BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al

RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERKAPASITAS 600 W UNTUK PROSES PERLAKUAN PANAS DAN PERLAKUKAN PERMUKAAN

MODEL MESIN HARDENING SISTEM INDUKSI UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PEMANASAN

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

PERNYATAAN HALAMAN PERNYATAAN

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

TRAFO. Induksi Timbal Balik

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

INVERTER FREKUENSI TINGGI SEBAGAI PEMANAS PIRINGAN LOGAM DENGAN METODE INDUKSI PADA APLIKASI PEMANAS ROTI

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANGBANGUN TRANSFORMATOR STEP UP

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1991

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

BAB III KONSEP RANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT PERLINDUNGAN KOROSI TERHADAP BEBERAPA JENIS MATERIAL COATING PADA ONSHORE PIPELINE

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERDAYA RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SOLENOID COIL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

Fisika EBTANAS Tahun 1991

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

BAB III PERANCANGAN ALAT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

BAB III PERANCANGAN ALAT

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB II LANDASAN TEORI

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

LAPORAN TUGAS SENSOR DAN AKTUATOR Linear Variable Differential Transformers (LVDT)

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

Teknologi Rekayasa Limbah Transformator Las Listrik

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

POWER SUPPLY 13,8 Volt 25 Ampere Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Induktor. oleh danny kurnia

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

PRAKTEK TV & DISPLAY

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa spesimen uji yaitu stainless steel dan aluminium alloy di tunnjukkan pada Gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4. 1 Mesin preheat las gesek Gambar 4. 2 Rangkaian coil pemanas

36 A B J C I D E F H G Gambar 4. 3 Komponen mesin preheat las gesek setup pengujian spesimen stainless steel Pada Gambar 4.3 ditunjukkan beberapa komponen yang ada pada mesin preheat las gesek dua buah logam berbeda, komponen tersebut berupa : A. Transformator berfungsi untuk menurunkan Tegangan AC dari 220V ke 12 V ataupun menaikkan Tegangan dari 110V ke 220 V. B. Rangkaian filter yang terdiri dari kapasitor dan diode schottky yang berfungsi untuk meratakan tegangan yang berasal dari trafo untuk menjalankan van. C. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, sebagaimana sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple. Kapasitor yang akan digunakan sebagai filter yaitu memiliki tegangan kerja yang harus lebih tinggi dari tegangan supply. D. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC. E. Multimeter analog, digunakan untuk mengukur tegangan/ voltase yang digunakan selama pengujian. F. Rangkaian Inverter yang berfungsi untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Pada rangkaian terdiri dari toroid induktor, mosfet, dioda zener, resistor dan heatsink.

37 G. Tang meter adalah digunakan untuk mengukur arus yang digunakan selama pengujian berlangsung. H. Rangkaian coil yang terdiri dari coil itu sendiri dan kapasitor MKP, dimana coil ini berfugsi sebagai tempat menyalurkan energi panas yang dihasilkan oleh rangkaian inverter, dan kapasitor MKP yang menyimpan tegangan atau arus listrik. I. Van yang berfungsi sebagai kipas pendingin dari rangkaian yang memiliki potensi menimbulkan panas selama alat bekerja. J. Termokopel merupakan alat yang digunakan untuk mengukur temperatur benda kerja selama dilakukan proses pengujian. 4.2. Perangkat Keras Alat Preheat 4.2.1. Power Supply Power supply menggunakan tranformator microwave yang di modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Modifikasi dilakukan dengan cara melepas lilitan sekunder pada trafo dan menggantinya dengan menggunakan kabel yang berukuran besar sehingga arus yang di hasilkan lebih besar. Lilitan sekunder yang ideal digunakan yaitu berukuran 2,5mm. Untuk memperoleh voltase yang ideal, pertama-tama trafo coba dililit sekali dan diukur voltase dari satu kali lilitan tersebut. Hasil pengukuran satu lilitan kabel 2,5mm yaitu 1,76V, sebagai nilai Gpv hasil pengukuran dengan multimeter. Rumus mencari jumlah lilitan sekunder : N s = Gpv x V s Diketahui : Gpv berdasarkan hasil pengukuran langsung: Gpv (terukur ) = 1,76 lilitan per volt V s = 20 volt Maka Jumlah lilitan sekunder : N s = Gpv x V s = 1,76 x 20 = 35,2 Lilitan

38 = 35 Lilitan Gpv berdasarkan dimensi dan frekuensi kerja trafo : Gpv = frekuensi : Luas penampang lilitan Lebar trafo = 7,2 cm Lebar penampang lilitan = 4cm Frekuensi kerja trafo = 50 Hz Tegangan Sekunder = 20 volt Maka, Luas penampang = 7,2 x 4= 28,8 cm Gpv = 50 Hz : 28,8 = 1,74 lilitan per volt Sehingga : N s = Gpv x V s = 1,74 x 20 = 34,8 Lilitan = 35 Lilitan Gambar 4. 4 Transformator 4.2.2. Penyearah (Rectifier) Penyearah dari dari trafo menuju inverter menggunakan diode bridge 35 ampere sebanyak 2 buah dipasang secara parallel, disesuaikan dengan kebutuhan arus yang digunakan, karena arus maksimal dari trafo yaitu 44 ampere. Tak lupa pula di tambahkan 2 buah kapasitor 50V 10000uF sebagai filter dari rangkaian.

39 Gambar 4. 5 Kapasitor Gambar 4. 6 Diode Bridge 4.2.3. Rangkaian Inverter Rangkaian inverter dibuat dengan menggunakan PCB polos yang telah diproses sebelumnya dengan gambar jalur rangkaian dari software Eagle Pro. Komponen berupa mosfet, induktor, diode zener serta resistor pasang pada PCB sesuai dengan letaknya dengan cara disolder. Gambar 4. 7 Inverter frekuensi tinggi

40 Tabel 4. 1 Komponen Rangkaian Inverter Komponen Spesifikasi Jumlah IRFP 150 44 Ampere 100 Volt 4 KCF25A20 25 Ampere 200 Volt 2 Dioda Zener 1 Watt 12 Volt 4 Resistor R10k 2 Watt 4 R470Ohm 2 Watt 4 Induktor 0,1 Ohm 0,15mH 2 Induktor dirancang idealnya memiliki nilai kisaran 0,05mH-0,2mH. Toroid yang digunakan memiliki diameter luar 28mm, dililitkan kawat K10 dengan diameter 1mm. Pembuatan induktor diukur dengan menggunakan alat LCR meter hingga mencapai nilai yang diinginkan seperti gambar 4.6 dibawah ini. Gambar 4. 8 Pembuatan induktor dengan LCR meter

41 Nilai kedua induktor haruslah sama, untuk mencapai keseimbangan pembebanan arus. Apabila salah satu nilai induktor berbeda, maka akan menyebabkan salah satu induktor lebih panas hingga terbakar. Mosfet IRFP 150 sejumlah 4 buah dipasang secara parallel sehingga besarnya kapasitas atau kemampuan mengalirkan arus transistor akan naik 4 kali lipat. Gambar 4. 9 Mosfet IRFP 150 4.2.3. Kumparan Kerja (Work Coil) Kumparan kerja dibuat menggunakan pipa pejal tembaga dengan diameter 5mm, dengan lilitan pada kumparan kerja adalah n = 6 lilit dengan panjang 35 mm dan diameter lilitan 40 mm. kemudian lilitan ini diukur kembali dengan menggunakan LCR meter. Pada kumparan kerja ini diberikan kapasitor tank sebanyak 18 buah yang dipasang secara parallel. Kapasitor tank akan berguna untuk menyimpan arus atau tegangan listrik, sehingga semakin banyak kapasitor tank yang digunakan maka akan semakin besar arus yang tersimpan. Jika arus yang tersimpan semakin besar, maka kerja medan magnet arus eddy yang ada pada kumparan kerja semakin baik.

42 Gambar 4. 10 Kumparan Kerja 4.3. Pengujian Benda Kerja Pada proses pengujian benda kerja, langkah yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa rangkaian alat preheat serta seluruh alat ukur seperti tang meter, multimeter, termokopel telah terpasang dengan benar. Setelah itu spesimen uji dalam hal ini stainless steel ditempatkan pada tengah kumparan kerja tanpa menyentuh bagian dinding dari kumparan kerja. Persiapkan alat tulis dan buku untuk kepentingan pengambilan data pada tiap jenis alat ukur. Hidupkan tombol power bersamaan dengan stopwatch, kemudian catat hasil pengukuran yang terbaca oleh tang meter, multimeter dan termokopel. Pengambilan data dilakukan tiap sepuluh detik selama pengujian hingga mencapai suhu target 700 0 C. Pada suhu tersebut stainless steel sudah mencapai suhu yang baik apabila di gesek dengan aluminium pada pengelasan gesek. Apabila target telah tercapai, segera matikan power bersamaan dengan stopwatch. Gambar 4. 11 Hasil pembacaan alat ukur pengujian alat preheat terhadap spesimen uji stainless steel

43 Gambar 4. 12 Penampakan spesimen uji ketika suhunya mencapai 700 0 C 4.4. Analisis Data Analisis data pada perancangan dan pembuatan alat yaitu dengan cara membandingkan hasil pengukuran daya yang dibutuhkan untuk memanaskan logam stainless steel selama waktu pengujian hingga mencapai temperatur suhu yang diinginkan yaitu >600 0 C. Hal-hal yang dibandingkan yaitu temperature stainless steel, tegangan dan arus yang terbaca pada alat ukur yang terpasang. 4.4.1. Perhitungan daya mesin preheat Perhitungan daya (Pm) mesin preheat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.3 dengan data sebagai berikut : Percobaan pertama diruang terbuka, m = 0,03576 kg, C = 460 J/kg. 0 K, T 1 = 30 0 C, T 2 = 683 0 C, t = 290 detik. Maka daya (Pm) sebagai berikut : Pm = 4,17. m. c. T t Pm = (4,17). (0,03576)kg. (460)J kg. K. (956) K Pm = 226,13 watt 290 detik Percobaan kedua diruang tertutup, m = 0,03576 kg, C = 460 J/kg. 0 K, T 1 = 30 0 C, T 2 = 709 0 C, t = 290 detik. Maka daya (Pm) sebagai berikut :

44 Pm = 4,17. m. c. T t Pm = (4,17). (0,03576)kg. (460)J kg. K. (982) K Pm = 232,27 watt 290 detik 4.4.2. Perhitungan besarnya energi mesin preheat Besarnya energi mesin preheat (Q) selama waktu waktu t (detik), dapat dihitung dengan persamaan 2.2 dengan data yaitu : Percobaan pertama diruang terbuka, m = 0,03576 kg, C = 460 J/kg. 0 K, T 1 = 30 0 C, T 2 = 683 0 C. Harga Q (joule) yaitu : Q = m. c. (T 2 - T 1 ) Q = 0,03576 kg. 460 J/kg. 0 K. (956-303) 0 K Q = 0,03576 kg. 460 J/kg. 0 K. 653 0 K Q = 10741,59 Joule Percobaan pertama diruang tertutup, m = 0,03576 kg, C = 460 J/kg. 0 K, T 1 = 30 0 C, T 2 = 709 0 C. Harga Q (joule) yaitu : Q = m. c. (T 2 - T 1 ) Q = 0,03576 kg. 460 J/kg. 0 K. (982-303) 0 K Q = 0,03576 kg. 460 J/kg. 0 K. 679 0 K Q = 11169,27 Joule 4.4.3. Menghitung laju perubahan suhu Besarnya laju perubahan suhu dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.4 dengan : Percobaan pertama diruang terbuka, T 1 = 30 0 C, T 2 = 683 0 C, t = 290 detik. Harga laju perubahan suhu ( t) yaitu : t = 683 30 290 t = 2,25 0 C / detik

45 Percobaan pertama diruang tertutup, T 1 = 30 0 C, T 2 = 709 0 C, t = 290 detik. Harga laju perubahan suhu ( t) yaitu : t = 709 30 290 t = 2,34 0 C / detik 4.4.4. Hasil Pengujian Terhadap Benda Kerja Mesin preheat las gesek dilakukan pengujian terhadap spesimen atau benda kerja yang terbuat dari stainless steel. Pengujian dilakukan hingga benda kerja tersebut mencapai suhu ideal yaitu >600 0 C. Pengujian dilakukan dua kali dalam kondisi yang berbeda. Pada pengujian pertama dilakukan diruangan terbuka sedangkan pengujian kedua dilakukan pada ruangan tertutup. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

46 Tabel 4. 2 Hasil percobaan 1 mesin preheat terhadap spesimen stainless steel AISI 420 Percobaan 1 Massa Waktu Suhu Tegangan Arus (Kg) (s) ( C ) (V) (A) Daya (W) 0,03576 10 178 20 25,9 518 0,03576 20 287 20 26,2 524 0,03576 30 402 20 26,6 532 0,03576 40 474 20 27,1 542 0,03576 50 534 20 27,5 550 0,03576 60 592 20 21,5 430 0,03576 70 600 20 20 400 0,03576 80 613 20 19,4 338 0,03576 90 626 20 18,9 378 0,03576 100 630 20 18,5 370 0,03576 110 649 20 18,2 364 0,03576 120 656 20 16,7 334 0,03576 130 650 20 16,8 336 0,03576 140 651 20 16,9 338 0,03576 150 653 20 16,8 336 0,03576 160 650 20 16,7 334 0,03576 170 657 20 16,7 334 0,03576 180 660 20 16,7 334 0,03576 190 662 20 16,8 336 0,03576 200 651 20 16,9 338 0,03576 210 664 20 16,9 338 0,03576 220 668 20 16,8 336 0,03576 230 671 20 16,5 330 0,03576 240 671 20 16,4 328 0,03576 250 673 20 16,4 328 0,03576 260 675 20 16,3 326 0,03576 270 686 20 16,2 324 0,03576 280 684 20 16,2 324 0,03576 290 683 20 16 320

47 Tabel 4. 3 Hasil percobaan 2 mesin preheat terhadap spesimen stainless steel AISI 420 Percobaan 2 Massa Waktu Suhu Tegangan Arus (Kg) (s) ( C ) (V) (A) Daya (W) 0,03576 10 146 20 33,3 666 0,03576 20 263 20 33,3 666 0,03576 30 354 20 33,4 668 0,03576 40 454 20 33,4 668 0,03576 50 528 20 33,5 670 0,03576 60 584 20 33,7 674 0,03576 70 621 20 29,3 586 0,03576 80 645 20 25,8 516 0,03576 90 657 20 23,8 476 0,03576 100 662 20 22,8 456 0,03576 110 659 20 21,9 438 0,03576 120 659 20 21,5 430 0,03576 130 635 20 21 420 0,03576 140 658 20 20,6 412 0,03576 150 675 20 20,3 406 0,03576 160 674 20 20 400 0,03576 170 673 20 19,7 394 0,03576 180 673 20 19,5 390 0,03576 190 676 20 19,2 384 0,03576 200 672 20 18,9 378 0,03576 210 671 20 18,8 376 0,03576 220 672 20 18,7 374 0,03576 230 694 20 18,5 370 0,03576 240 698 20 18,3 366 0,03576 250 703 20 18,2 364 0,03576 260 682 20 18,1 362 0,03576 270 703 20 18,1 362 0,03576 280 708 20 18 360 0,03576 290 709 20 17,9 358

48 800 Perubahan Suhu dan Waktu Temperature (C) 700 600 500 400 300 200 100 Percobaan 1 Percobaan 2 0 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 Waktu (S) Gambar 4. 13 Grafik nilai perubahan suhu terhadap waktu pengujian spesimen Grafik pada Gambar 4.13 menunjukkan kondisi perubahan suhu terhadap waktu selama pengujian spesimen berlangsung. Kondisi yang tergambarkan yaitu semakin lama waktu pengujian berlangsung, maka suhu spesimen yang diuji semakin meningkat. Peningkatan tersebut semakin mengecil seiring dengan meningkatnya suhu spesimen yang diuji. Kondisi awal ketika terjadi induksi suhunya meningkat drastis kemudian menuju kondisi stabil dengan perubahan suhu yang kecil, ini disebabkan karena pengaruh kapasitor tank yang ada pada koil induksi.

49 Arus (A) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Perubahan Arus dan Waktu 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 Waktu (S) Percobaan 1 Percobaan 2 Gambar 4. 14 Grafik nilai perubahan arus terhadap waktu selama pengujian spesimen Grafik pada Gambar 4.14 menunjukkan kondisi perubahan arus terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengujian spesimen berlangsung. Kondisi yang tergambarkan yaitu semakin meningkat suhu spesimen yang diuji arus yang digunakan semakin menurun. Kondisi awal arus meningkat sedikit demi sedikit, kemudian menurun hingga mencapai kondisi stabil dengan perubahan yang semakin mengecil.

50 4.5. Analisis Biaya Produksi Tabel 4. 4 Analisis Biaya Produksi Mesin Preheat Las Gesek NO NAMA HARGA JUMLAH KOMPONEN SATUAN TOTAL 1 Box 1 Rp150.000,00 Rp150.000,00 2 Transformator 1 Rp850.000,00 Rp850.000,00 3 Diode Bridge 35A 2 Rp40.000,00 Rp80.000,00 4 Kapasitor 50V 10000uF 2 Rp25.000,00 Rp50.000,00 5 Kapasitor 50V 1000uF 2 Rp2.500,00 Rp5.000,00 6 Diode Schottky 45V 15A 4 Rp15.000,00 Rp60.000,00 7 Mosfet IRFP 150 4 Rp25.000,00 Rp100.000,00 8 Diode Fast KCF25A20 2 Rp25.000,00 Rp50.000,00 9 R10k 2 W 4 Rp1.000,00 Rp4.000,00 10 R470Ohm 2 W 4 Rp1.000,00 Rp4.000,00 11 Zener 1W 12V 4 Rp1.500,00 Rp6.000,00 12 Induktor Toroid 2 Rp50.000,00 Rp100.000,00 13 Kapasitor MKP 18 Rp5.000,00 Rp90.000,00 14 PCB Polos 3 Rp10.000,00 Rp30.000,00 15 Sablon PCB 2 Rp10.000,00 Rp20.000,00 16 Pipa Kapiler Tembaga 1 Rp15.000,00 Rp15.000,00 17 Tenol 15m 1 Rp20.000,00 Rp20.000,00 18 Kabel NYAF 6mm 3 Rp15.000,00 Rp45.000,00 19 Mur dan Baut 50 Rp500,00 Rp25.000,00 20 Van DC 8cm 2 Rp10.000,00 Rp20.000,00 21 Heatsink 2 Rp50.000,00 Rp100.000,00 22 Saklar Power 1 Rp7.000,00 Rp7.000,00 23 Sekun Kecil 8 Rp500,00 Rp4.000,00 24 Sekun Besar 4 Rp1.000,00 Rp4.000,00 25 Isolasi Bakar 2 Rp5.000,00 Rp10.000,00 26 Kabel Ties 1 Rp7.000,00 Rp7.000,00 27 Kabel Warna 2,5mm 2 Rp4.000,00 Rp8.000,00 28 Kabel Warna 1,5mm 2 Rp3.000,00 Rp6.000,00 29 Kabel Power 1 Rp20.000,00 Rp20.000,00 30 Biaya Jasa dan Lainlain 1 Rp500.000,00 Rp500.000,00 Total Biaya Produksi Rp2.390.000,00