SATU SUARA KEHENINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Yang Mencinta dalam Diam

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Kumpulan Cerpen proyek menulis. Kasih tak sampai. Buku DUA

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

Di Pantai Pasir Putih

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

Coffee Break : Kegalauan Raya

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

Bab 1. Awal Perjuangan

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Ini tepat tengah malam, Tepat saat aku merasa sendiri, Hanya aku dan hening, Tenggelam bersama aksara-aksara yang kutulisakan,

Belajar Memahami Drama

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

2. Gadis yang Dijodohkan

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

Mencintai, adalah satu kata bermakna kompleks yang dapat mengubah seluruh hidup manusia. Mencintai adalah aku dan kamu. Dia dan orang lain.

Matahari dan Kehidupan Kita

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

Karya Kreatif Tanah Air Beta

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Buatlah pertanyaan tentang bermain gobak sodor! Sampaikan kepada gurumu dan teman-temanmu!

berjalan mengiringi. Pulang kerja, ya? tanya pemuda itu basa-basi. Memang nggak tahu, atau pura-pura nggak tahu, nih? Aku kan masih pakai seragam,

Hy sobat, sebelumnya aku belum memperkenalkan diri, aku kekey lebih. tepatnya Keyla Syakira. Sebenarnya aku bisa dibilang siswi yang lumayan aktif

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

The New Beginning (2015)

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

pelajaran 9 energi tahukah kamu apa itu energi 119

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

BROADCASTING TV MIDTERMS

Tokoh Gerakan Hidup Sederhana

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

Andri Surya. Petualangan Leon. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Tema 1. Keluarga yang Rukun

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Karina Sacharissa. Warna Dari pelangi. Penerbit Chaliccabook

Kukatakan kepadamu, seseorang yang

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Sang Pangeran. Kinanti 1

KELAS 2 TEMA 3 TUGASKU SEHARI-HARI SUB TEMA 1 1. Tuliskan tugas siswa di bawah berdasarkan gambar! 4. Tuliskan waktu yang ditunjukkan jam. berikut!

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Perjuangan Meraih Cita-cita

MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Satu Hari Bersama Ayah

Mula Kata, Bismillah

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

BAB II RINGKASAN CERITA. prinsip bahwa semua persoalan di dunia ini pasti ada jalan keluarnya. Mereka

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Lima Belas Tahun Tidak Lama

dengan penuh hormat. rumah. mata.

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

membuat orang tuamu repot, Andri. Tuturnya dengan halus saat menjalankan motornya.

Candy, Tidak Semanis Namanya

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Before-After Met. Hara s POV

AKU AKAN MATI HARI INI

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Ah sial aku selingkuh!

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Tapi, tapi, tapi ternyata, ia ada di mana-mana, dan sepertinya, semuanya sama saja, sama berbelit-belitnya, sama membingungkannya, sama

TUGAS TAKE HOME MID PERANCANGAN FILM KARTUN

Transkripsi:

SATU Tapalang, 2002 Sikap dia yang hipokrit sering menjadikannya melakukan banyak hal yang seharusnya dilarang. Menurut dia, setiap larangan itu adalah salah satu bentuk dari sebuah pengekangan. Pengekangan itulah yang sering membuatnya jengah, hingga pada saat dia sampai di titik tak lagi bisa menerima, maka pada saat itu pulalah dia akan meradang memberontak, mengabaikan segala aturan kebaikan, menghalalkan hal yang tak disarankan, sampai akhirnya melakukan pilihan kebenaran menurutnya, dia memilih sendiri. Dialah Adi. * * * Ratusan kelelawar bergelantungan pada pohon asam. Suara yang dihasilkan kelelawar itu seolah saling menyapa, menggaung indah di telinga orang-orang yang berseliweran. Suara-suara itu sungguh menarik perhatian. Tak mengherankan jika banyak mata yang menatap ke atas, layaknya magnet, suara ribuan kelelawar menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang mendengarnya. Kepala 003

mendongak, mata memerhatikan, bahkan tak sedikit yang mengabadikan koloni tersebut dengan kamera bermacam merek. Inilah salah satu pemandangan khas di Tapalang, sebuah desa yang ada di Sulawesi Barat. Tempat di mana Adi kini. Tempat yang mengisahkan banyak cerita untuk dia kenang. Seperti pada sore itu, sebuah sore di mana hujan tak membasahi bumi. Adi sedang sendiri berniat menikmati waktu dengan duduk di pinggir lapangan basket di depan sebuah masjid. Adi duduk bersila tepat di bawah sebuah ring basket. Lapangan tersebut terbagi menjadi dua petak, sama-sama dipakai untuk bermain basket. Pada detik itu, satu petak lapangan tak terisi, kosong layaknya tempat tak diinginkan, tak ada aktivitas di dalamnya. Mungkin karena itulah Adi memilih tempat itu untuk menikmati kesendirian. Berbeda dengan satu petak lapangan lainnya. Lapangan yang bersebelahan dengan lapangan tempat Adi duduk, tampak lima orang secara bergantian melakukan passing dan dribble, dua gerakan yang sangat sering dilakukan oleh pemain basket. Di bawah ring basket, ternyata ada banyak hal yang Adi pikirkan. Walaupun demikian, keberadaannya di sana menggambarkan sebuah kebahagiaan seorang pemuda yang sedang menikmati kesendirian. Sesekali Adi tersenyum menatap orang yang melakukan shoot yang jitu karena berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket. Pada saat yang lain Adi juga tersenyum menatap orang yang berpose dengan aneka gaya tak jauh dari tempat dia duduk. Bahkan Adi juga kadang tersenyum 004 RAHMIANA RAHMAN & AHRIADI AS

pada saat pandangannya berganti ke arah kendaraan yang lalu-lalang, serta dua orang lelaki yang sibuk memetik gitar di pinggiran tembok yang dibuat bertangga-tangga. Hanya tersenyum namun tetap pada diamnya, tak ada decakan takjub, apalagi sorakan bahagia, Adi tetap diam tanpa sepatah kata pun. Sore itu, masih dalam diam bersama kesendirian. Ada beberapa hal penting yang kemudian melintas di pikiran Adi. Ingatan yang serta-merta membuat Adi menunduk, muka datar tanpa ekspresi menggantikan senyum yang tadi dia lakonkan. Ternyata Adi sedang berpikir tentang hidupnya. Bagi Adi, hidup bukanlah hal yang lunak, butuh lempengan-lempengan baja kekuatan. Terlebih jika menatap kondisi yang teramat keras untuk seorang sepertinya yang lebih sering di rumah, hingga tak jarang orang tuanya menyebut Adi sebagai pemuda rumahan. Bagi Adi pula, hidup adalah sebuah penindasan karena dia tak mempunyai kuasa untuk memberi komentar, saran, apalagi kritik. Dan penindasan itulah yang terjadi di rumahnya. Sebuah penindasan atas dirinya. Kenapa aku selalu merasa rumah adalah tempat nyata terjadinya sebuah penindasan? tanyanya kala itu, sebuah tanya yang dia tujukan entah kepada siapa. Di rumahnya, penindasan nyata Adi terima dari orang tua yang mengekang dalam banyak hal. Kadang Adi ingin berteriak, tapi ketika dia menggunakan logika berpikir dan perasaannya sebagai seorang anak, ketika itu juga teriakan yang diharapkan berganti dengan sebuah rintihan hati, 005

Bukankah aku seorang anak yang harus selalu patuh kepada keinginan kedua orang tua? Biasanya rintihan itu mengusik batinnya untuk kembali bertanya, Kenapa Mama dan Bapak selalu punya keinginan yang bertentangan dengan aku? Itulah yang Adi rasakan. Itulah yang selalu ingin Adi teriakkan. Tapi, selama ini hanya bisa Adi simpan dalam hati saja. Adi harus menutup kembali pintu-pintu keberanian mengungkap keinginan, tetap bungkam tanpa bisa berkata apa pun, tanpa bisa menolak, tanpa bisa membantah. Banyak hal yang Adi inginkan. Banyak mimpi yang Adi punya. Namun, ujung pengharapannya selalu bertemu dengan satu kata. Buntu! Ada dinding yang sangat kokoh yang teramat susah Adi hancurkan. Sekuat apa pun keinginan dalam hati, tak akan bisa meruntuhkan kokohnya dinding itu. Keinginannya selalu terbentur oleh ketaksepahaman dengan kedua orang tuanya. Umur bapak Adi yang sudah 40 tahun dan Mama Adi yang memasuki 38 tahun memang sudah tak muda lagi. Sehingga, memaksa Adi berpikir mungkin sebaiknya dia tetap bungkam agar bisa sedikit membahagiakan kedua orang tuanya. Sebuah kebungkaman yang tak bisa menghilangkan rasa dongkol dan tetap terpatri di hatinya. Adi yang masih dengan diamnya, tampak tak merasakan terik matahari yang sebenarnya menyengat, melawan kenyataan bahwa cuaca sedang tak ingin bersahabat, Adi mengabaikan peluh yang sudah membasahi sebagian baju. Hingga pening dan gerah mengalahkan keteguhannya 006 RAHMIANA RAHMAN & AHRIADI AS

untuk tetap duduk sendiri. Aku sudah harus pulang, ucapnya lalu beranjak. * * * Di, sudah belajar? tanya bapak Adi saat dia memasuki kamar Adi yang hanya berukuran 2 x 3 meter, pertanyaan yang tak terdengar seperti sebuah bentuk perhatian. Belum Pak, ucap Adi singkat, terdengar malas dan terpaksa menjawab. Adi merasa sangat lelah setelah menikmati waktu sendirinya tadi, sebuah kegiatan refleksi diri sepulang sekolah. Belajar kamu sana, besok ada ujian! bentak bapaknya lagi, tanda bahwa dia tak akan punya waktu yang cukup untuk beristirahat dengan tenang. Iya Pak. Kali ini Adi berusaha terdengar sesopan mungkin, walau dia sadar intonasi bicara yang dia lakukan tak terdengar seperti yang dia harapkan. Dia ingin berontak dengan menjawabnya ketus. Tapi, itu tak dilakukannya karena dia masih ingat mamanya. Dia harus tetap sopan atau lebih tepatnya belajar sopan pada seorang lelaki yang menjadi bapaknya. Sok memerintah, sok menggurui, padahal dia siapa? Dia memang menjadi bapakku karena kebetulan menikahi Mama. Tapi, kenapa sikapnya seperti itu? Mana kebaikan-kebaikan yang dulu dia perlihatkan? Mana kasih sayang yang dulu diberikannya? Sebelum menikahi Mama saja dia pura-pura baik. Ternyata dia bisa jadi sosok antagonis, batinnya berontak lagi. Sejak lima tahun yang lalu Pak Abdul menjadi suami dari mamanya. Sebuah kondisi yang akhirnya memaksa Adi untuk menerima kehadiran Pak Abdul dan membiasakan 007

lidah memanggil Bapak kepada suami kedua mamanya itu. Sebenarnya Adi tak mau, Adi pun tak suka. Namun dia hanya bisa menurut saja. Perasaan kurang suka, begitulah kira-kira bahasa yang Adi gunakan untuk melampiaskan kebenciannya. Dan kamarnya adalah saksi bisu. Saksi untuk Adi yang juga bisu hanya bisa bungkam. Diam buatnya adalah pelipur lara, mengingat betapa sakit karena hanya bisa berteriak dalam hati. Pada kamar kecil, yang menyimpan kenangan teramat besar, Adi berbaring pada sebuah kasur di ranjang ukuran nomor 3, ukuran yang diperuntukkan ditiduri oleh satu orang, kecil namun sudah lebih dari cukup untuknya meluruskan pinggang dan rehat sejenak ketika kelelahan menghampiri. Kasur itu ditutupi oleh seprai berwarna hitam putih dengan motif bola kaki. Dengan paduan yang cukup nyaman itu, mata Adi menerawang ke langit-langit kamar yang bercat putih. Adi kini bergumam, Kenapa semua ini menjadi takdirku? Kenapa aku tak sebebas teman-temanku? Tak henti-hentinya Adi menyalahkan keadaan. Menyalahkan mamanya. Terkadang pula Adi menyalahkan Tuhan. Terlalu banyak pertanyaan mengapa yang selalu berkecamuk. Adi merasa dirinya sudah seperti mayat hidup. Masih di kamar kecilnya, Adi bangkit menyalakan radio yang tepat berada di sisi kiri ranjang. Radio kesayangan itu adalah peninggalan bapak kandung yang paling dia rawat. 008 RAHMIANA RAHMAN & AHRIADI AS

Entah mengapa dulu seingat Adi, bapaknya juga sangat menjaga radio tua itu. Radio yang merupakan oleh-oleh dari bapaknya yang dia bawa dari Timor-timur saat beliau bertugas di sana. Segera Adi mengambil salah satu kaset favoritnya di antara deretan kaset yang berjejer di samping radio. Maka mengalunlah lagu Bangkit dan Percaya sebuah lagu dari Superman is Dead, Ku bertanya pada bintang ketika ia padam arti hidup yang kita jalani kebencian yang takkan pernah mongering hilang semua, Tuhan. Kau ada di mana Amarah yang tak tertahan kematian langit pun hitam atas nama cinta dan harapan yang tenggelam ku kan bangkit dan percaya **** 009