BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. kepada para siswa dan siswi baik di tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

PENGARUH LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Diterapkanya pendidikan dasar Sembilan tahun berdasarkan UU Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan. untuk hiburan (dalam Hadjarati Irwan, 2006 : 9).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. 1. Nomor lari ( jarak pendek,menengah dan jauh), 2. Nomor jalan cepat (20 km dan 50 km)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pembelajaran harus terus menerus dilakukan. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang pada umumnya

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin hasil belajarnya. Namun dalam upaya meraih hasil belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap seorang siswa untuk mengeahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar disebut hasil belajar. Menurut Ananto (1995:8) berpendapat bahwa Hasil belajar atau prestasi belajar diartikan sebagai tingkat pencapaian keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dan dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu selama satu semester. Tingkat keberhasilan siswa yang diukur/diambil 1

2 seluruh bidang studi yang dianggap dapat mewakili kemampuan kognitif, afektif, dan kemampuan psikomotor. Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang berpendapat bahwa untuk meraih hasil yang tinggi dalam belajar, tidaklah dapat dicapai hanya dengan belajar secara terus menerus namun banyak faktor yang harus diperhatikan diantaranya faktor motivasi belajar serta kemampuan motorik. Kedua faktor ini diyakini para ahli banyak memberi kontribusi terhadap peningkatan hasil belajar seorang siswa di sekolah. Faktor motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang paling banyak dibahas, tidak hanya dalam dunia pendidikan tetapi dalam bidang-bidang lain seperti organisasi perusahaan, dunia usaha, kantor pemerintahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan kajian motivasi belajar yang begitu luas serta menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Motivasi belajar secara umum dapat diartikan sebagai tenaga pendorong, pemberi semangat, keberanian seseorang dalam bertindak/beraktifitas untuk mencapai suatu tujuan. Huitt, W. (2001) dalam Winardi (2002:15), mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang. Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan faktor di luar diri disebut ekstrinsik.

3 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang, diantaranya ada yang dapat mendorong/meningkatkan motivasi dan ada yang berpengaruh negatif. Faktor minat, sarana prasarana yang memadai, pujian dan penghargaan atas keberhasilan siswa serta pemberian hadiah yang wajar akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Disamping itu faktor sikap orang tua yang negatif, kurangnya perhatian guru, sarana-prasarana yang tidak layak pakai ataupun tidak mencukupi serta penghargaan dan pujian yang berlebihan dapat menurunkan motivasi siswa untuk belajar. Viktor Simanungkalit (1990: 36) mengemukakan bahwa kemampuan motorik dapat digunakan untuk mengukur keterampilan seseorang dalam melakukan gerak dasar seperti berlari, melempar dan melompat. Unsur unsur yang tercakup adalah strength, speed, enduraance, agility, dan power. Dari uraian uraian di atas jelaslah bahwa kemampuan motorik berpengaruh terhadap kualitas gerak siswa, termasuk dalam melakukan aktivitas jasmani demikian juga halnya dalam berolahraga termasuk lompat jauh. Setiap cabang olahraga menghendaki dan menuntut keterampilan fisik / jasmani dimana yang satu dan lainnya ini saling berbeda. Keterampilan inilah yang disebut dalam olahraga sebagai motor skill. Kalau ditinjau dari segi cabang olahraga maka disebut dengan kemampuan motorik yaitu keterampilan dasar yang dimiliki seorang siswa, kemampuan motorik ini akan beragam bentuk, intensitas maupun kegunaannya sesuai dengan aktivitas yang akan dilakukan. Kemampuan motorik ini menjadi dasar untuk pengembangan dan peningkatan prestasi selanjutnya dalam cabang olahraga tertentu, termasuk lompat

4 jauh karena untuk dapat melakukan lompatan dengan baik hal ini sangat tergantung dengan kemampuan motorik. Salah satu aktifitas fisik dalam program pendidikan jasmani yang telah cukup dikenal adalah kegiatan atletik. Salah satu bagian dari olahraga atletik yang diajarkan di sekolah dasar adalah nomor lompat jauh. Lompat jauh merupakan salah satu nomor atletik yang bertujuan untuk melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke titik lainnya dengan cara berlari secepat-cepatnya, kemudian menolak, melayang di udara dan mendarat. Seseorang yang akan melakukan lompatan, akan berlari sepanjang awalan dan melompat sejauh mungkin dengan memijak balok tumpuan ke bahagian yang diisi pasir atau tanah. Jarak minimum dari papan ke tanda yang dibuat oleh atlit pada pasir diukur. Jika seseorang itu melakukan lompatannya dengan kaki yang menjadi awal tolakan melewati papan tumpuan, maka lompatannya dianggap batal. Untuk itu, siswa perlu memahami dengan baik teknik dasar lompat jauh. Salah satu masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran atletik terutama pada nomor lompat jauh adalah kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan lompatan dengan baik. Hasil wawancara peneliti dengan guru Penjas mengenai hasil lompat jauh siswa, ternyata masih banyak siswa yang masih memiliki hasil belajar yang kurang baik. Hasil observasi peneliti pada siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat, ternyata hasil belajar Pendidikan Jasmani siswa khususnya pada materi pelajaran lompat jauh gaya jongkok masih rendah. Dari 54 orang siswa kelas VIII, ternyata hanya 16 orang siswa (29,63%) yang memiliki nilai di atas nilai KKM sedangkan 38 orang siswa (70,37%) memiliki nilai di bawah nilai KKM. Dari data ini dapat

5 disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar keterampilan dasar lompat jauh gaya jongkok siswa masih rendah. Siswa sering melakukan kesalahan pada waktu melakukan lompatan, terutama pada saat sikap permulaan dan pada saat mendarat. Menurut peneliti, hasil belajar siswa berkaitan dengan faktor Kemampuan Motorik dan motivasi belajar siswa. Hal ini disebabkan pada periode ini (usia anak) terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh secara maksimal. Pertumbuhan organ tubuh menyangkut proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel-sel atau jaringan dalam organ tubuh, sedang berkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, yaitu suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahanperubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Motivasi belajar dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi mengenai Motivasi belajar dan Kemampuan Motorik dengan hasil belajar pendidikan jasmani, yakni sebagai berikut : Bagaimana kesadaran diri siswa?, Seberapa besarkah motivasi belajar siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013? Bagaiman kemampuan siswa

6 memanfaatkan motivasi belajar secara produktif?, Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap semangat belajar siswa?, Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?, Bagaimana hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa siswa baik di kelas maupun di lapangan?, Apakah ada hubungan motivasi belajar dan Kemampuan Motorik dengan hasil belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa? C. Pembatasan Masalah Dari sekian banyak masalah yang ditemukan, yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: Hubungan Motivasi belajar dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013. Agar lingkup penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi siswa yang akan menjadi sampel adalah siswa putra kelas VIII. D. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari identifikasi masalah yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yakni : 1. Apakah ada hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apakah ada hubungan Kemampuan Motorik terhadap hasil belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Apakah ada hubungan motivasi belajar dan Kemampuan Motorik terhadap hasil belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013?

7 E. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1. Hubungan Motivasi belajar Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Hubungan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Hubungan Motivasi belajar dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra MTs Negeri 2 Rantauprapat Tahun Ajaran 2012/2013? F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan : 1. Menambah pengetahuan teoritis dan empiris dalam bidang pendidikan jasmani. 2. Mengungkapkan satu dari sekian banyak masalah yang ada dalam bidang pendidikan jasmani. 3. Sebagai bahan masukan bagi guru olahraga untuk memperbaiki dan sekaligus meningkatkan hasil belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa.