MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN

Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Metode Pembelajaran Matematika. Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

Materi Pembelajaran. standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

2 Namun pembelajaran matematika di sekolah memiliki banyak sekali permasalahan. Majid (2007:226) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB II KAJIAN TEORI. Rosdakarya, 2009) Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

KRITERIA PEMILIHAN MATERI PELAJARAN

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. membangun sendiri pengetahuannya. Hal ini menuntut perubahan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh: Nikmahtun Tri Harsiwi 14144100141 III A4 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2015

A. Hubungan antara Kegiatan Perencanaan Pelajaran Matematika Kegiatan Perencanaan Pelajaran Matematika Isi Matematika 1. Memilih dan menamai topik yang akan dipelajari Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi topik-topik keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Topik tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik yaitu: 1.) Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. 2.) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin. 3.) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi. Contoh penerapannya: Sebagai seorang pendidik akan memilih materi yang akan dipelajari oleh siswa SMP misalnya tentang himpunan. Topik : Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan 2. Mengidentifikasi obyek matematika yang ada di topik Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas atau ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan topik intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan 1

keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan topik perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan topik keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara demonstrasi. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, topik sikap, atau keterampilan motorik. a. Fakta Fakta adalah kovensi-kovensi dalam matematika yang biasanya di ungkapkan dengan simbol-simbol tertentu. Contoh: dalam aljabar simbol (a, b) menunjukkan himpunan pasangan berurutan. Simbol dan secara umum telah disepakati sebagai lambing gabungan dan irisan. 2

b. Konsep Konsep adalah ide abstrak yang dapat menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan obyek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Contoh: seorang siswa disebut telah mempelajari konsep himpunan jika ia telah dapat menyatakan suatu pasangan berurutan dalam himpunan, menyatakan irisan dan gabungan dari beberapa himpunan. Untuk sampai ketingkat tersebut, siswa harus dapat mengenali atribut atau sifat-sifat khusus dari himpunan. c. Skill Skill adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan Matematika yang lain. Contoh penjumlahan, perkalian, pengurangan, pembagian, dan lain-lain. Semesta dari elemen-elemen yang diketahui maupun elemen yang diperoleh dapat sama dapat juga berbeda. Elemen tunggal yang diperoleh disebut hasil operasi, sedangkan satu atau lebih elemen yang diketahui disebut elemen yang dioperasikan. Contoh: siswa dapat mengerjakan soal tentang himpunan sesuai dengan konsep-konsep yang ada. d. Prinsip Prinsip adalah objek kajian matematika yang lebih komplek. Prinsip dapat terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar Matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema sifat dan sebagainya. Contoh: himpunan. Pada himpunan, terdapat beberapa konsep yang digunakan, yaitu konsep himpunan bagian, konsep irisan dan gabungan dua himpunan. 3. Mengurutkan setiap topik dalam hirarki topik Materi matematika disusun secara hierarkis artinya suatu topik matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman 3

belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut. Hudoyo (1988:4) mengungkapkan bahwa karena kehirarkisan matematika itu, maka belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika. 1) Strategi urutan penyampaian simultan Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Contoh: seorang guru mata pelajaran Matematika akan menyampaikan materi tentang pengertian himpunan bagian, serta irisan dan gabungan dua himpunan. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam. 2) Strategi urutan penyampaian suksesif Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh: seorang guru mata pelajaran Matematika akan menyampaikan materi tentang pengertian himpunan bagian, serta irisan dan gabungan dua himpunan. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam. Setelah pembahasan tentang pengertian himpunan bagian disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan jenis berikutnya yaitu irisan dan gabungan dua himpunan. 4

Tujuan Pembelajaran 4. Mengidentifikasi tujuan kognitif Dalam proses pembelajaran yang mencakup tujuan kognitif yaitu: 1) Dalam hal pengetahuan mampu mengingat dan menghafal. 2) Dalam hal pemahaman mampu untuk menginterpretasikan materi pembelajaran. 3) Dalam hal aplikasi mampu menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah. 4) Dalam hal analisis mampu menjabarkan suatu konsep materi pembelajaran. 5) Dalam hal sintesis mampu menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh. 6) Dalam hal evaluasi mampu untuk membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya. 5. Memilih tujuan affektif Dalam proses pembelajaran yang mencakup tujuan affektif yaitu: 1) Pengenalan yaitu ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu di dalam proses pembelajaran. 2) Merespon yaitu rasa ingin berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 3) Penghargaan yaitu menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu. 4) Pengorganisasian yaitu menghubungkan nilai-nilai yang dipercayai. 5) Pengamalan yaitu menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup. 6. Sharing tujuan dengan siswa Sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menyampaikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang terkait dengan materi himpunan dan manfaat dari pembelajaran materi tersebut. Sumber daya manusia pembelajaran 7. Menyiapkan materi yang akan digunakan siswa Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa topik berikut: 5

1.) Topik kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) topik afektif, ataukah topik psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsipprinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. 2.) Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. 3.) Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan topik materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran himpunan dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik tentang materi himpunan, maka uraian materinya mencakup: a. Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan. b. Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 8. Memberlakukan tambahan sumber pembelajaran Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran himpunan. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara lain: 1.) Buku 6

2.) Media pembelajaran 3.) Laporan hasil penelitian 4.) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) 5.) Majalah ilmiah 6.) Kajian pakar bidang studi 7.) Karya profesional 8.) Buku kurikulum 9.) Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan 10.) Situs-situs internet 11.) Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb) 12.) Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi) 13.) Narasumber (orang/manusia). Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Disamping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman dengan panduan pengembangan bahan ajar. Strategi penilaian di awal pembelajaran 9. Mengidentifikasi prasyarat isi matematika Artinya, terlebih dahulu telah ditentukan patokan-patokan batas lulus atau tingkat penguasaan minimun yang akan dicapai untuk membandingkan hasil pengukuran sehingga hasil tersebut mempunyai arti tertentu. Patokan yang dipaki bersifat tetap dan dapat dipakai untuk kelompok manapun yang memperoleh pembelajaran yang sama. Penilaian acuan penilaian menekankan bukan hanya mutu hasil belajar, akan tetapi juga segi banyaknya siswa berhasil. 7

Acuan penilaian yang digunakan adalah penilaian dengan acuan patokan. Standar patokan yang digunakan dalam penilaian adalah tingkat ketuntasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seluruh hasil penilaian yang diperoleh dirujukkan pada standar ketuntasannya, kemudian dilakukan analisis tindak lanjut. Bagi siswa yang belum mencapai batas ketuntasan maka harus diberikan remidi sehingga siswa tersebut akhirnya mampu mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan maka dapat diberikan pengayaan atau dilanjutkan untuk mempelajari kompetensi berikutnya. Bagi siswa-siswa yang memiliki kecepatan dalam penguasaan kompetensi yang lebih dibanding teman-teman lainnya bisa dipercepatan dalam pembelajarannya. Pada pembelajaran materi himpunan siswa diharapkan mampu menentukan irisan atau gabungan dua himpunan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. 10. Menilai kesiapan siswa untuk belajar topik tersebut Sebelum penyampaian materi himpunan akan dijelaskan dahulu secara mendasar mengenai himpunan, bisa dengan tebakan sederhana yang berkaitan dengan konsep himpunan. Misalnya: mengelompokkan siswa yang ada di kelas berdasarkan jenis kelamin. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa siap untuk menerima materi himpunan tersebut apabila siswa mampu mengelompokkan siswa yang ada di kelas berdasarkan jenis kelamin dengan tepat. Strategi Pengajaran/ Pembelajaran 11. Memilih strategi pengajaran yang tepat Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Di dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat 8

konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: a. Exposition-discovery learning. Exposition learning, yaitu suatu pembelajaran dimana seorang guru langsung memberikan materi pembelajaran pada murid murid mereka saat di kelas. Sedangkan discovery learning adalah suatu pembelajaran dimana seorang guru tidak secara langsung memberikan sebuah materi pembelajaran di kelas. b. Group-individual learning, adalah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi: a. Strategi pembelajaran induktif, yaitu sebuah pembelajaran yang bersifat langsung. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi. b. Strategi pembelajaran deduktif, adalah strategi berfikir yang menerapkan hal hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian bagiannya yang khusus. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu dan bergantung pada situasi belajar, sifat materi, dan jenis belajar yang dikehendaki. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi adalah suatu rencana tersusun yang digunakan atau diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran mengenai himpunan dapat menggunakan jenis strategi pembelajaran induktif yaitu guru langsung memberikan tugas sederhana untuk mengelompokkan siswa yang adaa di kelas berdasarkan jenis kelamin dan menggunakan jenis pembelajaran Group-individual 9

learning yaitu membiarkan siswa melakukan pengamatan (praktik) terlebih dahulu kemudian dengan menggunakan jenis pembelajaran Exposition learning yaitu guru langsung memberikan materi tentang himpunan dengan memberikan tugas sederhana. 12. Mengelola lingkungan pembelajaran Yang dimaksudkan dengan mengelola lingkungan yaitu strategi yang mencakup pembuatan iklim interaksi antara guru dan siswa yang bersahabat dan memperlakukan siswa dengan menghormati berbagai kebutuhan dan individualitasnya. Guru diharapkan mampu berbicara dengan nada dan bahasa tubuh yang ramah (gentle) kepada para siswanya. Guru diharapkan juga tidak menginterupsi atau menghakimi secara tergesa-gesa pada saat para siswa mengekspresikan ide-idenya. Guru diharapkan mampu memberikan bimbingan, pertanyaan terbuka yang lebih banyak, atau menyampaikan pengalaman pribadinya sebagai referensi. Humor yang digunakan guru di dalam kelas dapat menjadi jembatan penghubung antara guru dan siswa, serta menyediakan lingkungan belajar yang santai. Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar. Penerapannya dalam pembelajaran yang berkaitan dengan materi himpunan yaitu dengan memberikan tugas sederhana tentang pengelompokkan siswa yang ada di kelas berdasarkan jenis kelamin yang dimaksudkan agar semua siswa aktif berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Untuk itu siswa diharapkan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. Sedangkan guru diharapkan mampu untuk menghargai semua jawaban siswa yang diberikan. Kemudian memberikan jawaban yang benar dan tepat dengan menjelaskan 10

di papan tulis. Maka akan interaksi antara siswa dengan guru, sehingga tercipta suasana kelas yang harmonis. Strategi penilaian di akhir pembelajran 13. Menilai hasil pembelajaran siswa Penilaian pada pembelajaran materi himpunan hasil penilaian yang diperoleh dirujukkan pada standar ketuntasan yang meliputi kemampuan siswa untuk memahami himpunan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah, kemudian dilakukan analisis tindak lanjut. Selain itu hasil pembelajaran siswa dapat dilihat dari nilai hasil ujian ataupun ulangan yang telah ditentukan batas ketuntasannya. Bagi siswa yang belum mencapai batas ketuntasan maka harus diberikan remidi sehingga siswa tersebut akhirnya mampu mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan maka dapat diberikan pengayaan atau dilanjutkan untuk memperlajari kompetensi selanjutnya. Bagi siswa yang memiliki kecepatan dalam pengusaan kompetensi yang lebih dibangdingkan dengan teman-teman lainnya bisa dipercepat dalam pembelajarannya. 14. Mengevaluasi keefektifan pengajaran Pembelajaran matematika dikatakan efektif apabila: a. Topik-topik dan objek topik saling terkait atau hirarki satu sama lain. b. Strategi pembelajaran yang digunakan tepat dapat dilihat dari hasil penilaian terhadap siswa baik penilaian di awal hingga penilaian di akhir proses pembelajaran. Maksudnya yaitu apabila penilaian yang dicapai rata-rata siswa tinggi atau di atas batas ketuntasan maka strategi yang digunakan tepat, namun apabila penilaian yang dicapai rata-rata siswa rendah atau di bawah batas ketuntasan maka strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Sehingga guru perlu mengganti strategi pembelajarannya. c. Guru mampu mengelola lingkungan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. d. Tercapainya tujuan kognitif dan afektif pembelajaran yang dihendaki. 11

B. Hubungan Metode, Pendekatan dengan Objek Pembelajaran Matematika Terdapat dua macam objek dalam matematika, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung antara lain: fakta, konsep, prinsip dan skill. Objek-objek tidak langsung berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, menyelidiki, kreatif, bersikap kritis, teliti dan pengembangan sikap positif lainnya. 1. Objek Langsung 1) Fakta Fakta adalah konvensi (kesepakatan) dalam matematika seperti lambang, notasi, ataupun aturan. Contoh: dalam aljabar simbol (a, b) menunjukkan himpunan pasangan berurutan. Simbol dan secara umum telah disepakati sebagai lambing gabungan dan irisan. Seorang siswa dinyatakan telah menguasai fakta jika ia dapat menuliskan fakta tersebut dan menggunakannya dengan benar. Cara mengajarkan fakta adalah dengan metode ekspositori, menghafal, drill, ataupun peragaan yang berulang-ulang. Pada pengajaran objek langsung yaitu fakta bisa menggunakan metode ekpositori karena guru tidak sepenuhnya memberi materi, misalnya guru hanya menjelaskan mengenai fakta mengenai himpunan pasangan berurutan, gabungan dan irisan. Selanjutnya siswa diberikan latihan yang berulang-ulang agar siswa hafal dalam penggunaan fakta. Hal ini merupakan penerapan dari metode drill. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan spiral, karena pendekatan ini menggunakan simbol-simbol dan pengajarannya dimulai dari hal-hal yang sederhana. Kemudian menjelaskan simbol-simbol tersebut secara lebih kompleks, misalnya cara pengoperasiannya. 2) Konsep 12

Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Contoh: seorang siswa disebut telah mempelajari konsep himpunan jika ia telah dapat menyatakan suatu pasangan berurutan dalam himpunan, menyatakan irisan dan gabungan dari beberapa himpunan. Untuk sampai ketingkat tersebut, siswa harus dapat mengenali atribut atau sifat-sifat khusus dari himpunan. Untuk mengajarkan sebuah konsep pada peserta didik guru menggunakan pendekatan deduktif dan induktif. Menggunakan pendekatan deduktif karena proses pembelajarannya dimulai dari definisi dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya. Misalnya ketika membahas pengertian atau konsep himpunan, seorang guru dapat memulai proses pembelajarannya dengan mengemukakan definisi tentang himpunan. Dengan definisi atau pengertian itu guru lalu membahas contoh himpunan, himpunan bagian, gabungan dan irisan suatu himpunan. Hal ini dapat dilakukan dengan metode tanya jawab, sehingga para siswa dapat menentukan mana yang termasuk himpunan, himpunan bagian, gabungan dan irisan suatu himpunan dan mana yang bukan termasuk, beserta sebabsebabnya. Selain itu, untuk mengajarkan konsep tentang himpunan guru menggunakan metode ekspositori, penemuan dan bermain. Menggunakan metode tersebut karena guru hanya memberikan sedikit pengantar tentang himpunan selanjutnya siswa menemukan sendiri konsep tentang himpunan, himpunan bagian, gabungan dan irisan suatu himpunan, dengan cara guru membuat suatu permainan secara berkelompok untuk menemukan suatu konsep himpunan. 3) Skill 13

Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Misalnya pembagian cara singkat, penjumlahan pecahan dan perkalian pecahan. Contoh: siswa dapat mengerjakan soal tentang himpunan sesuai dengan konsep-konsep yang ada. Skill (keterampilan) dilatih dengan memberikan contoh-contoh dan latihan-latihan. Untuk meningkatkan keterampilan perlu digunakan metode drill dan latihan supaya dalam diri siswa terbiasa dengan suatu keterampilan. Selain itu bisa menggunakan metode individual, dengan metode tersebut memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan soal sesuai dengan kecepatan masing-masing individu. Pendekatan yang diterapkan saat mengajarkan keterampilan adalah pendekatan pemecahan masalah. Untuk mengajarkan siswa agar daapt menguasai keterampilan dan siswa dapat menyelesaikan suatu masalah dengan hasil yang benar dengan menggunakan prosedur atau aturan yang sudah ada. Seorang siswa dikatakan telah menguasai suatu keterampilan jika ia dapat menggunakan dengan tepat suatu prosedur atau aturan dan dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang benar. 4) Prinsip Prinsip yaitu suatu pernyataan yang memuat hubungan antara dua konsep atau lebih. Contoh: himpunan. Pada himpunan, terdapat beberapa konsep yang digunakan, yaitu konsep himpunan bagian, konsep irisan dan gabungan dua himpunan. Prinsip dapat diajarkan dengan berbagai metode dan pendekatan. Misalnya diajarkan dengan metode penemuan atau dengan tanya jawab, sehingga siswa sendiri yang melakukan prinsip itu. Secara teknis tanya jawab dapat diselenggarakan dengan metode tanya jawab, dapat pula dituangkan dalam media berupa lembar kerja, 14

lembar tugas baik bersifat penemuan. Bahkan kegiatan interaktif dapat dilakukan dengan media komputer. Pendekatan yang bisa diterapkan dalam mengajarkan prinsip adalah pendekatan konstektual, karena disini siswa sudah mendapatkan konsep sehingga siswa tersebut mampu menghubungkan konsep tersebut menjadi suatu prinsip. Selain itu bisa menggunakan pendekatan kontruktivisme yaitu siswa dibimbing untuk mencari sendiri asal mula suatu rumus itu ada. Siswa dikatakan telah memahami prinsip jika ia dapat mengemukakan alasan kebenaran prinsip itu dan dapat menggunakannya. 2. Objek Tidak Langsung 1) Pembuktian Teorema Ketika mempelajari fakta, konsep, skill, dan prinsip matematika secara tidak langsung kita akan mempelajari tentang pembuktian suatu konsep dan prinsip tersebut, untuk itu diperlukan metode pembuktian teorema agar memudahkan siswa dalam membuktikan suatu teorema dan meningkatkan keterampilan membuktikan suatu teorema. Selain itu menggunakan metode inkuiri, dengan metode tersebut siswa dapat menemukan sendiri teorema yang akan dibuktian berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang telah dipelajari. 2) Pemecahan Masalah Ketika siswa telah mempelajari objek langsung matematika, maka secara tidak langsung siswa akan terampil atau terbiasa dalam memecahkan suatu masalah, misalkan menyelesaikan soal yang diberikan guru. Dengan demikian agar siswa terampil dalam menyelesaikan suatu masalah, maka diperlukan metode pemecahan masalah. 3) Transfer Pembelajaran Setelah mempelajari suatu konsep dan prinsip maka siswa dapat mentransfer konsep dan prinsip yang telah dipelajari kepada teman 15

atau orang lain. Untuk mendukung pentransferan pembelajaran diperlukan metode proses kelompok dan metode permintaan 4) Bagaimana Pembelajaran untuk Belajar Setelah siswa memahami objek langsung dalam matematika, maka siswa secara langsung melakukan proses pembelajaran yang mana merupakan tahapan belajar untuk dirinya. Untuk itu diperlukan metode inkuiri, pemecahan masalah, laboratorium, pembuktian teorema, kelompok, penggunaan multimedia. 5) Intelektual Pengembangan Setelah siswa memahami objek langsung dalam matematika, maka siswa secara langsung dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, karena dengan seringnya siswa melakukan latihanlatihan serta memecahkan masalah yang ada maka kemampuan intelektual siswa menjadi terasah. Untuk memaksimalkan pengembangan intelektual maka diperlukan metode pembuktian teorema dan pemecahan masalah, karena dengan metode tersebut siswa menjadi terbiasa untuk berfiir, dengan hal itu maka secara otomatis tercipta pengembangan intelektual siswa. 6) Kerja Individual Dalam memahami objek langsung siswa berfikir secara individu dengan kemampuannya sendiri, dengan begitu siswa dapat membedakan suatu konsep yang telah dipelajari. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja individual maka digunakan metode pembuktian teorema, pemecahan masalah, dan inkuiri. 7) Bekerja dalam Kelompok Setelah siswa memahami objek langsung matematika, maka siswa dapat bekerja kelompok untuk menyelesaikan permasalahan maupun penerapan dari objek langsung yang telah dipelajari. Untuk itu diperlukan metode pemecahan masalah, proses model kelompok, dan laboratorium. 8) Sikap Positif 16

Ketika siswa telah memahami objek langsung matematika, maka siswa akan mempunyai sikap positif yaitu siswa dapat memecahkan masalah, menyelidiki, kreatif, bersikap kritis, teliti dan pengembangan sikap positif dan lainnya. Untuk itu diperlukan metode pembuktian teorema, inkuiri, pemecahan masalah, laboratorium, kelompok, dan penggunaan multimedia. 17