SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

dokumen-dokumen yang mirip
Correspondence to : dr. EM Sutrisna Bagian Farmakologi Molekuler Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 1 (2) : ISSN : October 2015

I. PENDAHULUAN. cyclooxygenase (COX). OAINS merupakan salah satu obat yang paling. banyak diresepkan. Berdasarkan survey yang dilakukan di Amerika

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. sensitivitas terhadap nyeri. Ekspresi COX-2 meningkat melalui mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK RUMPUT TEKI (CYPERUS ROTUNDUS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (RATTUS NOVERGICUS)

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

ANTI-INFLAMATORY ACTIVITY OF Hisbiscus sabdariffa CALYX EXTRACT

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

I. PENDAHULUAN. menggunakan tumbuhan obat (Sari, 2006). Dalam industri farmasi, misalnya obatobatan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. peradangan. Inflamasi atau peradangan disebabkan oleh kerusakan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati. memampukan pengobatan herbal tradisional berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANTI-DIARE EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DAN DAUN UNGU (Garptophyllum pictum l.

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan salah satu pemicu dan ini dialami oleh %

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempunyai kebiasaan bercerita apa yang dilihat, didengar, dan

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

Merry Senewe, Paulina Yamlean, Weny Wiyono ProgramStudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

Transkripsi:

UJI EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA BUAH SEMU JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) TERHADAP EDEMA PADA TELAPAK KAKI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J 500 060 008 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat (Pramono, 2002). Tanaman obat didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian atau seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obatobatan (Gunawan, 2004). Pengetahuan tentang tanaman obat berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kumalasari, 2006). Penggunaan obat tradisional (baik berupa jamu maupun tanaman obat) masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama dari kalangan menengah kebawah (Pramono, 2002). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar, 2006). Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003). Inflamasi atau radang merupakan mekanisme penting yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan diri dari berbagai bahaya yang mengganggu keseimbangan dan juga yang dapat memperbaiki kerusakan struktur serta

gangguan fungsi jaringan yang ditimbulkan bahaya tersebut (Baratawidjaja, 2002). Obat modern yang biasa digunakan sebagai antiinflamasi adalah obat golongan AINS (Antiinflamasi Non Steroid) yang pada umumnya mempunyai efek samping tukak lambung, sehingga perlu dicari pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri an peradangan dengan efek samping yang relatif lebih kecil, misalnya obat yang berasal dari tumbuhan (Sukandar, 2006). Terdapat beberapa tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai antiinflamasi, salah satu tumbuhan obat tersebut adalah jambu mete (Anacardium occidentale L.) (Hanani, 1996). Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya (Prihatman, 2000). Kegunaan tanaman ini amat beragam, antara lain : buah semu rasanya manis agak sepat enak dimakan, biji buah yang dikenal dengan nama kacang mete sering digunakan sebagai makanan atau campuran dalam kue atau coklat, serta daun muda yang biasa dimakan sebagai lalap (sayur mentah) (Hanani, 1996). Sebagai obat, buah semu jambu mete digunakan masyarakat untuk mengobati radang tenggorokan (Dalimartha, 2005). Dari percobaan yang dilakukan oleh Yanti Mariana menunjukkan bahwa infus daun jambu mete dengan dosis 6 g/kg bb dan 12 g/kg bb, tidak menimbulkan efek antiinflamasi yang bermakna, namun telah memperlihatkan penghambatan terhadap edema yang ditimbulkan dengan karagenin. Sedangkan infus daun jambu mete dengan dosis 14 g/kg bb, memperlihatkan efek antiinflamasi pada jam kedua setelah pemberian karagenin. Persentase penghambatan edema oleh pemberian infus daun jambu mete lebih kecil dibandingkan natrium diklofenak (Mariana et al, 1993). Percobaan lain yang dilakukan oleh Raharni dkk menunjukkan bahwa ekstrak etanol 50% buah semu jambu mete menunjukkan efek antiinflamasi pada dosis 45 mg/100 g bb dan 150 mg/100 g bb. Tetapi efek tersebut jauh lebih kecil dibanding pemberian piroksikam dosis 0,2 mg/100 g bb (Raharni, et al, 2009).

Dalam penelitian ini sebagai pembanding atau kontrol positif digunakan natrium diklofenak, karena efek antiinflamasi senyawa ini telah terbukti dan penggunaannya cukup luas (Hanani, 1996). Selain itu, natrium diklofenak termasuk NSAID yang terkuat daya antiradangnya dengan efek samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat lainnya (indometasin dan piroksikam) (Tjay dan Rahardja, 2002). Sebagai penginduksi edema digunakan karagenin, karena karagenin dapat menimbulkan gejala inflamasi yang mirip dengan gejala inflamasi pada penderita rematoid artritis. Selain itu edema yang terjadi dari pemberian karagenin lebih responsif terhadap obat antiinflamasi dibandingkan edema yang ditimbulkan dengan zat lain (Hanani, 1996). Pada penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar. Hal tersebut disebabkan antara tikus dan manusia mempunyai fisiologis yang hampir sama, sedangkan proses biokimia dan biofisik juga sama berdasarkan fungsi fisiologiknya (Agustina cit Koemann, 2008). Penggunaan tikus putih jantan dimaksudkan untuk homogenitas variabel yang bisa dikendalikan. Hal ini disebabkan karena antara tikus betina dan jantan mempunyai metabolisme, morfologi dan sistem endokrin yang berbeda. Penelitian ini dilakukan mengacu pada teori bahwa buah semu jambu mete bermanfaat sebagai antiinflamasi. Terdapat beberapa kandungan dalam buah semu jambu mete yang bermanfaat sebagai antiinflamasi. Namun, penelitian ilmiah tentang buah semu jambu mete masih belum banyak dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik dan terdorong untuk melakukan penelitian tentang uji efek antiinflamasi infusa buah semu jambu mete terhadap edema pada telapak kaki tikus putih.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini, yaitu : 1. Apakah infusa buah semu jambu mete (Anacardium occidentale L.) dapat memberikan efek antiinflamasi terhadap edema pada telapak kaki tikus yang diinduksi dengan karagenin? 2. Apakah infusa buah semu jambu mete (Anacardium occidentale L.) yang dikombinasi dengan natrium diklofenak dapat memberikan efek antiinflamasi terhadap edema pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenin? 3. Bagaimana efek infusa buah semu jambu mete (Anacardium occidentale L.) jika dibandingkan dengan natrium diklofenak terhadap edema pada telapak kaki tikus putih yang diinduksi karagenin? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui efek infusa buah semu jambu mete (Anacardium occidentale L.) terhadap edema pada telapak kaki tikus putih yang diinduksi karagenin. 2. Untuk mengetahui efek infusa buah semu jambu mete yang dikombinasi dengan natrium diklofenak terhadap edema pada telapak kaki tikus putih yang diinduksi karagenin. 3. Untuk mengetahui efek infusa buah semu jambu mete dalam menurunkan volume edema jika dibandingkan dengan natrium diklofenak. D. Manfaat Penelitian 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya tentang manfaat buah semu jambu mete sebagai antiinflamasi. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk uji preklinis selanjutnya, pada hewan yang tingkatannya lebih tinggi, sampai kepada uji klinis pada manusia serta mencari dosis yang tepat dan efektif.

3. Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah bagi penelitian-penelitian yang serupa selanjutnya yang dapat mendukung penggunaan dan pengembangan buah semu jambu mete menjadi obat herbal dalam pengobatan inflamasi sebagai alternatif pilihan pengganti natrium diklofenak.