BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal perlu

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

PERBEDAAN AUDIT REPORT LAG BERDASARKAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, OPINI AUDIT DAN JENIS INDUSTRI. Harini Antika Puspa Lensa Rustiana

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit

BAB I PENDAHULUAN. dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu mempublikasikan laporan keuangan tergantung dari lamanya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus diaudit

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI (2009). tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. sikap profesional oleh auditor. Kriteria profesional auditor adalah independensi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber dana yang paling banyak di dapat dalam mendanai perusahaan adalah dari investor di pasar modal yang menanamkan dananya di perusahaan. Perusahaanperusahaan yang mencari sumber dana di pasar modal harus menyerahkan laporan keuangan yang sudah di audit ke BAPEPAM. Ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan dan keakuratannya sangat mempengaruhi nilai guna dari laporan keuangan tersebut ( Iskandar dan Trisnawati, 2010 ). Lamanya proses pengauditan laporan keuangan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena keterlambatan penyerahan laporan keuangan dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan audit. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit delay (Kartika, 2008) atau disebut juga audit report lag (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. 1

Auditor melaksanakan proses auditingnya dengan berpedoman pada standar audit. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah standar umum, standar pekerjaan lapangan dan pelaporan. Pemenuhan standar pekerjaan audit oleh auditor dapat berdampak terhadap lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas auditnya. Pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang lebih lama, sebaiknya makin tidak sesuai dengan standar makin pendek pula waktu yang diperlukan (Subekti dan Wulandari, 2004). Audit delay yang panjang membuat investor tidak bisa melakukan keputusan bisnis dengan cepat. Pengguna laporan keuangan ingin mendapatkan informasi yang tepat waktu sehingga bisa menghasilkan suatu keputusan bisnis yang tepat. PSAK tahun 2009, kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 43, mengatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Lamanya proses audit laporan keuangan membuat banyak pertanyaan tentang nilai dari laporan keuangan tersebut, karena batas pengauditan laporan keuangan ditentukan pada peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Peraturan Pasar Modal yang mengatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat. Apabila terjadi keterlambatan penyampaian 2

laporan keuangan maka akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah diperbaharui oleh BAPEPAM pada tahun 1996 dan terakhir pada tahun 2003. Pada tanggal 30 September 2003 dikeluarkan keputusan ketua BAPEPAM Nomor : KEP-80/PM/2003 yang memperketat peraturan dengan isinya yang mengatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan auditor independen bahwa disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-tiga (90 hari) setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan, sehingga jika laporan keuangan diaudit lebih panjang dan lamanya hari yang sesuai standar, maka akan menyebankan ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan (Iskandar dan Trisnawati,2010). Terdapat banyaknya data mengenai perusahaan yang terkena audit delay yang melebihi 90 hari melalui penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. 3

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Lestari (2010) yang meneliti di perusahaan Consumer Goods di BEI mendapatkan hasil bahwa masih terdapat perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan yang melampaui batas peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM atau yang audit delay-nya panjang. Dari 20 perusahaan yang ditelitinya dengan tahun penelitian 2004-2008, terdapat satu perusahaan yang audit delay-nya lebih dari 90 hari, begitu juga dengan 2006 dan 2007 dimana terdapat satu perusahaan yang mengalami audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) dengan penelitian di Perusahaan yang terdaftar di BEI dan dengan tahun penelitian 2005-2007, mendapatkan hasil dengan rata-rata masih terdapat 15 perusahaan yang mengalami audit delay yang melebihi 90 hari. Hal ini membuktikan bahwa masih terdapat perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan yang telah dikeluarkan oleh BAPEPAM. Penelitian Givoly dan Palmon (1982) dalam Moch. Shulthoni (2012) mengatakan bahwa investor akan menunda pembelian atau penjualan sekuritasnya sampai dengan diterbitkankannya laporan keuangan auditan perusahaan. Sehingga para peneliti melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor-faktor yang biasanya dipakai adalah tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, opini audit dan ukuran perusahaan. Faktor tingkat Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dimana tingkat profitabilitas diduga mempengaruhi audit delay seperti pada penelitian Rachmawati (2008), Kartika (2009), Subekti dan Wulandari (2004) dan Carslaw dan Kaplan, 1991. Dimana tingkat profitabilitas yang 4

tinggi akan memiliki audit delay yang pendek karena kebutuhan perusahaan akan menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik seperti dalam Carslaw dan Kaplan, 1991. Faktor lain adalah tingkat solvabilitas yang diteliti oleh Rachmawati (2008), Iskandar dan Trisnawati (2010), dan Lestari (2010). Dimana tingkat solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Ketika tingkat solvabilitas sebuah perusahaan tinggi maka audit delay akan semakin pendek, hal ini karena perusahaan di awasi oleh kreditur sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan sehingga audit delay akan semakin cepat ( Hossain dan Taylor, 1998) Opini audit merupakan pernyataan yang diberikan oleh auditor mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Variabel opini audit di teliti oleh beberapa peneliti seperti Moch. Shulthoni (2012), Agustina dan Aldie (2008), Iskandar dan Trisnawati (2010), Subekti dan Widiyanti (2004). Dalam penelitiannya, Subekti dan Widiyanti (2004) membuktikan bahwa perusahaan yang mendapat qualified opinion akan mengalami audit delay yang lebih panjang, karena harus melakukan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknik dan perluasan ruang lingkup. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang di teliti oleh Rachmawati (2008), Subekti dan Widiyanti (2004), Ahmed dan Hossain (2010), dan Kartika (2009). Ukuran perusahaan merupakan total asset yang dimiliki oleh 5

perusahaan. Dimana menurut Hossain dan Taylor (1998) managemen perusahaan besar akan diberikan insentif untuk menghindari audit delay, dikarenakan perusahaan tersebut diawasi oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintahan. Sehingga perusahaan dengan ukuran perusahaan yang berskala besar akan mengalami tekanan oleh pihak eksternal, sehingga audit delay-nya cenderung pendek. Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay terdapat perbedaan. Lestari (2010) dan Kartika P. (2009) menunjukkan bahwa tingkat Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay, namun penelitian Aldie dan Agustina (2008) dan Rachmawati (2008) mengatakan bahwa tingkat profitabilitas tidak mempengaruhi audit delay. Begitu juga dengan menguji tingkat Solvabilitas, dimana Aldie dan Agustina (2008), Hanny (2012) dan Kartika P. (2009) mengatakan bahwa tingkat Solvabilitas tidak mempengaruhi audit delay sedangkan Lestari (2010) dan Hanny (2012) mengatakan bahwa tingkat solvabilitas mempengaruhi audit delay. Banyaknya perbedaan dari penelitian diatas membuat peneliti ingin membuktikan kembali hasil dari faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kartika P. (2009) yang menggunakan variabel independen berupa tingkat Profitabilitas, tingkat Solvabilitas, Ukuran perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik dengan tahun penelitian tahun 2005 sampai tahun 2007 di BEI. Namun dalam penelitian ini, peneliti ingin mengganti variabel independen reputasi Kantor Akuntan Publik dengan Opini audit dan tahun penelitiannya adalah tahun 2010 sampai tahun 2012. Banyak penelitian yang memberikan hasil yang berbeda pada variabel opini audit. Menurut penelitian 6

Subekti dan Widiyanti (2004) opini audit mempengaruhi audit delay, begitu juga dengan penelitian Widosari (2012). Berbeda dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) dan Lestari (2010) yang mengatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas, maka diketahui bahwa ketepatan penyampaian laporan keuangan sangat penting terutama bagi pengguna-pengguna informasi keuangan dalam memprediksi dan mengambil keputusan. Hal ini lah yang membuat penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu dalam skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh tingkat Profitabilitas yang akan diwakili oleh ROA (Return On Asset) terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 2. Apakah ada pengaruh tingkat Solvabilitas yang akan diwakili Debt to equity rasio terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 3. Apakah ada pengaruh Opini Audit terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 7

4. Apakah ada pengaruh Ukuran Perusahaan (Total Asset) terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 5. Apakah ada pengaruh tingkat Profitabilitas, tingkat Solvabilitas, Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan audit delay secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 1.3 Pembatasan Masalah Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis hanya akan membatasi penelitian ini pada faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay yaitu Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit dan Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010-2012. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh tingkat Profitabilitas (Return On Asset) terhadap audit delay secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI? 2. Apakah ada pengaruh tingkat Solvabilitas (Debt to equity rasio) terhadap audit delay secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI? 8

3. Apakah ada pengaruh Opini Audit terhadap audit delay secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI? 4. Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan (Total Asset) terhadap audit delay secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI? 5. Apakah ada pengaruh tingkat Profitabilitas, tingkat Solvabilitas, Opini audit, dan ukuran perusahaan terhadap audit delay secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat profitabilitas (Return on Asset) terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat solvabilitas (Debt to equity rasio) terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Opini Audit terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 9

5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat Profitabilitas, tingkat Solvabilitas, opini Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.6 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengambangan wawasan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. 2. Bagi Unimed, sebagai referensi dan menjadi bahan baca bagi mahasiswamahasiswa di Unimed. 3. Bagi peneliti selanjutnya, menyediakan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.. 10