BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Bab 2 Pasal 2 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta. dilaksanakan melalui wadah yang disebut dengan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menunjang lajunya

SKRIPSI. Oleh: SUKARYATI NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

BAB I PENDAHULUAN. menghindarinya apalagi menolaknya. Kehidupan manusia pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I. Pendahuluan. dimulai dari rumah tangga hendaknya dapat dilanjutkan kepada hal-hal yang positif. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengarahkan perkembangan manusia menuju kearah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu. Oleh karena itu pendidikan harus mendapat perhatian yang sangat signifikan supaya pendidikan yang telah dilaksanakan bisa mencapai hasil yang diharapkan. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan diartikan bahwa peserta didik pada hakekatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari. 1 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sementara itu, pasal 1 ayat (6) undang-undang yang sama menyatakan bahwa konselor termasuk dalam kategori pendidik. 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta. PT. Bumi Aksara, 2007, h. 2

Dengan rumusan kedua pasal di atas terekpilisitkan bahwa tugas konselor sebagai pendidik adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kearah terwujudnya dua hal itulah konselor melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. 2 Di dalam proses layanan bimbingan dan konseling, guru pembimbing sebagai pemberi layanan dan siswa sebagai subjek layanan dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, agar proses pelayanan dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Dalam surat keputusan bersama Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/1003 dan No. 25/1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyatakan : Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas. Tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. 3 Kunci pokok dari pelayanan tersebut ada pada seorang profil guru pembimbing atau konselor sekolah. Tetapi ini bukan berarti selama proses pelayanan berlangsung hanya guru pembimbing saja yang aktif, sementara siswa sebagai subjek layanan pasif, melainkan proses pelayanan ini menuntut keaktifan kedua belah pihak, baik konselor sebagai pemberi layanan maupun siswa sebagai subjek layanan. Dengan peranan guru pembimbing tersebut, maka seorang guru pembimbing harus bisa membawa perubahan tingkah laku yang baik, kecenderungan untuk mampu merubah tingkah laku siswanya menjadi lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari disiplin sekolah yang menunjang terciptanya kegiatan pembelajaran yang kondusif, efektif dan efesien. Maksud adanya bimbingan di sekolah untuk menyediakan layanan kebutuhan murid dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Layanan tersebut meliputi: 2 Prayitno, Wawasan Professional Konseling, Padang. 2009, h. 12 3 Prayitno, Buku III Pelayanan Bimbingan dan Konseling SMU, Jakarta. Rineka Cipta 1997, h. 9

1. Penyesuaian dan perkembangan pribadi. 2. Penyesuaian dan kemajuan pendidikan. 3. Penyesuaian dan perkembangan pekerjaan 4. Follow-up sesudah keluar dari sekolah. 4 Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memberikan penddidikan kepada peserta didiknya dengan menerapkan kualitas pendidikannya. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat hanya melakukan peningkatan sarana dan prasarana serta harus dibarengi dengan peningkatan kedisiplinan. 5 Kedisiplinan merupakan salah satu penunjang bagi keberhasilan siapa saja baik dalam lingkup sekolah atau suatu lembaga pendidikan lainnya. Oleh karena itu kedisiplinan dalam suatu lembaga pendidikan sangat menentukan tingkat keberhasilan serta menjadikan suatu lembaga pendidikan tersebut bermutu dan berkualitas. Sebagaimana yang dikatakan oleh slameto bahwa: baik buruk suatu sekolah tergantung pada disiplin suatu sekolah dalam segala aspek, disiplin sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa di sekolah dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian untuk menerapkan mutu pendidikan diperlukan disiplin yang baik. 6 Jadi peranan disiplin sangat menentukan bagi keberhasilan dalam mencapai pendidikan yang sesuai dengan cita-cita yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Suatu lembaga pendidikan formal seperti halnya Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru mengajarkan dan membiasakan anak-anak didiknya agar mempunyai disiplin yang tinggi demi mencapai suatu pendidikan yang berkualitas. Hal ini telah direalisasikan melalui h. 176 h.1 4 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Superfisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, cet. X, 2001. 5 Hadianto, Mencari Sosok Desentralisasi Mengenai Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta, 2004, h. 29 6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta. Rineka Cipta, edisi resifi. 2005,

peraturan-peraturan sekolah yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Adapun peraturan yang dibuat sesuai dengan kesepakatan guru dan siswa yaitu: 1. Peraturan dalam proses pembelajaran a. Siswa dilarang absen tanpa keterangan. b. Siswa dilarang cabut dari jam pelajaran. c. Siswa dilarang berada diluar kelas pada jam pelajaran. d. Siswa dilarang membawa novel, tabloid, majalah dan komik. e. Siswa dilarang membawa handphone ke sekolah. 2. Peraturan dalam pakaian dan perhiasan a. Siswa dilarang tidak memakai seragam sekolah b. Siswa dilarang membuka jilbab di dalam lingkungan sekolah c. Siswa dilarang memakai sandal tanpa alasan tepat d. Siswa dilarang memakai kaos kaki yang tempel gambar 3. Peraturan dalam tindakan kriminal a. Siswa dilarang berzina b. Siswa dilarang memukul dan menghina guru c. Siswa dilarang terlibat dalam pencurian Dari paparan di atas tentunya para siswa hendaknya menjalankan kedisiplinan sesuai peraturan yang telah berlaku di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. Tetapi berdasarkan observasi awal penulis menemukan adanya sebagian siswa yang tidak disiplin. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut: 1. Adanya siswa yang absen tanpa keterangan 2. Adanya siswa yang membolos ketika mata pelajaran sedang berlangsung

3. Adanya sebagian siswa yang merokok di lingkungan sekolah pada jam istirahat 4. Adanya sebagian siswa yang memakai kaos kaki bertempel gambar 5. Adanya siswa setelah jam istirahat masih berada di kantin 6. Adanya siswaberada diluar kelas pada jam pelajaran Berdasarkan gejala-gejala di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Peranan Guru Pembimbing dalam Menerapkan Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah, yaitu : 1. Peranan Peranan dalam kamus besar bahasa indonesia komtemporer.diartikan sebagai bagian dari tugas utama yang harus dilakukan. 7 2. Guru Pembimbing / konselor Guru pembimbing atau konselor adalah yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik disatuan pendidikan. 8 3. Menerapkan Kedisiplinan Menerapkan merupakan suatu pertambahan kejenjang yang lebih tinggi atau sesuatu yang sifatnya sederhana berubah menjadi lebih sempurna. 9 Kedisiplinan adalah ketaatan 7 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia komtemporer II, h. 1132 8 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, Jakarta. Rajawali Pers, 2010, h. 43 9 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Jakarta. PT. Remaja Rosdakarya, 2006 h. 25

(kepatuhan) pada tata tertib yang ada. Yang dimaksud disiplin disini adalah kepatuhan secara sadar akan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. 10 4. Siswa Siswa adalah manusia yang berpotensi yang layak dikembangkan untuk mencapai kemandirian, kreativitas. 11 Siswa adalah setiap orangyang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan dalam ruang lingkup sekolah. 12 Bertitik tolak dari judul di atas, maka yang di maksud denga judul penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang penulis paparkan diatas. Maka dapat dikemukakan berbagai permasalahannya sebagai derikut : a. Peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. c. Peranan wali kelas dan guru mata pelajaran dalam menerapkan kedisiplinansiswa di Sekolah Menengah Pertama 23 Pekanbaru. d. Upaya pihak sekolah dalam rangka menerapkan kedisplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama 23 Pekanbaru. 10 Departemen P dan K, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Cet III, 1990, h. 81 11 Sofyan S. Willis. Konseling Individual Teori dan Praktek, Bandung.Alfabeta. 2007, h.25 12 Ibid, h. 166

e. Pengaruh kedisiplinan siswa terrhadap prestasi belajar mereka. 2. Batasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang dikemukakan diatas sesuai dengan kemampuan yang ada pada penulis, maka peneliti memfokuskan kajian padaperanan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimanakah peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru? b. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23Pekanbaru? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru.

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Mahasiswa, sebagai pengetahuan mahasiswa tentang peranan guru pembimbing dalam menerapkan kedisiplinan siswa di SMP N 23 Pekanbaru untuk syarat mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling. b. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan / informasi untukmenerapkan kualitas disiplin secara efektif dan efesien. c. Bagi jurusan Kependidikan Islam khususnya Konsentrasi Bimbingan dan Konseling sebagai penambahan informasi bagi program studi bimbingan dan konseling untuk menerapkan kualitas jurusan bimbingan konseling. d. Bagi guru pembimbing, sebagai bahan masukan untukmenerapkan kedisiplian siswa.