ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

ANALISIS MAKSIMUM PATHLOSS POWER LINK BUDGET PADA SISTEM JARINGAN CDMA2000

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

Analisa Kegagalan Call pada BTS Flexi di PT TELKOM Kandatel Banda Aceh

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PANGGILAN TERHADAP KEGAGALAN PAGING PADA BTS AREA MEDAN KOTA TAHUN 2011

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

ANALISA DROP CALL KOMUNIKASI PADA JARINGAN CDMA FLEXI MOBILE DI DIVISI FLEXI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk AREA NETWORK JEMBER SKRIPSI

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR BERBASIS CDMA X D WILAYAH MEDAN KOTA

ANALISA DAN OPTIMASI QUALITY OF SERVICE (QOS) LAYANAN VOICE DALAM JARINGAN SELULAR CDMA X TELKOM FLEXI REGIONAL OPERATION SEMARANG

Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB II TEORI PENUNJANG

Abstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

KAJIAN TARIF BIAYA HAK PENGGUNAAN (BHP) FREKUENSI PADA SISTEM SELULAR (CDMA)

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

Bab 7. Penutup Kesimpulan

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

ANALIS PREDIKSI PENERIMAAN LEVEL SINYAL PADA DAERAH SUB URBAN TERHADAP UNJUK KERJA JARINGAN GSM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

Transkripsi:

ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA ) Agus Zainullah 1 ), Fitri Imansyah 2 ), Neilcy T. Mooniarsih 2 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Jln. Jend. Ahmad Yani,, Indonesia ABSTRAK Sistem komunikasi seluler adalah sistem komunikasi wireless dimana subscriber bisa bergerak dalam suatu coverage jaringan yang luas, sehingga subscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami dropcall karena di daerah blankspot. CDMA ( code division multiple access ) adalah teknologi multiuser dimana masing-masing user menggunakan code yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sstem. Dimana sistem CDMA memiliki lebar frekuensi yang cukup lebar dan tahan terhadap gangguan. Analisis arus pembicaraan ( traffic ) pada sistem wireless dapat diketahui dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti analisa call attempt, call success, call completion, blok call dan drop call. Dengan analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan jaringan secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen penunjang lainnya. Dengan adanya analisa tentang arus pembicaraan tersebut akan memberi beberapa keuntungan seperti sinyal yang dihasilkan semakin bagus, sehingga kemungkinan terjadinya dropcall sangat kecil. Setelah melakukan analisa, terdapat 4 BTS yang mempunyai tingkat drop call tinggi yaitu BTS Kubu 2,47%, BTS Seirengas 2,37%, BTS Tlk.Pakedai 2,24%, BTS Wajokhulu 2,20%. maka perlu dilakukan Pengurangan radius cakupan dengan melakukan penurunan daya pancar untuk masing-masing BTS dengan cara mengurangi jarak pancar pada masing-masing BTS, terbukti setelah melakukan pengurangan jarak pancar dapat mengurangi resiko terjadiny drop call. Hasil setelah melakukan penurunan daya pancar yaitu Kubu 1,94%, BTS Seirengas 1,85%, BTS Tlk.Pakedai 1,73%, BTS Wajokhulu 1,69%. Dari tabel dapat dilihat bahwa terbukti terjadi penurunan prosentase drop call yang disebabkan oleh inteferensi yang dikarenakan oleh transmisi daya overhead yang berlebihan dari Base Station tetangga ( neighbour BTS ). Jadi terbukti bahwa pengurangan sinyal overhead dengan pengaturan kembali daya pancar akan menyebabkan penurunan prosentase drop call. Kata kunci : CDMA, Analisa Call Succes Rate, Drop Call I. Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia terjadi dengan sangat pesat karena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile. Bertambahnya jenis layanan semakin menarik jumlah user yang semakin banyak. Banyaknya user bisa menjadi penyebab penurunan kualitas layanan karena adanya kemungkinan peningkatan interferensi sinyal. Sistem transmisi adalah sebuah sistem yang mentransmisikan sinyal dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Sistem transmisi terdiri atas jalur yang mempunyai bandwidth besar, menyusun backbone kepada jaringan. Sistem ini melayani banyak sekali konsumen atau pelanggan yang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sistem transmisi yang baik harus memiliki spesifikasi yang fleksibel, tahan lama (kuat), dan dapat diandalkan. Salah satu teknologi sistem transmisi yang sering digunakan pada internet maupun pada PSTN (Public Switched Telephone Network) adalah SDH (Synchronous Digital Hierarchy). Sistem transmisi merupakan bagian penting di dalam upaya menyalurkan informasi jarak jauh. Trafik yang melewati sistem transmisi biasanya merupakan gabungan dari beberapa sumber, sehingga intensitas trafik yang harus diolah menjadi sangat besar. Pada awalnya, sistem transmisi yang digunakan berbasis teknologi analog yang sangat rawan terhadap interferensi. Kemunculan teknologi digital menawarkan banyak kelebihan dibandingkan teknologi analog, Seiring dengan pendigitalan di sisi sentral, maka penerapan teknologi digital pada sistem transmisi tidak dapat dihindarkan. Di sisi lain, informasi yang berasal dari sumber pun semakin memilki kecenderungan sudah dalam bentuk digital seperti misalnya informasi multimedia. Pada transmisi antara BSC sebelum ke MSC percakapan atau data diubah oleh transcoder (TC) yang dihubungkan oleh Ater-interface, dimana pada bagian inilah merupakan jalur backbone yang sangat penting dalam membawa segala informasi baik berupa signalling(n7), TCH (traffik channel), GSL (signalling GPRS) dan DCN (Data Connection Network). Dalam perjalanan dan perkembangan sistem seluler saat ini, kepadatan trafik dan kompleksitas jaringan menjadi tantangan utama bagi pihak operator. Hal ini timbul karena semakin meningkatnya kebutuhan akan komunikasi seluler, berdampak pada meningkatnya trafik dari pengguna suatu sistem telepon bergerak yang berbasis teknologi seluler. Dimana sistem ini disebut jaringan seluler karena daerah layanannya di bagi kecil-kecil yang disebut sel. Dalam suatu perencanaan pembentukan sel pada suatu Site banyak faktor yang harus dipertimbangkan yaitu luas cangkupan area, berapa km lokasi geografis, kapasitas sel, ukuran sel, kepadatan trafik, serta interferensi yang terdapat pada suatu Site. Drop call pada trafik paket data dapat terjadi karena beberapa hal antara lain too many erasure frames, no reverse 1

frame is received, Abis Interface, A1 Interface, kegagalan PCF, kegagalan hard handoff dan penyebab lainnya yang dapat menurunkan kinerja trafik pada BSC Jaringan TELKOM FLEXI PONTIANAK. Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan Observasi Lapangan di wilayah pontianak, dimana wilayah tersebut sering mangalami atau terjadi Drop Call yang di sebabkan oleh di wilayah tersebut masih banyak terdapat hutan yang dapat mengurangi daya pancar serta kurangnya BTS BTS sehingga area cakupannya tidak begitu luas. II. Teori Dasar Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultiplexsan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. Aspek kualitas dari suatu jaringan CDMA system seluler secara umum diukur dengan menggunakan enam parameter, dimana enam buah parameter tersebut dianggap dapat mewakili performansi dari suatu system komunikasi seluler CDMA. Enam buah parameter tersebut adalah: 1. Call Setup Success Rate (CSSR), yaitu suatu parameter yang menunjukkan tentang tingkat keberhasilan membangkitkan panggilan. 2. Call Success Rate (CSR), yaitu suatu parameter yang mengisyaratkan tingkat keberhasilan suatu panggilan, yang berlangsung setelah CSSR kejaringan sampai pada saat panggilan tersebut berakhir 3. Handover Success Rate (HSR), yaitu suatu parameter yang mengisyaratkan kepada kita seberapa besar tingkat keberhasilan handover (proses pengalihan panggilan / komunikasi dari suatu sel ke sel lain) dilakukan terhadap panggilan yang mengalami handover. 4. Call Drop Rate(CDR), yakni suatu parameter yang mengisyaratkan kepada kita akan sejumlah panggilan yang telah berhasil masuk kedalam jaringan (telahmelewati proses call setup dan menduduki sebuah TCH), namun karena beberapa hal menyebabkan panggilan tersebut terputus di tengah jalan. 5. Traffic Channel Blok (TCH Blok), yakni suatu parameter yang menunjukkan kegagalan suatu ponsel untuk menduduki TCH. 6. TCH Rf Loss Rate, yaitu suatu parameter yang menunjukkan tingkat buruknya kualitas RF pada kedudukan TCH yang menyebabkan ponsel mengalami putusnya hubungan percakapan (Call Drop). III. Metode Perhitungan Call Drop Rate (CDR) 1. Call Attempt Call Attempt atau total call menunjukkan banyaknya panggilan yang datang dalam rentang waktu selama 1 jam. 2. Call Success Call Success adalah panggilan yang telah berhasil masuk sampai dengan nada panggil (Ring Back Tone). Dari data yang ada nilai Call Success rata-rata adalah cukup bagus yaitu 96%. 2 3. Call Completion Call Completion adalah jumlah panggilan yang telah terhubung atau tersambung. Dari data yang diperoleh nilai Call Completion dari tiap-tiap jaringan BTS adalah sudah baik yaitu 98%. Jumlah Pangg Completion Call Completion = x100% Jumlah Success 4. Drop Call Drop Call adalah jumlah panggilan yang telah terputus atau tidak tersambung. Drop Call bisa didefenisikan sebagai kejadian dimana ada kanal trafik yang dilepaskan atau direlease oleh base station atau mobile station lain tanpa ijin atau persetujuan dengan mobile station yang lain. 5. Perhitungan Radius Sel Di dalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada. Di daerah Kota terdapat 5 daerah BTS. Dengan menggunakan rumus Okumura - Hatta di dapatkan jarak pancar maksimal untuk masing masing BTS. Rumus : L H = C 1 + C 2 log( f ) 13,82 logh b a( h m ) + [ 44,9 6,55 log( h m ) ] log( R KM ) + C m +K a(h m ) = [ 1,1 log( f ) 0,7 ] h m [1,56 log( f ) 0,8 ] dimana : f = frekuensi ( MHz ) h b = tinggi antena BTS ( m ) h m = tinggi antena mobile station ( m ) R KM = jarak antara MS dan BTS ( km ) C 1 = 69,55 untuk 400 f 1500 ( MHz ) 46,30 untuk 1500 f 2000 ( MHz ) 33,90 untuk 1500 f 2000 ( MHz ) C 2 = 26,16 untuk 400 f 1500 ( MHz ) Untuk L H = L M 6. Menurunkan Daya Pancar Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling mudah. Hal pertama yang harus ditentukan adalah menentukan radius sel yang baru yang di inginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu dengan melihat jarak antar BTS terdekat. Dengn menentukan daya pancar yang baru ( R km ) dapat ditentukan redaman maksimal. Redaman Maksimal L H = 69,55 + 26,16 log (f) 13,82 log(h b ) (h m ) +(44,9)-6,55 log (h b )) log ( R km ) + C m + K Daya Pancar L H = EIRP RSL + G R L R + G softho L penetration dimana : EIRP = P r +G r -L r (parameter lihat spec antena) IV.Analisis dan Pembahasan 1. Perhitungan Drop Call Drop Call Rate didefinisikan sebagai jumlah total drop call dibagi dengan total panggilan yang berhasil yang diukur dalam periode waktu tertentu. Performansinya atau Qos ( Quality of Service ) jika sudah kurang dari 2 % sudah di anggap baik.

Dalam melakukan perhitungan drop call dapat digunakan rumus : Jumlah Gagal % Drop Call = x 100% Jumlah masuk Ket : Gagal = Jumlah Jumlah Sukses Tabel 4.1 Data Tabel BTS Telkom Flexi ( Tanggal 15 feb 2012 Tanggal 21 feb 2012 ) Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Gagal BTS - BTS Telkom Flexi Sukses 1 561-PTK-GAJAHMADA 66892 65671 2 561-PTK_CENTRUM 58667 57611 3 561-PTK_KUBU 1336 1303 4 561-PTK_MAHKOTA _NEW 79003 77503 5 561-PTK_SEIRENGAS 3541 3457 6 561-PTK_TLK_PAKEDAI 536 524 7 561-PTK_UNTAN _NEW 36147 35488 8 561-PTK_WAJOKHULU 3811 3727 Sukses Gagal 1 561-PTK-GAJAHMADA 66892 65671 1221 2 561-PTK_CENTRUM 58667 57611 1056 3 561-PTK_KUBU 1336 1303 33 4 561-PTK_MAHKOTA _NEW 79003 77503 1500 5 561-PTK_SEIRENGAS 3541 3457 84 6 561-PTK_TLK_PAKEDAI 536 524 12 7 561-PTK_UNTAN _NEW 36147 35488 659 8 561-PTK_WAJOKHULU 3811 3727 84 Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan %Drop Call BTS - BTS Telkom Flexi Gagal 1 561-PTK-GAJAHMADA 66892 1221 1,83 2 561-PTK_CENTRUM 58667 1056 1,80 3 561-PTK_KUBU 1336 33 2,47 4 561-PTK_MAHKOTA _NEW 79003 1500 1,90 5 561-PTK_SEIRENGAS 3541 84 2,37 6 561-PTK_TLK_PAKEDAI 536 12 2,24 7 561-PTK_UNTAN _NEW 36147 659 1,82 8 561-PTK_WAJOKHULU 3811 84 2,20 Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat ada beberapa BTS yang memiliki presentase drop call yang cukup tinggi yaitu lebih dari 2%. Tinggi drop call tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor sepeti cuaca,daya cangkupan sel dan overload. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop call adalah daya cangkupan sel. % 3 2. Mengukur Jarak Pancar Maksimal Di dalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada. Perhitungan radius sel dilakukan per BTS dimana di area terdapat 8 BTS. Berikut ditampilkan hasil penelitian di setiap BTS Telkom Flexi : Tabel 4.4 Data Jarak Pancar Maksimal BTS Telkom Flexi No Nama BTS Lh Rkm 1 561-PTK_GAJAHMADA 275,4 2,18 2 561-PTK_CENTRUM 275,4 2,06 3 561-PTK_KUBU 275,4 3,43 4 561-PTK_MAHKOTA_NEW 275,4 3,26 5 561-PTK_SEIRENGAS 275,4 6,66 6 561-PTK_TLK_PAKEDAI 275,4 7,46 7 561-PTK_UNTAN_NEW 275,4 3,68 8 561-PTK_WAJOKHULU 275,4 3,68 Setelah mendapatkan radius dari masing masing BTS yang ada pada area, ternyata terdapat overlap yang sangat besar dan hampir semuanya terhadap site tetangga. Hal ini dikarenakan BTS memancarkan dayanya secara maksimal. Maka pada studi kasus ini akan berusaha unuk memperbaiki jaringan agar tidak terjad overlap yang tidak terlalu besar. Karena dengan overlap dapat menyebabkan meningkatnya tingkat interferensi. Overlap dapat diperkecil dengan menurunkan daya pancar pada Base Station. 3. Menurunkan Daya Pancar Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling mudah. Hal pertama yang harus ditentukan adalah menentukan radius sel yang baru yang di inginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu dengan melihat jarak antar BTS terdekat. Dengn menentukan daya pancar yang baru ( R km ) dapat ditentukan redaman maksimal. Berikut ditampilkan hasil penelitian di setiap BTS Telkom Flexi : Tabel 4.5 Data Penurunan Daya Pancar BTS Telkom Flexi No Nama BTS Lh Rkm 1 561-PTK_GAJAHMADA 275,4 2,18 2 561-PTK_CENTRUM 275,4 2,06 3 561-PTK_KUBU 129,8 2,3 4 561-PTK_MAHKOTA_NEW 275,4 3,26 5 561-PTK_SEIRENGAS 132,7 5,2 6 561-PTK_TLK_PAKEDAI 134,5 6,4 7 561-PTK_UNTAN_NEW 275,4 3,68 8 561-PTK_WAJOKHULU 134,1 3,1

Dari data teknis perangkat BTS dapat diketahui bahwa hampir semua pemakaian daya menggunakan daya maksimal dengan tujuan coverage area yang dicakup bisa semakin luas, tetapi pada kenyataannya malah mengakibatkan terjadinya interferensi dan itu menjadi masalah utama dalam teknologi ini. Oleh karena itu dapat di analisa dengan cara menentukan jarak pancar BTS baru sehingga pemakaian daya untuk masing masing BTS mencapai daya yang ideal dimana dapat meminimal interferensi yang terjadi. 4. Analisa Extimasi Drop Call Didalam table 4.3 terdapat 4 BTS yang mempunyai tingkat drop call tinggi yaitu BTS Kubu 2,47 %, BTS Seirengas 2,37 %, BTS Tlk.Pakedai 2,24 %, BTS Wajokhulu 2,20 %. Dengan mengurangi jarak pancar sehingga daya yang digunakan tidak terlalu maksimal dan dapat diperkirakan terjadinya drop call kecil. Dengan menghitung perbandingan luas jarak pancar sebelum dan sesudah dapat diketahui kemungkinan prosentase drop call akan turun tidak melebihi batas yang sudah ditentukan yaitu 2%. Berikut hasil rekapitulasi perhitngan : No Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Penurunan %Daya Pancar BTS Telkom Flexi Nama BTS Lh sebelum Lh sesudah Dari Tabel diatas, maka dapat kita hitung Persentase turun nya resiko drop call, dengan rumus : % Drop Call = % sebelum - % turun Selisih Turun Berikut ditampilkan rekapitulasi hasil perhitungan %Drop Call setelah melakukan penelitian pada setiap BTS Telkom Flexi : Tabel.4.7. Data Extimasi Drop Call % Turun 1 561-PTK_KUBU 275,4 129,8 145,6 0,53 2 561-PTK_SEIRENGAS 275,4 132,7 142,7 0,52 3 561-PTK_TLK_PAKEDAI 275,4 134,5 140,9 0,51 4 561-PTK_WAJOKHULU 275,4 134,1 141,3 0,51 No Nama BTS % Turun 1 561-PTK_KUBU 0,53 2 561-PTK_SEIRENGAS 0,52 3 561-PTK_TLK_PAKEDAI 0,51 4 561-PTK_WAJOKHULU 0,51 Drop Call Rate ( % ) Sebelum Sesudah 2,47 1,94 2,37 1,85 2,24 1,73 2,20 1,69 Dari tabel dapat dilihat bahwa terbukti terjadi penurunan prosentase drop call yang disebabkan oleh inteferensi yang dikarenakan oleh transmisi daya overhead yang berlebihan dari Base Station tetangga ( neighbour BTS ). Jadi terbukti bahwa pengurangan sinyal overhead dengan pengaturan kembali daya pancar akan menyebabkan penurunan prosentase drop call. 4 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Sebelum Sesudah Gambar IV.1 Grafik Estimasi Drop Call Rate Dari tabel dapat dilihat bahwa terbukti terjadi penurunan prosentase drop call yang disebabkan oleh inteferensi yang dikarenakan oleh transmisi daya overhead yang berlebihan dari Base Station tetangga ( neighbour BTS ). Jadi terbukti bahwa pengurangan sinyal overhead dengan pengaturan kembali daya pancar akan menyebabkan penurunan prosentase drop call. V. Penutup 5.1 Kesimpulan Dari keseluruhan isi yang ada pada Tugas Akhir, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Setelah melakukan analisa, terdapat 4 BTS yang mempunyai tingkat drop call tinggi yaitu BTS Kubu 2,47%, BTS Seirengas 2,37%, BTS Tlk.Pakedai 2,24%, BTS Wajokhulu 2,20%. 2. Dalam analisa ini tingkat dropcall tinggi diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila semua BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadi overlap yang sangat besar antar sitenya sehingga diperlukan adanya pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS. 3. Pengurangan radius cakupan ini dilakukan dengan melakukan penurunan daya pancar untuk masing-masing BTS dengan cara mengurangi jarak pancar pada masingmasing BTS. 4. Hasil setelah melakukan penurunan daya pancar yaitu Kubu 1,94%, BTS Seirengas 1,85%, BTS Tlk.Pakedai 1,73%, BTS Wajokhulu 1,69% 5.2. Saran Dari hasil Tugas Akhir yang dilakukan, diperlukan beberapa saran untuk menyempurnakan desain dan data pengukuran yang dihasilkan pada Tugas akhir ini yaitu: 1. Melakukan manajemen frekuensi yang baik, seperti mengatur kembali frekuensi yang cocok atau sesuai dari tiap BTS per sektor agar tidak terjadi interferensi. 2. Mengurangi daya pancar, karena apabila daya pancarnya melebihi dari standarisasi yang telah ditetapkan untuk tiap BTS khususnya pada daerah perkotaan, maka frekuensi sinyal akan merambat cukup jauh. Sehingga dapat mengganggu atau terjadinya tabrakan frekuensi pada BTS tetangganya. 3. Melakukan pemilihan kanal yang sesuai atau yang cocok dengan BTS tetangganya, dilakukan demikian agar tidak

terjadi interferensi apabila ada dua kanal yang berdekatan memiliki frekuensi yang sama. 4. Melakukan pengaturan ulang jarak pancar pada masing masing BTS agar daya pancar tidak mengalami overlap. 5. Perlu ditambahnya BTS di tempat tempat yang kurang terjangkau, agar daerah cakupannya terpenuhi. 6. Perlunya penelitian lebih lanjut dalam skripsi ini yaitu untuk melakukan optimasi dalam meningkatkan dan memelihara performansi jaringan. DAFTAR PUSTAKA [1] Ahmadi, Hazim, Analisis Performansi Jaringan CDMA, PT. Telekomunikasi Indonesia, 2003. [2] Gauzaly, Saydam, Sistem Telekomunikasi, Djambatan, 1993. [3] Fitri Imansyah, Buku Ajar Teknologi GSM dan Buku Ajar Sistem Komunikasi Bergerak Seluler, Fakultas Teknik Jurusan Elektro, 2009. [4] Santoso, Gatot, Sistem Seluler CDMA, PT. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004. [5] Tika, Interferensi Pada Sistem Telekomunikasi Bergerak Seluler, STT Telkom. Bandung, 2008. [6] Samsung, Performance Parameter for CDMA 2000 1X, PT. Telekomunikasi Indonesia, 2003. [7] Tiur LH. Simanjuntak, Dasar-Dasar Telekomunikasi, PT. Alumni, Bandung, 2002. [8] Rujukan dari internet berupa artikel, Sistem Telekomunikasi CDMA, http://google.com/, 4 jan 2012, pukul 17.05 WIB. Agus, lahir di tanggal 28 Agustus 1986. Menempuh pendidikan dasar di SD NEGERI 32 lulus tahun 1998 dan melanjutkan ke SLTP NEGERI 18 sampai tahun 2001, kemudian melanjutkan ke SMTI sampai tahun 2004. Dari tahun 2004 sampai saat ini masih menyelesaikan Studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Konsentrasi Telekomunikasi. Menyetujui, Dosen Pembimbing I H. Fitri Imansyah, ST, MT NIP. 19691227 199702 1 001 Dosen Pembimbing II Neilcy T. Mooniarsih, ST, MT NIP. 19690919 199512 2 001 5