BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, dan pola pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang secara tidak langsung

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2010

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. UMUM.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai

RINGKASAN PUTUSAN.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

- 3 - Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 138);

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Keterwakilan Perempuan, Ketidakadilan dan Kebijakan Keadilan ke depan

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

ANGKET. Kuesioner Kesetaraan Gender Dan Partisipasi Politik

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerinta

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

MUKADIMAH AD ART ASOSIASI PEMERHATI KAJIAN GENDER (THE ASSOCIATION OF GENDER STUDIES SOCIETY) 1

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

Partisipasi Politik Elit Politik Perempuan di DPC Partai Demokrat Pematangsiantar ( Studi Kasus pada Pemilihan Umum 2009)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PEMERINTAH DAERAH JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

MENDENGARKAN HATI NURANI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sebagaian masyarakat beranggapan bahwa masalah status laki-laki dan perempuan mempunyai tempat berbeda. Mulai dari kemampuan fisik, penempatan kerja dalam keluarga, dan pola pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang secara tidak langsung memberikan penilaian yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan dimasyarakat. Meskipun emansipasi wanita sudah digembor-gemborkan sebagai kekuatan wanita untuk menyamakan haknya dengan laki-laki, tetapi tetap saja sebagian masyarakat beranggapan kemampuan wanita berbeda dengan lelaki. Gender secara pemahaman sederhana adalah kelompok laki-laki dan perempuan yang berbeda bukan karena biologisnya, melainkan hasil kontruksi sosial di masyarakat. Masyarakat pada umumnya masih beranggapan bahwasanya laki-laki dan perempuan berbeda. Hal inilah yang mempengaruhi ruang gerak perempuan terbatas didalam kehidupan bermasyarakat. Penegakkan kesetaraan gender terbukti dengan adanya program pemerataan pendidikan di Indonesia. Melihat hal tersebut banyak penerus bangsa yang merupakan calon pembangun negara ini mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan. Terlepas dari permasalahan pendidikan yang ada, namun dapat diakui bahwa pandangan orang tua masa lalu yang tidak menyekolahkan anak perempuanya kini telah berubah. Terlihat banyak para orang tua yang mempunyai anak perempuannya di sekolahkan sampai jenjang tinggi. Selain hak mendapatkan pendidikan, di Indonesia

sebenarya juga menerapkan kesetraan gender dalam tatanan organisasi yang terkecil hingga pemrintahan. Buktinya ialah perempuan memiliki peranan yang sama dalam hal menduduki jabatan tertentu dalam suatu institusi. Presiden Negara Indonesia yang pernah diduduki oleh seorang perempuan yaitu Megawati Soekarno Putri merupakan bukti realnya. Kasus kemenangan ibu Megawati Soekarno Putri ini mematahkan pandangan publik bahwasanya perempuan mampu mempimpim di organisasi terkecil maupun di tingkat pemerintahan. Tak jarang sekarang banyak bermuculan perempuan-perempuan hebat yang menduduki jabatan atau organisasi tertentu. Ruang gerak perempuan dalam segi berpolitik lebih mendapatkan ruang terlebih dikeluarkannya Undang-Undang tentang ruang perempuan dalam berpolitik. Undang-Undang No.10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum berupaya membuka ruang partisipasi politik yang lebih luas bagi perempuan dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik mengamatkan perlunya pendidikan politik dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Pada pemilihan yang ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan kemandirian dan kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian akan ada ruang untuk perempuan dalam menyalurkan sumbangsihnya dalam politik. Didalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik, khususnya pada pasal 2 ayat 5 yang didalamnya berisi Kepengurusan partai politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud disusun dengan menyertakan palin rendah 30% (tiga puluh per seratus) keterwakilan. Pasal 20 yang berisi kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi dan Kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) disusun

dengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling rendah30% (tiga puluh per seratus) yang diatur dalam AD dan ART Partai Politik masing-masing, serta pasal 31 ayat (1) tentang pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan memperhatikan keadilan dan kesetraan gender. Pasal-pasal tersebut merupahkan tantangan bagi setiap partai politik untuk memajukan kaum perempuan agar partai politik mampu menghasilkan politisi yang benar-benar memperjuangkan tuntutan masyarakat. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 2 Tahun 2008 tentang partai politik diatas, masyarakat khususnya perempuan mempuanyai ruang terpenting didalam politik. Demokrasi rakyat yang kekuatan tertinggi berada ditangan rakyat mempunyai peranan penting dalam menentukan pemimpin selanjutnya yang berlandaskan pancasila dan Undang-Undang. Masyarakat mempunyai ruang lebih dalam hak menyalurkan suara. Indonesia adalah salah satu Negara yang menganut sistem demokrasi dalam menjalankan sistem pemerintahanya. Salah satu wujud dari demokrasi adalah Pemilihan Umum. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang setiap warga Negara memiliki hak yang setara dalam pengembilan keputusan yang menentukan hidup mereka. Demokrasi juga mempunyai kedaulatan tertinggi. Demokrasi mengizinkan warga Negaranya untuk berpartisipasi baik secara langsung atau dengan perwakilan dalam perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan juga pembuatan hukum. Dengan begitu, masyarakat

mempunyai wewenang peuh dalam memilih calon atau pemimpin mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihanya, mulai dari visi misi yang dicanangkan untuk kemajuan wilayah mereka, profesi yang sama yakni berangkat dari background yang sama, gender, atau masih mempunyai hubungan kekerabatan dan semuanya sah dimata hukum. Tidak ada batasan untuk menentukan pilihanya. Di Ponorogo sendiri, tepatnya di desa Tegalombo Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo juga pernah mengadakan Pemilihan Umum, yang dimana perempuan mengambil peran, yakni mencalonkan diri sebagai kandidat Kepala Desa yang baru petama kalinya perempuan mencalonka diri sebagai calon Kepala Desa. Gender dalam kasus ini tidak menjadi kendala syarat untuk mencalonkan diri, tetapi disini lebih disorot mengenai bagaimana pengaruh kesetaraan gender terhadap partisipasi politik yang terjadi pada pemilihan kepala desa di desa Tegalombo Kecamatan Kauman Ponorogo. Berangkat dari latar belakang kasus diatas, penulis ingin mengetahui adakah pengaruh kesetaraan gender di desa tersebut terlepas terdapat calon perempuan yang mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat, mengingat masyatakat desa masih awam terhadap peran perempuan yang dianggap kurang maksimal dalam hal kepemimpinan. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti dengan judul Pengaruh Kesetaraan Gender Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilihan Kepala Desa di Desa Tegalombo Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh kesetaraan gender terhadap partisipasi politik pada pemilihan Kepala Desa Tegalombo Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo? 2. Seberapa besar kontribusi yang diberikan antara kesetaraan gender terhadap partisipasi politik pada pemilihan kepala desa tersebut? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh kesetaraan gender terhadap partisipasi politik pada pemilihan Kepala Desa di desa Tegalombo Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo 2. Untuk mengetahui kontribusi besar pengaruh yang diberikan antara kesetaraan gender terhadap partisipasi politikpada pemilihan kepala desa. D. Manfaat Penelitian Setelah tujuan penelitian tersebut dapat dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Dari segi teoritis, yaitu untuk memperoleh data yang dapat dirumuskan kembali tentang kesetaraan gender dalam partisipasi politik. 2. Dari segi praktis, yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan bagi para masyarakat khususnya para pemilih tetap maupun pemilih pemula akan peran kesetaraan gender dalam partisipasi politik.