan yang baik. Mereka yakin bahwa Tuhan itu

13 ada, namun mereka memilih untuk mengabaikan keberadaan Tuhan dan mengandalkan diri sendiri serta lingkungan sekitar mereka. Fearful diperoleh dari dimensi avoidance yang tinggi dan dimensi anxiety yang tinggi sehingga mengacu pada anggota komsel yang menghindari Tuhan dan merasa tidak membutuhkan Tuhan ketika menghadapi masalah, dan tidak tertarik membicarakan dan mendengar hal-hal tentang Tuhan.Anggota komsel yang memiliki attachment to God fearfulakan menghindari Tuhan dan merasa tidak membutuhkan Tuhan. Ketika para anggota komsel mengalami permasalahan, mereka tidak akan mencari Tuhan sebagai tempat perlindungannya. Mereka juga tidak tertarik untuk membicarakan dan mendengar tentang hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan.Mereka tidak lagi berdoa ataupun memuji Tuhan.

14 Anggota Komsel GBI Stairway From Heaven Bandung Dimensi Avoidance Dimensi Anxiety ATTACHMENT TO GOD Securely attachment Preoccupied attachment Dismissing attachment Fearfull attachment. Bagan 1.5 Kerangka Pemikiran

15 1.6. Asumsi Tantangan yang dihadapi oleh para anggota komsel dalam melaksanakan tanggung jawabnya berkaitan dengan tuntutan mereka yang harus dapat membantu sesama anggotanya ketika dibutuhkan. Dengan adanya tantangan dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai pelayan Tuhan maka penting bagi seorang anggota komsel untuk memiliki attachment to God model secure. Attachment to God diukur berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi avoidance dan dimensi anxiety. Keempat model attachment to God diperoleh dari tinggi rendahnya dimensi anxiety dan dimensi avoidance. Model secure diperoleh dari dimensi avoidance yang tinggi dan dimensi anxiety yang rendah. Model preocupied diperoleh dari dimensi avoidance yang tinggi dan dimensi anxiety yang rendah. Model dismissing diperoleh dari dimensi avoidance yang rendah dan dimensi anxiety yang tinggi. Model fearful diperoleh dari dimensi avoidance yang tinggi dan dimensi anxiety yang tinggi